DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 1-13

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. penerimaan opini audit going concern pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

NASKAH PUBLIKASI. Oleh: OKTAVIANI RIZQI KHUSNUL KHOTIMAH B

Mutchler, J.F., W. Hopwood, dan J.C McKeown The Influence of Contrary Information and Mitigating Factors on Audit Report Decisions on Bankrupt

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

DAFTAR PUSTAKA. repository.unisba.ac.id

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bawah satu prinsipal atau lebih yang melibatkan agen untuk melaksanakan beberapa

PENGARUH KUALITAS AUDIT, DEBT DEFAULT DAN KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP PENERIMAAN OPINI GOING CONCERN

ANALISIS PENGARUH KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, KUALITAS AUDITOR, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN

BAB I PENDAHULUAN. Going concern adalah kelangsungan hidup suatu badan usaha. Going

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pemilihan sampel menggunakan metode sampel bertujuan (purposive sampling), dimana

PENGARUH GROWTH, SIZE, DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA SEKTOR PROPERTY DAN REAL ESTATE

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI GOING CONCERN. Sofia Prima Dewi Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara. Abstract

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN UNQUALIFIED OPINION WITH MODIFIED PARAGRAPH GOING CONCERN

Accounting Analysis Journal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebelumnya, dan reputasi KAP terhadap opini audit going concern pada

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI GOING CONCERN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. Masing-masing akan

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Objek dari penelitian dalam skripsi ini adalah seluruh perusahaan go public yang

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh audit tenure,

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk dapat survive melainkan harus mampu memiliki keunggulan bersaing

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDITOR DALAM MEMBERIKAN OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, PRAKTIK MANAJEMEN LABA, PRICE EARNING RATIO,

NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Iman Murtono Soenhadji, Ph.D

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, mengakibatkan permintaan akan laporan keuangan perusahaan

Retno Pudjiastuti Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sekaran dan Bougie (2013: 240) menjelaskan definisi populasi sebagai

BAB IV HASIL PENGUJIAN DATA DAN PEMBAHASAN. IV.1.1 Gambaran Umum Populasi dan Sampel Penelitian

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN. Djarwanto, 2012: 93). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh

Retno Pudjiastuti 1) Untara 2) Abstrak

ANALISIS PENGARUH DEBT DEFAULT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDITOR DALAM MEMBERIKAN OPINI AUDIT GOING CONCERN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. jenis perusahaan seluruh sektor manufaktur. Data yang digunakan dalam

PENGARUH KONDISI KEUANGAN, PERTUMBUHAN DAN OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN

Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

Dewi Ratna Sari Sri Wahyuni Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Purwokerto ABSTRACT

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN

by: Maulidah Rahmita Supervisor: Dr.Waseso Segoro UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. Data penelitian yang meliputi laporan keuangan yang telah dipublikasi yang

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2010-

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDITOR DALAM MEMBERIKAN OPINI AUDIT GOING CONCERN (Pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun )

PENGARUH FAKTOR KEUANGAN DAN KARAKTERISTIK AUDITOR PADA KUALIFIKASI OPINI KELANGSUNGAN USAHA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan besar seperti Enron, Worldcom, Xerox dan lain-lain yang pada

DAFTAR PUSTAKA. Auditing Practice Board SAS 600: Auditor s Reports on Financial Statements.London:APB

DeAngelo, L. E. (1981). Auditor Size and Audit Quality. Journal of Accounting and Economics, vol 3, pp

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyusun laporan keuangan suatu entitas sehingga jika suatu entitas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendapatan suatu negara merupakan hal yang sangat penting dalam

Kata Kunci : Disclosure, Debt Default, Kualitas Audit, Opini audit tahun sebelumnya, Going Concern.

ANALISIS PENGARUH FAKTOR PERUSAHAAN, KUALITAS AUDIT, KEPEMILIKAN PERUSAHAAN TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN

BAB III METODE PENELITIAN. selama 3 tahun dari tahun Perusahaan manufaktur dipilih dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Indonesia periode Penelitian ini meggunakan data sekunder yaitu dari

I KADEK ARDIKA NI NENGAH SERI EKAYANI Fakultas Ekonomi Universitas Warmadewa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini masuk ke dalam jenis penelitian asosiatif yaitu

PENDAHULUAN Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk dapat mengatur strategi yang tepat agar dapat bertahan dan berkem

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai dengan tahun 2015 berdasarkan metode purposive sampling pada. TABEL 4. 1 Prosedur Pengambilan Sampel

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan manipulasi akuntansi. Peristiwa ini pernah terjadi pada beberapa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN OPINI AUDIT DENGAN PARAGRAF GOING CONCERN

significantly not influented to audit opinion going concern, liquidity ratio significantly not influented to audit opinion going concern, Activity rat

BAB III METODE PENELITIAN

Judul: Pengaruh Opinion Shopping, Disclosure dan Reputasi KAP pada Opini Audit Going Concern

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH UKURAN KAP, FEE AUDIT, DAN AUDIT TENURETERHADAP KUALITAS AUDIT

Lie et al. / Berkala Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol. 1, No. 2 (2016):

PENDAHULUAN Kelangsungan hidup suatu usaha selalu dihubungkan dengan kemampuan manajemen dalam mempertahankan usahanya dalam jangka waktu panjang. Ole

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN. melalui metode purposive sampling yang dipilih berdasarkan kriteria-kriteria. tahun penelitian ( )

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN, KUALITAS AUDITOR DAN KEPEMILIKAN PERUSAHAAN TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. perusahaan, financial distress dan opini audit going concern terhadap auditor

BAB III METODE PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECENDERUNGAN PENERIMAAN UNQUALIFIED OPINION WITH MODIFIED PARAGRAPH GOING CONCERN

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN

D T E E T R E M R INA N S A I S

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDITOR GOING CONCERN DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR PADA TAHUN

Uswatun Hasanah ( ) Universitas Bina Nusantara Drs. Gatot Imam Nugroho, Ak., MBA (D1613) ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. penelitian ini, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Transkripsi:

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 01, Halaman 1-13 http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/accounting PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KECENDERUNGAN PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN Nurul Aiisiah, Sugeng Pamudji 1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedharto SH Tembalang, Semarang 5039, Phone: +6476486851 ABSTRACT This study aims to determine the effect of audit quality, company s financial condition, audit opinion prior year, company s growth, and company size to the acceptance of going concern audit opinion. After data analysis based on four models of financial condition, the result are audit quality, audit opinion prior year and company s growth does not significantly affect the acceptance of going concern audit opinion use either The Zmijeski Model, Altman Model, Revised Altman Model, and The Springate model. On the other hand, company size significantly affect the acceptance of going concern audit opinion in each models. Company s financial condition has the negative effect and significantly to the acceptance of going concern audit opinion when using The Zmijeski Model, The Revised Altman Model. While company s financial condition does not affect the acceptance of going concern audit opinion when using The Altman Model and The Springate Model. Keywords : The Zmijeski Model, Altman Model, Revised Altman Model, The Springate model, audit quality, financial condition, audit opinion prior year, company growth, company size, going concern audit opinion. PENDAHULUAN Going concern adalah kelangsungan hidup suatu badan usaha. Going concern juga merupakan asumsi dasar dalam penyusunan laporan keuangan, suatu perusahaan tidak bermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau mengurangi secara material skala usahanya (Standar Akuntansi Keuangan, 009). Going concern digunakan sebagai asumsi dalam pelaporan keuangan sepanjang tidak terbukti adanya informasi yang menunjukkan hal berlawanan (contrary information). Biasanya informasi yang secara signifikan dianggap berlawanan dengan asumsi kelangsungan hidup satuan usaha adalah berhubungan dengan ketidakmampuan satuan usaha dalam memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo tanpa melakukan penjualan sebagian besar aktiva kepada pihak luar melalui bisnis biasa, restrukturisasi utang, perbaikan operasi yang dipaksakan dari luar dan kegiatan serupa yang lain. (PSA No.30) Auditor mengeluarkan opini audit going concern untuk memastikan apakah perusahaan mampu mempertahankan kelangsungan usahanya atau tidak. Opini audit going concern sangat berguna bagi investor untuk menetapkan keputusan investasi. Clarkson (1994) dalam Januarti (008) melakukan studi yang mengidentifikasi reaksi investor terhadap opini audit yang memuat informasi kelangsungan hidup perusahaan berdasarkan pengungkapan hasil analisis laporan keuangan. Studi tersebut menemukan bukti bahwa ketika investor akan melakukan investasi maka ia perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan, dengan melihat laporan auditor terutama yang menyangkut kelangsungan hidup perusahaan. 1 Penulis penanggung jawab

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 01, Halaman Terkait dengan pentingnya opini audit yang dikeluarkan oleh auditor, maka auditor harus bertanggungjawab untuk mengeluarkan opini audit going concern yang konsisten dengan kondisi yang sebenarnya. Ada beberapa faktor yang dapat dikaji sebagai faktor yang berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern, yaitu : kualitas audit, kondisi keuangan perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan. Penulis beranggapan bahwa penelitian mengenai opini audit going concern di Indonesia masih menjadi objek penelitian yang penting dan menarik dilakukan karena mengingat bahwa opini audit going concern suatu badan usaha merupakan salah satu hal yang mendasari para investor dalam pengambilan keputusan investasi dan juga para kreditor dalam meminjamkan dananya dengan tujuan untuk memperoleh laba dari aktivitas entitas tersebut. Selain itu, opini audit going concern sering dihubungkan dengan kemampuan manajemen perusahaan untuk lebih mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitas audit, kondisi keuangan perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 006 010. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Jensen dan Meckling (1976) dalam Susanto (009) menggambarkan hubungan agensi sebagai suatu kontrak di bawah satu atau lebih principal yang melibatkan agen untuk melaksanakan beberapa layanan bagi mereka dengan melakukan pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada agen. Baik principal maupun agen diasumsikan orang ekonomi rasional dan semata mata termotivasi oleh kepentingan pribadi. Shareholders atau principal mendelegasikan pembuatan keputusan mengenai perusahaan kepada manajer atau agen. Bagaimanapun juga, manajer tidak selalu bertindak sesuai keinginan shareholders, sebagian dikarenakan oleh adanya moral hazard. Dibutuhkan pihak ketiga yang independen sebagai mediator pada hubungan antara principal dan agen. Pihak ketiga ini berfungsi untuk memonitor perilaku manajer (agen) apakah sudah bertindak sesuai keinginan principal. Auditor adalah pihak yang mampu menjembatani kepentingan pihak principal (shareholders) dengan pihak manajer (principal) dalam mengelola keuangan perusahaan (Setiawan 006). Tugas auditor adalah memberikan opini atas laporan keuangan tersebut, mengenai kewajarannya. Selain itu, auditor saat ini juga harus mempertimbangkan akan kelangsungan hidup perusahaan Pengaruh kualitas audit terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern Auditor yang mempunyai kualitas audit yang baik lebih cenderung akan mengeluarkan opini audit going concern apabila klien mengalami masalah going concern. Penelitian Mutchler et. al. (1997) dalam Ramadhany (004) menemukan bukti univariat bahwa auditor big 6 lebih cenderung menerbitkan opini audit going concern pada perusahaan yang mengalami financial distress dibandingkan auditor non big 6. Auditor skala besar dapat menyediakan kualitas audit yang lebih baik dibandingkan auditor skala kecil, termasuk dalam mengungkapkan masalah going concern. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis pertama yang diajukan adalah sebagai berikut : H1 : Kualitas audit berpengaruh positif terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern. Pengaruh kondisi keuangan terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern Tingkat kesehatan suatu perusahaan dapat dilihat dari kondisi keuangan perusahaan. Perusahaan yang mempunyai kondisi keuangan yang baik maka auditor tidak akan mengeluarkan opini audit going concern (Ramadhany, 004). Penelitian setyarno et. al (006) menggunakan regresi logistik menunjukkan bahwa variabel kondisi keuangan yang diproksikan dengan The Altman Model berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 01, Halaman 3 Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis kedua yang diajukan adalah sebagai berikut : Ha : Kondisi keuangan perusahaan yang diukur dengan The Zmijeski Model (1984) berpengaruh negatif terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern. Hb : Kondisi keuangan perusahaan yang diukur dengan The Altman Model (1968) berpengaruh negatif terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern. Hc : Kondisi keuangan perusahaan yang diukur dengan Revised Altman Model (1993) berpengaruh negatif terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern. Hd : Kondisi keuangan perusahaan yang diukur dengan The Springate Model (1978) berpengaruh negatif terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern. Pengaruh opini audit going concern tahun sebelumnya terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern Opini audit going concern yang telah diterima auditee pada tahun sebelumnya akan menjadi faktor pertimbangan yang penting bagi auditor dalam mengeluarkan opini audit going concern pada tahun berjalan jika kondisi keuangan auditee tidak menunjukkan tanda tanda perbaikan atau tidak adanya rencana manajemen yang dapat direalisasikan untuk memperbaiki kondisi perusahaan. Santosa dan Wedari (007) menganalisis tentang faktor faktor yang mempengaruhi kecenderungan penerimaan opini audit going concern. Hasilnya menunjukkan bahwa variabel opini audit tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going concern. Konsisten dengan penelitian terdahulu, maka hipotesis ketiga yang diajukan adalah : H3 : Opini audit tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern. Pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern Dalam penelitian ini pertumbuhan perusahaan diproksikan dengan rasio pertumbuhan penjualan. Penjualan merupakan kegiatan operasi utama perusahaan. Suatu perusahaan dengan rasio pertumbuhan penjualan yang positif memberikan indikasi bahwa perusahaan lebih mampu untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dan kemungkinan perusahaan terhadap kebangkrutan adalah kecil. Oleh karena itu, semakin tinggi rasio pertumbuhan penjualan perusahaan, maka akan semakin kecil kemungkinan auditor untuk menerbitkan opini audit going concern. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis keempat yang diajukan adalah sebagai berikut : H4 : Pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern Pengaruh ukuran perusahaan terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern Santosa dan Wedari (007) melakukan penelitian tentang faktor faktor yang mempengaruhi kecenderungan penerimaan opini audit going concern. Hasil dari penelitian tersebut memberikan bukti bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis kelima yang diajukan adalah sebagai berikut : H5 : Ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern METODE PENELITIAN Variabel opini audit going concern diukur dengan menggunakan variabel dummy, dimana kategori 1 diberikan kepada perusahaan yang menerima opini audit going concern sedangkan kategori 0 diberikan kepada perusahaan yang tidak menerima opini audit going concern. Variabel kualitas audit dalam penelitian ini diproksikan dengan menggunakan skala auditor. Variabel ini diukur dengan menggunakan variabel dummy, dimana kategori 1 untuk auditor yang tergabung dalam skala besar dan 3

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 01, Halaman 4 kategori 0 untuk auditor dalam skala kecil. Variabel kondisi keuangan perusahaan diukur dengan menggunakan empat model prediksi kebangkrutan yaitu The Zmijeski Model, The Altman Model, Revised Altman Model dan Springate Model. Variabel opini audit tahun sebelumnya diukur dengan menggunakan variabel dummy. Jika perusahaan menerima opini audit going concern (GCAO) pada tahun sebelumnya akan diberi kode 1 sedangkan jika perusahaan menerima opini audit non going concern (NGCAO) akan diberi kode 0. Varriabel pertumbuhan penjualan diukur sebagai berikut = (penjualan bersih t penjualan bersih t-1) : Penjualan bersih t-1. Variabel ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan natural logaritma dari total aktiva. HASIL DAN PEMBAHASAN Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun 006 010 yang telah diaudit dan dipublikasikan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih secara purposive sampling. Proses seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan ditampilkan dalam tabel berikut ini : Tabel 1 Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria No Kriteria Jumlah 1. 3. 4. 5. Total perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 006 010 Delisting selama periode penelitian (006-010) Selalu mengalami laba bersih setelah pajak yang positif selama laporan keuangan selama periode penelitian (006-010) Tidak ada laporan audit Sampel Total Sampel Selama Periode Penelitian ( 5 tahun) yaitu 37 x 5 = 185 185 Sumber : laporan keuangan, ICMD berbagai edisi 140 ( 4) (101) (3) 37 Pengujian Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. 4

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 01, Halaman 5 Tabel Hasil Uji Multikolinearitas GROWTH OPINI AUDIT SIZE ALTMAN 68 ZJIMESK I ALTMAN 93 SPRINGA TE GROWT H OPINI AUDIT SIZE ALTMA N68 ZJIMES KI ALTMA N93 SPRINGA TE 1.03.157 *.136.010.007.011.013 Sig. (-tailed).753.033.064.890.96.883.863.03 1 -.06.139 -.019 -.009 -.00 -.00 Sig. (-tailed).753.401.059.798.907.786.783.157 * -.06 1.166 *.057.04.051.046 Sig. (-tailed).033.401.04.441.569.490.535.136.139.166 * 1.343 **.51 **.338 **.98 ** Sig. (-tailed).064.059.04.000.001.000.000.010 -.019.057.343 ** 1.860 **.998 **.638 ** Sig. (-tailed).890.798.441.000.000.000.000.007 -.009.04.51 **.860 ** 1.863 **.161 * Sig. (-tailed).96.907.569.001.000.000.09.011 -.00.051.338 **.998 **.863 ** 1.69 ** Sig. (-tailed).883.786.490.000.000.000.000.013 -.00.046.98 **.638 **.161 *.69 ** 1 Sig. (-tailed).863.783.535.000.000.09.000 5

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 01, Halaman 6 GROWTH OPINI AUDIT SIZE ALTMAN 68 ZJIMESK I ALTMAN 93 SPRINGA TE GROWT H OPINI AUDIT SIZE ALTMA N68 ZJIMES KI ALTMA N93 SPRINGA TE 1.03.157 *.136.010.007.011.013 Sig. (-tailed).753.033.064.890.96.883.863.03 1 -.06.139 -.019 -.009 -.00 -.00 Sig. (-tailed).753.401.059.798.907.786.783.157 * -.06 1.166 *.057.04.051.046 Sig. (-tailed).033.401.04.441.569.490.535.136.139.166 * 1.343 **.51 **.338 **.98 ** Sig. (-tailed).064.059.04.000.001.000.000.010 -.019.057.343 ** 1.860 **.998 **.638 ** Sig. (-tailed).890.798.441.000.000.000.000.007 -.009.04.51 **.860 ** 1.863 **.161 * Sig. (-tailed).96.907.569.001.000.000.09.011 -.00.051.338 **.998 **.863 ** 1.69 ** Sig. (-tailed).883.786.490.000.000.000.000.013 -.00.046.98 **.638 **.161 *.69 ** 1 Sig. (-tailed).863.783.535.000.000.09.000 *. is significant at the 0.05 level (- tailed). **. is significant at the 0.01 level (-tailed). 6

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 01, Halaman 7 Tabel merupakan matrik korelasi untuk persamaan regresi. Dalam matrik ini akan dilihat besarnya korelasi antar variabel independen yang ukuran kinerja perusahaan memiliki nilai-niai korelasi antar variabel yang besar sehingga menunjukkan adanya gejala multikolinearitas antar keempat variabel independen. Untuk selanjutnya model penelitian akan dipecah ke dalam 4 model untuk membahas mengenai masing-masing ukuran kondisi keuangan perusahaan. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dengan regresi logistik cukup dengan melihat tabel Variables in the Equation pada kolom signifikan dibandingkan dengan nilai signifikansi (α) yang digunakan, yaitu 0.05 (5%). Pengujian Kelayakan Model Regresi Pengujian kelayakan model regresi logistik dilakukan dengan menggunakan Goodness of Fit Test yang diukur dengan nilai Chi-Square pada bagian bawah uji Hosmer and Lemeshow. Tabel 3 Hosmer and Lemeshow Test Model Hosmer and Lemeshow Test Sig 1 3 4 Sumber: Data Sekunder yang diolah 8.641 6.051 18.814 11.467 0.374 0.001 0.016 0.177 Pada model 1 dan 4 angka probabilitas menunjukkan angka > 0,05, sedangkan pada model dan 3 signifikansi di bawah 0,05. Hal ini berarti model regresi logistik pada model 1 dan 4 sudah fit sedangkan pada model dan 3 masih memiliki gangguan. Pengujian Keseluruhan Model (Overall Model Fit) Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai antara - Log Likelihood (-LL) pada awal (Block Number = 0) dengan nilai - Log Likelihood (-LL) pada akhir (Block Number = 1). Adanya pengurangan nilai antara -LL awal (initial -LL function) dengan nilai -LL pada langkah berikutnya (- LL akhir) menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali, 001). Tabel 4 Angka Block Number Model 1 3 4 Sumber : Data Sekunder yang diolah - Log Likelihood Block Number = 0 Block Number = 1 45,408 45,408 45,408 45,408 3,664 18,479 15,036,849 Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai -LL mengalami penurunan. 7

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 01, Halaman 8 Tabel 5 Omnibus Test Model Chi Square Hasil Uji Sig 1 3 4 Sumber : Data Sekunder yang diolah 7,744 6,99 30,37,559 0,001 0,000 0,000 0,000 Hasil pengujian penurunan likelihood mendapatkan nilai signifikansi di bawah 0,05 untuk keempat model tersebut. Hal ini mencerminkan bahwa keempat model tersebut adalah model yang baik dalam menjelaskan pengaruh kualitas audit, kondisi keuangan perusahan, opini audit tahun sebelumnya, pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan terhadap penerimaan opini audit going concern. Koefisien Determinasi Cox & Snell s R Square merupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran R pada multiple regression yang didasarkan pada teknik estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang dari 1 (satu) sehingga sulit diinterpretasikan. Nilai Nagelkerke s R Square dapat diinterpretasikan seperti nilai R pada multiple regression (Ghozali, 001). Tabel 6 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Cox & Snel R Nagelkerke 1 3 4 Sumber : Data Sekunder yang diolah 0,111 0,135 0,151 0,115 0,151 0,184 0,06 0,156 Dilihat dari output SPSS pada tabel 4.11, nilai Cox Snell s R Square maupun nilai Nagelkerke R untuk model 3 adalah yang paling besar Matrik Klasifikasi Matrik klasifikasi bertujuan untuk menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi dalam memprediksi kemungkinan penerimaan opini audit going concern pada perusahaan. Tabel 7 Matrik Klasifikasi Model 1 3 4 % Ketepatan Klasifikasi 69, 71,9 73,5 6, 8

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 01, Halaman 9 Kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi penerimaan opini audit going concern pada perusahaan yang paling besar adaalah pada model 3 yang mencapai 73,4% Pengujian Koefisien Regresi Tahap akhir adalah uji koefisien regresi. Hasil pengujian koefisien regresi dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 8 Hasil uji Hipotesis Var Altman 68 Zjimeski Altman 93 Springate Koef Sig Koef Sig Koef Sig Koef Sig Constant 4.453 0.115 4.66 0.151 4.776 0.103 4.546 0.106 GROWTH -0.166 0.484-0.184 0.471-0.145 0.537-0.19 0.54 OPINI 0.149 0.853 0.305 0.710 0.15 0.797 0.033 0.967 AUDIT -10.165 0.007-10.136 0.009-1.5 0.006-1.4 0.005 SIZE -0.181 0.088-0.14 0.050-0.198 0.073-0.178 0.09 Kinerja ALTMAN68-0.00 0.166 ZJIMESKI -0.093 0.019 ALTMAN93-0.053 0.03 SPRINGATE -0.096 0.119 Sumber: Data sekunder yang diolah Interpretasi Hasil dan Pembahasan Dalam penelitian ini dilakukan pengujian pengaruh kualitas audit, kondisi keuangan perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahan terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern. Pengaruh kualitas audit terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern. Pada Tabel 8 variabel kualitas audit (AUDIT) pada masing-masing model pengujian kebangkrutan signifikan dengan nilai sig dibawah 0.05. Walaupun secara statistik signifikan namun semua model menunjukkan arah koefisien negatif atau arah hasil pengujian tidak sesuai dengan yang diharapkan. sehingga model kebangkrutan ini kurang tepat untuk digunakan sebagai proksi kondisi keuangan perusahaan. Dengan demikian, hipotesis pertama ditolak. Artinya dapat disimpulkan bahwa variabel kualitas audit yang diproksikan dengan skala auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Berdasarkan uraian sebelumnya, dijelaskan bahwa kualitas auditor berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Ternyata hal tersebut tidak dapat dibuktikan dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian Mutchler et al. (1997), yang menemukan bukti bahwa 9

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 01, Halaman 10 auditor big 6 lebih cenderung menerbitkan opini audit going concern pada perusahaan yang mengalami financial distress dibandingkan auditor non big 6. Namun demikian penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Setyarno dkk (006) yang membuktikan bahwa kualitas audit tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Kantor Akuntan Publik, baik yang berskala besar maupun berskala kecil, akan selalu bersikap obyektif dalam memberikan pendapat. Pengaruh kondisi keuangan perusahaan terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern. Hasil uji regresi logistik memperlihatkan bahwa variabel kondisi keuangan yang diproksi menggunakan The Revised Altman Model Z93 pada tabel 8 menunjukkan nilai koefisien sebesar -0.053 dengan tingkat signifikansi 0.03 dan variabel kondisi keuangan yang diproksikan dengan model The Zjimeski Model menunjukkan nilai koefisien sebesar -0.093 dengan tingkat signifikansi 0.019. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa model prediksi kebangkrutan The Revised Altman Model dan The Zjimeski Model sebagai proksi kondisi keuangan menunjukkan hasil yang signifikan dengan nilai sig di bawah 0.05. Hasil penelitian ini menerima hipotesis bahwa kondisi keuangan secara signifikan berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Penerimaan atas hipotesis kedua ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Setyarno dkk (006) yang membuktikan bahwa kondisi keuangan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap opini audit going concern. Pengaruh opini audit tahun sebelumnya terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern. Pada tabel 8 hasil pengujian pengaruh opini audit tahun sebelumnya terhadap opini audit going concern menunjukkan bahwa opini audit tahun sebelumnya tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap opini going concern pada keempat model penelitian dengan nilai sig lebih dari 0.05. Hal ini berarti bahwa hipotesis ketiga ditolak. Apabila pada tahun sebelumnya auditor telah menerbitkan opini audit going concern, maka ada kemungkinan auditor untuk tidak menerbitkan kembali opini audit going concern pada tahun berikutnya. Berdasarkan uraian sebelumnya, dijelaskan bahwa opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap penerimaan opini going concern. Ternyata hal tersebut tidak dapat dibuktikan dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Santosa (007) yang membuktikan bahwa opini audit tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap penerimaan opini going concern. Pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern Pada tabel 8 variabel pertumbuhan perusahaan (GROWTH) pada masing masing model pengujian kebangkrutan tidak signifikan dengan nilai sig lebih dari 0.05. Dengan demikian, hipotesis keempat ditolak. Artinya dapat disimpulkan bahwa variabel pertumbuhan perusahaan (GROWTH) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap opini going concern pada keempat model penelitian. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Fanny dan Saputra (005) yang menemukan bukti empiris bahwa rasio pertumbuhan aktiva tidak berpengaruh signifikan pada penerimaan opini audit going concern. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa rasio pertumbuhan perusahaan tidak mempengaruhi penerimaan opini audit going concern. Hal ini terjadi karena pertumbuhan aset perusahaan yang tidak selalu diikuti dengan peningkatan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba serta meningkatkan saldo labanya. 10

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 01, Halaman 11 Pengaruh ukuran perusahaan terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern Pada tabel 8 hasil pengujian pengaruh ukuran perusahaan terhadap opini going concern menunjukkan nilai signifikansi di atas 0,05 namun di bawah 0,10 pada keempat model penelitian. Semua model menunjukkan arah koefisien negatif pada variabel ukuran perusahaan. Dengan demikian hipotesis kelima diterima. Artinya dapat disimpulkan bahwa variabel ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap opini audit going concern. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Januarti dan Fitrianasari (008) yang menemukan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern. Meskipun demikian hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Santosa ( 007) yang membuktikan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern. KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa : (1) kualitas audit tidak berpengaruh terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern baik menggunakan The Zmijeski Model, Altman Model, Revised Altman Model, maupun The Springate Model. () kondisi keuangan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern ketika menggunakan The Zmijeski Model, The Revised Altman Model. Sedangkan kondisi keuangan perusahaan tidak berpengaruh terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern pada saat menggunakan Altman Model dan The Springate Model. (3) opini audit tahun sebelumnya tidak berpengaruh terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern baik menggunakan The Zmijeski Model, Altman Model, Revised Altman Model, maupun The Springate Model. (4) pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern baik menggunakan The Zmijeski Model, Altman Model, Revised Altman Model, maupun The Springate Model. (5) ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap kecenderungan penerimaan opini audit going concern pada saat menggunakan The Zmijeski Model, Altman Model, Revised Altman Model dan The Springate Model. Keterbatasan dan Saran Keterbatasan dalam penelitian ini adalah penelitian ini hanya menggunakan 5 variabel yaitu kualitas audit, kondisi keuangan perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, pertumbuhan perusahaan, dan ukuran perusahaan. Dari keterbatasan tersebut, maka untuk penelitian yang akan datang disarankan untuk memasukkan variabel tambahan yang mungkin berpengaruh terhadap opini audit going concern. REFERENSI Altman, E, 198. Accounting Implications of Failure Predictions Models. Journal of Accounting, Auditing and Finance, Summer. 4 19. DeAngelo, L. 1981. Auditor Independence, Low Balling, and Disclosure Regulation. Journal of Accounting and Economics 0 (December). pp.97-3. Fanny, Margaretta. dan Saputra, S. 005. Opini Audit Going concern: Kajian Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Reputasi Kantor Akuntan Publik (Studi pada Emiten Bursa Efek Jakarta). Simposium Nasional Akuntansi VIII: pp. 966-978. 11

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 01, Halaman 1 Fitrianasari, Ella dan Indira Januarti, 008. Analisis Rasio Keuangan dan Rasio Non Keuangan yang Mempengaruhi Auditor dalam Memberikan Opini Audit Going Concern pada Auditee (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEJ tahun 000-005). Ghozali, Imam. 011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Guy, Dan M, Alderman, C. Wayne, Winters, Alan, J. (001). Auditing Jilid 1. Jakarta. Erlangga Hani, Clearly dan Mukhlasin (003). Going Concern dan Opini Audit: Suatu Studi Pada Perusahaan Perbankan di BEJ. Simposium Nasional Akuntansi VI. 11-133. Ikatan Akuntansi Indonesia. (001). Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta. Salemba Empat. Ikatan Akuntan Indonesia. 009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta. Salemba Empat. Indriantoro dan Bambang Supomo.1999. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta. BPFE-Yogyakarta. Jensen, M.C and Meckling, W.H. 1976. Theory Of The Firm, Managerial Behaviour, Agency Costs & Ownership Structure. Journal of Financial Economics. Vol 3 October. Pp 305-360. McKeown, J, Mutchler, J dan Hopwood, W.1991. Towards an Explanation of Auditor Failure to Modify the Audit Opinions of Bankrupt Companies. Auditing: A Journal Practice & Theory. Supplement. 1-13. Mutchler, J.F. 1985. A Multivariate Analysis of The Auditor s Going Concern Opinion Decision. Journal of Accounting Research. Autumn. pp 668-68. Mulyadi. 00. Auditing. Buku 1. Yogyakarta: Salemba Empat. Petronela, T. 004. Pertimbangan Going Concern Perusahaan Dalam Pemberian Opini Audit. Jurnal Balance, pp. 47-55. Praptitorini, Mirna Dyah dan Indira Januarti. 007. Analisis Pengaruh Kualitas Audit, Debt Default, Opinion Shopping terhadap penerimaan Opini Going Concern Proceedings Simposium Nasional Akuntansi X, Unhas Makassar, 6-8 Juli : 1-7 Ramadhany, Alexander. 004. Analisis Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Going concern Pada Perusahaan Manufaktur yang Mengalami Financial Distress Di Bursa Efek Jakarta.Tesis, Universitas Diponegoro, Semarang. Tidak Dipublikasikan. 1

DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun 01, Halaman 13 Santosa, Arga Fajar dan Linda K. Wedari. 007. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going Concern. JAAI, Vol.11, NO., Desember 007:141-158. Setyarno, Eko Budi, Indira Januarti dan Faisal. 006. Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going concern, Simposium Nasional Akuntansi IX Padang, h 1-5. Soeratno dan Lincolin Arsyad. 1998. Metode Penelitian Untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta. UPP STIM YKPN Solikah, B, 007, Pengaruh Kondisi Keuangan Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Opini Audit Going concern, Skripsi, Universitas Negeri Semarang. Susanto, Yulius Kurnia. 009. Faktor faktor yang mempengaruhi penerimaan opini audit going concern pada perusahaan public sector manufaktur. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.11, No.3, Desember 009: 155-173 13