BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Media (Alat Peraga Origami Modular dan Jobsheet)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Media (Alat Peraga Origami Modular dan Jobsheet)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR

PEMBELAJARAN MATEMATIKA di SD

BAB II KAJIAN PUSTAKA. informasi kepada siswa. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. tentang pemahaman siswa. Biasanya siswa memahami sesuatu hanya melalui

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu yang universal, berada di semua penjuru

BAB II KAJIAN PUSTAKA. wawasan-wawasan baru atau berubah sesuatu yang lama.

BAB I PENDAHULUAN. dan pendekatannya juga dalam upaya mencapai hasil belajar yang sesuai. dengan tujuan pembelajaran yang direncanakan.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan umum pembelajaran matematika yang dirumuskan dalam. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, adalah agar siswa

2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN LOGIS MATEMATIS SERTA KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP MELALUI LEARNING CYCLE 5E DAN DISCOVERY LEARNING

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. kepenerima pesan (2006:6). Dalam Accociation for education and communication

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kesulitan dalam memahami konsep-konsep matematika. Akibatnya. prestasi matematika siswa secara umum belum menggembirakan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Evy Aryani Sadikin, 2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana terhadap suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat bantu, maupun sebagai ilmu (bagi ilmiyawan) sebagai pembimbing

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika sangat berperan penting dalam upaya menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peran penting yaitu sebagai proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. perlu ditingkatkan, baik pendidikan formal maupun non formal. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi kepada orang lain. Komunikasi merupakan bagian. dalam matematika dan pendidikan matematika.

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam mata pelajaran matematika sejauh ini telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. ditinjau dari prosesnya, pendidikan adalah komunikasi, karena dalam proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Saca Firmansyah (2008) menyatakan bahwa partisipasi adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata

Kata media berasal dari bahasa Latin yang berarti medius secara harfiah berarti

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, antara lain pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas tenaga. pendidik dan peningkatan sarana dan pra sarana.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sarah Inayah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerima pesan. Lingkungan pembelajaran yang baik ialah lingkungan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan. Setiap individu membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi matematika (mathematical communication), penalaran. (mathematical problem solving), mengaitkan ide ide (connection), dan

BAB I PENDAHULUAN. secara terus menerus sesuai dengan level kognitif siswa. Dalam proses belajar

BAB II KAJIAN TEORETIS. pesan merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat

, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI

TUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN :

BAB II KAJIAN TEORI. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang berarti tengah, perantara atau pengantar. Gerlach & Ely dalam Arsyad (2007: 3)

II. TINJAUAN PUSTAKA. medium secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia- manusia unggul dan berkualitas. Undang-undang No 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting. Manusia tidak

Bangun yang memiliki sifat-sifat tersebut disebut...

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk yang diberikan kelebihan oleh Allah swt dengan

BAB II KAJIAN TEORETIS. A. Metode Pembelajaran Delikan, Kemampuan Komunikasi, Pembelajaran Konvensional, dan Sikap

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dan kreativitasnya melalui kegiatan belajar. Oleh

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembelajaran, hal ini menuntut guru dalam perubahan cara dan strategi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KTSP Perangkat Pembelajaran SMP/MTs, KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Mapel Matematika kls VII s/d IX. 1-2

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2015 PERBANDINGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS ANTARA SISWA YANG MENDAPATKAN MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dalam referensi kriteria yang efektif atau penampilan terbaik dalam pekerjaan pada

JURNAL PENELITIAN. Oleh. MARTEN MOKO NIM (SDN 6 Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Saputro (2012), soal matematika adalah soal yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A.2 TABEL SITUASI DIDAKTIS, PREDIKSI RESPON SISWA DAN ANTISIPASINYA (LESSON DESIGN AWAL)

Pemanfaatan Barang Bekas Sebagai Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN 07 Salule Mamuju Utara

KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN Oleh BUDI WALUYO (Dosen STAI An-Nur Lampung)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia. Salah satu upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ike Nurhayati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang sedang dihadapinya. Oleh karena itu, kemampuan pemecahan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Aktivitas belajar siswa terdiri atas dua kata, yaitu aktivitas dan belajar.

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIK. a. Kemampuan Komunikasi Matematis

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI KONSEP HIMPUNAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN MEDIA BOLA BERLABEL PADA SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 5 TUBAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Sedangkan menurut Slamento

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Transkripsi:

5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Media (Alat Peraga Origami Modular dan Jobsheet) 1. Pengertian Media Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Proses belajar mengajar pada dasarnya juga merupakan proses komunikasi, sehingga media yang digunakan dalam pembelajaran disebut media pembelajaran. Media pembelajaran merupakan bagian dari sumber belajar yang merupakan kombinasi antara bahan belajar dan alat belajar. Menurut Gagne (Arsyad: 2007) media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan peserta didik yang dapat merangsangnya untuk belajar. Briggs (Arsyad: 2007) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Buku, film, kaset, film bingkai adalah contohnya. Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association/NEA) memiliki pengertian yang berbeda. Media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar, dan dibaca. Apapun batasan yang diberikan, ada persamaan diantara batasan tersebut yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang

6 dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. (Sadiman:2008) 2. Alat Peraga Pada masa lalu, banyak orang menggunakan istilah alat peraga. Peraga, berasal dari kata raga yang berarti jasad atau bentuk. Istilah alat peraga ini demikian melekat pada banyak pendidik sampai kurun waktu yang cukup lama. Bahkan sampai saat ini masih banyak orang menggunakan istilah alat peraga secara silih berganti dengan istilah lain seperti alat bantu, media, alat pelajaran, dan lain-lain. Dengan alat peraga dimaksudkan untuk memperjelas pelajaran yang disajikan. Istilah ini dikemukakan bukan berarti penggunaan kata alat peraga itu dianggap salah atau konvensional. Alat peraga dalam pembelajaran pada hakekatnya merupakan suatu alat yang digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang riil sehingga memperjelas pembelajaran. Saat pembelajaran konvensional mulai disadari kelemahannya oleh para pendidik, maka timbullah pemikiran bahwa segala sesuatu yang diajarkan sebaiknya ditunjukkan realitanya sehingga dapat dipahami oleh siswa. Comenius dengan bukunya yang terkenal, yaitu Orbis Pictus (dunia dalam gambar). Comenius berharap melalui gambar-gambar itulah siswa mendapatkan pemahaman yang lebih realistis terhadap apa yang dipelajari. Sejalan dengan perubahan cara penyampaian itu, muncul tokoh-

7 tokoh lain yang mengatakan bahwa gambar masih dapat menimbulkan persepsi yang keliru, maka sebaiknya ditunjukkan benda aslinya. Dari sinilah timbul kembali cara mengajarkan sesuatu seperti nenek moyang dulu yang mengajarkan kepada anak-anaknya secara langsung atau memperagakan. Maka muncullah kemudian, alat peraga pengajaran, sebagai suatu alat yang digunakan untuk menunjukkan wujud atau bentuk sesuatu yang diajarkan (Anitah: 2009). Menurut Ruseffendi (2005) guna alat peraga Matematika itu ialah : 1) Supaya siswa lebih besar minatnya 2) Supaya siswa dapat dibantu daya tiliknya sehingga lebih mengerti dan lebih besar daya ingatnya. 3) Supaya siswa dapat melihat hubungan antara ilmu yang dipelajarinya dengan alam sekitar dan masyarakat. 3. Origami Origami adalah seni lipat kertas. Kata Origami sendiri diambil dari bahasa Jepang, yaitu Ori yang berarti melipat dan Kami yang berarti kertas. Ketika kedua kata digabungkan dan ada perubahan sedikit namun tidak merubah artinya yaitu dari kata kami menjadi gami, sehingga yang terjadi bukan orikami melainkan origami, maksudnya melipat kertas. Origami merupakan tradisi menakjubkan dari Jepang. Saat ini istilah origami telah dikenal dan digunakan diseluruh penjuru dunia untuk menyebut seni melipat kertas ini sebagai origami. (Haga: 2008)

8 Pada origami modular, dari setiap selembar kertas dibentuk menjadi sebuah lipatan. Seluruh lipatan selanjutnya disatukan dengan cara dilem atau dijepit menjadi satu bentuk tertentu seperti binatang, bangunan atau bunga ( kusudama ). Origami dimanfaatkan sebagai terapi fisik dalam program kesehatan mental, media pengajaran pendidikan dan sebagai sumber hiburan serta kesenian. Origami menjadi sebuah aktivitas yang sangat penting yang memiliki banyak manfaatnya. Penelitian sebelumnya telah menghasilkan manfaat yang dapat diambil dari pendidikan origami, yaitu: a) Proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan b) Memotivasi siswa belajar karena bentuk origami modular sangat menarik c) Siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran d) Meningkatkan peran aktif siswa pada saat pembelajaran e) Meningkatkan pemahaman konsep pembelajaran Contoh manfaat pendidikan matematika yang didapat dari origami : Jika anda memiliki selembar kertas, berapa banyak cara yang dapat dilipat untuk membuat dua bagian dengan ukuran yang sama? Untuk mendapatkan sebuah segitiga? Untuk mendapatkan segi empat? Apakah persegi panjang dan segitiga mempunyai ukuran yan sama?

9 Pertanyaan pertanyaan di atas adalah jenis pertanyaan yang dapat membantu siswa memahami hubungan antara kotak persegi panjang dan segitiga. Karena keistimewaan origami tersebut, peneliti berpendapat metode ini tepat untuk siswa Sekolah Menengah Pertama, khususnya siswa SMP N 1 Buayan. 4. Jobsheet Jobsheet adalah lembar-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Jobsheet akan memuat paling tidak; judul, kompetensi dasar yang akan dicapai, waktu penyelesaian, peralatan/bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, informasi singkat, langkah kerja, tugas yang harus dilakukan, dan laporan yang harus dikerjakan. Struktur jobsheet secara umum adalah sebagai berikut: 1) Judul 2) Petunjuk belajar (Petunjuk siswa) 3) Kompetensi yang akan dicapai 4) Informasi pendukung 5) Tugas-tugas dan langkah-langkah kerja 6) Penilaian Fungsi lembar kerja (jobsheet) sesuai pedoman pelaksanaan praktek, dan lembar kerja dilengkapi dengan lembar evaluasi hasil kerja siswa. Fungsi lembar kerja sebagai berikut : 1) Pedoman bagi guru mengarahkan semua aktifitasnya dalam proses pembelajaran.

10 2) Pedoman bagi siswa dalam proses pembelajaran praktik 3) Sebagai alat evalusai pencapaian atau penguasaan hasil latihan Penelitian ini bermaksud untuk menggunakan jobsheet yang telah di buat oleh peneliti sebelumnya. B. Pemahaman Konsep Matematika Pemahaman konsep terdiri dari dua kata, yaitu pemahaman dan konsep. Pemahaman berasal dari kata dasar paham, yang berarti mengerti benar. Seseorang dapat dikatakan paham terhadap suatu hal, apabila orang tersebut mengerti benar dan mampu menjelaskan suatu hal yang dipahaminya. Sedangkan konsep sendiri merupakan buah pemikiran seseorang atau sekelompok orang yang dinyatakan dalam definisi sehingga melahirkan produk pengetahuan meliputi prinsip, hukum, dan teori (Sagala:2011). Konsep tidak dapat diamati, konsep-konsep harus disimpulkan dalam perilaku. Sehingga pemahaman konsep matematika adalah mengerti benar tentang konsep matematika. Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa pemahaman konsep matematika adalah kemampuan siswa dalam memahami konsep matematika, bukan hanya sekedar menghafal, serta dapat menjelaskan dengan kata-kata sendiri sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya, dengan tidak mengubah artinya. Pemahaman konsep dapat membantu siswa untuk mengingat. Hal tersebut dikarenakan ide-ide matematika yang siswa peroleh dengan memahami saling berkaitan, sehingga siswa lebih mudah untuk mengingat dan menggunakan, serta menyusunnya kembali saat lupa. Siswa

11 mengingat kembali apa yang mereka ingat dan mencoba menggambarkan dengan menggunakan pemikiran sendiri. Tujuan pembelajaran matematika adalah untuk membantu siswa memiliki kemampuan di bidang: (1) pengetahuan matematika; (2) penalaran; (3) pemecahan masalah; (4) komunikasi; dan (5) sikap menghargai matematika. (Shadiq:2009) Beberapa kemampuan yang harus diperhatikan dalam penilaian matematika adalah: 1. Pemahaman konsep, siswa mampu mendefinisikan konsep, mengidentifikasi dan memberi contoh atau bukan contoh dari konsep. 2. Prosedur, siswa mampu mengenali prosedur atau proses menghitung yang benar dan tidak benar. 3. Komunikasi. siswa mampu menyatakan dan menafsirkan gagasan matematika secara lisan, tertulis, atau mendemonstrasikan. 4. Penalaran, siswa mampu memberikan alasan induktif dan deduktif sederhana. 5. Pemecahan masalah, siswa mampu memahami masalah, memilih strategi penyelesaian, menyelesaikan masalah. Pemahaman konsep merupakan kompetensi yang ditunjukkan siswa dalam memahami konsep dan dalam melakukan prosedur (algoritma) secara luwes, akurat, efisien dan tepat. Menurut Shadiq (2009) indikator yang menunjukkan pemahaman konsep antara lain adalah: a. Menyatakan ulang sebuah konsep

12 b. Mengklasifikasi objek-objek menurut sifat-sifat tertentu (sesuai dengan konsepnya) c. Memberi contoh dan non contoh dari konsep d. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk dan representasi matematika e. Mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep f. Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu g. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah. C. Pokok Bahasan Prisma dan Limas Tegak Pokok bahasan prisma dan limas sisi tegak diberikan kepada siswa SMP/MTs kelas VIII semester 2. Adapun indikator pokok bahasan prisma dan limas sisi tegak meliputi : 1. Mengidentifikasi unsur-unsur prisma dan limas. (rusuk, titik sudut, bidang sisi, diagonal sisi, diagonal ruag, bidang diagonal). 2. Jaring-jaring prisma dan limas. 3. Menentukan rumus luas permukaan prisma dan limas 4. Menghitung luas permukaan prisma dan limas 5. Menentukan rumus volume prisma dan limas 6. Menghitung volume prisma dan limas.