5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Media (Alat Peraga Origami Modular dan Jobsheet) 1. Pengertian Media Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Proses belajar mengajar pada dasarnya juga merupakan proses komunikasi, sehingga media yang digunakan dalam pembelajaran disebut media pembelajaran. Media pembelajaran merupakan bagian dari sumber belajar yang merupakan kombinasi antara bahan belajar dan alat belajar. Menurut Gagne (Arsyad: 2007) media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan peserta didik yang dapat merangsangnya untuk belajar. Briggs (Arsyad: 2007) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Buku, film, kaset, film bingkai adalah contohnya. Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association/NEA) memiliki pengertian yang berbeda. Media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar, dan dibaca. Apapun batasan yang diberikan, ada persamaan diantara batasan tersebut yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang
6 dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. (Sadiman:2008) 2. Alat Peraga Pada masa lalu, banyak orang menggunakan istilah alat peraga. Peraga, berasal dari kata raga yang berarti jasad atau bentuk. Istilah alat peraga ini demikian melekat pada banyak pendidik sampai kurun waktu yang cukup lama. Bahkan sampai saat ini masih banyak orang menggunakan istilah alat peraga secara silih berganti dengan istilah lain seperti alat bantu, media, alat pelajaran, dan lain-lain. Dengan alat peraga dimaksudkan untuk memperjelas pelajaran yang disajikan. Istilah ini dikemukakan bukan berarti penggunaan kata alat peraga itu dianggap salah atau konvensional. Alat peraga dalam pembelajaran pada hakekatnya merupakan suatu alat yang digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang riil sehingga memperjelas pembelajaran. Saat pembelajaran konvensional mulai disadari kelemahannya oleh para pendidik, maka timbullah pemikiran bahwa segala sesuatu yang diajarkan sebaiknya ditunjukkan realitanya sehingga dapat dipahami oleh siswa. Comenius dengan bukunya yang terkenal, yaitu Orbis Pictus (dunia dalam gambar). Comenius berharap melalui gambar-gambar itulah siswa mendapatkan pemahaman yang lebih realistis terhadap apa yang dipelajari. Sejalan dengan perubahan cara penyampaian itu, muncul tokoh-
7 tokoh lain yang mengatakan bahwa gambar masih dapat menimbulkan persepsi yang keliru, maka sebaiknya ditunjukkan benda aslinya. Dari sinilah timbul kembali cara mengajarkan sesuatu seperti nenek moyang dulu yang mengajarkan kepada anak-anaknya secara langsung atau memperagakan. Maka muncullah kemudian, alat peraga pengajaran, sebagai suatu alat yang digunakan untuk menunjukkan wujud atau bentuk sesuatu yang diajarkan (Anitah: 2009). Menurut Ruseffendi (2005) guna alat peraga Matematika itu ialah : 1) Supaya siswa lebih besar minatnya 2) Supaya siswa dapat dibantu daya tiliknya sehingga lebih mengerti dan lebih besar daya ingatnya. 3) Supaya siswa dapat melihat hubungan antara ilmu yang dipelajarinya dengan alam sekitar dan masyarakat. 3. Origami Origami adalah seni lipat kertas. Kata Origami sendiri diambil dari bahasa Jepang, yaitu Ori yang berarti melipat dan Kami yang berarti kertas. Ketika kedua kata digabungkan dan ada perubahan sedikit namun tidak merubah artinya yaitu dari kata kami menjadi gami, sehingga yang terjadi bukan orikami melainkan origami, maksudnya melipat kertas. Origami merupakan tradisi menakjubkan dari Jepang. Saat ini istilah origami telah dikenal dan digunakan diseluruh penjuru dunia untuk menyebut seni melipat kertas ini sebagai origami. (Haga: 2008)
8 Pada origami modular, dari setiap selembar kertas dibentuk menjadi sebuah lipatan. Seluruh lipatan selanjutnya disatukan dengan cara dilem atau dijepit menjadi satu bentuk tertentu seperti binatang, bangunan atau bunga ( kusudama ). Origami dimanfaatkan sebagai terapi fisik dalam program kesehatan mental, media pengajaran pendidikan dan sebagai sumber hiburan serta kesenian. Origami menjadi sebuah aktivitas yang sangat penting yang memiliki banyak manfaatnya. Penelitian sebelumnya telah menghasilkan manfaat yang dapat diambil dari pendidikan origami, yaitu: a) Proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan b) Memotivasi siswa belajar karena bentuk origami modular sangat menarik c) Siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran d) Meningkatkan peran aktif siswa pada saat pembelajaran e) Meningkatkan pemahaman konsep pembelajaran Contoh manfaat pendidikan matematika yang didapat dari origami : Jika anda memiliki selembar kertas, berapa banyak cara yang dapat dilipat untuk membuat dua bagian dengan ukuran yang sama? Untuk mendapatkan sebuah segitiga? Untuk mendapatkan segi empat? Apakah persegi panjang dan segitiga mempunyai ukuran yan sama?
9 Pertanyaan pertanyaan di atas adalah jenis pertanyaan yang dapat membantu siswa memahami hubungan antara kotak persegi panjang dan segitiga. Karena keistimewaan origami tersebut, peneliti berpendapat metode ini tepat untuk siswa Sekolah Menengah Pertama, khususnya siswa SMP N 1 Buayan. 4. Jobsheet Jobsheet adalah lembar-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Jobsheet akan memuat paling tidak; judul, kompetensi dasar yang akan dicapai, waktu penyelesaian, peralatan/bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, informasi singkat, langkah kerja, tugas yang harus dilakukan, dan laporan yang harus dikerjakan. Struktur jobsheet secara umum adalah sebagai berikut: 1) Judul 2) Petunjuk belajar (Petunjuk siswa) 3) Kompetensi yang akan dicapai 4) Informasi pendukung 5) Tugas-tugas dan langkah-langkah kerja 6) Penilaian Fungsi lembar kerja (jobsheet) sesuai pedoman pelaksanaan praktek, dan lembar kerja dilengkapi dengan lembar evaluasi hasil kerja siswa. Fungsi lembar kerja sebagai berikut : 1) Pedoman bagi guru mengarahkan semua aktifitasnya dalam proses pembelajaran.
10 2) Pedoman bagi siswa dalam proses pembelajaran praktik 3) Sebagai alat evalusai pencapaian atau penguasaan hasil latihan Penelitian ini bermaksud untuk menggunakan jobsheet yang telah di buat oleh peneliti sebelumnya. B. Pemahaman Konsep Matematika Pemahaman konsep terdiri dari dua kata, yaitu pemahaman dan konsep. Pemahaman berasal dari kata dasar paham, yang berarti mengerti benar. Seseorang dapat dikatakan paham terhadap suatu hal, apabila orang tersebut mengerti benar dan mampu menjelaskan suatu hal yang dipahaminya. Sedangkan konsep sendiri merupakan buah pemikiran seseorang atau sekelompok orang yang dinyatakan dalam definisi sehingga melahirkan produk pengetahuan meliputi prinsip, hukum, dan teori (Sagala:2011). Konsep tidak dapat diamati, konsep-konsep harus disimpulkan dalam perilaku. Sehingga pemahaman konsep matematika adalah mengerti benar tentang konsep matematika. Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa pemahaman konsep matematika adalah kemampuan siswa dalam memahami konsep matematika, bukan hanya sekedar menghafal, serta dapat menjelaskan dengan kata-kata sendiri sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya, dengan tidak mengubah artinya. Pemahaman konsep dapat membantu siswa untuk mengingat. Hal tersebut dikarenakan ide-ide matematika yang siswa peroleh dengan memahami saling berkaitan, sehingga siswa lebih mudah untuk mengingat dan menggunakan, serta menyusunnya kembali saat lupa. Siswa
11 mengingat kembali apa yang mereka ingat dan mencoba menggambarkan dengan menggunakan pemikiran sendiri. Tujuan pembelajaran matematika adalah untuk membantu siswa memiliki kemampuan di bidang: (1) pengetahuan matematika; (2) penalaran; (3) pemecahan masalah; (4) komunikasi; dan (5) sikap menghargai matematika. (Shadiq:2009) Beberapa kemampuan yang harus diperhatikan dalam penilaian matematika adalah: 1. Pemahaman konsep, siswa mampu mendefinisikan konsep, mengidentifikasi dan memberi contoh atau bukan contoh dari konsep. 2. Prosedur, siswa mampu mengenali prosedur atau proses menghitung yang benar dan tidak benar. 3. Komunikasi. siswa mampu menyatakan dan menafsirkan gagasan matematika secara lisan, tertulis, atau mendemonstrasikan. 4. Penalaran, siswa mampu memberikan alasan induktif dan deduktif sederhana. 5. Pemecahan masalah, siswa mampu memahami masalah, memilih strategi penyelesaian, menyelesaikan masalah. Pemahaman konsep merupakan kompetensi yang ditunjukkan siswa dalam memahami konsep dan dalam melakukan prosedur (algoritma) secara luwes, akurat, efisien dan tepat. Menurut Shadiq (2009) indikator yang menunjukkan pemahaman konsep antara lain adalah: a. Menyatakan ulang sebuah konsep
12 b. Mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan konsepnya) c. Memberi contoh dan non contoh dari konsep d. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk dan representasi matematika e. Mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep f. Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu g. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah. C. Pokok Bahasan Prisma dan Limas Tegak Pokok bahasan prisma dan limas sisi tegak diberikan kepada siswa SMP/MTs kelas VIII semester 2. Adapun indikator pokok bahasan prisma dan limas sisi tegak meliputi : 1. Mengidentifikasi unsur-unsur prisma dan limas. (rusuk, titik sudut, bidang sisi, diagonal sisi, diagonal ruag, bidang diagonal). 2. Jaring-jaring prisma dan limas. 3. Menentukan rumus luas permukaan prisma dan limas 4. Menghitung luas permukaan prisma dan limas 5. Menentukan rumus volume prisma dan limas 6. Menghitung volume prisma dan limas.