BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Salah satu aspek keuangan yang penting dalam perkembangan perusahaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dari manajemen perusahaan. Manajemen perusahaan akan berusaha sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ekonomi global yang terus maju pada saat ini, dapat menimbulkan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. perannya yang tidak dapat dipisahkan dari fungsi kesehatan. Industri farmasi di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber utama yakni yang berasal dari dalam dan luar perusahaan (Rodoni dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era ekonomi global yang semakin maju saat ini, akan menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam masa pembangunan seperti sekarang ini, persaingan usaha di berbagai sektor semakin

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

I. PENDAHULUAN. terjadinya krisis moneter pada tahun 2007, yang berlanjut dengan terjadinya stagflasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Riyanto (2002:209), sumber modal (pendanaan) dapat berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dalam jangka panjang. Melalui penjualan barang dan jasa kepada

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat,

BAB I PENDAHULUAN. terkait penghitungan pajak. Kreditur, misalnya supplier dan pihak bank

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada umumnya, perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan yang secara sederhana adalah tingkat keuntungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelangsungan hidup perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini globalisasi telah menjangkau kehidupan. Dampak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kondisi ekonomi negara tersebut saat ini: apakah ekonominya sedang booming

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai perusahaan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat dan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada era globalisasi seperti saat ini, persaingan dalam dunia bisnis

I. PENDAHULUAN. Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Modal merupakan unsur penting dalam suatu perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia usaha sangat tergantung sekali dengan masalah pendanaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan yang merupakan faktor utama yang harus diperhatikan. Bagi setiap perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. merefleksikan penilaian masyarakat terhadap kinerja perusahaan. Nilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian saat ini telah menciptakan suatu persaingan

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan tujuan perusahaan. Kegiatan pendanaan berhubungan penting

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam menjalankan serta mengembangkan kegiatan investasinya serta

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis dewasa ini cenderung semakin pesat. Tingkat

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis yang sedang memasuki era globalisasi mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perusahaan di Indonesia yang semakin lama semakin pesat

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri. keputusan pendanaan yang baik untuk menentukan pertimbanganpertimbangan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Kinerja

BAB I PENDAHULUAN. lebih lanjut. Liem, Sutejo, & Murhadi (2013) menyatakan struktur modal

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan. keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kondisi perekonomian yang semakin berkembang pada saat ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang semakin keras telah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perusahaan harus meningkatkan nilai perusahaannya.

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Dalam kenyataannya ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Struktur modal merupakan masalah yang sangat penting bagi perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. tempat usaha serta rekreasi di kota-kota besar di Indonesia. Hal ini membuka

BAB I PENDAHULUAN. Pada prinsipnya setiap perusahaan membutuhkan dana khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan wahana yang mempertemukan pihak yang. kelebihan dana (investor) dan pihak yang membutuhkan dana (peminjam)

BAB I PENDAHULUAN. Pendanaan internal merupakan dana yang berasal dari internal perusahaan seperti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal di suatu Negara bisa menjadi acuan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan perusahaan adalah memberi keuntungan yang maksimal

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan

BAB I PENDAHULUAN. kreditur, serta pihak manajemen perusahaan itu sendiri. Selain itu pendanaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keputusan pendanaan merupakan salah satu keputusan penting yang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan operasional perusahaannya memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. tercatat sahamnya oleh BEI yaitu, industri real estate and property. Investasi

BAB I PENDAHULUAN. maupun biaya operasional dalam perusahaan yang didirikan. Maka agar tujuan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia atau go public pasti menerbitkan

BAB I PENDAHULUAN. dan juga mempengaruhi minat investor untuk menanam atau menarik investasinya

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengelola keuangan perusahaan dengan sebaik-baiknya.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat telah menciptakan suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan sektor properti dan real estate juga mengalami kenaikan sehingga

BAB I PENDAHULUAN. dari dalam negeri maupun perusahaan-perusahaan asing yang memiliki modal

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

agar dapat memuaskan kebutuhan masyarakat. Di dalam suatu perusahaan sumber sumber

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Hal ini disebabkan semakin banyaknya perusahaan yang berdiri dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada para pemegang saham atau equity investor. Dividen merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Aktvitas investasi yang dilakukan investor dihadapkan pada berbagai macam resiko

BAB 1 PENDAHULUAN. baik mengunakan hutang (debt financing) ataupun dengan mengeluarkan saham

BAB I PENDAHULUAN. laba ditahan (Levy dan Sarnat, 1990). Kebijakan dividen pada perusahaan-perusahaan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu aspek keuangan yang penting dalam perkembangan perusahaan adalah aktivitas pendanaan atau biasa disebut keputusan pendanaan. Keputusan pendanaan adalah keputusan yang menyangkut keputusan tentang bentuk dan komposisi pendanaan yang akan digunakan perusahaan. Keputusan pendanaan merupakan salah satu keputusan penting yang dihadapi oleh menajemen keuangan dalam usahanya untuk memperoleh dana guna memenuhi kebutuhan jangka pendek maupun jangka panjang perusahaan, Iriansyah dan Dana (2013). Keputusan mengenai pendanaan merupakan hal penting dalam perusahaan karena berkaitan dengan tujuan pengelolaan keuangan perusahaan yaitu untuk memaksimumkan nilai perusahaan, menjaga stabilitas finansial dalam keadaan yang selalu terkendali dan memperkecil risiko perusahaan di masa sekarang dan yang akan datang (Fahmi,2013). Sektor Properti dan Real Estate merupakan sektor yang sangat berkembang beberapa tahun belakangan ini. Pada tahun 2012 dan pertengahan pertama tahun 2013 sektor properti Indonesia bertumbuh cepat, properti Indonesia meningkat sejalan dengan itu (pada umumnya harga properti residensial bertumbuh hampir 30% per tahun antara 2011 dan 2013). Meskipun pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) pada tahun 2012 di bawah puncak pertumbuhan pasca krisis finansial asia di 2011 namun daya beli masyarakat menguat dan semakin banyak orang Indonesia yang mampu membeli properti. 1

Belanja konsumen kelas menengah yang kuat membuat segmen bisnis hunian (rumah, apartemen dan kondominium) menjadi kontributor terbesar untuk pertumbuhan properti Indonesia, mencakup sekitar 60% dari total sektor properti. Hal ini dapat dilihat dari table penjualan properti dan real estate berikut, Tabel 1.1 Penjualan Properti dan Real Estate berdasarkan strata title (dalam Milyar Rupiah) Penjualan 2013 2014 2015 Tanah 6,104 9,029 9,029 Rumah dan Ruko 13,442 10,133 10,605 Apartemen 4,383 4,899 6,989 Hotel 121 306 131 Pusat Perbelanjaan 55 2,115 3,015 INDUSTRI 2,846 59 39 Gedung Kantor 1,544 1,411 1,164 Sumber : Dala Olahan Peneliti 2017 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui permintaan terbesar terhadap property masih dipegang oleh property Rumah dan Ruko. Hal ini dikarenakan tingkat urbanisasi di Indonesia yang cukup tinggi. Sementara itu, tingkat pencairan pijaman hipotek di bank-bank untuk rumah dan apartemen di kuartal 1 tahun 2015 naik. Akan tetapi untuk proyeksi ke depan suku bunga diprediksi akan tetap tinggi untuk jangka waktu menengah dan rebound cepat dari pertumbuhan PDB Indonesia kemungkinan besar tidak akan terjadi, namun untuk jangka waktu menengah dan panjang sektor properti Indonesia tetap menjanjikan, karena harga properti Indonesia masih termasuk yang termurah di wilayah Asia Tenggara dan permintaan tinggi untuk properti akan tetap terjadi karena populasi Indonesia 2

besar, sementara urbanisasi dan standar hidup yang lebih tinggi berkontribusi untuk permintaan properti. (www.indonesia-investments.com). Maka dari itu perlu beberapa kebijakan dari perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang real estate dan properti untuk mampu bersaing dan meningkatkan penjualan kembali agar tujuan perusahaan dapat terwujud, salah satunya adalah dalam hal pendanaan. Sebagai bagian dari pasar modal Indonesia, Bursa Efek Indonesia dan emiten-emitennya (termasuk sektor real estate dan properti) telah menjadi perhatian banyak pihak, khususnya masyarakat bisnis. Pasar modal merupakan media yang sangat efektif untuk mendapatkan dan menginvestasikan dana yang berdampak produktif dan menguntungkan investor. Melalui kegiatan pasar modal, perusahaan dapat memperoleh dana untuk membiayai kegiatan operasional dan pengembangan perusahaan. Keputusan pendanaan secara sederhana dapat diartikan sebagai keputusan manajemen dalam menentukan sumber-sumber pendanaan (dari modal internal dan modal eksternal). Kebutuhan dana suatu perusahaan dapat diperoleh dari sumber dana jangka panjang dan sumber dana jangka pendek. Menurut Syahyunan (2004) sumber dana jangka panjang merupakan sumber dana yang tertanam di dalam perusahaan untuk jangka waktu lebih dari 10 tahun. Sedangkan sumber dana jangka pendek merupakan sumber dana yang harus dibayar kembali oleh perusahaan dalam jangka waktu satu tahun. Sumber dana dapat diperoleh melalui sumber dana intern (internal financing) dan sumber dana ekstern (eksternal financing). Sumber dana internal adalah dana yang dibentuk atau dihasilkan di dalam perusahaan. Sumber dana internal merupakan 3

sumber dana jangka panjang yang biasanya berasal dari laba ditahan, cadangan penyusutan, dan saham pemilik. Sedangkan sumber dana eksternal dapat berupa pinjaman jangka panjang maupun pinjaman jangka pendek yang disediakan oleh pihak-pihak di luar perusahaan. Pinjaman jangka panjang biasanya berasal dari penerbitan saham baru dan penjualan obligasi. Pinjaman jangka pendek dapat diperoleh melalui hutang dagang dan hutang bank. Setiap keputusan yang diambil mengenai sumber dana akan selalu ada dampaknya. Apabila suatu perusahaan di dalam pemenuhan kebutuhan dananya lebih mengutamakan sumber eksternal maka ketergantungan perusahaan pada pihak luar akan semakin besar dan resiko financialnya pun semakin besar. Keputusan pendanaan dapat diukur dari rasio perbandingan antara total utang terhadap ekuitas yang biasa diukur dengan debt to equity ratio (DER). Debt to Equity Ratio (DER) menunjukkan tingkat risiko suatu perusahaan dimana semakin tinggi rasio DER maka semakin tinggi risiko suatu perusahaan karena pendanaan perusahaan dari unsur hutang lebih besar daripada modal sendiri (equity). Tingginya hutang menunjukkan semakin besar ketergantungan perusahaan terhadap pihak luar (kreditur). Sektor property dan real estate yang diteliti berdasarkan laporan keuangan yang tercatat pada bursa efek Indonesia melalui situs idx.co.id, sebagian besar perusahaan menggunakan modal sendiri untuk memenuhi kebutuhan dana perusahaan dibandingkan hutang atau pinjaman. Hal ini dapat dilihat pada tabel perbandingan antara ekuitas dan hutang perusahaan-perusahaan property dan real estate berikut : 4

Tabel 1.2 Struktur Modal Perusahaan Properti dan Real Estate Periode Total Hutang Total Modal DER Tahun 2013 77,172,902,428,370 110,432,638,196,045 69.88% Tahun 2014 90,836,895,398,523 129,417,306,007,536 70.19% Tahun 2015 104,206,848,445,631 147,758,982,934,854 71% Sumber : Data Olahan Peneliti, 2017 Struktur modal pada perusahaan properti dan real estate di bursa efek Indonesia tahun 2013, 2014 dan 2015 menunjukkan adanya peningkatan hutang terhadap modal sendiri dengan nilai rata-rata masing-masing sebesar 68,89%, 70,19% dan 71%. Sehingga melalui rasio tersebut dapat diketahui bahwa perusahaan Property dan Real Estate memiliki prospek yang cerah di masa yang akan datang, karena memiliki kemampuan yang baik dalam mengelola modal dan hutang. Weston dan Brigham (1996) mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pendanaan adalah stabilitas penjualan, likuiditas, struktur aset, operating leverage, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, produktivitas, pajak, pengendalian, sikap manajemen, kondisi pasar keuangan dan fleksibilitas keuangan. Menurut Iriansyah dan Dana (2013), faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pendanaan adalah tingkat penjualan, struktur aset, tingkat pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, variabel laba dan pajak, skala perusahaan, kondisi internal perusahaan, dan ekonomi makro. Brigham dan Houston (2011) menyatakan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh dalam mengambil keputusan pendanaan yaitu stabilitas penjualan, struktur aset, leverage operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, pengendalian, sikap 5

manajemen, sikap pemberian pinjaman dan lembaga penilai peringkat, kondisi pasar, kondisi internal perusahaan, dan fleksibilitas keuangan. Sejauh ini banyak dilakukan penelitian mengenai faktor faktor yang berpengaruh terhadap keputusan pendanaan. Iriansyah dan Dana (2013) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pendanaan adalah profitabilitas, pertumbuhan perusahaan, dan pajak dengan hasil profitabilitas, pajak dan pertumbuhan perusahaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pendanaan. Secara parsial profitabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadap keputusan pendanaan, sedangkan pajak dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pendanaan. Penelitian yang dilakukan Ayulestari, dkk (2013) dalam penelitianya menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pendanaan adalah pertumbuhan aset, profitabilitas, pertumbuhan penjualan dan kebijakan dividen, semua variable independen yang dipakai dalam penelitian berpengaruh signifikan terhadap keputusan pendanaan. Salawu dan Agboola (2008) dalam penelitiannya pada perusahaan non keuangan di Nigeria, menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah Company size, Profitability, tangibility, Growth Opportunities, Non-Debt tax shield dengan hasil Profitability, tangibility, non Debt tax shield dan Company size berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal sedangkan Growth Opportunities bepengaruh negatif terhadap struktur modal karena variabel ini berkorelasi dengan hutang jangka panjang (long term debt) dan pertumbuhan perusahaan (growth of firm). Dari semua variabel yang mempengaruhi keputusan 6

pendanaan, peneliti menggunakan variabel-variabel bebas yaitu ukuran perusahaan, struktur aset, dan profitabilitas yang diukur dengan rasio (NPM = Net Profit Margin dan ROE = Return On Equity) variabel-variabel tersebut dipilih oleh peneliti dikarenakan di penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Silfia (2014) dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas (ROI), pajak, struktur aset, dan pertumbuhan penjualan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pendanaan, namun secara simultan seluruh variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependennya. Sehingga peneliti menggunakan variabel independen lain yaitu ukuran perusahaan, dan rasio profitabilitas yang diukur dengan NPM dan ROE yang belum dipakai dalam penelitian terdahulu, dan menambahkan satu lagi variabel moderating yaitu kepemilikan institusional, dimana peneliti ingin mengetahui apakah variabel kepemilikan institutional ini dapat memperkuat atau memperlemah variabelvariabel independen terhadap variabel dependen di perusahaan properti dan real estate yang akan diteliti. Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pendanaan perusahaan sektor properti dan real estate dengan judul : Analisis Faktor- Faktor yang mempengaruhi Keputusan Pendanaan dengan Kepemilikan Institusional sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Sektor Properti dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 7

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka masalah yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah ukuran perusahaan, struktur aset dan rasio profitabilitas (net profit margin = NPM dan return on equity = ROE) mempengaruhi keputusan pendanaan secara simultan dan parsial? 2. Apakah kepemilikan institusional dapat memoderasi hubungan antara ukuran perusahaan, struktur aset dan rasio profitabilitas (net profit margin = NPM dan return on equity = ROE) dengan keputusan pendanaan? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, struktur aset dan rasio profitabilitas (net profit margin = NPM dan return on equity = ROE) terhadap keputusan pendanaan secara simultan dan parsial. 2. Untuk mengetahui apakah kepemilikan institutional dapat memoderasi hubungan antara ukuran perusahaan, struktur aset dan rasio profitabilitas (net profit margin = NPM dan return on equity = ROE) dengan keputusan pendanaan. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti, penelitian ini untuk menambah pemahaman tentang faktorfaktor yang mempengaruhi keputusan pendanaan perusahaan sektor properti dan real estate. 8

2. Bagi manajemen (emiten) sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan informasi dan dasar pertimbangan bagi manajemen dalam pengambilan keputusan pendanaan. 3. Bagi investor/calon investor, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan informasi dan referensi dalam pengambilan keputusan pendanaan. 4. Bagi peneliti selanjutnya, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu referensi untuk penelitian lebih lanjut, terutama penelitian berkaitan dengan keputusan pendanaan perusahaan sektor properti dan real estate. 1.5 Originalitas Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Silfia (2014) yang berjudul pengaruh profitabilitas, struktur aset, pertumbuhan perusahaan, pajak dan pertumbuhan penjualan terhadap keputusan pendanaan pada perusahaan real estate and property periode tahun 2011-2013. Perbedaan penelitian ini dengan peneliti sebelumnya antara lain: 1. Variabel yang digunakan peneliti terdahulu adalah Profitabilitas,Struktur Aset, Pertumbuhan Perusahaan, Pajak dan Pertumbuhan Penjualan sebagai variabel independen dan keputusan pendanaan sebagai variabel dependen. Sementara dalam penelitian ini menggunakan variabel ukuran perusahaan, struktur aset dan profitabilitas sebagai variabel independen, keputusan 9

pendanaan sebagai variabel dependen dan Kepemilikan Institusional sebagai variabel moderating. 2. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu pada waktu yang berbeda, pada penelitian sebelumnya dilakukan pada tahun 2014 dengan sedangkan penelitian ini dilakukan pada tahun 2016 3. Penelitian sebelumnya tidak menggunakan variabel moderating. Sementara penelitian ini menambahkan variabel kepemilikan institusional sebagai variabel moderating. kepemilikan institusional dijadikan sebagai variabel moderating karena dengan adanya kepemilikan institusional sebagai monitor pihak manajemen dalam menentukan keputusan pendanaan yang diduga memiliki pengaruh yang positif terhadap pengurangan penggunaan hutang dalam struktur modal. Tabel: 1.3 Originalitas Penelitian Pembeda Penelitian Terdahulu Penelitian saat ini Tahun 2014 2017 Variabel Independen: - Profitabilitas - Struktur Aset - Pertumbuhan Perusahaan - Pajak dan - Pertumbuhan Penjualan Dependen: Keputusan Pendanaan Independen: - Ukuran Perusahaan - Struktur Aset - Profitabilitas (NPM dan ROE) Moderating: Kepemilikan Institusional Dependen: Tempat dan Periode Penelitian Perusahaan Properti dan Real Estate periode 2011-2013 Keputusan Pendanaan Perusahaan Properti dan Real Estate periode 2013-2015 10