Gambar 4.11 Lokasi 1 Mala (Zoom).

dokumen-dokumen yang mirip
Gambar 2.7 Foto di lokasi Mala.

Gambar 4.20 Lokasi Alo dominan terjadi crosshore sediment transport akibat gelombang dominan dari arah timur.

Gambar 2.79 Foto di lokasi Alo Induk.

GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI. KL 4099 Tugas Akhir. Bab 2

(a) Sisi kiri (selatan)

d) Kondisi Lokasi Tarun (Lokasi 4)

Gambar 4.56 Foto di lokasi Alo Induk.

Lokasi 8 yaitu Alo terdapat di sisi timur bagian tengah Pulau Karakelang. Gambar lokasi Alo dapat dilihat pada Gambar 2.66.

Gambar 2.53 Foto di lokasi Bantane

ALTERNATIF PENGAMANAN DAN KAJIAN RESIKO. KL 4099 Tugas Akhir. Bab 7

PEMODELAN GENESIS. KL 4099 Tugas Akhir. Bab 5. Desain Pengamananan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 5 SYSTEM PLANNING

Pantai Tererosi. Gambar 2.16 Foto kondisi lokasi 2 di Pantai Pasir Putih. Pantai Tererosi. Gambar 2.17 Foto kondisi lokasi 3 di Pantai Pasir Putih.

ANALISIS TRANSPOR SEDIMEN MENYUSUR PANTAI DENGAN MENGGUNAKAN METODE GRAFIS PADA PELABUHAN PERIKANAN TANJUNG ADIKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB VI ALTERNATIF PENANGGULANGAN ABRASI

BAB VI PEMILIHAN ALTERNATIF BANGUNAN PELINDUNG MUARA KALI SILANDAK

PENDAHULUAN. KL 4099 Tugas Akhir. Bab 1. Desain Pengamananan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara

DESAIN PENGAMANAN PANTAI PULAU KARAKELANG, KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD, PROVINSI SULAWESI UTARA

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 9 ALTERNATIF PENGAMANAN DAN KAJIAN RESIKO

BAB V Analisa Peramalan Garis Pantai

DINAMIKA PANTAI (Abrasi dan Sedimentasi) Makalah Gelombang Yudha Arie Wibowo

KONDISI GELOMBANG DI WILAYAH PERAIRAN PANTAI LABUHAN HAJI The Wave Conditions in Labuhan Haji Beach Coastal Territory

BAB III LANDASAN TEORI

Kajian Hidro-Oseanografi untuk Deteksi Proses-Proses Dinamika Pantai (Abrasi dan Sedimentasi)

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB VI ALTERNATIF PELINDUNG PANTAI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS STABILITAS BANGUNAN PEMECAH GELOMBANG BATU BRONJONG

BAB I PENDAHULUAN I - 1

ANALISIS TRANSPORT SEDIMEN DI MUARA SUNGAI SERUT KOTA BENGKULU ANALYSIS OF SEDIMENT TRANSPORT AT SERUT ESTUARY IN BENGKULU CITY

07. Bentangalam Fluvial

Gambar 15 Mawar angin (a) dan histogram distribusi frekuensi (b) kecepatan angin dari angin bulanan rata-rata tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Umum

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 1 PENDAHULUAN

TRANSPORT SEDIMEN YANG DISEBABKAN OLEH LONGSHORE CURRENT DI PANTAI KECAMATAN TELUK SEGARA KOTA BENGKULU

II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pembangkitan Gelombang oleh Angin

IDENTIFIKASI ABRASI PANTAI PERAIRAN TELUK LASOLO KENDARI SULAWESI TENGGARA

KERANGKA RAPERMEN TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN BATAS SEMPADAN PANTAI

Jurnal KELAUTAN, Volume 2, No.1 April 2009 ISSN :

BAB V ANALISIS PERAMALAN GARIS PANTAI

I. PENDAHULUAN Permasalahan

II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Gelombang

SIMULASI ELEMEN HINGGA ANSYS PADA ARMOR A-JACK

STUDI PEMILIHAN LOKASI ALTERNATIF PELABUHAN TRISAKTI BANJARMASIN PROPINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain, yaitu masing-masing wilayah masih dipengaruhi oleh aktivitas

DAFTAR ISI Hasil Uji Model Hidraulik UWS di Pelabuhan PT. Pertamina RU VI

HUBUNGAN PENGELOLAAN ALIRAN SEDIMEN HULU HILIR DI BATANG ANAI (BAGIAN WS. INDRAGIRI AKUAMAN) SUMATERA BARAT 1) Bambang Istijono 2)

(a). Vektor kecepatan arus pada saat pasang, time-step 95.

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 : Definisi visual dari penampang pantai (Sumber : SPM volume 1, 1984) I-1

BAB III LANDASAN TEORI

Deteksi Perubahan Garis Pantai Pulau Gili Ketapang Kabupaten Probolinggo

1.2. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada makalah ini adalah penjelasan mengenai bangunan pantai dan beberapa contohnya.

ANALISIS DAMPAK PEMBANGUNAN BREAKWATER TERHADAP PERUBAHAN GARIS PANTAI

STUDI ABRASI PANTAI PADANG KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT Ferli Fajri 1, Rifardi 1, Afrizal Tanjung 1

STUDI PARAMETER OSEANOGRAFI DI PERAIRAN SELAT MADURA KABUPATEN BANGKALAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Pengendalian Erosi dan Sedimentasi

PERENCANAAN JETTY DI MUARA SUNGAI RANOYAPO AMURANG

KAJIAN PENGARUH GELOMBANG TERHADAP KERUSAKAN PANTAI MATANG DANAU KABUPATEN SAMBAS

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

ACARA III BENTANG ALAM PESISIR

II. TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN LAJU TRANSPOR SEDIMEN DI PANTAI AKKARENA

BAB 6 MODEL TRANSPOR SEDIMEN DUA DIMENSI

TABEL ARAHAN INDIKASI PROGRAM UTAMA

SIMULASI SEBARAN SEDIMEN TERHADAP KETINGGIAN GELOMBANG DAN SUDUT DATANG GELOMBANG PECAH DI PESISIR PANTAI. Dian Savitri *)

PREDIKSI PERUBAHAN GARIS PANTAI PULAU GILI KETAPANG PROBOLINGGO DENGAN MENGGUNAKAN ONE-LINE MODEL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I. Indonesia yang memiliki garis pantai sangat panjang mencapai lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Wilayahnya meliputi bagian hulu, bagian hilir, bagian pesisir dan dapat berupa

BAB III LANDASAN TEORI

ESTIMASI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN GROIN UNTUK MENGATASI EROSI PADA KAWASAN PESISIR PANTAI UTARA TELUK BAGUALA AMBON. Tirza Jesica Kakisina * Abstract

ANALISA PERUBAHAN GARIS PANTAI MANGGAR BARU

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG BATAS SEMPADAN PANTAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Angin adalah massa udara yang bergerak. Angin dapat bergerak secara horizontal

BAB I PENDAHULUAN. sangat luas, dirasakan sangat perlu akan kebutuhan adanya angkutan (transport) yang

BAB I PENDAHULUAN I - 1

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD DI PROVINSI SULAWESI UTARA

PENGAMANAN DAERAH PANTAI DENGAN MENGGUNAKAN KEARIFAN LOKAL DI BATU PUTIH KOTA BITUNG. Ariestides K. T. Dundu ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia merupakan suatu negara kepulauan terbesar di

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penerapan model arus pada saluran terbuka pada bagian hulu dan hilir

PENGARUH FASILITAS PELABUHAN TERHADAP PANTAI LABUHAN HAJI The Effect of Port Structure on Labuhan Haji Beach

BAB I PENDAHULUAN. perubahan morfologi pada bentuk tampang aliran. Perubahan ini bisa terjadi

KAJIAN MORFODINAMIKA PESISIR KABUPATEN KENDAL MENGGUNAKAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH MULTI SPEKTRAL DAN MULTI WAKTU

BAB III METODOLOGI. 3.2 Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

Gambar 8. Peta lokasi penelitian

SEDIMENTASI AKIBAT PEMBANGUNAN SHEET PILE BREAKWATER TELUK BINTUNI, PAPUA BARAT

Bambang Istijono 1 *, Benny Hidayat 1, Adek Rizaldi 2, dan Andri Yosa Sabri 2

PEMILIHAN JENIS BANGUNAN PENGAMAN PANTAI

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 6 PERENCANAAN LAYOUT STRUKTUR BREAKWATER

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

4.2 Coastal Cell Pada ilmu teknik pantai terdapat istilah Coastal Cell. Coastal Cell merupakan sebuah bentang pantai yang dibatasi oleh tanjung yang berada di kanan dan kirinya. a) Lokasi 1 (Mala) MALA coastall cell 2 coastall cell 1 Gelombang dominan datang dari Timur menyusur pantai sehingga di lokasi ini kemungkinan besar terjadi longshore transport. Bukti terjadinya longshore transport dapat dilihat dari foto2 di lokasi. Gambar 4.11 Lokasi 1 Mala (Zoom). Dari Gambar 4.11 dapat dilihat bahwa gelombang dominan datang dari arah timur. Gelombang laut datang miring terhadap garis pantai, akan pecah di daerah dekat pantai. Pada saat pecah, gelombang akan menghasilkan suatu gaya yang di sebut gaya radiation stress yang akan membangkitkan arus akibat gelombang. Arus yang datangnya miring ini akan terurai menjadi arus menyusur pantai dan arus tegak lurus pantai. Arus menyusur ini akan membawa sedimen yang disebut angkutan sedimen menyusur pantai (longshore sediment transport). Dikarenakan gelombang dominan yang datang di lokasi ini membentuk kemiringan terhadap garis pantai, maka dapat disimpulkan bahwa longshore sediment transport (transpor sejajar pantai) dominan terjadi di lokasi ini. Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 4-15

MALA erosi sedimentasi coastall cell 2 coastall cell 1 Struktur tegak lurus pantai/ batang pohon tumbang Arah arus menyusur pantai dan transpor sedimen Gelombang yang datang miring terhadap garis pantai,akan pecah di daerah dekat pantai dan akanmenimbulkan arus menyusur pantai yang juga membawa transpor sedimen sejajar pantai. Akibatnya akan terjadi ketidakseimbangan transpor sedimen di daerah hulu dan di hilir. Hal itu dapat dilihat jika terdapat bangunan/ struktur yang menjorok tegak lurus pantai Gambar 4.12 Lokasi 1 Mala dominan terjadi longshore sediment transport dari arah timur ke barat. Dari Gambar 4.12 dapat dilihat bahwa longshore sediment transport dominan terjadi di lokasi Mala. Arah transpor sedimen berasal dari arah timur menuju arah barat b) Lokasi 2 (Melonguane) MELONGUANE coastall cell 1 Gelombang dominan datang dari Timur sehingga di lokasi ini kemungkinan besar terjadi longshore transport. Bukti terjadinya longshore transport dapat dilihat dari foto2 di lokasi. Tegak Lurus Sejajar Gambar 4.13 Lokasi 2 Melonguane. Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 4-16

Dari Gambar 4.13 dapat dilihat bahwa gelombang dominan datang dari arah timur. Gelombang laut datang dari laut dalam yang datang miring terhadap garis pantai, akan pecah di daerah dekat pantai. Pada saat pecah, gelombang akan menghasilkan suatu gaya yang di sebut gaya radiation stress yang akan membangkitkan arus akibat gelombang. Arus yang datangnya miring ini akan terurai menjadi arus menyusur pantai dan arus tegak lurus pantai. Arus menyusur ini akan membawa sedimen yang disebut angkutan sedimen menyusur pantai (longshore sediment transport). Dikarenakan gelombang dominan yang datang di lokasi ini membentuk kemiringan terhadap garis pantai, maka dapat disimpulkan bahwa longshore sediment transport (transpor sejajar pantai) dominan terjadi di lokasi ini. MELONGUANE coastall cell 1 Gelombang yang datang miring terhadap garis pantai,akan pecah di daerah dekat pantai dan akanmenimbulkan arus menyusur pantai yang juga membawa transpor sedimen sejajar pantai. Akibatnya akan terjadi ketidakseimbangan transpor sedimen di daerah hulu dan di hilir. Hal itu dapat dilihat jika terdapat bangunan/ struktur yang menjorok tegak lurus pantai erosi Struktur tegak lurus pantai/ batang pohon tumbang sedimentasi Arah arus menyusur pantai dan transpor sedimen Gambar 4.14 Lokasi 2 Melonguane dominan terjadi longshore sediment transport dari arah timur ke barat. Dari Gambar 4.14 dapat dilihat bahwa longshore sediment transport dominan terjadi di lokasi Melonguane. Arah transpor sedimen berasal dari arah timur menuju arah barat. Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 4-17

c) Lokasi 3 (Sawang) SAWANG Gambar 4.15 Lokasi Sawang dominan terjadi crosshore sediment transport akibat gelombang dominan dari arah barat. Dari Gambar 4.15 dapat dilihat bahwa gelombang dominan datang dari arah barat. pantai dalam arah tegak lurus. Dari hal itu dapat disimpulkan bahwa di lokasi Sawang Hantaman gelombang dalam arah tegak lurus ini akan menyebabkan gelombang yang sampai di lokasi Sawang memiliki ketinggian yang cukup besar. Hal itu akan mengakibatkan pantai di sekitar lokasi mengalami penggerusan. Akibatnya jika di lokasi tersebut banyak terdapat pemukiman atau sarana umum lainnya, maka pemukiman/sarana tersebut akan mengalami kerusakan akibat terjangan gelombang. Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 4-18

d) Lokasi 4 (Tarun) TARUN Gambar 4.16 Lokasi Tarun dominan terjadi crosshore sediment transport akibat gelombang dominan dari arah barat. Dari Gambar 4.16 dapat dilihat bahwa gelombang dominan datang dari arah barat. pantai dalam arah tegak lurus. Dari hal itu dapat disimpulkan bahwa di lokasi Tarun Hantaman gelombang dalam arah tegak lurus ini akan menyebabkan gelombang yang sampai di lokasi Tarun memiliki ketinggian yang cukup besar. Hal itu akan mengakibatkan pantai di sekitar lokasi mengalami penggerusan. Akibatnya jika di lokasi tersebut banyak terdapat pemukiman atau sarana umum lainnya, maka pemukiman/sarana tersebut akan mengalami kerusakan akibat terjangan gelombang. Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 4-19

e) Lokasi 5 (Beo) BEO Gambar 4.17 Lokasi Beo dominan terjadi crosshore sediment transport akibat gelombang dominan dari arah barat. Dari Gambar 4.17 dapat dilihat bahwa gelombang dominan datang dari arah barat. pantai dalam arah tegak lurus. Dari hal itu dapat disimpulkan bahwa di lokasi Beo Hantaman gelombang dalam arah tegak lurus ini akan menyebabkan gelombang yang sampai di lokasi memiliki ketinggian yang cukup besar. Hal itu akan mengakibatkan pantai di sekitar lokasi mengalami penggerusan. Akibatnya jika di lokasi tersebut banyak terdapat pemukiman atau sarana umum lainnya, maka pemukiman/sarana tersebut akan mengalami kerusakan akibat terjangan gelombang. Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 4-20

f) Lokasi 6 (Bantane) BANTANE Gambar 4.18 Lokasi Bantane dominan terjadi crosshore sediment transport akibat gelombang dominan dari arah timur. Dari Gambar 4.18 dapat dilihat bahwa gelombang dominan datang dari arah timur. pantai dalam arah tegak lurus. Dari hal itu dapat disimpulkan bahwa di lokasi Bantane Hantaman gelombang dalam arah tegak lurus ini akan menyebabkan gelombang yang sampai di lokasi Bantane memiliki ketinggian yang cukup besar. Hal itu akan mengakibatkan pantai di sekitar lokasi mengalami penggerusan. Akibatnya jika di lokasi tersebut banyak terdapat pemukiman atau sarana umum lainnya, maka pemukiman/sarana tersebut akan mengalami kerusakan akibat terjangan gelombang. Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 4-21

g) Lokasi 7 (Rainis) RAINIS Gambar 4.19 Lokasi Rainis dominan terjadi crosshore sediment transport akibat gelombang dominan dari arah timur. Dari Gambar 4.19 dapat dilihat bahwa gelombang dominan datang dari arah timur. pantai dalam arah tegak lurus. Dari hal itu dapat disimpulkan bahwa di lokasi Rainis Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara 4-22