Arah dan Kebijakan Pengembangan Perbankan Syariah

dokumen-dokumen yang mirip
Jakarta, 11 Oktober Departemen Perbankan Syariah OJK

Roadmap Keuangan Syariah Indonesia

Roadmap Perbankan Syariah Indonesia Departemen Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan

Roadmap Perbankan Syariah Indonesia

SNAPSHOT PERBANKAN SYARIAH INDONESIA

Inklusi Keuangan dan (TPAKD) Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah. UIN Syarif Hidayatullah, Juli 2017

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi dan keuangan syariah yang tumbuh dan berkembang pesat dapat menjadi

PPN/Bappenas: KNKS Untuk Percepatan Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah di Indonesia Kamis, 27 Juli 2017

Industri Keuangan Non-Bank Syariah Otoritas Jasa Keuangan

ROADMAP PENGEMBANGAN KEUANGAN SYARIAH INDONESIA

Dukungan OJK dalam Membangun Perekonomian Indonesia. Deputi Komisioner Pengawasan IKNB 2 Otoritas Jasa Keuangan Jakarta 3 Mei 2016

BAB I PENDAHULUAN. (LKMS), saat itu bank syariah belum muncul karena Undang-Undang

ATAS RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah telah berkembang begitu pesat di Indonesia dengan

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.07/2016

Mengenal Otoritas Jasa Keuangan

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh masing-masing pemain dalam industri perbankan syariah untuk

- 3 - PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah sebagai salah satu bagian dari industri perbankan

Banking Weekly Hotlist (24 Juli 28 Juli 2017)

2017, No mengikat untuk seluruh lembaga jasa keuangan, emiten, dan perusahaan publik; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud da

Sosialisasi. Strategi Perlindungan Konsumen Keuangan (SPKK) Disampaikan kepada

Menegakkan Ketentuan Perbankan Syariah

TANTANGAN DAN PELUANG BAGI INDUSTRI BPR KE DEPAN

ib RESEARCH GRANT PROGRAM 2017

KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PADA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank

Assalaamu alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

BAB I PENDAHULUAN. mana didasarkan pada Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 sebagai landasan

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar Masyarakat Muslimmaupun non Muslim lebih tertarik. Syariah yang murni seperti Bank Muamalat. Namun Masyarakat kurang

Mengenal OJK & Lembaga Keuangan Mikro

BAB I PENDAHULUAN. di dunia. Sedangkan total aset perbankan Syariah di dunia mencapai 1,72

BAB I PEDAHULUAN. sistem perekonomian. Bank umum syariah maupun bank konvensional memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan penilaian Global Islamic Finance Report (GIFR) ( Indonesia menduduki peringkat kelima sebagai

INDONESIA s ECONOMY AND THE PROSPECT FOR BANKING INDUSTRY IN Desember 2015

Pointers Sambutan Ketua Dewan Komisioner OJK Peluncuran Strategi Perlindungan Konsumen Keuangan (SPKK) Jakarta, 18 Mei 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini Indonesia memiliki dua jenis lembaga perbankan, yaitu perbankan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang signifikan dual system antara sistem konvensional dan sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Rencana Aksi. Perlindungan Konsumen di Sektor Jasa Keuangan. Departemen Perlindungan Konsumen OJK Jakarta, 18 September 2017

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. membuktikan bahwa keberadaannya dapat melayani kebutuhan

SAMBUTAN KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN Pada Gerakan Nasional Cinta (GeNTa) Pasar Modal Istora Senayan, Jakarta, 12 Npvember 2014

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

I. PENDAHULUAN. Industri perbankan masih mendominasi aset sektor keuangan. Penguasaan aset

INDUSTRI BPR BPRS SEBAGAI PILAR EKONOMI DAERAH DALAM MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

I. PENDAHULUAN. Upaya perkembangan perekonomian nasional dalam mewujudkan masyarakat

Otoritas Jasa keuangan: Dukungan atas Kewenangan Peradilan Agama dalam Menangani Sengketa Ekonomi Syariah

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan saat ini berkembang sangat pesat dan kompetitif. Hal

PERTEMUAN TAHUNAN INDUSTRI JASA KEUANGAN MEMACU PERTUMBUHAN Jakarta, 18 Januari 2018

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

ROADMAP SYARIAH PASAR MODAL. Membangun Sinergi untuk Pasar Modal Syariah yang Tumbuh, Stabil, dan Berkelanjutan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang bermanfaat bagi berbagai lapisan masyarakat.sekitar tahun

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. penting dari sebuah lembaga keuangan seperti peran perbankan sebagai lembaga

Pengembangan Ekonomi Kreatif dan Pemberdayaan Pemuda Indonesia Ahmad Buchori Kepala Departemen Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan

NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Sambutan Utama. Gubernur Agus D.W. Martowardojo. Pada Seminar Internasional IFSB. Meningkatkan Keuangan Inklusif melalui Keuangan Islam

PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

ROADMAP SYARIAH PASAR MODAL. Membangun Sinergi untuk Pasar Modal Syariah yang Tumbuh, Stabil, dan Berkelanjutan

Otoritas Jasa Keuangan: Membuka Akses dan Melindungi Konsumen Keuangan. Muliaman D Hadad

POKOK-POKOK PENGATURAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 51/POJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN KEUANGAN BERKELANJUTAN BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN,

Departemen Perbankan Syariah. ib RESEARCH GRANT PROGRAM

Sambutan KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PADA Peresmian Kantor OJK Palangkaraya Palangkaraya, 25 Mei 2015

BAB I PENDAHULUAN. jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan prinsip Islam, yaitu aturan perjanjian (akad) antara bank dengan

TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN INKLUSI KEUANGAN DI SEKTOR JASA KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. mencapai kemakmuran dan kesejahteraan.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank memiliki peran yang sangat penting dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk Muslim di

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut McKinsey (2013), perekonomian Indonesia sangat menjanjikan. Saat

BAB I LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Selama lima tahun terakhir, industri perbankan syariah mengalami. perkembangan yang pesat. Berdasarkan laporan Perkembangan Perbankan

Mempertahankan Soliditas

BAB I PENDAHULUAN. Sejak mulai dikembangkannya sistem perbankan syariah di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Januari Diakses melalui http// Tanggal 12 Oktober Undang-Undang Perbankan Syariah.

SAMBUTAN KETUA DEWAN KOMISIONER OJK PADA PENANDATANGANAN MOU ANTARA KEMENAKER, BI, OJK DAN BNP2TKI Jakarta, 16 Februari 2015

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dituntut untuk berkembang dengan pesat, salah satu

BAB VI ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA (API)

- 2 - sistem keuangan dan sukses bisnis dalam jangka panjang dengan tetap berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Tujuan pemba

BAB II OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) REGIONAL 5 SUMATERA BAGIAN UTARA

Evolusi Kerangka Kebijakan Financial Inclusion. BANK INDONESIA November 2013

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

BAB I PENDAHULUAN. Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, baik itu mencakup kelembagaan,

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi telah menjadi fenomena yang tidak dapat dihindarkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang mempunyai kelebihan dana (surplus of funds) dengan pihak yang. berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi secara keseluruhan.

KEYNOTE SPEECH KEPALA EKSEKUTIF PENGAWAS IKNB OTORITAS JASA KEUANGAN

Fungsi, Peran dan Perkembangan Daya saing BPR/BPRS

Data Akses ke Lembaga Keuangan Formal

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena bank syariah merupakan salah satu fenomena yang tetap hangat

Transkripsi:

Arah dan Kebijakan Pengembangan Perbankan Syariah Bogor, 6 November 2017 Departemen Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan

Agenda Perkembangan Keuangan dan Perbankan Syariah Global Nasional Dasar Hukum Beroperasinya Perbankan Syariah Arah dan Kebijakan Sektor Jasa Keuangan Syariah Indonesia Roadmap Perbankan Syariah Indonesia 2

Perkembangan Keuangan Dan Perbankan Syariah Global Nasional

Perkembangan Keuangan dan Perbankan Syariah Global Aset Keuangan Syariah Global (dalam milyar USD) Islamic Banking Assets Sumber : Global Islamic Financial Report 2017 Region Islamic Sukuk Islamic Takaful Banking Outstanding Funds Contribution Total % Asia 218.6 182.7 19.8 4.4 425.5 22.5% GCC 650.8 115.2 23.4 11.7 801.1 42.3% MENA (ex-gcc) 540.5 16.6 0.2 8.4 565.7 29.9% Africa (ex-north Africa) 26.6 1.9 1.5 0.6 30.6 1.6% Others 56.9 2.1 11.2 0 70.2 3.7% Total 1493.4 318.5 56.1 25.1 1893.1 100.0% *) Data for sukuk outstanding and Islamic funds is for full-year 2016; data for Islamic banking is for the six months ended June 2016 (1H2016); data for takaful is as at end-2015 4 Sumber : IFSB Financial stability report 2017 Total aset keuangan syariah global pada akhir tahun 2016 sekitar US$ 2,293 trillion yang diprediksi akan meningkat menjadi US$ 3 4 trillion, dengan komposisi sebagai berikut: Perbankan syariah ± 75% dan sukuk ±15%, sisanya a.l. takaful dan Islamic Fund under management Sebaran geografis di GCC ±42.3%, MENA (ex GCC) ±29.9%, Asia ±22.5%, sisanya di wilayah lainnya Indonesia dengan populasi Muslim terbesar ketiga diyakini memiliki potensi dan peranan yang signifikan dalam pasar keuangan syariah global. Bersama dengan Malaysia, Pakistan dan Bangladesh, Indonesia dikatakan mengalami ekspansi pada Shariah key market. Sebagai negara yang memiliki potensi untuk memiliki pengaruh global (IFSB Financial Stability Report 2017).

Landscape Keuangan Syariah Indonesia September 2017 (dalam triliun rupiah) Total Aset Keuangan Syariah Indonesia (dalam triliun rupiah) Jenis Industri 2013 2014 2015 2016 September 2017 Perbankan Syariah 248,11 278,92 304,00 365,03 405,30 Asuransi Syariah 16.65 22.37 26.52 33.24 39,41 Pembiayaan Syariah 24.95 24.15 22.83 35.74 36,80 Lembaga Non-Bank Syariah Lainnya Kapitalisasi Saham Syariah 7.93 11.86 15.54 18.49 22,35 Sukuk Korporasi 7,55 7,12 9,90 11,88 14,10 Reksa Dana Syariah 9,43 11,16 11,02 14,91 21,43 Sukuk Negara 169,29 208,40 296,07 411,37 536,56 Growth 17.70% 20.69% 29,84% 17,48% (ytd) Saham Syariah 2.557,8 2.946,9 2.600,8 3.119,4 3478,9 Per Agustus 2017, total aset keuangan syariah Indonesia (tidak termasuk Saham Syariah) mencapai Rp1.075,96 triliun atau USD 79,75 miliar. (Kurs Tengah BI per 30 September 2017 = Rp13.492,00/USD) 5 Market Share Keuangan Syariah Indonesia* Keuangan Konvensional 91,91% Keuangan Syariah 8,09% *) tidak termasuk Saham Syariah Industri Total Aset (dalam triliun rupiah) Total (Konvensional + Syariah) Syariah Market Share (%) Perbankan 7.282,19 405,30 5,57% IKNB 2.103,46 98,57 4.78% Pasar Modal 3.906,75 572,09 14,64% TOTAL 13,292.40 1.075,96 8.09%

Landscape Perbankan Syariah Indonesia September 2017 Exposure Perbankan Syariah ytd: +10,61% +7,89% +6,59% Jumlah Rekening dalam jutaan dalam triliun rupiah 5,40 325,06 279,13 405,30 24,83 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Pertumbuhan Perbankan Syariah year-on-year growth Pertumbuhan Aset Pertumbuhan PYD Pertumbuhan DPK 20,86% 19,08% 15,61% Market Share Perbankan Syariah Share Aset Sep 17 : 5,57% 21 UUS 29,40% 167 BPRS 2,52% 13 BUS 68,08% Hingga September 2017, total Aset, PYD dan DPK serta jumlah rekening perbankan syariah (BUS, UUS, & BPRS) terus menunjukkan peningkatan. Market Share Aset Perbankan Syariah terus mengalami peningkatan mencapai 5,57%. BUS memiliki porsi aset sebesar 68,08%, sementara UUS sebesar 29,40% dan BPRS sebesar 2,52%. 6

Dasar Hukum Beroperasinya Perbankan Syariah

Dasar Hukum Beroperasinya Perbankan Syariah UU No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan Bank Umum dapat beroperasi dengan prinsip bagi hasil (era dual banking system) UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan- Bank Konvensional diperbolehkan mempunyai Unit Usaha Syariah (era dual system bank) 8

Dasar Hukum Beroperasinya Perbankan Syariah UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia Tahun 1999 Bank Indonesia mengatur dan mengawasi Bank termasuk Bank yang menjalankan prinsipprinsip Syariah 9 UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah UU No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan Perbankan Syariah dalam melakukan kegiatan usahanya berasaskan Prinsip Syariah, demokrasi ekonomi, dan prinsip kehati-hatian OJK memiliki fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan di dalam sektor jasa keuangan termasuk Perbankan Syariah

Arah dan Kebijakan Sektor Jasa Keuangan Syariah Indonesia

Pengembangan Keuangan Syariah Indonesia Perbankan Syariah Pasar Modal Syariah IKNB Syariah 11

Arah Pengembangan Sektor Jasa Keuangan Syariah Indonesia Master Plan Sektor Jasa Keuangan Indonesia 2015 2019 STABIL OJK menjaga stabilitas sistem keuangan termasuk mengatur serta mengawasi implementasi prinsip-prinsip syariah pada lembaga keuangan syariah sebagai landasan bagi pembangunan yang berkelanjutan KONTRIBUTIF Mendorong Sektor Jasa Keuangan (SJK) Syariah berkontribusi lebih besar dalam mendukung percepatan ekonomi nasional khususnya dalam pembiayaan sektor prioritas pemerintah (infrastruktur, ketahanan pangan, maritim) Mendukung upaya peningkatan pemerataan kesejahteraan masyarakatan serta mengatasi ketimpangan dalam pembangunan nasional INKLUSIF 12

Arah Pengembangan Sektor Jasa Keuangan Syariah Indonesia STABIL Memperkuat pengawasan Sektor Jasa Keuangan (SJK) Syariah termasuk melalui pengawasan terintegrasi berdasarkan risiko Manajemen risiko, tata kelola perusahaan, dan permodalan, juga akan diselaraskan dengan standar internasional OJK akan mengambil langkah-langkah yang bertujuan untuk meningkatkan daya tahan (resiliensi) 13 Mengembangkan standar daya saing dan komponen base financing/funding di perbankan syariah Kebijakan remunerasi bagi pelaku di SJK syariah dengan memperhatikan aspek risiko untuk meningkatkan akuntabilitas penyelenggaraan dan aktivitas Lembaga Jasa Keuangan Syariah

KONTRIBUTIF Penguatan Peran Sektor Jasa Keuangan Syariah Arah Pengembangan Sektor Jasa Keuangan Syariah Indonesia Mendukung Program Prioritas Pemerintah antara lain Sektor Infrastruktur Dana yang dibutuhkan untuk pembangunan infrastruktur pada tahun 2020 sebesar Rp4.796 T, hingga saat ini masih terdapat financial gap sebesar Rp626 T OJK mendorong peran serta lembaga keuangan syariah dalam pendanaan proyek infrastruktur, a.l. melalui sindikasi pembiayaan Bank Syariah, pembiayaan melalui pasar modal syariah, penguatan asuransi dan reasuransi syariah Memenuhi Kebutuhan Masyarakat Kelas Menengah Inovasi produk dan layanan keuangan syariah OJK mendorong lembaga keuangan syariah untuk melakukan inovasi produk dan layangan keuangan syariah yang sesuai dengan perkembangan teknologi dan gaya hidup masyarakat a.l. digital banking, financial technology (FinTech), dan inovasi produk wakaf Membuka Akses Keuangan Syariah bagi Masyarakat Pra Sejahtera dan Pedesaan Inklusif : Penyediaan akses produk dan layanan keuangan syariah SEGMENTASI PASAR 14 OJK mendorong perluasan akses produk dan layanan keuangan syariah bagi masyarakat pra sejahtera dan pedesaan dengan programprogram a.l. Laku Pandai, Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS), Kredit Usaha Rakyat (KUR) serta pembiayaan pertanian organik

INKLUSIF Arah Pengembangan Sektor Jasa Keuangan Syariah Indonesia Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2016 Indeks Literasi Keuangan Nasional 2016 29,66% Indeks Inklusi Keuangan Nasional 2016 67,82% Kampanye Aku Cinta Keuangan Syariah (ACKS) Kampanye Aku Cinta Keuangan Syariah (ACKS) yang diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo tahun 2015 dan penyelenggaraan Pasar Rakyat Syariah Keuangan Syariah Fair (KSF) Indeks Literasi Keuangan Syariah 2016 8,11% Indeks Inklusi Keuangan Syariah 2016 11,06% Dalam rangka peningkatan outreach nasabah baru SJK Syariah, OJK menyelenggarakan Keuangan Syariah Fair di berbagai kota di Indonesia, di antaranya adalah Jakarta, Surabaya, Tangerang Selatan, Aceh dan Makassar Indeks literasi dan inklusi keuangan syariah masih rendah apabila dibandingkan dengan indeks literasi dan inklusi keuangan nasional 15

INKLUSIF Arah Pengembangan Sektor Jasa Keuangan Syariah Indonesia Laku Pandai bertujuan untuk menyediakan produk-produk keuangan yang sederhana, mudah dipahami, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang belum dapat menjangkau layanan keuangan. Per Juni 2017: Telah terdapat 2 Bank Umum Syariah yang menyelenggarakan Laku Pandai SimPel ib adalah produk simpanan untuk siswa yang diterbitkan secara nasional oleh Bank Umum Syariah di Indonesia dengan persyaratan mudah dan sederhana serta fitur yang menarik, dalam rangka edukasi dan inklusi keuangan untuk mendorong budaya menabung sejak dini Akses Keuangan Syariah Indonesia untuk Pertanian Organik yang Selaras, Alami dan Amanah OJK khususnya perbankan syariah sedang mengembangkan pola pembiayaan syariah untuk pertanian organik Tahun 2017, beberapa Bank Umum Syariah telah bekerja sama dengan asosiasi pertanian organik untuk menyalurkan pembiayaan ke pertanian organik: BSM kerja sama dengan Biocert BNI Syariah kerja sama dengan Swadaya Petani Indonesia (SPI) BRI Syariah MoU dengan MAPORINA 16

Roadmap Perbankan Syariah Indonesia 2015 2019

7 Arah Kebijakan Perbankan Syariah Indonesia Roadmap Perbankan Syariah Indonesia 2015 2019 Koordinasi Supply Demand Pengaturan dan Pengawasan 1 Memperkuat sinergi kebijakan antara otoritas dengan pemerintah dan stakeholders lainnya 2 Memperkuat permodalan dan skala usaha serta memperbaiki efisiensi 6 Meningkatkan 7 literasi dan preferensi masyarakat Memperkuat serta harmonisasi pengaturan dan pengawasan 3 Memperbaiki struktur dana untuk mendukung perluasan segmen pembiayaan 4 Memperbaiki kualitas dan layanan produk 18 5 Memperbaiki kuantitas dan kualitas SDM, TI serta infrastruktur lainnya

Arah Kebijakan Perbankan Syariah Indonesia 1. Memperkuat sinergi kebijakan antara otoritas dengan pemerintah dan stakeholders lainnya Otoritas dan pihak yang berwenang selama ini telah berusaha dalam kapasitasnya untuk mendukung industri perbankan dan keuangan syariah, namun kurang terdapat kebijakan pemerintah bersama otoritas terkait yang mampu mensinergikan dan mengoptimalkan berbagai upaya.

Arah Kebijakan Perbankan Syariah Indonesia 2. Memperkuat permodalan dan skala usaha serta memperbaiki efisiensi Permodalan bank syariah perlu diperkuat secara signifikan agar memiliki skala usaha yang memadai untuk melakukan ekspansi dan menghindari persepsi sebagai industri bagi segmen atau ukuran pasar tertentu yang terbatas, serta dinilai tidak mampu menjadi penyedia solusi keuangan bagi mayoritas konsumen.

Arah Kebijakan Perbankan Syariah Indonesia 3. Memperbaiki struktur dana untuk mendukung perluasan segmen pembiayaan Struktur industri perbankan syariah yang saat ini didominasi oleh bank dengan fokus segmen ritelkonsumer, diharapkan bergeser memberikan porsi yang lebih berimbang pada segmen komersial dan korporasi di samping meningkatkan dukungan pada aktivitas perdagangan lintas negara. Untuk itu, diperlukan perbaikan struktur dana pihak ketiga sehingga lebih didominasi dana murah dan relatif stabil.

Arah Kebijakan Perbankan Syariah Indonesia 4. Memperbaiki kualitas dan layanan produk Perbankan syariah perlu mengantisipasi beberapa kecenderungan yang mempengaruhi pengembangan produk ke depan diantaranya: Pertama: Perluasan aplikasi teknologi informasi dalam menunjang financial inclusion dan pengembangan program-program perlindungan social Kedua: Meningkatnya financial savvy customer seiring meningkatnya proporsi penduduk berpendapatan menengah ke atas Ketiga: Prioritas pengembangan sektor strategis, infrastruktur dan konektivitas nasional dan kawasan.

Arah Kebijakan Perbankan Syariah Indonesia 5. Memperbaiki kuantitas dan kualitas SDM, TI serta infrastruktur lainnya SDM dan TI merupakan infrastruktur strategis yang sangat mempengaruhi keberhasilan upaya pengembangan perbankan syariah. Diperlukan upaya sungguh-sungguh yang dilakukan secara berkesinambungan untuk dapat mencapai kuantitas dan kualitas SDM dan TI yang diperlukan sehingga dapat menghasilkan produk dan layanan yang sesuai dengan ekspektasi masyarakat.

Arah Kebijakan Perbankan Syariah Indonesia 6. Meningkatkan literasi dan preferensi masyarakat Dalam rangka meningkatkan literasi atau pengenalan masyarakat terhadap produk perbankan syariah, pelaksanaan edukasi dan sosialisasi beragam produk perbankan syariah perlu dilakukan secara kolaboratif melibatkan berbagai pemangku kepentingan.

Arah Kebijakan Perbankan Syariah Indonesia 7. Memperkuat serta harmonisasi pengaturan dan pengawasan Dengan semakin dinamisnya perekonomian dan keuangan global, serta semakin terintegrasinya produk dan aktivitas di sektor keuangan, kebijakan pengaturan dan pengawasan sektor jasa keuangan harus terus diperkuat agar tetap relevan untuk menjawab perubahan yang terjadi, menciptakan fairness untuk pelaku industri, serta lebih harmonis dalam pengaturan yag bersifat cross sectoral.

TERIMA KASIH