DODDY AFIANTO. Disampaikan dalam acara: Bimtek Perencanaan Pembangunan Daerah

dokumen-dokumen yang mirip
KAIDAH PERUMUSAN KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012

Disampaikan oleh : Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Pengembangan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

- 2 - Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Page 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pemerintah Daerah Provinsi berkewajiban menyusun perencanaan

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

PENYUSUNAN RENJA SKPD

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan BAB I PENDAHULUAN

IKU IKK -KPI Indikator Kinerja Utama (IKU) Indikator Kinerja Kunci (IKK) Key Performance Indicator

BAB I PENDAHULUAN I.1.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085

-1- PETUNJUK TEKNIS PERENCANAAN PEMBIAYAAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KETAHANAN PANGAN PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA I.

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA TAHUN 2013

WALIKOTA TANJUNGBALAI PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGBALAI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Semarapura, 30 Maret 2016 Kepala Bappeda Kabupaten Klungkung, I Wayan Wasta, SE, M.Si Pembina Tk. I (IV/b) NIP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DEPARTEMEN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH TAHUN 2006

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

TAHAPAN DAN TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Renstra Dinkes

PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENETAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KABUPATEN BADUNG TAHUN

BUPATI PANDEGLANG PROVINSI BANTEN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

BAB I P E N D A H U L U A N

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN NGAWI TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 34 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER (PPRG)

GUBERNUR SULAWESI BARAT

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Mengingat : 1. Pasal 18 Ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENERAPAN SAKIP BAGIAN KEUANGAN DAN ASSET SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LAMONGAN

WALIKOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2017

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU

EVALUASI TERHADAP HASIL RENCANA. (Menilai & Memastikan)

LAMPIRAN PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 89 TAHUN 2012 TENTANG PENGENDALIAN DAN EVALUASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TABEL A

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 23 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN EVALUASI KINERJA PERANGKAT DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Berlakunya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistem

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

S A L I N A N PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA (RENJA) PEMBANGUNAN DINAS PU. PENGAIRAN KABUPATEN MUSI RAWAS

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH RENCANA AKSI PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PERUMAHAN RAKYAT, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN KABUPATEN PURWOREJO

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

RKPD Kabupaten OKU Selatan Tahun 2016 Halaman I. 1

PERJANJIAN KINERJA DAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH OLEH: WIGIT JATMIKO KEPALA SUBBAGIAN AKUNTABILITAS DAN PELAPORAN I

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BUPATI MALUKU TENGGARA

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 119 TAHUN 2015 TENTANG

Pemerintah Kota Bengkulu BAB 1 PENDAHULUAN

PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA (APLIKASI UNTUK PEMERINTAH PUSAT)

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP

SASARAN REFORMASI BIROKRASI

BAB I PENDAHULUAN. birokrasi dalam berbagai sektor demi tercapainya good government. Salah

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2013

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

A. LATAR BELAKANG PENGERTIAN DASAR

Kegiatan perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah yang diatur

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Rumusan. Masalah. Target. Tujuan. eplanning. Sasaran DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI

PEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD) KOTA BANDA ACEH NOMOR: / /SK/TAHUN 2016

Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG

Perubahan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun BAB I PENDAHULUAN

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 21 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 43 TAHUN 2008

Transkripsi:

DODDY AFIANTO Tenaga Ahli Penyusunan Permendagri Nomor 54/2010 dan 86/2017 Disampaikan dalam acara: Bimtek Perencanaan Pembangunan Daerah Metro Lampung, 30-31 Oktober 2017 DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI TAHUN 2017

KONSISTENSI RPJMD RKPD, KUA-PPAS DAN APBD (UTK MENCAPAI TUJUAN BERNEGARA) RPJPD berpedoman RENSTRA RPJMD SKPD/P berpedoman RENJA RKPD/P SKPD/P Pokir DPRD EPPD KUA/P PPAS/P RAPBD/P LPKD & LKPJ? memperhatikan RKA- SKPD DPA- SKPD/P LAKIP/ SAKIP Pengendalian dan Evaluasi Perencanaan Penganggaran Pelaporan

SIMPULAN AWAL... Indikator atas sesuatu sesungguhnya adalah lekat dengan keseharian kita; Tanpa fokus diskusi, indikator yang sederhana terasa menjadi sulit untuk ditentukan; Setiap hari, keputusan sederhana/penting maupun skala kecil/besar dibuat berdasarkan asupan berbagai indikasi yang berhubungan dengan sasaran yang ingin dicapai; Dalam banyak kasus, suatu indikator memerlukan kesepakatan; Dalam kehidupan organisasi indikator antara lain digunakan untuk merencanakan kinerja, menilai

APAKAH KINERJA?? Kebiasaan selama ini, kita menganggap sudah berkinerja apabila telah: Menghabiskan dana yang disediakan. Melaksanakan kegiatan. Menghasilkan produk. Perkembangan manajemen sektor publik saat ini adalah adanya tuntutan kepada penyelenggara negara untuk mempertanggung-jawabkan pengelolaan keuangan untuk sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat Manfaat kepada masyarakat inilah yang disebut outcome, dan outcome seperti ini yang disebut sebagai kinerja

Apa yang akan dihasilkan (Outcome/Impact) Rencana Kinerja, berarti: Membuat rencana mengenai outcome/impact yang akan dihasilkan Apa yang akan dikerjakan (aktivitas) Apa yang akan dibuat (output) Sesuatu yang disediakan atau dibeli Rencana Kerja, berarti: Membuat rencana yang berfokus pada penggunaan input, pemilihan kegiatan, dan output yang akan dibuat

PENGERTIAN Indikator kinerja adalah alat ukur untuk menilai keberhasilan pembangunan secara kuantitatif dan kualitatif (PP no. 8/2008). Indikator kinerja adalah alat ukur spesifik secara kuantitatif dan/atau kualitatif yang terdiri dari unsur masukan, proses, keluaran, hasil, manfaat, dan/atau dampak yang menggambarkan tingkat capaian kinerja suatu kegiatan (PP no. 6/2008). tanda yang berfungsi sebagai alat ukur pencapaian kinerja suatu sasaran, program atau kegiatan dalam bentuk keluaran (output), hasil (outcome), dampak (impact).

Tingginya tingkat kemiskinan Tingginya tingkat pengangguran Tingginya Tingkat Kematian Ibu Rendahnya kepemilikan akte kelahiran Belum optimalnya pelayanan air bersih Rendahnya luasan irigasi dalam kondisi baik Menurunnya tingkat kemiskinan Menurunnya tingkat pengangguran Menurunnya Tingkat Kematian Ibu Meningkatnya kepemilikan akte kelahiran Meningkatkan pelayanan air bersih Meningkatnya luasan irigasi dalam kondisi baik Angka Kemiskinan Tingkat Pengangguran Terbuka (%) Angka Kematian Ibu Persentase penduduk memiliki akte kelahiran (%) Persentase penduduk yg berakses air minum (%) Persentase area irigasi dalam kondisi baik (%)

FUNGSI INDIKATOR KINERJA Memperjelas tentang apa, berapa dan bagaimana kemajuan pelaksanaan kegiatan/program dan kebijakan organisasi; Menciptakan konsensus yang dibangun oleh berbagai pihak terkait untuk menghindari kesalahan interpretasi selama pelaksanaan kebijakan/program/kegiatan dan dalam menilai kinerjanya; Salah satu dasar dalam menentukan jumlah anggaran; Sebagai dasar dalam pembangunan Arsitektur Kinerja.

Metode Penyusunan SASARAN/ IMPACT Hasil pembangunan yang diperoleh dari pencapaian outcome Menggambarkan aspek makro tujuan pembangunan Apa yang ingin diubah PROGRAM/ OUTCOME keadaan yang ingin dicapai atau yang mencerminkan berfungsinya keluaran dari beberapa kegiatan dalam satu program. Apa yang ingin dihasilkan KEGIATAN/ OUTPUT Produk/barang/jasa akhir yang dihasilkan Apa yang di kerjakan (barang) atau dilayani (jasa)

KEGIATAN PROGRAM SASARAN RPJPD RPJMD RENSTRA SKPD RKPD RENJA SKPD Dampak (Impact) Dampak (Impact) 1 2 3 4 1 2 3 4 5 Dampak (Impact) 1 2 3 4 5 Dampak (Impact) tahunan Dampak (Impact) tahunan Hasil (Outcome) Capaian outcome RPJMD merupakan kumpulan dari seluruh outcome Renstra SKPD Hasil (Outcome) Keluaran (Output) Hasil (Outcome) Keluaran (Output) Hasil (Outcome) Keluaran (Output) Capaian outcome/output RKPD merupakan kumpulan dari seluruh outcome/output Renja SKPD

Spesifik Dapat dicapai Relevan Menggambarkan sesuatu yang diukur Dapat dikuantitatifkan dan diukur

Angka Absolut (misal 30 orang, 80 unit) Persentase: menggunakan perbandingan angka absolut dari yang diukur dengan populasinya (misal 50% atau 100%) Rasio: membandingkan angka absolut dengan angka absolut lain yang terkait (misal rasio jumlah guru dibandingkan jumlah murid) Rata-rata: angka rata-rata dari suatu populasi atau total kejadian (misal rata-rata biaya pelatihan per-peserta dalam suatu diklat) Indeks: angka patokan dari variabel kejadian berdasarkan suatu rumus tertentu (misal indeks harga saham, indeks pembangunan manusia)

Untuk hasil-hasil yang langsung dan mempunyai pengukuran yang benar dan terbukti, satu indikator saja sudah cukup. Hindari terlalu banyak indikator. Dapatkan keseimbangan antara sumberdaya yang tersedia untuk pengukuran kinerja dan jumlah informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan yang memadai. Periksa kembali apakah hasil yang diharapkan sudah dapat tercapai dengan jumlah indikator yang ditetapkan. Contoh: Hasil: Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Keluaran: Frekuensi iklan muncul di TV kabel perminggu

Validitas IK ditentukan berdasarkan tingkat kedekatan IK dengan apa yang mau diubah/dicapai/dihasilkan EXACT Ukuran yang ideal untuk mengukur hasil pencapaian sasaran yang diharapkan. PROXY ACTIVITY Indikator yang mengukur hasil tidak secara langsung, tetapi melalui sesuatu yang mewakili hasil tersebut. Indikator yang mengukur jumlah, biaya, waktu dari kegiatan-kegiatan yang berdampak pada hasil yang ingin dicapai.

Indikator Kinerja dapat berupa: 1. Indikator Kinerja Kunci (IKK), yang bersumber dari PP Nomor 6 Tahun 2008 dan Permendagri 73 Tahun 2009. 2. Indikator SPM (rev PP 65 tidak menyebutkan indikator) 3. Indikator MDG s dan SDG s 4. dll.

Target IK harus memenuhi kriteria spesifik, realistis, dapat dicapai, dapat diterapkan, dapat dimengerti, dapat diukur, dapat diadaptasi. Pemahaman yang jelas tentang situasi pada baseline data (contoh:rata-rata 3 tahun terakhir, tahun lalu, trend rata-rata, dll) memberikan informasi kondisi awal perencanaan periode selanjutnya. Ketersediaan sumber daya (data, dana dan SDM) selama periode pencapaian sasaran/program/ kegiatan.

lanjutan Penetapan target IK disesuaikan dengan peraturan perundangan yang terkait. Kewenangan organisasi. Angka target IK yang berupa persentase hendaknya disertakan dengan data mentahnya (angka pembilang dan penyebut).

Menganalisis data dan trend sebelumnya Menganalisis kondisi perekonomian terkini dan proyeksi ekonomi Focus group discussion (FGD) Umpan balik dari customer dan/atau stakeholder

Merupakan informasi mengenai ukuran kinerja yang dicapai setelah dilaksanakannya suatu kegiatan/ program tertentu. Realisasi/capaian kinerja harus: Berupa angka numerik; Berdasarkan fakta yang dapat dibuktikan kebenarannya.

Indikator Kinerja Utama (IKU) adalah ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis orgnisasi/instansi pemerintah daerah Permenpan 7/2007 Indikator Kinerja Kunci (IKK) adalah indicator kinerja utama yang mencerminkan keberhasilan penyelenggaraan suatu urusan pemerintahan. PP 6/2008

Indikator Outcome (Hasil) >< Indikator Output (Keluaran) Indikator outcome merupakan inti dari perumusan kebijakan dalam hubungannya dengan pemecahan masalah/isu strategis pembangunan Indikator Outcome lebih utama daripada sekedar Output Program/kegiatan telah terlaksana dengan baik (Output tercapai) Belum tentu Outcome terwujud Outcome menggambarkan tingkat pencapaian atas hasil lebih tinggi yang mungkin menyangkut kepentingan banyak pihak Dengan indikator Outcome instansi dapat mengetahui apakah hasil yang telah diperoleh dalam bentuk Output memberikan kegunaan yang besar bagi tercapainya target pembangunan

Indikator Impact merupakan hierarki utama dari pencapaian program/kegiatan pencapaian pembangunan daerah Indikator Impact memperlihatkan pengaruh dari manfaat yang diperoleh dari hasil kegiatan. Indikator Impact dapat diketahui dalam jangka waktu pendek, menengah, hingga panjang. Indikator Impact menunjukkan dasar pemikiran kenapa kegiatan dilaksanakan, menggambarkan aspek makro pelaksanaan kegiatan, serta tujuan kegiatan secara sektoral, regional, maupun nasional

Indikator Output: kegiatan : Pengadaan mobil ambulan Output : Jumlah Mobil Ambulan diadakan Kegiatan : sosialisasi peraturan perundangan Output : Jumlah Pelaksanaan Sosialisasi Kegiatan : Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik Output : jumlah meter kubik air, jumlah penggunaan kwh listrik

Indikator Outcome: Program : Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular Outcome :? Kegiatan : Penyemprotan/fogging sarang nyamuk Output : Frekuensi Penyemprotan Kegiatan : Sosialisasi Pemberantasan Nyamuk DB Output : Jumlah Pelaksanaan Sosialisasi