Yusi Yusniati 1), Novaliyosi 2), Khairida Iskandar 3) Pendidikan Matematika FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN INSTRUMENTAL DAN RELASIONAL SISWA SMP.

PRANITASARI ANDINI

THE INFLUENCE OF THE INPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE MAKE A MATCH TOWARD STUDENTS MATHEMATICAL COCEPTUAL UNDERSTANDING

Nola Despita Sari*), Zulfitri Aima**), Mulia Suryani**).

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 2 BATANG ANAI ABSTRACT

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE POWER OF TWO TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS XI MIA SMAN 4 PADANG ABSTRACT

EFEKTIVITAS PENERAPAN GROUP INVESTIGATION DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Matematika Vol. 1 No. 4, Maret 2017

PENERAPAN STRATEGI REACT DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 1 BATANG ANAI

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PESERTA DIDIK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK PROBING-PROMPTING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

Kata Kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Kepala Bernomor, Pemahaman Konsep

Pengaruh Penerapan Strategi Belajar Aktif Tipe Index Card Match

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

Anggraini, Jufri, & Juliati p-issn: ; e-issn: Padang, Sumatera Barat, Indonesia

Oleh: Sesna Fitri*), Rahmi**), Zulfitri Aima**)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TRADING PLACES

Key words: Circle The Sage, The Students Mathematics Learning Outcomes

Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe student facilitator and explaining terhadap pemahaman matematik peserta didik

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 31 PADANG

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LEARNING STARTS WITH A QUESTION

Jurnal Siliwangi Vol. 2. No.2. Nov ISSN Seri Pendidikan

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DISERTAI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUESTIONS STUDENTS HAVE

Peningkatan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa melalui Pembelajaran Kooperatif Teknik Kancing Gemerencing dan Number Head Together

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 22 PADANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

Yudhi Hanggara 1, Wajubaidah

Cici Wijayanti*) Purwati Kuswarini Suprapto*) Faculty of Educational Science and Teacher s Training Siliwangi University ABSTRACT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

Asmaul Husna. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNRIKA Batam Korespondensi: ABSTRAK

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBING-PROMPTING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS (NH)

ABSTRACT. Keywords : cooperative learning, Send A Problem, comprehension mathematical concept PENDAHULUAN

PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA YANG MENDAPATKAN METODE PEMBELAJARAN PSI DENGAN KONVENSIONAL

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KELOMPOK BELAJAR TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMPN 25 PADANG

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

Deti Ahmatika Universitas Islam Nusantara, Jl. Soekarno Hatta No. 530, Bandung; Abstrak

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PERBANDINGAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS DAN TTW

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LEARNING STARTS WITH A QUESTION (LSQ)

Pembelajaran Melalui Strategi REACT Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

J. Ind. Soc. Integ. Chem., 2014, Volume 6, Nomor 2

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERMAIN JAWABAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN KOLOID DI KELAS XI IPA SMA

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL CS DAN MM

Beny Yosefa dan Wiwin Hesvi Universitas Pasundan Bandung

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat 2

Intan Permata Sari*), Rina Febriana**), Ainil Mardiyah **)

ABSTRACT. KeyWords: Concepts Understanding Mathematics, Giving Questions And Getting Answers

PENGARUH PENERAPAN STATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TRUE OR FALSE

Kata Kunci: Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write, Kemampuan Awal, Kemampuan Pemahaman Konsep.

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE WORD SQUARE DENGAN INDEX CARD MATCH

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE FIND SOMEONE WHO TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

ABSTRACT

: model pembelajaran, pemahaman konsep matematis, tutor sebaya

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PEER LESSON TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMK

Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa SMP Negeri 1 Bonai Darussalam

EFEKTIVITAS METODE PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

Elsa Camelia 1, Edrizon 1

Universitas Negeri Padang. Abstract

Vol. 3 No. 1 (2014) : Jurnal Pendidikan Matematika, Part 1 Hal Nicke Yulanda 1), Mukhni 2), Ahmad Fauzan 3) Abstract

Keywords: campuses bowling strategy, comprehension of mathematical concept

*) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR **) Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR

PERBANDINGAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA

Oleh: Key word: Chained-Greeting and Question technique accompanied, Handout, Comprehension of mathematical concept.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII MTsN PALANGKI

PENERAPAN MODEL PBL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING DAN MAKE A MATCH DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA

Lepi Candra 1, Lili Andriani 2 Program Studi Pendidikan Ekonomi, FKIP UNBARI. Abstrak

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

Nego Linuhung Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Abstract

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN AKTIF TIPE THE LEARNING CELL TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS X SMAN 13 PADANG

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

(The Influence of Cooperative Learning Model Type Structured Numbered Heads on Students Learning Result in Excretion System Material)

PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 KEBONDALEM LOR

PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS ANTARA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS DENGAN TPS

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA Rusdian Rifa i 1

PENGARUH CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SQUARE DENGAN MENGGUNAKAN LKS DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 LUBUK SIKAPING

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP PERTIWI 2 PADANG

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DISERTAI PETA KONSEP

Transkripsi:

JPPM Vol. 10 No. 1 (2017) PERBANDINGAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THE POWER OF TWO DAN MAKE A MATCH Yusi Yusniati 1), Novaliyosi 2), Khairida Iskandar 3) Pendidikan Matematika FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yusniatiyusi@gmail.com novaliyosi@untirta.ac.id ABSTRACT This research was based on the ability of understanding the mathematic concept which is essential when learning mathematics. The aim of this study was to find out the ability of understanding the mathematic concept between students who receive the cooperative learning model The Power Of Two and Make A Match and to find out students learning motivation after they re done studying. The research method used in this study was quasi experiment with the whole of SMP Negeri 4 Cilegon s 8 th grade students during the school year of 2016/2017, using the Purposive Sampling technique which took two classes at random. The researcher used the description test capability of understanding mathematical concept and the scale of learning motivation. From this study, it is concluded that: 1) There is no difference between the ability of understanding the mathematic concept and students who received the cooperative learning method The Power Of Two compared with the students who receive the cooperative learning model Make A Match. 2) There is no difference between learning motivation and students who received the cooperative learning method The Power Of Two compared with the students who receive the cooperative learning model Make A Match. 3) Students who received the cooperative learning method Make A Match did better compared with the students who receive the cooperative learning model The Power Of Two. 4) Students who received the cooperative learning method Make A Match had better learning motivation compared to students who received the cooperative learning model The Power Of Two. Keywords: Mathematical Understanding Ability, Motivation, Cooperative Learning, Make a Match, The Power of Two. ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya kemampuan pemahaman konsep matematis yang dibutuhkan dalam pembelajaran matematika. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemahaman konsep matematis antara siswa yang menerima model pembelajaran kooperatif tipe The Power Of Two Dan Make A Match serta untuk mengetahui motivasi belajar siswa setelah proses pembelajaran selesai. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen dengan populasi seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Cilegon tahun ajaran 2016/2017, dengan teknik Purposive Sampling yaitu mengambil dua kelas secara acak dari kelas yang ada. Instrumen yang digunakan yaitu tes uraian kemampuan pemahaman konsep matematis dan skala motivasi belajar. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa: 1) Tidak terdapat perbedaan kemampuan pemahaman konsep matematis antara siswa yang menerima model pembelajaran kooperatif tipe The Power Of Two dengan siswa yang menerima model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match, 2) Tidak terdapat perbedaan motivasi belajar antara siswa yang menerima model pembelajaran kooperatif tipe The Power Of Two dengan siswa yang menerima model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match, 3) Kemampuan pemahaman konsep matematis antara siswa yang menerima model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match lebih baik daripada siswa yang menerima model pembelajaran kooperatif tipe The Power Of Two, 4) Motivasi belajar antara siswa yang menerima model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match lebih baik daripada siswa yang menerima model pembelajaran kooperatif tipe The Power Of Two. Kata kunci : Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis, Motivasi Belajar, Pembelajaran kooperatif, Make a Match, The Power of Two. 52

Yusi Yusniati, Novaliyosi dan Khairida Iskandar A. PENDAHULUAN Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk (Purwanto, 2014:85). Proses pembelajaran merupakan komponen pendidikan. Kegiatan tersebut melibatkan peserta didik dan guru. Pada proses pembelajaran terdapat interaksi antara guru dan siswa sebagai peserta didik. Guru mempunyai peranan penting saat berlangsungnya pembelajaran. Tugas guru tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan, tidak menjadikan siswa sebagai objek pembelajaran melainkan sebagai subyek pembelajaran, sehingga siswa tidak pasif dan dapat mengembangkan pengetahuan sesuai dengan bidang studi yang dipelajari. Pengetahuan dasar yang harus dimiliki siswa adalah membaca, menulis dan berhitung. Dalam hal ini pengetahuan dasar berhitung telah dikembangkan dalam dunia pendidikan yaitu melalui pelajaran matematika. Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dipelajari di seluruh jenjang pendidikan dan memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Melihat pentingnya matematika dalam kehidupan sehari-hari, sudah seharusnya menguasai matematika sejak dini. Jika tidak, siswa akan menghadapi banyak masalah karena hampir semua bidang studi memerlukan matematika yang sesuai dan menjadikan matematika sebagai mata pelajaran wajib sejak pendidikan dasar. Salah satu tujuan pembelajaran matematika di sekolah sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) adalah agar siswa memiliki kemampuan memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarakonsep dan mengaplikasikan konsep dan algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. Oleh karena itu, pemahaman konsep merupakan salah satu aspek penting dan yang paling mendasar yang harus dimiliki siswa dalam pembelajaran matematika. Karena pemahaman konsep memberikan pengertian bahwa materi yang diajarkan kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan, namun lebih dari itu dengan pemahaman terhadap konsep matematika dan menerapkannya dalam penyelesaian masalah, siswa dapat lebih mengerti akan konsep materi pelajaran itu sendiri. Dalam kegiatan belajar mengajar, apabila ada seorang siswa, misalnya tidak berbuat sesuatu yang seharusnya dikerjakan, maka perlu diselidiki sebabsebabnya. Sebab-sebab itu biasanya bermacam-macam, mungkin ia tidak senang, mungkin sakit, lapar, ada masalah pribadi dan lain-lain. Hal ini berarti pada diri anak tidak terjadi perubahan energi untuk melakukan sesuatu, karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan belajar. Keadaan seperti ini perlu dilakukan daya upaya yang dapat menemukan sebab akibatnya kemudian mendorong seseorang siswa itu mau melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan, yakni belajar. Dengan kata lain, siswa perlu diberikan rangsangan agar tumbuh motivasi pada dirinya. Motivasi merupakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu (Sardiman, 2014:75). Berdasarkan uraian di atas, maka dibutuhkan suatu model pembelajaran yang dapat menjadi alternatif dalam meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis dan motivasi belajar siswa. Model pembelajaran merupakan siasat atau kiat yang sengaja 53

Perbandingan Kemampuan Pemahaman Konsep direncanakan oleh guru, berkenaan dengan persiapan pembelajaran agar pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan lancar dan tujuannya yang berupa hasil belajar bisa tercapai secara optimal. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa sehingga memungkinkan siswa belajar secara maksimal adalah model pembelajaran kooperatif tipe The Power Of Two. The Power Of Two merupakan aktivitas pembelajaran kooperatif yang memperkuat pentingnya hubungan bersinergi yaitu dua kepala lebih baik dari pada satu kepala (Silberman, 2013:173). Karena dalam model pembelajaran ini proses belajar dilakukan dalam kelompok kecil dengan menumbuhkan kerja sama secara maksimal melalui kegiatan pembelajaran oleh teman sendiri dengan anggota dua orang di dalamnya untuk mencapai kompetensi dasar. Model ini dapat melatih siswa untuk bekerja sama dalam memecahkan masalah yang dihadapi, sekaligus mengajarkannya kepada teman yang lain. Ini didukung dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Restiani (2012), yang melakukan penelitian dengan judul penerapan strategi pembelajaran The Power of Two untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa model pembelajaran The Power of Two dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa dibandingkan dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran biasa. Disamping itu, ada juga model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match. Dengan Make A Match siswa dapat lebih memahami materi yang diajarkan oleh guru. Make A Match tidak hanya sekedar model pembelajaran biasa, Make A Match adalah suatu model pembelajaran yang bisa meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis pada siswa. Karena dalam model pembelajaran ini pada dasarnya adalah meminta siswa mencocokkan kartu yang berisi soal dan jawaban. Jadi memungkinkan semua siswa dapat ikut serta berperan dalam pembelajaran, dan tidak ada siswa yang berdiam diri. Hal ini juga didukung dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Kusrini (2012), yang melakukan penelitian dengan judul penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis siswa SMP. Pada penelitian ini menyimpulkan bahwa model pembelajaran Make A Match dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa dibandingkan dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran biasa. Model pembelajaran kooperatif tipe The Power Of Two dan Make A Match memiliki tujuan yang sama yaitu samasama dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Karena pada proses pembelajarannya memperkenankan siswa untuk berdiskusi dan bekerja sama dalam memecahkan masalah yang dihadapi dan berlatih konsentrasi terhadap pelajaran yang diberikan. Salah satu asumsi yang mendasari pengembangan pembelajaran kooperatif adalah bahwa sinergi yang muncul melalui kerja sama akan meningkatkan motivasi yang jauh lebih besar dari pada melalui lingkungan kompetitif individual (Huda, 2014:111). Penelitian mengenai pengaruh model pembelajaran The Power Of Two ataupun Make A Match terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis juga telah dilakukan oleh beberapa pihak dengan hasil yang baik, namun penelitian yang membandingkan kemampuan pemahaman konsep matematis yang menggunkan dua model ini belum banyak dilakukan. 54

Yusi Yusniati, Novaliyosi dan Khairida Iskandar B. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian kuasi eksperimen. Pada penelitian kuasi eksperimen subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi menerima keadaan subjek seadanya (Ruseffendi, 2005:52). Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain kelompok Control Non-Equivalen. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 4 Cilegon yang berlokasi di Jalan Sunan Bonang Kelurahan Kubangsari, Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon. Waktu untuk melaksanakan penelitian ini yaitu dari bulan Juli sampai bulan Agustus 2016 mulai dari penyusunan proposal, perijinan, penyusunan instrumen penelitian, pengumpulan data, pengolahan data, hingga penulisan laporan hasil penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester ganjil tahun ajaran 2016/2017 di SMP Negeri 4 Kota Cilegon. Pengambilan sampel C. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada awal penelitian di kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 siswa diberikan tes awal (pretes), kemudian pada setiap pertemuan siswa diberi Lembar Kerja Siswa (LKS) dan soal yang berisikan tentang kemampuan pemahaman konsep matematis siswa. Masing-masing kelas mendapatkan pembelajaran sebanyak lima kali pertemuan yang membahas mengenai pokok bahasan faktorisasi suku aljabar. Dan pada akhir pertemuan, baik siswa di kelas eksperimen 1 maupun kelas eksperimen 2 diberikan tes akhir (postes) dan angket motivasi belajar yang bertujuan untuk melihat kemampuan dan motivasi belajar siswa setelah melaksanakan pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis data postest menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang mendapatkan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match lebih baik daripada siswa yang mendapatkan model pembelajaran kooperatif tipe The Power of Two. Hal ini dikarenakan siswa lebih tertarik belajar matematika dengan dilakukan dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Pada penelitian ini diambil dua kelas eksperimen, yaitu kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2. Kelas eksperimen 1 diberikan perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe The Power of Two dan kelas eksperimen 2 diberikan perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari instrumen tes dan non-tes. Tes digunakan untuk kemampuan pemahaman konsep matematis siswa, sedangkan non-tes yaitu angket yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe The Power of Two dan Make A Match. Analisis data pada penelitian ini menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial. mendapatkan model pembelajaran Make A Match, dimana siswa turut aktif dalam proses pembelajarannya yaitu siswa ditugaskan untuk menemukan pasangan yang tepat dari kartu yang dimiliki. Hal ini diperkuat oleh Suherman (2003:62) yaitu dalam pembelajaran matematika disekolah guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi, pendekatan, metode, dan teknik yang banyak melibatkan siswa aktif dalam belajar. Pada pembelajaran Make A Match, tahap pertama siswa di bagi menjadi beberapa kelompok dan guru membagikan kartu soal atau jawaban dari materi yang telah disampaikan kepada tiap kelompok. Kartu Make A Match tidak hanya sebagai bahan pembelajaran siswa, tetapi dapat juga sebagai bahan permainan siswa. Kemudian langkah kedua masing-masing siswa mendapatkan satu buah kartu dan siswa menyelesaikan soal dari kartu yang dipegangnya. Setelah siswa menyelesaikan soal atau jawaban dari kartunya, selanjutnya langkah ketiga siswa mencari 55

Perbandingan Kemampuan Pemahaman Konsep pasangan yang cocok dengan kartunya tersebut, siswa yang dapat menemukan proses ini jalannya diskusi kurang begitu efektif karena pertukaran informasi yang pasangan sebelum batas waktu yang didapat setiap pasangan sedikit dan siswa ditentukan akan diberikan poin tambahan. yang aktif mendominasi, sehingga terdapat Langkah keempat siswa duduk pasangan yang beranggotakan keduaduanya dengan pasangannya dan mendiskusikan hasil penyelesaian dari kartunya. Dalam aktif atau kedua-duanya pasif. Langkah keempat, guru meminta berdiskusi siswa akan dapat lebih beberapa pasangan untuk menjelaskan hasil memahami masalah yang diselesaikannya, diskusinya dan memberi kesempatan karena siswa dapat bertukar fikiran dengan pasangannya bagaimana seharusnya hasil kepada pasangan lain yang mempunyai jawaban berbeda dari pasangan penyaji penyelesaian masalah dari kartunya pertama untuk mengkomunikasikan hasil tersebut. Langkah selanjutnya dalam diskusinya. Guru juga melibatkan siswa pembelajaran ini adalah presentasi siswa, guru memilih beberapa kelompok secara acak untuk menuliskan dan menjelaskan hasil kerjanya, perwakilah dari beberapa mengevaluasi jawaban pasangan penyaji serta masukan dari siswa yang lain dan membuat kesepakatan, bila jawaban yang disampaikan siswa sudah benar. Di bawah pasangan maju kedepan untuk ini salah satu gambar aktivitas pada saat mempresentasikan hasil dari diskusinya. Siswa yang lain diberi kesempatan untuk siswa membandingkan jawaban di depan kelas. bertanya, menyatakan setuju atau tidak Peningkatan kemampuan setuju dengan jawaban temannya. pemahaman konsep matematis tidak Sedangkan pada proses pembelajaran terlepas dari indikator pemahaman konsep The Power Of Two, siswa merasa kurang matematis. Skor rata-rata kemampuan tertarik dengan model pembelajaran ini, di mana pada awal proses pembelajarannya pemahaman konsep matematis siswa kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 yaitu memberikan permasalahan, guru setelah pembelajaran pada setiap indikator memberikan beberapa soal yang harus dikerjakan siswa secara individu terlebih dahulu. Namun kebanyakan siswa enggan disajikan pada Tabel 1 dengan indikator sebagai berikut: (1) Menyatakan ulang sebuah konsep, (2) Mengklasifikasi objek - untuk mengerjakannya. Langkah kedua objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai yaitu setelah siswa melengkapi jawabannya, dengan konsepnya, (3) Memberikan contoh guru membagi siswa berpasanganpasangan. dan bukan contoh konsep, (4) Menyajikan Pasangan kelompok ditentukan konsep dalam berbagai bentuk representasi menurut baris tempat duduk siswa. matematik, (5) Menggunakan, Langkah ketiga, guru meminta pasangan memanfaatkan, dan memilih prosedur atau untuk berdiskusi mencari jawaban baru bagi operasi tertentu (6) Mengaplikasikan setiap pertanyaan dengan memperbaiki jawaban masing-masing individu. Dalam konsep atau algoritma pada pemecahan masalah. Tabel 1. Hasil Tes Akhir Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Indikator 1 2 3 4 5 6 Eksperimen 1 7,21 90% 2,55 85% 2,77 92% 2,38 79% 4,06 81% 10.19 64% Eksperimen 2 7,44 93% 2,62 87% 2,85 95% 2,47 82% 4,21 84% 11,14 70% Skor Ideal 8 3 3 3 5 16 56

Yusi Yusniati, Novaliyosi dan Khairida Iskandar Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa siswa pada kelas eksperimen 1 maupun kelas eksperimen 2 memiliki rerata skor tertinggi pada indikator 6. Hal ini dapat diartikan siswa dapat mengerjakan dengan mudah pada indikator yang mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah, karena dalam menyelesaikan soal tersebut siswa menggunakan 4 langkah pemecahan masalah seperti memahami masalah, merencanakan penyelesaian, menyelesaikan masalah sesuai rencana, dan melakukan pengecekan kembali terhadap semua langkah yang telah dikerjakan. Dari keenam indikator pemahaman konsep didapat rata-rata skor paling rendah adalah indikator 4 yaitu menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematik. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya yaitu berdasarkan hasil jawaban siswa terlihat bahwa siswa kurang teliti dalam menjawab kebenaran soal. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang menerima model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match lebih baik daripada siswa yang menerima model pembelajaran kooperatif tipe The Power of Two. Hal ini didukung juga dengan hasil non-tes yaitu berupa skala motivasi belajar. Dari hasil keseluruhan skala motivasi belajar terlihat bahwa siswa mempunyai motivasi yang tinggi terhadap pembelajaran matematika dengan menerima model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match. Motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran matematika memberikan kontribusi yang cukup besar pada hasil belajar siswa. Hal ini diperkuat oleh Sardiman(2014:75), bahwa siswa yang memiliki motivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar dan hasil belajar akan optimal jika ada motivasi yang tepat. Dampak pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match ini memberikan motivasi belajar yang sangat besar terhadap pembelajaran matematika. Karena dalam langkah-langkah pembelajarannya siswa diminta untuk mencari pasangan yang cocok dengan kartu yang dipegangnya dan berdiskusi dengan pasangannya. Dalam kegiatan ini siswa akan merasakan suasana belajar yang menyenangkan, dengan suasana belajar yang menyenangkan siswa akan lebih termotivasi lagi dalam belajar. Langkah ini juga dimaksudkan agar siswa dapat mengenali dan memahami konsep-konsep dengan cara yang menyenangkan. Sedangkan dalam langkah-langkah pembelajaran pada model pembelajaran The Power of Two siswa berdiskusi dengan pasangannya dan siswa dikelompokkan menurut baris tempat duduk, sehingga terdapat pasangan yang beranggotakan kedua-duanya aktif dan kedua-duanya pasif, sehingga jalan diskusi kurang efektif sebab pertukaran informasi yang didapat setiap pasangan sedikit, dan siswa yang aktif mendominasi. Peningkatan motivasi belajar pada siswa tidak terlepas dari indikator motivasi. Skor rata-rata motivasi belajar siswa kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 setelah pembelajaran pada setiap indikator disajikan pada Tabel 2 dengan indikator sebagai berikut: (1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil, (2) Keing inan belajar yang menarik, (3) Lingkungan belajar yang kondusif, (4) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar. 57

Perbandingan Kemampuan Pemahaman Konsep Tabel 2. Hasil Interprestasi Skor Skala Motivasi Belajar Indikator Eksperimen 1 Eksperimen 2 Rerata Rata-rata Kriteria Skor (%) Skor (%) Kriteria Adanya hasrat dan keinginan berhasil 61,05 Kuat 61,23 Kuat Keinginan belajar yang menarik 71,55 Kuat 81,34 Sangat Kuat Lingkungan belajar yang kondusif 66,88 Kuat 68,12 Kuat Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar 70,05 Kuat 70,12 Kuat Rata-rata 67,38 Kuat 70,20 Kuat Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa siswa pada kelas eksperimen 1 maupun kelas eksperimen 2 memiliki rata-rata skor tertinggi pada indikator 2 yaitu keinginan belajar yang menarik. Hal ini disebabkan karena dalam proses pembelajaran siswa ikut aktif dalam belajar, siswa merasa senang dengan proses pembelajaran yang berlangsung, maka dari itu siswa mempunyai ketertarikan dalam proses pembelajaran matematika yang diajarkan oleh guru. D. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dari hasil penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 4 Cilegon pada siswa kelas VIII tahun ajaran 2016/2017, diperoleh kesimpulan bahwa kemampuan pemahaman konsep matematis antara siswa yang mendapatkan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match lebih baik daripada siswa yang mendapatkan model pembelajaran kooperatif tipe The Power Of Two dan motivasi belajar antara siswa yang mendapatkan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match lebih baik dari pada siswa yang mendapatkan model pembelajaran kooperatif tipe The Power Of Two. Dari hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka penulis merekomendasikan hal-hal berikut: pembelajaran matematika dengan Dari keempat indikator motivasi didapat rata-rata skor paling rendah adalah indikator 1 yaitu adanya hasrat dan keinginan berhasil. Hal ini disebabkan karena siswa masih menganggap matematika adalah mata pelajaran yang sulit, jadi hasrat dan keinginan untuk berhasil masih kurang. Oleh karena itu, diharapkan guru dapat lebih kreatif dalam mengajar agar siswa tidak lagi menganggap matematika suatu mata pelajaran yang sulit, sehingga indikator ini dapat tercapai dengan maksimal. menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match disarankan sebagai alternatif pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa, untuk peneliti selanjutnya, disarankan untuk meneliti penerapan pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match terhadap kemampuan matematis siswa selain pemampuan pemahaman konsep matematis dan terhadap jenjang pendidikan yang berbeda serta terhadap pokok bahasan yang lain, dari hasil skala motivasi belajar ada indikator yang belum tercapai dengan maksimal, diharapkan dalam penelitian selanjutnya dapat menerapkan model pembelajaran lain agar motivasi belajar siswa dapat lebih ditingkatkan. 58

Yusi Yusniati, Novaliyosi dan Khairida Iskandar DAFTAR PUSTAKA Huda, Miftahul. 2014. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kusrini, Rini. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Restiani, Neng Lia. 2012. Penerapan Strategi Pembelajaran The Power of Two Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa. Skripsi Pendidikan Matematika UNTIRTA : tidak diterbitkan. Ruseffendi. 2006. Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya Dalam Pengajaran Matematika Untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito. Matematis Siswa SMP. Skripsi Pendidikan Matematika UNTIRTA: tidak diterbitkan. Purwanto, Ngalim. 2014. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Ruseffendi. 2005. Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non- Eksakta Lainnya. Bandung: Tarsito Bandung. Sardiman. 2014. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Silberman, Melvin L. 2013. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nuansa Cendekia. Suherman, E, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer (Edisi Revisi). Bandung: JICA. 59