STRATEGI PENINGKATAN PAJAK DAERAH DENGAN PENDEKATAN MARKETING. Firdaus Hamta

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kesatuan Republik Indonesia di bentuk dengan tujuan untuk melindungi segenap bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah Negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. (Handphone). Handphone saat ini sudah menjadi alat komunikasi yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sistem pemerintahan dari yang semula terpusat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Era otonomi daerah sekarang ini, daerah diberikan kewenangan yang lebih besar untuk

BAB I PENDAHULUAN. dilimpahkan ke daerah. Berdasarkan UU No 32 Tahun 2004 Pasal 1 angka 5

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghasilkan barang atau jasa yang memiliki kandungan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. nasional tidak bisa dilepaskan dari prinsip otonomi daerah. Otonomi. daerah merupakan suatu langkah awal menuju pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Pajak bukan lagi sesuatu yang asing bagi masyarakat Indonesia, karena

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Selama pemerintahan orde baru sentralisasi kekuasaan sangat terasa dalam

sehingga benar-benar dapat diwujudkan tata kepemerintahan yang baik (Good governance)

menuntut untuk memperoleh pelayanan yang paling memuaskan.

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak bergulirnya gelombang reformasi, otonomi daerah menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN. mendunia dan tidak berbatas atau tak mengenal batas wilayah. Globalisasi adalah

BAB I PENDAHULUAN. oleh setiap daerah di Indonesia, terutama Kabupaten dan Kota sebagai unit pelaksana

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus mampu bersikap dan bertindak cepat dan tepat dalam. yaitu salah satunya melalui persaingan merek.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi ini menandakan pemerataan pembangunan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas yang dihasilkan dari suatu sistem informasi. Informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. tantang terbesar yang dihadapi oleh pemerintah khususnya pemerintah daerah

BAB I PENDAHULUAN. bagi bangsa ini. Tuntutan demokratisasi yang diinginkan oleh bangsa ini yaitu

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung terus-menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Dampak yang terjadi akibat hal ini pun dapat dilihat dari semakin

BAB I PENDAHULUAN. tentunya fenomena ini harus disikapi dengan bijak oleh setiap elemen yang

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Industri Telekomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. fenomena dari era reformasi yang sangat menarik untuk dikaji oleh berbagai kalangan

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, salah satunya adalah pertukaran informasi guna meningkatkan. ilmu pengetahuan diantara kedua belah pihak.

BAB I PENDAHULUAN. Umum dan Tata Cara Perpajakan pasal 1 ayat 1 mendefinisikan pajak dengan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi negara serta masyarakatnya. Penerimaan pajak mempunyai peranan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Otonomi daerah adalah suatu pemberian hak dan kewajiban kepada daerah

BABl PENDAHULUAN. Pelaksanaan Otonomi Daerah yang telah digulirkan sejak tahun 2001

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan yang sangat cepat pada teknologi informasi dan. komunikasi telah membawa dan akan terus membawa perubahan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. berupa hasil kekayaan alam maupun iuran dari masyarakat. Salah satu bentuk. pembangunan dan pengeluaran pemerintahan.

BAB I LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Reformasi sektor publik yang disertai adanya tuntutan demokratisasi

Laporan Pelaksanaan PST BPS Provinsi Kepulauan Riau

BAB I PENDAHULUAN. dan pembangunan nasional sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan

I. PENDAHULUAN. kehidupan baru yang penuh harapan akan terjadinya berbagai langkah-langkah

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN. tekhnologi serta memperhatikan tantangan perkembangan global. pembangunan. Oleh karena itu peran masyarakat dalam Pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kinerja birokrasi pada era reformasi dan otonomi daerah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Tap MPR Nomor XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaran Otonomi Daerah, Pengaturan, Pembagian dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yang

BADAN PENDAPATAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) mahasiswa yang bertujuan meningkatkan kemampuan dalam mengembangkan

ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP KARTU SELULER SIMPATI (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta)

BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kegiatan usahanya. Era ini ditandai dengan semakin berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai keunggulan kompetitif (competitive advantage) agar mampu memenangkan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERBEDAAN KEPUASAN PELANGGAN DITINJAU DARI PERSEPSI TERHADAP CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT DAN WILAYAH LAYANAN

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah merupakan langkah awal kegiatan produksi sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang, Indonesia memiliki fungsi dalam. mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya.

BAB I PENDAHULUAN. paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Sejarah mencatat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi sektor publik yang disertai adanya tuntutan untuk lebih

Customer Relationship Management. Pertemuan 9

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. negara. Hasil dari pembayaran pajak kemudian digunakan untuk pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. Canggihnya teknologi saat ini banyak menyuguhkan beberapa saranasarana

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang begitu pesat hal ini ditandai dengan munculnya industri baru

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha

BAB I PENDAHULUAN. asing dan meningkatkan penerimaan dari dalam negeri khususnya dari sektor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin modern,

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menunjang aktivitas sehari-hari untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini, mewujudkan pemerintahan yang baik (good

BAB I PENDAHULUAN. sentralisasi, tetapi setelah bergulirnya reformasi maka pola sentralisasi berganti

Kabupaten Pulau Morotai Cukup Baik.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Novi Norma Melya Nugraha, 2015

BAB I PENDAHULUAN. satu, maka yang menjadi tujuan pemasaran adalah brand loyality. Tanpa sebuah brand

Pentingnya CRM & Pengguna CRM

BAB I PENDAHULUAN. manusia membutuhkan orang lain untuk berbagi dan berkomunikasi. Kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejak diadakannya reformasi perpajakan tahun 1983, sebagaimana telah diubah

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai keunggulan kompetitif, karena kualitas merupakan salah satu

Pentingnya CRM & Pengguna CRM

BAB 6 PERILAKU KONSUMEN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam memelihara keamanan dan memberantas kejahatan, maka diperlukan

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENGANTAR. A. latar Belakang Masalah. dan teknologi yang sangat terasa adalah terjadinya perubahan yang sangat cepat di

BAB I PENDAHULUAN. dan pembangunan daerah. Otonomi daerah mengharuskan pemerintah daerah

BAB I PENDAHULUAN. bagi suatu perusahaan. Konsumen saat ini begitu dimanjakan dengan begitu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat dan telah semakin luas.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERUBAHAN DAN INOVASI

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini ditandai dengan berkembangnya

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung

BAB I PENDAHULUAN. pesatnya di segala bidang. Penyebab kondisi ini karena Indonesia sedang

BAB I PENDAHULUAN. nasional kini harus bersaing dengan perusahaan-perusahaan di seluruh dunia.

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. menumbangkan kekuasaan rezim Orde Baru yang sentralistik digantikan. arti yang sebenarnya didukung dan dipasung sekian lama mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. pusat (sentralistik) telah menimbulkan kesenjangan antara Jawa dan luar Jawa

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Reformasi tahun 1998 memberikan dampak yang besar dalam bidang

EVALUASI RETRIBUSI PASAR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kepada daerah. Di samping sebagai strategi untuk menghadapi era globalisasi,

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan yang pesat di bidang teknologi komunikasi saat

Bab i PENDAHULUAN. Tingkat II yaitu Kabupaten dan Kota dimulai dengan adanya penyerahan

Transkripsi:

STRATEGI PENINGKATAN PAJAK DAERAH DENGAN PENDEKATAN MARKETING Firdaus Hamta Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Riau Kepulauan Batam Reformasi birokrasi pengukuran kualitas kinerja pelayanan publik diharapkan tidak hanya bertumpu pada sudut pandang atau persepsi pihak penyedia pelayanan saja (Pemerintah), melainkan juga harus berdasarkan sudut pandang atau persepsi (masukan dan keinginan) masyarakat, sebagai pihak yang mengkonsumsi dan menikmati pelayanan Bicara soal pajak, selalu menjadi momok dari banyak kalangan masyarakat terutama para wajib pajak. Dampak dari fenomena ini disebabkan oleh banyak hal seperti minimnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya pajak, kurangnya transparansi, lemahnya akuntabilitas dalam penerimaan pajak. Sejak digulirkan otonomi daerah yang berimbas pada peralihan sistem sentralisasi menjadi sistem desentralisasi, mengharuskan pemerintah daerah untuk lebih bersikap mandiri dalam meningkatkan kemampuan pembiayaan pemerintahannya masing-masing, terutama yang bersumber dari pajak dan retribusi. Adanya paradigma bahwa penerimaan pajak daerah banyak dipengaruhi oleh banyaknya komponen pajak daerah dan retribusi daerah, membuat pemerintah daerah berlomba-lomba menerbitkan pajak baru yang kadang tidak pro rakyat, hal ini tentunya berdampak buruk pada iklim usaha maupun kondisifitas ekonomi masyarakat. Artinya, kebijakan terbitnya peraturan daerah yang mengatur pengenaan pajak baru untuk mendongkrak pendapatan daerah tidak mutlak efektif untuk 1

dilakukan, karena lebih baik melakukan optimalisasi dalam mengolah potensi pajak daerah yang sudah ada. Munculnya kendala dalam peningkatan tingkat kepatuhan pajak yang berimbas pada stagnannya penerimaan pajak daerah, disebabkan lemahnya dalam mengolah potensi pajak daerah, dan lemahnya inovasi dalam menyusun strategi untuk mempengaruhi phisikis masyarakat yang tidak hanya menciptakan iklim patuh pajak tapi juga suka pajak bahkan cinta pajak. Berkaca pada ilmu marketing, strategi yang dilakukan selalu mengalami evolusi dan bahkan revolusi, tahapan-tahapannya sebagai berikut: 1. Masa Partisipatif dan Produktifitas Yakni suatu masa yang dimulai dengan perkembangan teknologi produk, dimana paradigma ini bertumpu pada desain produk dan prilaku konsumen serta lingkungan. Pada masa ini hanya sebatas bentuk produk dan pelayanan marketing yang jangkauannya hanya terbatas. 2. Masa Globalisasi Yakni terjadinya transformasi disebabkan perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan global yang digerakkan oleh teknologi informasi yang memudahkan terjadinya interaksi dan pertukaran informasi yang mampu menjangkau seluruh dunia. 3. Humanisme Marketing Era yang praktiknya dimana marketing dipengaruhi oleh prilaku sikap konsumen yang menginginkan pendekatan kemanusiaan, kultural, spiritual. Yakni bagaimana berpikir melayani konsumen dan produk apa yang di inginkan konsumen dengan pendekatan segala kultur, prilaku dan spiritual yang melekat pada konsumen tersebut. Artinya bahwa ketiga tahapan yang berlaku pada ilmu marketing intinya adalah bagaimana membangun ketertarikan konsumen dengan mempengaruhi psikis 2

konsumen dengan pendekatan kualitas produk, kemudahan memperoleh produk, kemudahan akses informasi tentang produk yang seiring dengan perkembangan dan pemanfatan teknologi informasi yang ada, serta bagaimana mempengaruhi psikis konsumen dengan pendekatan kemanusiaan dengan segala budaya, prilaku dan spiritual yang melekat padanya. Jika menarik telaah marketing diatas dan mengaitkan upaya mempengaruhi psikis masyarakat dalam meningkatkan realisasi penerimaan disektor pajak daerah, maka pertanyaannya adalah : 1. Sejauh mana pemerintah daerah mengembangkan komponen pajak yang ada, yang berkualitas produk. Artinya sejauhmana stakeholder (pemerintah daerah) meningkatkan partisipasi aktif masyarakat untuk mau membayar dan sadar pajak bahkan cinta pajak. Partisipasi aktif disini tidak hanya mengkampanyekan sanksi hukum atas kelalaian pajak, tapi pajak yang dibayarkan mampu melahirkan produk seperti pelayanan pajak yang prima dan mudah dijangkau, mempublikasikan realisasi pembangunan yang ada dilingkungan masyarakat merupakan hasil dari pajak yang dibayarkan masyarakat. 2. Sejauh mana pemerintah daerah memanfaatkan teknologi informasi dalam mengolah potensi pajak, baik pendekatan sistem informasi manajemen (SIM) maupun manajemen sistem informasi (MSI). Pendekatan ini meliputi sifatnya internal, yakni aplikasi sistem informasi yang digunakan untuk membangun pengendalian dalam pengolahan pajak daerah, maupun yang manfaatnya untuk memberikan informasi penerimaan pajak daerah terhadap struktural yang terkait. Sifatnya eksternal, adalah pengembagan teknologi sistem informasi untuk memberikan maupun menyebarluaskan informasi yang diperuntukkan oleh masyarakat sebagai pembayar pajak, yakni adanya media 3

informasi penerimaan pajak secara periodik seperti berbasis web maupun pemanfaatan monitor di titik tertentu. Hal ini penting disamping sebagai bentuk akuntabilitas dan transparansi juga menumbuh kembangkan kepercayaan masyarakat tentang pentingnya pajak. Hal lain juga adalah terbangunnya sistem penagihan yang efektif untuk pencegahan kelalaian yang sifatnya manusiawi seperti lupa bayar pajak, maka yang efektif dilakukan adalah berbasis short messege service (SMS) kepada wajib pajak sebelum jatuh tempo, maupun Call Center dengan menghubungi wajib pajak melalui telepon. 3. Sejauh mana pemungut pajak (pemerintah daerah), memanusiakan wajib pajak dengan pendekatan kultur, prilaku maupun spiritual. Artinya bahwa adanya upaya kualitas pelayanan yang mencerminkan organisasi yang mampu untuk memenuhi harapan masyarakat. Dimana pelayanan publik merupakan upaya dan kegiatan pemenuhan kebutuhan dasar dari hak-hak sipil masyarakat dari penyelenggara negara, dan dalam Reformasi birokrasi pengukuran kualitas kinerja pelayanan publik diharapkan tidak hanya bertumpu pada sudut pandang atau persepsi pihak penyedia pelayanan saja (Pemerintah), melainkan juga harus berdasarkan sudut pandang atau persepsi (masukan dan keinginan) masyarakat, sebagai pihak yang mengkonsumsi dan menikmati pelayanan. Sehingga keterlibatan masyarakat saat ini menjadi trend dalam menentukan kualitas pelayanan/memenuhi harapan masyarakat. References Hakim, L. (2016). ANALISIS PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN PADA BPR SEJAHTERA BATAM. DIMENSI, 5(1). Hamta, F. (2016). ANALISIS PENERAPAN DATA MINING DALAM MENGUKUR TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT PADA PELAYANAN SAMSAT BATAM. DIMENSI, 1(3). 4

Nasution, A. P. (2016). ANALISA PENGARUH MARKETING MIX PADA TINGKAT HUNIAN HOTEL BERBINTANG DI KOTA BATAM. DIMENSI, 3(2). Wibowo, E. A. (2016). ANALISA STRATEGI PENEMPATAN MEREK SEBAGAI BAGIAN DALAM KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU. DIMENSI, 3(1). 5