POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI PADA ANAK USIA DINI DI DESA TANIMULYA KECAMATAN NGAMPRAH KABUPATEN BANDUNG BARAT.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kemudikan oleh orangtua. Kartini Kartono menyebutkan bahwa keluarga

PERAN PENDIDIKAN KELUARGA DALAM PEMBENTUKAN SIKAP SOSIAL DAN KEMANDIRIAN ANAK. Dwi Retno Setiati Program Pascasarjana PIPS Universitas PGRI Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. tua, lingkungan masyarakat sekitarnya, dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasiona No 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. intelektualnya (IQ), namun juga ditentukan oleh bagaimana seseorang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sendirinya. Mereka membutuhkan orang tua dan lingkungan yang kondusif

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI PERMAINAN GAMBAR DALAM BAK PASIR DI TAMAN KANAK-KANAK BINA ANAPRASA MEKAR SARI PADANG

BAB I PENDAHULUAN. membimbing, dan mendisiplinkan, serta melindungi anak untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya

BAB I PENDAHULUAN. mengubah emosi, sosial dan intelektual seseorang. Menurut Tudor (dalam Maurice

BAB I PENDAHULUAN. Global artinya seluas dunia (world wide), sedangkan prosesnya disebut

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, yang mencakup beberapa sub bidang, salah satu lingkup

BAB I PENDAHULUAN. publik terhadap kehidupan anak anak semakin meningkat. Semakin tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam. Dalam (Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003) Selain faktor yang berada dalam diri peserta didik, untuk dapat

I. PENDAHULUAN. Keluarga adalah satuan sosial yang paling mendasar, dan terkecil dalam

BAB I PENDAHULUAN. tantangan pembangunan dimasa yang akan datang. Pembentukan sumber daya. yang saling berhubungan dalam pembentukan kualitas manusia.

UPAYA TUTOR DALAM MENUMBUHKAN KEMANDIRIAN ANAK BERBASIS METODE BERMAIN PERAN DI TK DAYANG SUMBI CIMAHI. Patimah. STKIP Siliwangi Bandung

I. PENDAHULUAN. yang mereka lahirkan. Dalam kelompok ini, arus kehidupan di kemudikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. usia dini yang merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

PROFESIONALISME DOSEN DARI SUDUT PANDANG KRISTIANI. Maria Lidya Wenas Sekolah Tinggi Teologi Simpson

BAB I PENDAHULUAN. masa estetik. Pada masa vital anak menggunakan fungsi-fungsi biologisnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Orang tua adalah komponen keluarga yang di dalamnya terdiri dari ayah dan ibu, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen dalam sistem pendidikan adalah adanya siswa, siswa

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengertiannya tentang fakta-fakta atau kenyataan. Untuk

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab ini diuraikan tentang: a) pengaruh kreativitas mengajar guru SKI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Maslah

BAB I PENDAHULUAN. yang dijelaskan dalam Undang Undang SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang primer dan fundamental. Pengertian keluarga disini berarti nuclear family

I. PENDAHULUAN. sehingga manusia baik perseorangan maupun sebagai anggota kelompok selalu

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini merupakan penjabaran dari sebuah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan program pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh dua faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa

Pendidikan Keluarga (Membantu Kemampuan Relasi Anak-anak) Farida

BAB I PENDAHULUAN. dewasa adalah merupakan tugas utama seorang ibu, karena para ibu mempunyai andil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian keluarga dapat ditinjau dari dimensi hubungan darah dan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, dapat disimpulkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

I. PENDAHULUAN. anak-anak yang putus sekolah karena kurang biaya sehingga. dan buruh pabrik tidak mampu mencukupi kebutuhan keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan bagi setiap orang tua adalah memiliki anak-anak

PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN LOKAL DI LINGKUNGAN KELUARGA. Maria Purnama Nduru Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Flores

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehingga pendidikan bertujuan menyediakan lingkungan yang memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dapat membawa perubahan kearah yang lebih maju. Untuk itu perlu

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. pertama-tama dari orang tua (keluarga) dan anggota keluarga lainnya. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. namun bentuk keyakinan agama yang akan dianut anak sepenuhnya

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi keluarga yang utama ialah mendidik anak-anaknya.

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya, masyarakat yang sejahtera memberi peluang besar bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan ini pula dapat dipelajari perkembangan ilmu dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. sosial anak. Hurlock (1993: 250) berpendapat bahwa perkembangan sosial

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KECERDASAN INTERPERSONAL ANAK KELOMPOK B DI RA KECAMATAN GONDANGREJO KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bahkan sekolah dewasa ini di bangun oleh pemerintah agar anak-anak

BAB 1 PENDAHULUAN. bangsa. Peningkatan kualitas SDM, jauh lebih mendesak untuk segera

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Keluarga merupakan sekumpulan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sepanjang hayat (Long Life Education), merupakan kalimat yang telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Fungsi Pendidikan Nasional yang tertuang dalam UU No 20 Tahun 2003

PESONA DASAR JURNAL PENDIDIKAN DASAR DAN HUMANIORA

I. PENDAHULUAN. berbeda-beda baik itu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan

PEMBELAJAR YANG MENDIDIK DAN BERKARAKTER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kekayaan sumber daya alam di masa depan. Karakter positif seperti mandiri,

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. dengan apa yang ia alami dan diterima pada masa kanak-kanak, juga. perkembangan yang berkesinambungan, memungkinkan individu

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KELUARGA HARAPAN. Judul Esai PERAN DAN FUNGSI PENDIDIKAN KELUARGA (INFORMAL) DALAM MENCIPTAKAN KELUARGA HARAPAN

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

PENDIDIKAN TPA & KB. Martha Christianti

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kompetensi yang baik maka seorang guru terutama guru TK dapat memenuhi dan

I. PENDAHULUAN. penting. Pentingnya pendidikan anak sejak usia dini juga didasarkan pada

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

BAB I PENDAHULUAN. datang, jika suatu bangsa memiliki sumber daya manusia yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang : (1) Latar Belakang, (2) Rumusan

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. proses pematangan dan belajar (Wong, 1995) fungsi pematangan organ mulai dari aspek sosial, emosional, dan

Tangani PAUD Secara Holistik-Integratif! Monday, 04 November :18

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan karakter manusia sebagai makhluk sosial. membutuhkan manusia lainnya untuk berinteraksi.

BAB I PENDAHULUAN. dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm. 293.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

PENGARUH POLA ASUH IBU TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-6 TAHUN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat.di mana pengalaman-pengalaman yang didapat

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

Transkripsi:

POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI PADA ANAK USIA DINI DI DESA TANIMULYA KECAMATAN NGAMPRAH KABUPATEN BANDUNG BARAT Mulyani Abstrak Kecerdasan emosi yang tinggi akan membuat anak lebih mampu mengatasi berbagai tantangan dalam hidupnya. 1. Peran orang tua tentang konsep pendidikan keluarga merujuk pada teori Daniel Goleman (2005). 2. Konsep penmdidikan anak usia dini, berdasarkan UU Perlindungan anak nomor 23 tahun 2002 pasal 4 dan pasal 9 ayat 1. 3. Konsep kecerdasan emosi merujuk pada teori B.S. Sidjabat. Berdasarkan latar belakang tersebut pertanyaan penelitian ini adalah; 1. Bagaimana kondisi objektif keluarga yang dijadikan subjek penelitian. 2. Bagaimana pola asuh orang tua yang berprofesi sebagai TNI Angkatan Darat yang ditetapkan sebagai subjek riset dalam meningkatkan kecerdasan emosi pada anak usia dini. Bagaimana dampak yang dihasilkan dari pola asuh orang tua yang berprofesi sebagai TNI Angkatan Darat terhadap peningkatan emosi anak usia dini.penelitian ini bertujuan, 1. Mengungkap kondisi objektif keluarga yang dijadikan subjek penelitian. 2. Membahas tentang pola asuh orang tua yang beprofesi sebagai TNI Angkatan Darat dalam meningkatkan kecerdasan emosi anak usia dini. 3. Menguraikan dampak/hasil dari pola asuh orang tua yang berprofesi sebagai TNI Angkatan Darat tehadap peningkatan kecerdasan emosi anak usia dini. Metode penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yaitu; 1. Observasi. 2. Wawancara. 3. Dokumentasi. 4. Literatur. Dengan empat keluarga yang menjadi objek penelitian.hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1. Kondisi objektif orang tua/keluarga sebagai objek penelitian tidak memiliki pemahaman, pengetahuan yang cukup berkaitan dengan pola asuh yang dapat mempengaruhi tingkat kecerdasan emosi pada anak usia dini. 2. Deskripsi pola asuh orang tua adalah otoriter, permisif, perfeksionisme, 3. Dampak/hasil pola asuh orang tua.setelah mendeskripsikan hasil penelitian maka sampailah pada pembahasan data penelitian adalah sebagai berikut. 1. 75% 100% jawaban responden adalah sama. 2. Responden 135

memiliki kesamaan pandangan, pendapat, serta pemahaman atas setiap pertanyaan quissioner. 3. Data penelitian menunjukan temuan model pola asuh otoriter, perrmisif, perfeksionis.dengan demikian maka kesimpulan dan saran adalah sebagai berikut; Kesimpulan; 1. Kondisi keluarga/orang tua menunjukkan tidak mampu menciptakan suasana kehangatan dan kasih sayang terhadap anak. 2. Kondisi keluarga/orang tua bersikap masa bodoh atas perannya sebagai orang tua. 3. Kondisi keluarga/orang tua belum memberikan model pola asuh yang tepat. Saran; 1.a. Masalah, orang tua tidak memiliki pemahaman yang benar tentang pola asuh. 1.b. Potensi, Kemampuan intelektual yang dimiliki orang tua cukup baik. 1.c. Saran, Orang tua berbesar hati membuka diri untuk memperoleh wawasan tentgang pola asuh. 2.a. Masalah, bersikap masa bodoh atas perannya sebagai orang tua. 2.b. Potensi, memiliki tingkat ekonomi yang baik. 2.c. Saran, Orang tua harus termotivasi belajar sepanjang hayat melalui membeli dan membaca buku. 3.a. Masalah, Orang tua belum menciptakan suasana hangat penuh kasih sayang. 3.b. Potensi, memiliki pergaulan dan wawasan yang luas di masyarakat. 3.c. Saran, Orang tua berkomitmen membangun diri untuk menjadi teladan, melalui kegiatan keagamaan, seminar berkaitan dengan pola asuh. Kata Kunci : Pola Asuh Orang Tua dapat meningkatkan Kecerdasan emosi anak usia dini. A. PENDAHULUAN Kecerdasan emosi yang tinggi akan membuat anak lebih mampu mengatasi berbagai tantangan dalam hidup. Kecerdasan emosi ini antara lain bisa dibentuk melalui pola asuh terhadap anak dirumah dalam satu keluarga yang relatif bervariasi, salah satu diantaranya melalui pola asuh orang tua. Keluarga adalah lembaga terkecil dimasyarakat yang memiliki tujuan, dan memberi manfaat yang sangat berarti bagi kehidupan individu disetiap keluarganya. Keluarga memiliki fungsi antara lain: 1.Fungsi Prokreasi, yaitu keluarga menghasilkan keturunan dan membesarkan anak secara bijaksana. 2. Fungsi Sosial, yaitu membantu anak 136

memahami dirinya sebagai bagian dari keluarga, serta masyarakat. 3. Fungsi Edukasi, yaitu membantu untuk belajar banyak hal termasuk keterampilan berbicara, berhitung, mengenal huruf, nilai-nilai hidup, pengetahuan, kreativitas, serta perkembangan pemikiran seorang anak terjadi karena peran keluarga. 4. Fungsi Proteksi, yaitu perlindungan terhadap berbagai kekerasan. 5. Fungsi Afeksi (perasaan), yaitu menumbuhkan perasaan aman, dikasihi, dihargai, sehingga anak bertumbuh dengan emosi yang sehat. 6. Fungsi Religius, yaitu kualitas pemeliharaan orang tua terhadap nilai kepercayaan ketuhanan (Agama). 7. Fungsi Ekonomis, yaitu menanamkan kesadaran ekonomis dan kerja. 8. Fungsi Rekreasi, yaitu mengajarkan kepada anak nilai, manfaat, bermain, bersenda gurau, dan berfantasi. Konsep pendidikan anak usia dini dilatarbelakangi oleh pemahaman bahwa anak adalah generasi penerus cita-cita dan masa depan bangsa, maka pendidikan anak usia dini tidak boleh diabaikan begitu saja. Oleh karena kecerdasan emosi anak usia dini dapat digali dan dibina dengan baik apabila orang tua memberikan model pola asuh dalam keluarga melalui sikap keteladanan, menciptakan dan membangun hubungan yang harmonis, penuh kasih sayang, dihargai keberadaannya dan menghargai, serta menerapkan kedisiplinan yang tepat. B. KAJIAN TEORI Kajian teori dapat diurai sebagai berikut: 1. Konsep Pendidikan Keluarga, menurut Wiwi Rosmawati (2013) dalam bukunya yang berjudul Pembentukan Karakter Dimulai Sejak Anak Usia Dini menyebutkan bahwa; Keluarga merupakan wahana pembelajaran bagi kepribadian seorang anak. Karakter yang dilakukan oleh orang tua diharapkan dapat terwujud dalam keluarga yang berkarakter. 2. Konsep Pola Asuh, menurut Daniel Goleman (2005) dalam bukunya yang berjudul Emotional ntelligence menyebutkan;....kehidupan keluarga merupakan sekolah pertama kita untuk mempelajari emosi, dalam lingkungan yang akrab ini kita belajar bagaimana kita merasakan perasaan kita sendiri dan bagaimana orang lain menanggapi perasaan kita. Pembelajaran emosi ini bukan hanya melalui hal-hal yang diucapkan dan dilakukan oleh orang tua secara langsung kepada anaknya melainkan juga melalui contoh yang orang 137

tua berikan pada saat menangani perasaan mereka sendiri atau perasaan yang biasa muncul antara suami dan istri, sebagai ayah dan ibu. Ada orang tua yang berbakat sebagai guru emosi yang sangat baik, ada juga yang tidak. Sedangkan Pola Asuh menurut ajaran Agama Islam dalam adalah bagaimana cara memahami anak dari berbagai aspek dan memahami anak dengan memberikan pola asuh yang baik, menjaga anak dan harta anak yatim, menerima keadaannya, memberi perlindungan, pemeliharaan, perawatan, dan kasih sayang dengan sebaik-baiknya. Sedangkan pola asuh menurut ajaran Agama Kristen dalam Buku Perjanjian Lama, Kitab Ulangan 6:4-7 mengatakan: Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu Esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap kekuatanmu. Apa yang Kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau memperhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk dirumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. 3. Konsep Kecerdasan Emosi, Kecerdasan emosi pertama kali disebutkan dalam majalah time edisi oktober 1995 oleh psikolog Peter Salovey dari Universitas Harvard dan John Meyer dari Universitas Hampshire, bahwa kecerdasan emosi adalah sebuah konsep untuk memakai perasaan seseorang, memakai empati seseorang terhadap perasaan orang lain dan bagaimana memakai emosi sampai pada tahap tertentu, dapat menggairahkan hidup. 4. Konsep Pendidikan Anak Usia Dini. Pendidikan anak usia dini menurut UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 1 angka 14 adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Artinya anak usia dini adalah sekelompok manusia yang sedang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan. Menurut Sofia Hartati, 2007 dalam bukunya How To Be a Good Teacher and To Be a Good Mother mengatakan bahwa; anak usia dini adalah sosok yang sangat istimewa.mereka adalah individu yang sedang menjalani suatu prosese perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya. 138

C. PEMBAHASAN Dari hasil penelitian maka ditemukan poin-poin penting selanjutnya akan dibahas dibawah ini yaitu; 1. 75-100 % jawaban responden adalah sama. Artinya orang tua memiliki model pola asuh yang sama. 2. Responden memiliki kesamaan pandangan, pendapat, serta pemahaman atas setiap pertanyaan quisioner. Walaupun profesi mereka sama-sama TNI Angkatan Darat, masing-masing berlatar belakang budaya yang berbeda, pangkat yang berbeda 3. Data penelitian menunjukkan temuan model pola asuh otoriter, permisip, perfeksionis. Dari model pola asuh yang ditemukan dari hasil penelitian, para renponden perlu menemukan pola asuh yang tepat dalam meningkatkan kecerdasan emosi anak usia dini. D. KESIMPULAN Pola asuh orang tua cenderung otoriter, tidak memberi kesempatan pada anak untuk mengekspresikan diri sesuai dengan apa yang diminatinya, keputusan orang tua dianggap yang terbaik. Pola asuh orang tua cenderung menunjukkan pembiaran atau permisif dan orang tua tidak menerapkan disiplin dan nilai-nilai sikap hidup untuk dijadikan pembiasaan yang dapat dipelajari anak melalui keteladanan orang tua. Pola asuh orang tua cenderung menuntut hasil sempurna atau perfeksionis dan orang tua selalu mengukur keberhasilan anak dari sudut pandang keberhasilan dirinya sendiri. Berdasarkan kesimpulan diatas timbul masalah orang yang berprofesi sebagai TNI Angkatan Darat yang masih aktif belum menciptakan suasana hangat, penuh kasih sayang, didalam melakukan pola asuh terhadap anak usia dini. Adapun potensi yang dimiliki orang tua yang berprofesi sebagai TNI Angkatan Darat yang masih aktif, memiliki pergaulan dan wawasan yang luas dimasyarakat dan memiliki tingkat ekonomi yang baik, serta kemampuan intelektual yang cukup baik. Adapun saran yang dapat dilakukan orang tua yang berprofesi sebagai TNI Angkatan Darat yang masih aktif adalah berkomitmen membangun diri untuk menjadi teladan, pembiasaan, intervensi melalui kegiatan 139

keagamaan, seminar, membaca buku yang berkaitan dengan bentuk pola asuh yang dapat meningkatkan kecerdasan emosi anak usia dini. DAFTAR PUSTAKA Al Tridhonanto, 2013. Pola Asuh Kreatif. Jakarta:PT. Elex Media Komputindo. Aprilia Fajar Pertiwi, et al, 1997. Mengembangkan Kecerdasan Emosi Anak; Seri Ayahbunda. Jakarta: Yayasan Aspirasi Pemuda. Arikunto S., 1993. Metode Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto S., 2002. Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek, edisi Revisi V. Jakarta: Rineka Cipta. B.S. Sidjabat, 2011. Membangun Pribadi Unggul. Yokyakarta: Andi. B.S. Sidjabat, 2011. Mengajar Secara Profesional. Yokyakarta: Andi. B.S. Sidjabat, 2008. Membesarkan Anak dengan Kreatif. Yokyakarta: Andi. 140