PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun ) SKRIPSI

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN LEVERAGE TERHADAP KINERJA KEUANGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Adapun berdasarkan sebaran

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel yang digunakan berdasarkan purposive sampling method yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) selama periode yang

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam Penelitian ini sampel dan data penelitian diambil dari perusahaan

III.METODE PENELITIAN. go public yang melakukan pengungkapan informasi dalam annual report-nya dan

BAB III METODE PENELITIAN Data ini dipilih karena seperti pada data yang telah dikutip dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. berubahnya suatu variabel lain (variabel dependen). Variabel independen. dalam penelitian ini yaitu: Struktur Kepemilikan Manajerial (X 1 ),

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan keragaman data untuk penelitian yang akurat. Pemilihan sampel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISI DATA DAN PEMBAHASAN. laporan keuangan dan Annual Report dari Objek yang digunakan

pengerjaan audit sehingga audit fee yang didapatkannya akan semakin kecil. dalam laporan keuangan terlambat didapat oleh investor.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan Juli Adapun data penelitian diperoleh dengan melakukan

Fildza Aqmarina Imanda. II. KERANGKA PEMIKIRAN DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bekerja untuk mencapai tujuan. Tujuan utama perusahaan adalah

BAB III METODE PENELITIAN

METODA PENELITIAN. tersebut dapat berupa dokumen, laporan keuangan tahunan, atau laporan tahunan

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun

BAB III METODA PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian ini, peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari Tahun

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun Sampel. purposive sampling dengan beberapa kriteria.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pengaruh Tata Kelola Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Praktik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. membuktikan hubungan biasa (korelasi) antara variabel bebas (independent

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di BEI selama tahun Sedangkan sampelnya adalah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia melalui internet ( Perusahaan yang. Efek Indonesia periode tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan 2015 dipilih karena merupakan data terbaru. menggunakan metode purposive sampling yaitu sampel yang dipilih tidak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Ely Puji Setianingsih. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Abstrak

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia (BEI) untuk tahun , sampel dalam penelitian ini adalah

PENDANA. (Studi. Disusun Oleh: ARI RTA

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KARAKTERISTIK CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP EFFECTIVE TAX RATE

BAB III METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel. dalam penelitian ini adalah good corporate governance yang terdiri dari

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang

keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun kuantitatif berupa laporan keuangan dan annual report yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu laporan keuangan tahunan perusahaan. Populasi pada penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode. laporan keuangan tahun 2013 sampai tahun 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Subyek pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Populasi dan Penentuan Sampel Penelitian. sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Purposive sampling

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. BEI (Bursa Efek Indonesia) selama periode tahun 2010 sampai 2014.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. hipotesis dan memperoleh jawaban atau hipotesis yang digunakan.

BAB III METODE PENELITIAN. investment opportunity set dan kebijakan hutang tahun pada

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian empiris. Penelitian empiris

Disusun oleh : ARUM DESMAWATI MURNI MUSSALAMAH B

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. antara variabel-variabel melalui analisis data dalam pengujian hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN. di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari laporan keungan tahunan 2010 sampai dengan tahun

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah sampel yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun Pemilihan

BAB IV METODA PENELITIAN. manfaat, kajian pustaka, dan hipotesis penelitian. Langkah selanjutnya adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. laporan tahunan (annual report) perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI

BAB III METODELOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. yang mengacu pada indikator GRI (Global Reporting

BAB III METODE PENELITIAN sampai tahun 2015, dengan jumlah sampel sebanyak 120 perusahaan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2014 Januari Data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. data hasil perhitungan data adalah sebagai berikut:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode kuantitatif yaitu data sekunder dan didapat dari laporan keuangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. corporate governance dan budaya perusahaan terhadap corporate risk

BAB III METODE PENELITIAN. sampel adalah mengunakan teknik purposive sampling. Adapun Kriteria yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODA PENELITIAN

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Oleh:

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. dengan pengujian hipotesis untuk menemukan bukti empiris mengenai pengaruh

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. sahamnya terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Teknik

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data

Transkripsi:

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun 2009-2012) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun Oleh : HUSIN ASKARA B 200110291 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

HALAMAN PENGESAHAN Yang bertanda tangan di bawah ini telah membaca skripsi dengan judul: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERSUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun 2009-2012) Yang ditulis oleh: Husin Askara B200110291 Penandatangan berpendapat bahwa naskah publikasi tersebut telah memenuhi syarat untuk diterima. Surakarta, Februari 2014 Pembimbing (Dra. Nursiam, Ak, M.H) Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (Dr. Triyono, M.Si.)

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun 2009-2012) Husin Askara B 200110291 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara corporate governance (kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, proporsi komisaris indepeden) terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2009-2012. Total sampel penelitian ini adalah 109 perusahaan yang ditentukan berdasarkan metode purposive sampling. Penelitian ini menggunakan metode regresi berganda untuk menguji pengaruh corporate governance (kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, proporsi komisaris indepeden) terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : 1) kepemilikan saham institusional berpengaruh terhadap nilai perusahaan. 2) kepemilikan saham manajerial berpengaruh terhadap nilai perusahaan. 3) proporsi dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Kata Kunci : Kepemilikan saham institusioanl, kepemilikan saham manajerial, proporsi dewan komisaris independen, dan nilai perusahaan. A. Latar Belakang Krisis yang melanda Indonesia yang mulai pada pertengahan 1997 salah satunya diakibatkan rendahnya penerapan Corporate Governance. Hal ini ditandai dengan kurangnya transparannya pengelolaan perusahaan sehingga

kontrol publik menjadi sangat lemah dan terkonsentrasinya pemegang saham besar pada beberapa keluarga menyebabkan campur tangan pemegang saham mayoritas pada manajemen perusahaan sangat terasa dan menimbulkan konflik kepentingan yang sangat menyimpang dari norma tata kelola perusahaan yang baik (Fajari dalam Susanti dkk, 2010) Hadirnya Good Corporate Governance dalam pemulihan krisis di Indonesia menjadi mutlak diperlukan, mengingat good corporate governance mensyaratkan suatu pengelolaan yang baik dalam sebuah perusahaan (Hastuti, 2005). Menurut teori keagenan untuk mengatasi masalah ketidakselarasan kepentingan salah satunya adalah melalui pengelolaan perusahaan yang baik (good corporate governance). Good corporate governance merupakan suatu mekanisme yang digunakan untuk memastikan bahwan supplier keuangan, misalnya shareholders dan bondholders, dari perusahaan memperoleh pengembalian dari kegiatan yang dijalankan oleh manajer, atau dengan kata lain bagaimana supplier keuangan perusahaan melakukan control terhadap manajemen. Corporate governance dalam penelitian ini direpresentasikan dengan proporsi atau jumlah dewan komisaris independen,kepemilikan institusional, dan kepemilikan manajerial. Variabel tersebut dipilih karena merupakan elemen penting dalam terlaksananya good corporate governance yang bertujuan untuk mengurangi adanya konflik keagenan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. B. Landasan Teori Landasan teori ini menjelaskan tentang teori yang mendasari komponen-komponen maupun variabel penelitian. 1. Nilai Perusahaan Sujoko dan Soebiantoro (2007) mendefinisikan nilai perusahaan sebagai persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan dalam mengelola sumberdayanya. Hal ini dilihat dari pengelolaan sumberdaya

pada tahun berjalan, dan hasilnya tercermin pada harga saham tahun berikutnya. 2. Corporate Governance Adanya perbedaan kepentingan antara pemilik dan pengelola perusahaan ini dapat menimbulkan konflik yang biasa dinamakan agency conflict, sehingga diperlukan cara untuk mengatasi masalah ketidakselarasan kepentingan tersebut yaitu melalui pengelolaan perusahaan yang baik (good corporate governance). Dalam penelitian ini, corporate governance direpresentasikan menjadi: 2.1 Kepemilikan Institusional Kepemilikan institusional mempunyai arti penting dalam memonitor manajemen dalam pengelolaan perusahaan. Haruman (2008: 156) mengatakan bahwa kepemilikan institusional adalah tingkat kepemilikan saham institusional dalam sebuah perusahaan. Institusi yang dimaksud seperti asuransi, bank dan perseroan terbatas yang memiliki proporsi saham cukup besar dalam perusahaan. 2.2 Kepemilikan Manajerial Terdapat pengertian yang sama mengenai kepemilikan manajerial, diantaranya adalah Sujoko dan Soebiantoro (2007) serta Rahmawati dan Triatmoko (2007) yang mendefinisikan bahwa kepemilikan manajerial merupakan kepemilikan saham oleh manajemen perusahaan. 2.3 Proporsi Dewan Komisaris Independen Dewan komisaris merupakan suatu mekanisme pengawasan, monitoring serta memberikan petunjuk atau arahan pada sistem pengelolaan perusahaan (FCGI, 2001 dalam Susanti, Rahmawati dan Aryani, 2010). C. Pengembangan Hipotesis 1. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan Hasil penelitian terdahulu yaitu penelitian Rachmawati dan Triatmoko (2007) menyatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif

terhadap nilai perusahaan. Tingginya kepemilikan oleh institusi akan meningkatkan pengawasan terhadap perusahaan. H1 : kepemilikan institusional berpengaruh terhadap nilai perusahaan. 2. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai Perusahaan Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa salah satu cara untuk mengurangi agency cost adalah dengan meningkatkan kepemilikan saham oleh manajemen. Proporsi kepemilikan saham yang dikontrol manajer dapat mempengaruhi kebijakan perusahaan. H2 : kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap nilai perusahaan. 3. Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris Independen terhadap Nilai Perusahaan Dalam rangka penyelenggaraan pengelolaan perusahaan yang baik (good corporate governance), adanya dewan komisaris independen dalam sebuah perusahaan diharapkan mampu untuk dapat mengawasi jalannya operasi perusahaan, sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Siallagan dan Machfoedz (2006) menyatakan bahwa dewan komisaris berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. H3 : proporsi dewan komisaris independen berpengaruh terhadap nilai perusahaan. D. Metode Penelitian 1. Populasi, sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Periode penelitian mencakup data pada tahun 2009-2012.. Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling yaitu suatu metode pengambilan sampel yang disesuaikan dengan kriteria kriteria tertentu. 2. Jenis Data Penelitian ini menggunakan data sekunder. Sumber data yang digunakan merupakan publikasi laporan tahunan masing-masing perusahaan

yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia yang diperoleh di situs www.idx.co.id dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD). 3. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya Definisi dan variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a). Variabel Dependen Variabel dependen sering juga disebut dengan variabel terikat atau variabel tidak bebas, variabel dependen ini yang menjadi perhatian utama dalam sebuah pengamatan. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan (NP). Konsep perhitungan variabel ini adalah sebagai berikut : NP = Jumlah saham beredar x harga saham Total equity b). Variabel Independen Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari : 1). Kepemilikan Manajerial (MAN) Yang dimaksud dengan kepemilikan manajerial adalah tingkat kepemilikan saham pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan (Haruman, 2008). 2). Kepemilikan Institusional (INST) Kepemilikan institusional diartikan sebagai tingkat kepemilikan saham institusional dalam sebuah perusahaan (Haruman, 2008), dan diproksikan dengan persentase kepemilikan saham oleh institusi di luar perusahaan 3) Proporsi Dewan Komisaris Independen (INDP) Dewan komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi dengan manajemen, anggota dewan komisaris

lainnya dan pemegang saham pengendali serta bebas dari hubungan bisnis ataupun hubungan lainnya. E. Metode Analisis Data 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif meliputi rata-rata (mean), minimum, maksimum serta standar deviasi yang bertujuan memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang menjadi sampel penelitian (Ghozali, 2011). 2. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu uji asumsi klasik, uji model regresi (goodness of fit), dan uji koefisien regresi (Gujarati, 2006). a. Uji Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala heteroskedastisitas, gejala multikolenieritas, dan gejala autokorelasi. Pengujian yang harus dilakukan adalah sebagai berikut ini. 1) Uji Normalitas Menurut Ghozali (2011), uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. 2) Uji Multikolenieritas Uji multikolenieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). 3) Uji Autokorelasi Ghozali (2011) menyatakan bahwa uji autokorelasi adalah sebuah pengujian yang bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. 4) Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. b. Uji Model Regresi (Goodness of Fit) Ghozali (2011) mengatakan bahwa ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari goodness of fitnya. Secara statistik dapat diukur dengan cara sebagai berikut : 1) Koefisien determinasi (R 2 ) Koefisien Determinasi adalah nilai yang menunjukkan seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependennya (Ghozali, 2011). 2) Uji statistik F Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama. Semakin kuat pengaruhnya maka model regresinya akan semakin baik (Ghozali, 2011). 3) Uji statistik t Merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen berpengaruh secara parsial atau bagian terhadap variabel dependen. c. Uji Koefisien Regresi Pengujian koefisien regresi dimaksud untuk mengetahui apakah variabel independen mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen, dengan asumsi variabel independen lainnya konstan (Gujarati, 2006).

Persamaan regresi dalam penelitian ini adalah : NP = α +β1 MAN + β2 INST + β3 INDP + e Keterangan : NP MAN INST INDP α β1 β3 e = Nilai perusahaan = Kepemilikan manajerial = Kepemilikan institusional = Proporsi dewan komisaris independen = Konstanta = Koefisen regresi = standar error F. Hasil dan Pembahasan 1. Hasil Uji Normalitas Data Variabel Kolmogorov Smirnov Z P value Keterangan Unstandardized Residual 1.277 0.77 Normal Sumber : Hasil pengolahan data (lampiran 3) Hasil uji normalitas seperti tersaji di atas menunjukkan bahwa data penelitian telah terdistribusi normal yang dibuktikan dengan asymp sig. sebesar 0,77 yang lebih besar dari tingkat signifikansi penelitian 5% atau 0,05. 2. Hasil Uji Multikolenieritas Variabel Tolerance VIF Keterangan MAN.907 1.102 Tidak terdapat multikolenieritas INST.909 1.100 Tidak terdapat multikolenieritas

INDP.996 1.004 Tidak terdapat multikolenieritas a. Dependent Variable: NP Sumber : Hasil Pengolahan Data (lampiran 4) Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai tolerance untuk semua variabel dalam tiap-tiap model regresi lebih besar dari 0,1 dan nilai value inflating factor untuk semua variabel dalam tiap-tiap model regresi lebih kecil dari 10. 3. Hasil Uji Heteroskedastisitas Model Sig. Kriteria Keterangan (Constant).083 α > 5% Tidak terjadi heteroskedastisitas INST.292 α > 5% Tidak terjadi heteroskedastisitas MAN.285 α > 5% Tidak terjadi heteroskedastisitas INDP.198 α > 5% Tidak terjadi heteroskedastisitas Sumber : hasil pengolahan data (lampiran 5) Tabel di atas menunjukkan bahwa probabilitas (sig) dalam tiap model regresi yang digunakan dalam penelitian ini lebih besar dari 0,05 atau 5% sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas dalam semua model regresi penelitian ini. 4. Hasil Uji Autokorelasi Hasil Uji Durbin Watson Jml d Tabel D K Sampel 4-d Du 2.163 102 4 1.837 1.74459 Sumber : Hasil pengolahan data (lampiran 6) Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai d > du, dalam tabel Durbin Watson adalah 2.163 yang lebih besar dari 1.74459. Hasil ini mengindikasikan bahwa tidak terjadi gejala autokorelasi di dalam model regresi yang digunakan dalam penelitian.

5. Uji Signifikansi Model (Uji F) Dari hasil pengujian diperoleh nilai signifikansi F sebesar 0,000, hal ini menunjukkan nilai signifikansi F < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa model yang digunakan untuk penelitian ini adalah model yang fit. 6. Uji Koefisien Determinasi Hasil pengujian mengindikasikan bahwa nilai Adjusted R 2 sebesar 0,996 yang menunjukkan bahwa 99,6%. Hasil ini mengindikasikan bahwa variabel independen dalam penelitian ini yang terdiri dari kepemilikan institusional, kepemilikan saham manajerial dan komisaris independen mampu menjelaskan 99,6% variabel dependen. Sementara itu, sisanya sebesar 0,4% dijelaskan oleh variabel lain diluar model penelitian ini. 7. Uji Koefisien Regresi Parsial ( Uji Signifikansi-t) Tabel 4. 9 Hasil Uji Signifikansi-t Variabel B T Sig. Constant -0.131-0.183 0.855 INST 3.289 162.197 0.000 MAN -1.027-51.466 0.000 INDP -0.580-0.303 0.762 Sumber : Hasil pengolahan data (lampiran 7) Dari hasil pengaruh uji parsial (uji signifikansi-t), terlihat bahwa variabel kepemilikan saham institusional memiliki nilai kurang dari 0,05 yaitu sebesar 0,000, artinya bahwa variabel kepemilikan saham institusional pada taraf signifikansi 5% berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dari hasil pengaruh uji parsial (uji signifikansi-t), terlihat bahwa variabel kepemilikan saham manajerial memiliki nilai kurang dari 0,05

yaitu sebesar 0,000, artinya bahwa variabel kepemilikan saham manajerial pada taraf signifikansi 5% berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dari hasil pengaruh uji parsial (uji signifikansi-t), terlihat bahwa variabel komisaris independen memiliki nilai lebih dari 0,05 yaitu sebesar 0,762, artinya bahwa variabel komisaris independen tidak berpengaruh terhadap frekuensi nilai perusahaan. 8. Pengaruh Kepemilikan Saham Institusional Dengan Nilai Perusahaan Hasil pengujian menunjukan bahwa kepemilikan saham institusional berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa semakin besar jumlah kepemilikan saham institusional dalam suatu perusahaan semakin tinggi nilai perusahaannya. Tingginya kepemilikan oleh institusi akan meningkatkan pengawasan terhadap perusahaan. 9. Pengaruh Kepemilikan Saham Manajerial Dengan Nilai Perusahaan Hasil pengujian menunjukan bahwa kepemilikan saham manajerial berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan, dengan demikian dapat dinyatakan bahwa semakin besar jumlah kepemilikan saham manajerial suatu perusahaan semakin rendah nilai perusahaannya, karena tingginya kepemilikan saham manajerial tidak mempengaruhi tingginya nilai perusahaan. 10. Pengaruh Komisaris Independen Dengan Nilai Perusahaan Hasil pengujian juga menunjukan proporsi dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, dengan demikian dapat dinyatakan bahwa jumlah proporsi dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan sampel sebanyak 109 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun

2009 sampai 2012, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut : 1. Kepemilikan saham institusional berpengaruh terhadap nilai perusahaan, ditunjukkan dari nilai signifikansi t sebesar 0,000. Semakin besar jumlah kepemilikan saham institusional dalam suatu perusahaan semakin tinggi nilai perusahaannya. 2. Kepemilikan saham manajerial berpengaruh terhadap nilai perusahaan, ditunjukkan dari nilai signifikansi t sebesar 0,000. Semakin besar jumlah kepemilikan saham manajerial dalam suatu perusahaan semakin tinggi nilai perusahaannya. 3. Proporsi dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, ditunjukkan dari nilai signifikansi t sebesar 0,762. Banyaknya proporsi dewan komisaris independen dalam suatu perusahaan tidak mempengaruhi tingginya nilai perusahaan. B. Saran 1. Penelitian berikutnya diharapkan menggunakan faktor lain yang lebih erat hubungannya dengan nilai perusahaan seperti keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen, suku bunga, dan ukuran perusahaan. 2. Penelitian berikutnya dapat menambah atau memperpanjang periode penelitian, sehingga dapat diperoleh jumlah sampel yang lebih banyak dan jumlah observasi yang lebih memungkinkan untuk dapat diperoleh hasil yang lebih baik secara statistik. 3. Penelitian berikutnya dapat melakukan penelitian yang sama dengan memisahkan sampel manufaktur sesuai dengan jenis industri sehingga dapat diperoleh hasil penelitian yang lebih spesifik dan terhindar dari pengaruh perbedaan karakteristik industri.

DAFTAR PUSTAKA Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gujarati, Damodar. (2006). Ekonometrika Dasar. Jakarta: Penerbit Erlangga. Haruman, Tendi. (2008). Struktur Kepemilikan, Keputusan Keuangan dan Nilai Perusahaan. Finance and Banking Journal. Volume 10. No.2. Hal 150-165. Bandung. Hastuti, Theresia Dwi. (2005). Hubungan antara Good Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan dengan kinerja keuangan. SNA VII. Solo Kalihatu, Thomas. (2006). Good Corporate Governance dan Penerapannya di Indonesia. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Vol. 8. No. 1. Hal 1-9. Surabaya. Kusumawati, Dwi Novi dan Bambang Riyanto. (2005). Corporate Governance dan Kinerja : Analisis Pengaruh Compliance reporting dan Struktur Dewan terhadap Kinerja. Simposium Nasional Akuntansi VIII. Rachmawati, Andri dan Hanung Triatmoko. (2007). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi X. Hal 1-26. Makasar. Sartono, Agus. (2001). Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi Empat. Yogyakarta: BPFE. Siallagan, Hamonangan dan Mas ud Machfoedz. (2006). Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi IX. Hal 1-23. Padang. Sujoko dan Ugy Soebiantoro. (2007). Pengaruh Kepemilikan Saham, Leverage, Faktor Intern dan Faktor Ekstern terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Volume 9. No.1. Hal 41-48. Surabaya. Susanti, Rahmawati dan Anni Aryani. (2010). Analisis Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kualitas laba sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007. Simposiun Nasional Keuangan I. Hal 1-26. Surakarta.