Mengukur Tingkat Kemampuan Berwirausaha Mahasiswa dalam Mmenjalankan Kegiatan Magang Lasminiasih Jurusan, Manajemen, Fakultas. Ekonomi, Universitas Gunadarma lasminiasih@staff.gunadarma.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat kemampuan jiwa kewirausahaan bagi mahasiswa yang berada di lingkungan perguruan tinggi dengan menjalankan kegiatan magang periode 2013. Metode yang digunakan adalah dengan metode kuantitatif dengan mengambil sampel sebanyak 35 mahasiswa Diploma Tiga Bisnis dan Kewirausahaaan Universitas Gunadarma yang telah mengikuti kegiatan magang dengan mengisi kuesioner. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat sebanyak 74% mahasiswa yang memiliki jiwa kewirausahaan dan terdapat 26% mahasiswa yang masih kurang memiliki sifat jiwa kewirausahaan. Kata kunci: Mahasiswa, Wirausaha Abstract: This study aims to quantify the level of ability of the entrepreneurship spirit for students in the college environment by running apprenticeship 2013. The method used is a quantitative method by taking a sample of 35 students of Diploma Business and Entrepreneurship Gunadarma University who has followed the apprenticeship activities by filling out the questionnaire. The results of this research are as 74% of students have on entrepreneurship spirit and are 26% of students who still lack the entrepreneurship spirit nature. Key Words: Entrepreneurship, Students PENDAHULUAN Kewirausahaan merupakan sekomponen yang sangat penting dalam perkembangan dan pertumbuhan ekonomi (Shumpeter, 1934). Selama ini banyak di dalam artikel yang sering memuat dan membahas tentang dunia kewirausahaan yang berkaitan erat dengan usaha kecil menengah dan masyarakat. Di dalam UU No. 20 Tahun 2003, yang berisikan tentang sistem pendidikan nasional, pendidikan adalah usaha yang sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Terdapat 3 hal yang penting untuk memberikan pembelajaran agar mahasiswa dapat mengetahui kewirausahaan yaitu yang pertama seorang mahasiswa harus tertarik dan termotivasi, kedua mahasiswa harus bisa melihat adanya kesempatan atau peluang bisnis yang
menguntungkan, ketiga sesorang mahasiswa harus memiliki beberapa keahlian yang dapat mendukung dalam menciptakan sesuatu. Dalam memberikan pembelajaran sikap kewirausahaan tidak hanya dilakukan dengan memberikan beberapa materi tentang bagaimana berwirausaha yang baik melainkan kewirausahaan dapat diajarkan melalui pendidikan dan pelatihan secara kerja nyata atau secara aplikatif. Dengan demikian semua orang dan semua kalangan baik dari yang pendidikan tingkat rendah hingga ke pendidikan tinggkat tinggi memiliki kesempatan yang sama untuk berlomba-lomba dalam mendapatkan peluang usaha. Menurut (Winarno, 2010) berpendapat bahwa dalam menilai kewirausahaan itu terdiri dari yang pertama sifat wirausaha tidak di bawa sejak lahir, kedua wirausaha selalu berhubungan dengan objek, ketiga wirausaha harus memiliki tujuan pasa suatu objek atau sekumpulan objek, keempat wirausaha dapat berjalan dengan jangka waktu yang lama atau sebentar. Dengan demikian karakteristik kewirausahaan yang mencakup mencari peluang, mengambil resiko, dan mendorong ide-ide agar menjadi nyata. Pada umumnya mahasiswa yang lulusan di perguruan tinggi setelah menyelesaikan pendidikannya lebih banyak yang mencari pekerjaan jika dibandingkan dengan berwirausaha atau membuka peluang usaha. Itu dikarenakan mahasiswa lebih bangga dalam mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan bidang ilmu yang telah diampu jika harus dibandingkan berwirausaha. Ini dapat dilihat dari data setiap tahun yang secara terus menerus bahwa tingkat pengangguran selalu bertambah. Dimana dapat dilihat dari data sebagai berikut: Tabel 1. Jumlah Pengangguran Berdasarkan Tingkat Pendidikan 2006 2011 No. Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan 2006 2007 2008 2009 2010 2011 1 Tidak/belum pernah 170 666 94 301 103 206 90 471 157 586 190 370 sekolah 2 Belum/tidak tamat SD 611 254 438 519 443 832 547 430 600 221 686 895 3 SD 2 589 699 2 179 792 2 099 968 1 531 671 1 402 858 1 120 090 4 SLTP 2 730 045 2 264 198 1 973 986 1 770 823 1 661 449 1 890 755 5 SLTA Umum 2 851 518 2 532 204 2 403 394 2 472 245 2 149 123 2 042 629 6 SLTA Kejuruan 1 305 190 1 538 349 1 409 128 1 407 226 1 195 192 1 032 317 Diploma 7 I,II,III/Akade 278 074 397 191 362 683 441 100 443 222 244 687 mi 8 Universitas 395 554 566 588 598 318 701 651 710 128 492 343 Total 10 932 000 10 011 142 9 394 515 8 962 617 8 319 779 7 700 086 Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2006 sampai dengan 2011
Dilihat dari data di atas, bahwa tingkat pengangguran dari tahun ke tahun masih terdapat jumlah pengganguran meskipun terdapat penurunan tingkat pengangguran di berbagai tingkat pendidikan baik dari tingkat sekolah dasar hingga ke perguruan tinggi. Dengan data tersebut salah satu cara faktor untuk mengurangi tingkat pengangguran adalah dengan berwirausaha. Seorang wirausaha harus dapat melihat dan membaca peluang usaha dengan menciptakan suatu kreatif dan inovasi usaha sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang kurang mampu dengan demikian dapat megurangi jumlah kemiskinan dan pengangguran yang terjadi di Indonesia. Salah satu faktor yang dapat mengurangi tingkat jumlah kemiskinan pengangguran adalah pelaku usaha seperti Usaha Kecil Mikro (UKM). Usaha kecil menengah adalah suatu indikator yang sangat penting dalam memajukan perekonomian suatu negara. Dengan jumlah usaha kecil menengah yang semakinn banyak maka tingkat perekonomian akan bertambah maju dan jika jimlah usaha kecil menengah rendah maka perekonomian suatu negara akan mengalami kemunduran juga. Dengan demikian apabila paradikma dalam mencari pekerjaan tersebut tidak ditanamkan tentang pentingnya berwirausah maka akan menambah jumlah penggangguran dari tahun ke tahun di Indonesia. Untuk itu kita harus menanamkan pendidikan sejak dini dengan memberikan pelatihan yang sederhana tentang bagaimana cara berwirausaha yang baik dan berkarakter. Dengan demikian sebaiknya pendidikan kewirausahaan dimasukkan kedalam kurikulum pendidikan mulai sejak dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi, sehingga dengan program tersebut diharapkan akan mendapatkan wirausaha generasi muda yang kreatif, inovasi dan tangguh. Salah satu dari program pelatihan kewirausahaan seperti yang telah dijalankan di Pusat Bisnis dan Kewirausahaan Universitas Gunadarma setiap tahunnya dengan menjalankan kegiatan magang bagi mahasiswa dari Program Diploma Tiga Bisnis dan Kewirausahaan Universitas Gunadarma untuk menjalankan kewajiaban magang dengan beberapa kegiatan yang mengarah ke bidang wirausaha seperti menghitung membuat suatu produk, stok barang, menjual produk sesuai dengan target yang telah ditentukan, dengan tujuan apakah mahasiswa tersebut mampu dalam mencapai target, pencatatan laporan penjualan, dan diajarkan cara mengembangkan kreatifitas mahasiswa melalui pembuatan produk-produk kreatifitas yang unik, menarik dan memiliki nilai ekonomis dari bahan-bahan yang bekas yang berada di sekitar masyarakat, selain itu juga dengan bertujuan untuk melatih kedisiplinan mahasiswa untuk memaksimalkan waktu dengan berbagia kegiatan yang harus dijalankan dan baik menjalankan kegiatan magang dan kegiatan akademi. Dengan demikian berdasarkan uraian diatas maka penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat kemampuan berwirausaha pada mahasiswa dalam kegiatan magang terhadap mahasiswa Diploma Tiga Bisnis dan Kewirausahaan Universitas Gunadarma.
METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini objek yang digunakan adalah 35 mahasiswa Diploma Tiga Bisnis Kewirausahaan yang telah menjalankan kegiatan magang di Pusat Bisnis dan Kewirausahan Universitas Kewirausahaan Universitas Gunadarma pada tahun 2013 yang dimulai pada bulan maret sampai dengan bulan mei. Untuk pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive. Dimana dengan melihat dari responden yang telah bersedia mengisi kuesioner dari pihak mahasiswa yang telah menjalankan kegiatan magang. Sehingga metode yang digunakan adalah metode kuantitatif. Sebagai penilaian untuk mengukur tingkat kemampuan jiwa kewirausahaan mahasiswa peneliti menggunakakan beberapa pertanyaan dari Joseph Schmidt, yang terdiri dari dan dari instrumen lain yang mendukung tentang kegiatan magang berdasarkan data sekunder. Terdapat 17 pertanyaan antara lain adalah sebagai berikut: 1. Saya bersedia mengambil resiko supaya untuk mendapatkan sesuatu 2. Dalam mendapatkan sesuatu saya harus memikirkan tujuannya 3. Saya lebih suka mengerjakan mengerjakan pekerjaan yang sesuai dengan bidang ilmu saya 4. Saya tipe orang yang menyukai tantangan 5. Saya memiliki jiwa optimisme 6. Saya menyukai tantangan yang baru 7. Saya lebih menyukai pekerjaan dibandingkan dengan berwirausaha 8. Saya orang yang kratif 9. Saya sorang pekerja keras 10. Saya datang tepat waktu dalam menjalankan tugas 11. Saya malu jika harus berjualan di lingkungan kampus 12. Saya dalam menjalankan tugas untuk menjual suatu barang/produk mendapatkan omset yang telah di targetkan 13. Saya dalam menjual barang/produk mendapatkan omset yang lebih dari yang telah di targetkan 14. Saya setuju dengan program kegiatan magang sebagai sarana pelatihan jiwa kewirausahaan 15. Saya sangat senang belajar kewirausahaan 16. Saya sangat termotifasi untuk berwirausaha setelah menjalankan kegiatan magang 17. Kegiatan magang ini menyenangkan Ketentuan yang akan digunakan dalam pengambilan keputusan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apabila jika jawaban sesorang menjawab YA lebih dari 12 pertanyaan, maka mahasiswa tersebut memiliki tingkat kemampuan jiwa kewirausahaan yang tinggi. 2. Apabila jika jawaban seseorang menjawab YA sebanyak 8 sampai dengan 12 pertanyaan, maka mahasiswa tersebut sebenarnya memiliki tingkat kemampuan jiwa kewirausahaan, tetapi masih di perlukan pendekatan dengan berbagai pelatihan yang mendorong mahasiswa tersebut agar dapat menggali potensi pengembangan diri terhadap dunia usaha.
3. Apabila jika jawaban seseorang kurang dari 8 pertanyaan maka mahasiswa tersebut lebih cenderung cocok untuk menjadi karyawan. HASIL DAN PEMBAHASAN Berikut ini adalah hasil dari pengumpulan data yang telah dilakukan survei terhadap mahasiswa Diploma 3 Bisnis dan Kewirausahaan Universitas Gunadarma dengan cara menyebarkan kuesioner yang berkaitan dengan mengukur tingkat kemampuan jiwa kewirausahaan. Dengan demikian maka hasil yang telah didapatkan antara lain adalah sebagai berikut: Tabel 2. Hasil kuesioner tingkat kemampuan berwirausaha mahasiswa di Universitas Gunadarma No Pertanyaan Jawaban % Jawaban YA TIDAK YA 1 Saya bersedia mengambil resiko supaya untuk mendapatkan sesuatu 31 4 89 2 Dalam mendapatkan sesuatu saya harus memikirkan tujuannya 33 2 94 3 Saya lebih suka mengerjakan pekerjaan yang sesuai dengan bidang ilmu saya 16 19 46 4 Saya tipe orang yang menyukai tantangan 26 9 74 5 Saya memiliki jiwa optimisme 34 1 97 6 Saya menyukai tantangan yang baru 33 2 94 7 Saya lebih menyukai pekerjaan dibandingkan dengan berwirausaha 23 12 66 8 Saya orang yang kratif 17 18 49 9 Saya sorang pekerja keras 19 16 54 10 Saya datang tepat waktu dalam menjalankan tugas 32 3 91 11 Saya malu jika harus berjualan di lingkungan kampus 28 7 80 12 Saya dalam menjalankan tugas untuk menjual suatu barang/produk mendapatkan omset yang telah di targetkan 31 4 89 13 Saya dalam menjual barang/produk mendapatkan omset yang lebih dari yang telah di targetkan 25 10 71 Saya setuju dengan program kegiatan magang sebagai sarana 14 pelatihan jiwa kewirausahaan 21 14 60 15 Saya sangat senang belajar kewirausahaan 31 4 89
16 Saya sangat termotifasi untuk berwirausaha setelah menjalankan kegiatan magang 18 17 51 17 Kegiatan magang ini menyenangkan 21 14 60 Sumber : Hasil Kuesioner, yang telah diolah Dari tabel diatas dapat menunjukkan secara umum bahwa dari 35 responden mahasiswa yang menjalankan kegiatan magang, semua memiliki 17 karakter yang dibutuhkan untuk menjadi wirausaha yang dapat ditunjukkan dengan jumlah persentase yang menjawab YA lebih besar yaitu sebanyak 439 jika dibandingkan dengan jawaban TIDAK sebanyak 156. Selain itu dari hasil tersebut dapat diketahui beberapa aspek yang masih sangat kurang yaitu terdapat pada 19 mahasiswa yang lebih menyukai pekerjaaan menurut bidang ilmu yang telah di ampu. Berikut ini adalah hasil analisis anatra lain adalah: 1. Hasil dari analisis menunjukkan bahwa kegiatan magang di perguruan tinggi dapat diterima oleh mahasiswa dengan baik, ditunjukkan dengan jumlah mahasiswa yang menjawab YA sebesar 60%. 2. Ternyata terdapat 23 korespondeng yang menjawab YA dengan menyukai pekerjaan di bandingkan berwirausaha. Berarti banyak mahasiswa yang kurang termotivasi untuk berwirausaha. Di tunjukkan sebanyak 51%. 3. Mahasiswa kurang memiliki kreatifitas dalam berwirausaha di lihat hanya 49% mahasiswa yang menjawab YA. 4. Mahasiswa yang memiliki jiwa obtimisme adalah yang paling tinggi presentasesnya yaitu debesar 97%. Hal yang penting dan harus diperhatikan adalah walaupun persentase responden yang menjawab YA paling dominan, tetapi ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam meningkatkan jiwa kewirausahaan mahasiswa yaitu diantarnya meningkatkan kreatifitas dan motivasi untuk berwirausaha. Samir dan Larso, 2011 menyatakan bahwa sifat yang optimis sangat dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Dalam meningkatkan jiwa kewirausahaan perlu dilakukan pendidikan dan pelatihan yang baik dengan tujuan menciptakan wirausaha generasi muda yang tangguh dan sukses.
Berkaitan dengan kriteria Schmidt, maka dapat diperoleh hasil sebagai berikut: Jumlah 500 450 400 350 300 250 200 150 100 50 0 Mahasiwa yang memiliki jiwa kewirausahaan sebesar 74% Mahasiswa yang kurang memiliki jiwa kewirausahaan dan masih harus di berikan pembekalan 26% Jumlah Gambar 1. Persentase jumlah kepemikikan jiwa kerirausahaan mahasiswa Sumber: Hasil survey yang diolah Dari gambar diatas maka dapat diketahui bahwa tingkat jiwa kewirausahaan mahasiswa Diploma Tiga Bisnis dan Kewirausahaan Universitas Gunadarma sebesar 74% memiliki jiwa kewirausahaan. Dan sebesar 26% mahasiswa yang kurang memiliki jiwa kewirausahaan dan masih harus di berikan pembekalan motifasi, pelatihan dan kreatifitas agar dapat menjadi wirausaha yang sukses. Untuk menjadi seorang wirausaha yang sukses harus dibekali kemampuan, ketrampilan, keahlian manajemen, adobsi inovasi teknologi, keahlian mengelola keuangan modal maupun keahlian pemasaran dengan cara pemasaran secara langsung yang telah di jalankan oleh program Diploma Bisnis dan Kewirausahaan Universitas Gunadarma dengan menjalankan magang dengan bertujuan untuk menciptakan wirausaha generasi muda. SIMPULAN DAN SARAN Untuk meningkatkan jiwa kewirausahaan tidak hanya diterapkan di dalam Usaha Kecil Menengah (UKM), tetapi dapat dilakukan oleh di berbagai kalangan baik di kalangan UKM, mahasiswa, Dosen dan pelaku usaha yang lain. Berdasarkan hasil pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar dari mahasiswa Diploma Tiga Bisnis dan Kewirausahaan Universitas Gunadarma yang mengikuti kegiatan magang memiliki jiwa kewirausahaan, tetapi masih ada sebagian mahasiswa yang kurang memiliki jiwa kewirausahaan dan harus di berikan pembekalan dan pendekatan yang dapat memotivasi supaya memiliki jiwa kewirausahaan dengan memliki kreatifitas, inovasi dan kemandirian.
Dalam penelitian ini, kami sebagai penulis menyarankan bagi peneliti selanjutnya untuk dapat dikembangkan dengan lebih jauh lagi. Penelitian diharapkan memperbanyak jumlah responden mahasiswa dalam mengisi kuesioner baik dari mahasiswa Diploma Bisnis dan Kewirausahaan maupun mahasiswa dari berbagai jurusan atau fakultas. Selain itu dalam penelitian ini peneliti juga menyarankan dalam mengalisis menggunakan meteode yang berbeda, sehingga dapat menghasilakan analisis yang berdeda dan dapat dibandingkan. DAFTAR PUSTAKA Ain A. Furi, 2013, Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Prestasi Belajar Kewirausahaan Terhadap Sikap Kewirausahaan Peserta Didik SMK N 1 Cerme, Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan, Volume. 1 Nomor 173 Alfin Samir dan Dwi Larso,2011, Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja UKM Catering di Kota Bandung, Jurnal Manajemen dan Teknologi Volume. 10 Nomor 2 Handayani T, Muhtadawati, Ningsih M.G, 2003, Magang Kewirausahaan pada Usaha Budidaya Jamur Konsumsi, Jurnal DEDIKASI Volume. 1, Nomor. 1 Priyanto H. Sony, 2009, Mengembangkan Pendidikan Kewirausahaan di Masyarakat, Jurnal PNFI, Volume. 1 Nomor. 1 Siswoyo, B. Bambang, 2009, Pengembangan Jiwa Kewirausahaan di Kalangan Dosen dan Mahasiswa, ISSN: 0853-7283, Nomor 115 Sudjono dan Rahab, 2012, Pengembangan Kapabilitas IKM Berbasis pada Orientasi Kewirausahaan dan Pembelajaran Organisasional, Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan, Volume. 1, Nomor. 2 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Wijaya Trisna dan Budi Retno, 2012, Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa di STIE MDP, STMIK, dan STIE MUSI, Jurnal Ilmiah STIE MDP Volume. Nomor.2