Karakteristik Pertumbuhan Vegetatif dari Beberapa Aksesi Tanaman Bangun-Bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng)

dokumen-dokumen yang mirip
JurnalAgroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.6.No.1, Januari 2018 (3): 14-19

: panjang cm; lebar cm. Warna tangkai daun. Berat rata-rata kailan pertanaman. Daya Simpan pada suhu kamar

Cara Menanam Cabe di Polybag

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2011

PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

Ramond Siregar 1,Nelzi Fati 1, Yun Sondang 1 Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

SKRIPSI. Oleh: JOGI HENDRO SIAHAAN/ AGROEKOTEKNOLOGI-BPP

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

PELAKSANAAN PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Mei 2017 di Lahan Fakultas

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG BANGUN-BANGUN (Coleus amboinicus L.) KE DALAM RANSUM BABI INDUK MENYUSUI TERHADAP BOBOT SAPIH ANAK

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dilaksanakan dari bulan Mei 2016 sampai Juni 2016.

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di ladang yang berada di RT 09 Dusun Gasek,

III. BAHAN DAN METODE

PENDAHULUAN. Kondisi tanah di Indonesia yang merupakan negara tropis basah. tahunnya diperlukan penambahan unsur hara yaitu untuk lahan kering sekitar

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAB III METODE PENELITIAN. secara faktorial yang terdiri atas dua faktor dan tiga kali ulangan.

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA KUNYIT. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Galur Cabai Besar. Pembentukan Populasi F1, F1R, F2, BCP1 dan BCP2 (Hibridisasi / Persilangan Biparental) Analisis Data

UJI PEMOTONGAN UMBI DAN MEDIA TANAM UNTUK PERTUMBUHAN DAN HASIL VERTIKULTUR TANAMAN BAWANG MERAH (Allium cepa)

Tata Cara penelitian

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. MATERI DAN METODE

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

TATA CARA PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) VARIETAS TUK-TUK TERHADAP JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK KCl

BAB IV METODE PENELITIAN. (RAK) faktor tunggal dengan perlakuan galur mutan padi gogo. Galur mutan yang

BAHAN DAN METODE. PBSI Medan Estate Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.

I. PENDAHULUAN. Tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan salah satu tanaman yang

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara, Medan, dengan ketinggian tempat

RESPON PERUBAHAN MORFOLOGI DAN KANDUNGAN ANTOSIANIN TANAMAN ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L.) TERHADAP BEBERAPA DOSIS IRADIASI SINAR GAMMA SKRIPSI

HASIL. Gambar 1 Permukaan atas daun nilam Aceh. Gambar 2 Permukaan atas daun nilam Jawa.

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

PENGARUH KOMPOS PAITAN (Tithonia diversifolia) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KAILAN (Brassica oleraceae)

The Effect of Coleus Amboinicus. L Flour Giving in The Pig Feed The Ration Conversion of Sow and Body Weight Gain of Piglet.

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

NARWIYAN AET PEMULIAAN TANAMAN

III. BAHAN DAN METODE

Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat-

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Lapangan Terpadu Kampus Gedung Meneng Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Sederhana Dusun IX, Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Percut Sei Tuan,

HASIL. memindahkan kecambah ke larutan hara tanpa Al.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan September 2015 di

PRODUKSI BENIH SUMBER UBIKAYU

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca gedung Hortikultura Universitas Lampung

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Agustus Analisa laboratorium dilakukan di Laboratorium Penelitian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan

BAB I PENDAHULUAN. di dunia setelah kanker paru-paru, hepar dan kolon. Insidensi kanker payudara

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

Lampiran 1. Peta Lokasi Kabupaten Simalungun

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian Percobaan I: Pengaruh Tingkat Berbuah Sebelumnya dan Letak Strangulasi Terhadap Pembungaan Jeruk Pamelo Cikoneng

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Varietas Unggul Baru Mangga Hibrid Agri Gardina 45

BAB I PENDAHULUAN. tubuh yaitu terjadinya kerusakan jaringan tubuh sendiri (Subowo, 2009).

Teknologi Praktis : Agar Populasi Tanaman Pepaya Bisa 100 Persen Berkelamin Sempurna (Hermaprodit) dan Seragam

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

KULTUR MERISTEM PUCUK STROBERI (Fragaria chiloensis dan F. Vesca) DENGAN PEMBERIAN BEBERAPA ZAT PENGATUR TUMBUH SKRIPSI OLEH:

BAHAN DAN METODE. = Respon pengamatan µ = Rataan umum α i = Pengaruh perlakuan asal bibit ke-i (i = 1,2) β j δ ij

METODE Lokasi dan Waktu Materi Penelitian Alat Perlakuan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari - Maret 2017 di Lahan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KAILAN PADA BERBAGAI PERBANDINGAN KASCING, UREA, TSP DAN KCl

TATA CARA PENELITIAN. A. Rencana Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. dilaksanakan pada bulan Januari 2017 sampai bulan Mei B. Bahan dan Alat Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN INTERVAL PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JAMBU AIR MADU DELI HIJAU (Syzgizium samarangense) SKRIPSI OLEH :

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kebun Kota Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember

PENGELOLAAN KEBUN PANGKAS HIBRID ACACIA (A. mangium x A. auriculiformis) Sri Sunarti Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di Green House Laboratorium Pertanian

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA AKSESI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) LOKAL HUMBANG HASUNDUTAN PADA BERBAGAI DOSIS IRADIASI SINAR GAMMA

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

Dari kedua faktor tersebut diperoleh 9 kombinasi, adapun kombinasi perlakuannya sebagai berikut:

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Percobaan dan Laboratorium

BAHAN DAN METODE Bahan Waktu dan Tempat Penelitian Rancangan Percobaan ProsedurPenelitian

Transkripsi:

Karakteristik Pertumbuhan Vegetatif dari Beberapa Aksesi Tanaman Bangun-Bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng) Vegetative Growth Characteristic, Sterols and Chlorophyll Content of Some Accessions Indian Borage (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng) Nuraminah Nasution, Luthfi A. M. Siregar*, Eva Sartini Bayu Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian USU, Medan, 20155. *Corresponding author: luthfi2004@yahoo.com ABSTRACT This research was to study the vegetative growth characteristic, sterols and chlorophyll content of some accessions indian borage. This research was held at home screen Agriculture Faculty, University of Sumatera Utara, Medan was began from December 2015 until February 2016 with accession Medan (Krakatau), Medan (Tuntungan), Sibolangit, Simalungun and Brastagi. The results showed that morphology character of accession plants Medan (Tuntungan), Sibolangit, Simalungun and Brastagi not significantly different, but significantly different with accession Medan (Krakatau) for stem color and leaf surface color. Keywords: indian borage, morphology character, sterol ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pertumbuhan vegetatif, kandungan sterol dan klorofil dari beberapa aksesi tanaman bangun-bangun. Penelitian dilaksanakan di rumah kasa Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara Medan, dimulai Desember 2015 sampai Februari 2016 menggunakan tanaman bangun-bangun asal Medan (Krakatau), Medan (Tuntungan), Sibolangit, Simalungun dan Brastagi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter-karakter morfologi pada aksesi tanaman asal Medan (Tuntungan), Sibolangit, Simalungun dan Brastagi tidak berbeda nyata, tetapi berbeda nyata dengan aksesi tanaman asal Medan (Krakatau) pada karakter warna batang dan warna permukaan daun bagian atas. Kata kunci : bangun-bangun, karakter morfologi, sterol PENDAHULUAN Bangun-bangun ditemukan di India, Ceylon dan Afrika Selatan, memiliki bunga yang bentuknya tajam dan mengandung minyak atsiri sehingga disebut juga Coleus aromaticus. Di India, tanaman ini telah lama dikenal sebagai obat demam malaria, hepatopati, batu ginjal dan kandung kemih, batuk, asma kronik, cekukan, bronkitis, cacingan, kolik dan kejang. Tanaman ini mengandung berbagai jenis flavonoid yaitu quercetin, apigenin, luteolin, salvigenin, genkwanin. Daun tanaman ini telah dibuktikan sebagai anti inflamasi karena bekerja menghambat respon inflamasi yang diinduksi oleh siklooksigenase, juga terbukti sebagai anti kanker dan anti tumor (Kaliappan dan Viswanathan, 2008). Tanaman ini ditemukan hampir di seluruh wilayah di Indonesia dengan berbagai nama yang berbeda. Di Jawa Tengah disebut daun cumin, orang Sunda menyebutnya daun ajeran, di Madura disebut daun kambing, dan di Bali disebut daun iwak. Di daerah Batak Sumatera Utara sendiri disebut sebagai daun 26

bangun-bangun atau torbangun (Priyatno, 2013). Plectranthus amboinicus yang digunakan sebagai bumbu disebut daun jinten, yang mempunyai daun yang lebih tebal dan daun-daun yang lebih tegak. Bau harum seperti oregano yang dimiliki merupakan tambahan yang baik untuk membumbui daging dan ayam. Sering menjadi pengganti oregano. Jenis yang lain adalah yang mempunyai daun yang lebih tipis dan lebar yang biasa disebut sebagai bangun-bangun atau torbangun dalam bahasa batak. Jenis ini dipakai sebagai sayur (Aziz, 2013). Bangun-bangun mempunyai tiga komponen penting yaitu, komponen pertama adalah senyawa-senyawa yang bersifat laktagogue, yaitu komponen yang dapat menstimulir produksi kelenjar air susu pada induk laktasi. Komponen kedua adalah komponen zat gizi dan komponen ke tiga adalah komponen farmakoseutika yaitu senyawa-senyawa yang bersifat buffer, antibakteri, antioksidan, pelumas, pelentur, pewarna dan penstabil. (Khajarern and Khajarern, 2002). Secara ilmiah, khasiat daun Bangunbangun telah dikemukakan beberapa peneliti, Silitonga (1993) melaporkan bahwa penggunaan daun bangun-bangun dapat meningkatkan produksi susu induk tikus putih laktasi sampai 30%. Namun, dari hasil penelitian Wening (2007) terungkap bahwa Coleus ambonicus memiliki sifat oksitoksi, yang dapat meningkatkan tonus uterus, sehingga dapat menyebabkan abortus pada marmut. Hal ini diprediksi dapat terjadi pula pada manusia, babi dan ternak lainnya. Tanaman bangun-bangun tumbuh di beberapa tempat di daerah Sumatera Utara. Masyarakat (suku Batak) di Simalungun, Brastagi, Medan (Tuntungan), dan Sibolangit membudidayakan tanaman ini sebagai tanaman pekarangan. Terdapat pula tanaman bangun-bangun yang tidak dibudidayakan oleh masyarakat (tumbuh liar) di daerah Medan (Krakatau). Bagian tanaman yang dimanfaatkan untuk obat-obatan dan sayuran adalah daun tanaman, sedangkan batangnya digunakan sebagai bahan tanam pada penanaman selanjutnya. Informasi tanaman bangun-bangun di Sumatera Utara tentang karakteristik pertumbuhan vegetatif belum ada, sehingga penulis tertarik untuk melakukan kajian tentang perbedaan karakteristik pertumbuhan vegetatif dari beberapa aksesi tanaman bangun-bangun. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di rumah kasa, Laboratorium Central dan Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter diatas permukaan laut pada bulan Desember 2015 sampai April 2016. Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah stek pucuk tanaman bangun-bangun asal Medan (Krakatau), Medan (Tuntungan), Sibolangit, Simalungun dan Brastagi. Bahan lain yang digunakan yaitu pupuk kompos, air, top soil, polybag, gunting, dan label. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan 6 ulangan yaitu: Faktor : Aksesi Tanaman (A) yang terdiri dari 5 jenis yaitu: A1 = Tanaman asal Medan (Krakatau), A2 = Tanaman asal Medan (Tuntungan), A3 = Tanaman asal Sibolangit, A4 = Tanaman asal Simalungun, A5 = Tanaman asal Brastagi, jumlah ulangan (blok): 6 ulangan, jumlah tanaman seluruhnya: 30 tanaman. Pelaksanaan penelitian dimulai dari koleksi bahan tanam dengan mengumpulkan bahan tanam dari 5 lokasi yaitu Medan (Krakatau) yang merupakan tanaman liar (tidak dibudidayakan), dan tanaman pekarangan warga (dibudidayakan) dari daerah Medan (Tuntungan), Sibolangit, Brastagi dan Simalungun. Persiapan media tanam dengan mencampurkan tanah dan pupuk kandang sapi dengan perbandingan 1:1 dan diaduk merata kemudian dimasukkan ke dalam polybag. Persiapan bahan tanam dengan mengambil stek pucuk dari seluruh aksesi diseragamkan sebanyak 5 helai daun 27

terbuka, dan diameter batang diseragamkan untuk masing-masing aksesi. Penanaman dengan menanam stek pucuk ke dalam media tanam yang telah dilubangi kemudian ditekan agar menjadi lebih padat kemudian disiram dengan air bersih. Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman yang dilakukan setiap hari atau jika diperlukan dengan melihat kondisi media tanam di lapangan. Penyulaman dilakukan selama tanaman berumur 2 Minggu Setelah Tanam (MST) bila terdapat tanaman yang tidak tumbuh atau pertumbuhannya tidak normal. Penyiangan dilakukan 1-2 kali seminggu mulai dari penanaman sampai tanaman berumur 8 MST dengan cara manual dengan membersihkan gulma yang ada di lahan penelitian. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan penyemprotan insektisida dan fungisida jika tanaman terserang hama dan penyakit. Pemanenan dilakukan setelah tanaman berumur 8 MST. naman yang dipanen telah memiliki jumlah cabang minimal 2 dan daun tanaman bagian bawah mulai menguning. Parameter yang diamati meliputi morfologi tanaman pada 8 MST. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan data pengamatan diketahui bahwa aksesi tanaman memiliki perbedaan yang terlihat pada karakter warna batang, warna permukaan daun bagian atas, ketebalan daun, ukuran daun, panjang tangkai daun dan jarak antar daun. Karakteristik morfologi tanaman bangun-bangun ditunjukan pada Tabel 1 sampai Tabel 5. Tabel 1. Karakteristik Morfologi Aksesi Tanaman Asal Medan (Krakatau) 2. Ukuran batang (mm) 11,7 4. Warna batang merah muda 8. Ketebalan daun tipis 12. Aroma daun kuat 28

Tabel 2. Karakteristik Morfologi Aksesi Tanaman Asal Medan (Tuntungan) 2. Ukuran batang (mm) 11,4 Tabel 3. Karakteristik Morfologi Aksesi Tanaman Asal Sibolangit 2. Ukuran batang (mm) 11,4 9.Warna Tangkai daun merah 29

Tabel 4. Karakteristik Morfologi Aksesi Tanaman Asal Simalungun 2. Ukuran batang (mm) 11,3 Tabel 5. Karakteristik Morfologi Aksesi Tanaman Asal Brastagi 2. Ukuran batang (mm) 11,4 30

Aksesi tanaman bangun-bangun asal Medan (Tuntungan), Sibolangit, Simalungun dan Brastagi memiliki karakter morfologi yang mirip yaitu tipe tanaman tegak, bentuk batang persegi dengan ukuran 11,3 11,7 mm dan berwarna hijau kemerahan, percabangan melengkung ke atas, terdapat tunas di ketiak daun dan bulu di seluruh permukaan tanaman, bentuk daun bulat telur dengan tepi bergerigi dan ujungnya tumpul, daun berwarna hijau pada permukaan atas dan hijau muda pada bagian, tulang daun berwarna hijau muda sedangkan tangkai daun berwarna, duduk daun berseling berhadapan dan daun agak tebal dengan aroma sedang. Terdapat perbedaan dengan aksesi tanaman asal Medan (Krakatau) pada karakter warna batang merah, warna permukaan daun bagian atas hijau muda dan daun tipis dengan aroma kuat. Aksesi tanaman asal Medan (Tuntungan), Sibolangit, Simalungun dan Brastagi merupakan tanaman yang telah lama dibudidayakan oleh penduduk sedangkan aksesi tanaman asal Medan (Krakatau) tidak dibudidayakan (tumbuh liar). Tanaman yang telah dibudidayakan berbeda dengan yang tidak dibudidayakan dalam hal perlakuanperlakuan yang diberikan oleh manusia untuk meningkatkan hasil produksi. Perbedaan karakter ini dipengaruhi oleh genetik dan terwariskan ke keturunannya. Karakterkarakter tersebut dapat mendukung tanaman menghasilkan massa tajuk yang tinggi sesuai dengan agroekosisitimnya. Zen dan Bahar (2002) menyatakan pemuliaan tanaman yang telah banyak dilakukan bertujuan untuk memperbaiki dan mendapatkan potensi genetik tanaman sehingga dapat beradaptasi pada agroekosistem tertentu dengan hasil tinggi. Rahayu (2011) juga menyatakan adaptasi tanaman terhadap lingkungan menyebabkan sifat terwaris yang berguna untuk keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme menjadi lebih umum dalam suatu populasi dan sebaliknya, sifat yang merugikan menjadi lebih berkurang, sehingga lebih banyak individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi sifat-sifat yang menguntungkan ini. Serta pernyataan Mangoendidjojo (2003) bahwa perbedaan kondisi lingkungan memberikan kemungkinan munculnya variasi yang akan menentukan penampilan akhir tanaman tersebut. Bila ada variasi yang timbul atau tampak pada populasi tanaman yang ditanam pada kondisi lingkungan yang sama maka variasi tersebut merupakan variasi atau perbedaan yang berasal dari genotip individu anggota populasi. SIMPULAN Aksesi tanaman bangun-bangun asal Medan (Tuntungan), Sibolangit, Simalungun dan Brastagi memiliki karakter morfologi yang mirip. Secara visual, aksesi tanaman asal Medan (Krakatau) dapat dibedakan dengan aksesi lainnya dengan ciri khusus yaitu warna batang merah, warna daun hijau muda, ukuran daun kecil-kecil dan tipis, jumlah daun sangat banyak, jarak antar daun sangat rapat, serta daun muda mengeluarkan aroma yang lebih kuat dibandingkan aksesi lainnya. DAFTAR PUSTAKA Aziz, S. A. 2013. Prosedur Operasional Baku Budidaya Bangun Bangun (Plectranthus amboinicus). Kaliappan N. D dan P. K Viswanathan. 2008. Pharmacognostical Studies on the Leaves of Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng. Int J Green Pharm, Vol 2 (3) :182-184. Khajarern, J. and S. Khajarern. 2002. The Efficacy of Origanum Essential Oils in Sow Feed. Int. Pig Topics. 17: 17. Mangoendidjojo, W. 2003. Dasar-dasar Pemuliaan Tanaman. Kanisius. Jakarta. Priyatno, T. P. 2013. Pangan Tradisional Sumatera Utara Berbasis Budaya dan Pelestarian In Situ. Warta Plasma Nutfah Indonesia No. 25. 31

Rahayu, N. R. 2011. Keragaan Genetik Plasma Nutfah Kelapa Dalam (Cocos Nucifera L.) di Kebun Percobaan Mapanget Berdasarkan Penanda DNA RSSr. Buletin Palma No.33. Silitonga, M. 1993. Efek Laktakogum Daun Jinten (Coleus amboinicuc L.) pada Tikus Laktasi. Tesis. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor. Wening, W. 2007. Penambahan Daun Torbangun (Coleus amboinicus lour) dalam Ransum Pengaruhnya terhadap Sifat Reproduksi dan Produksi Air Susu Mencit Putih (Musculus Albinus). Skripsi. Jurusan Ilmu Produksi Ternak Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor. Zen, S dan H. Bahar. 2002. Parameter genetik karakter agronomi padi gogo. J. Stigma. Vol 10 (3): 208-213. 32