Perhitungan Laju Korosi di dalam Larutan Air Laut dan Air Garam 3% pada Paku dan Besi ASTM A36

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH LAJU KOROSI PELAT BAJA LUNAK PADA LINGKUNGAN AIR LAUT TERHADAP PERUBAHAN BERAT.

ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN INHIBITOR KALSIUM KARBONAT DAN TAPIOKA TERHADAP TINGKAT LAJU KOROSI PADA PELAT BAJA TANGKI BALLAST AIR LAUT

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI LARUTAN NaCl DENGAN KONSENTRASI 3,5%, 4% DAN 5% TERHADAP LAJU KOROSI BAJA KARBON SEDANG

Laju Korosi Baja Dalam Larutan Asam Sulfat dan Dalam Larutan Natrium Klorida

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pengendalian Laju Korosi pada Baja API 5L Grade B N Menggunakan Ekstrak Daun Gambir (Uncaria gambir Roxb)

Pengukuran Laju Korosi Aluminum 1100 dan Baja 1020 dengan Metoda Pengurangan Berat Menggunakan Salt Spray Chamber

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Klasifikasi Baja [7]

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

INHIBITOR KOROSI PADA AIR LAUT MENGGUNAKAN EKSTRAK TANIN DARI DAUN GAMBIR DENGAN PELARUT ETANOL-AIR

PERANCANGAN ALAT UJI KOROSI SALT SPRAY CHAMBER DAN APLIKASI PENGUKURAN LAJU KOROSI PLAT BODY AUTOMOBILES PRODUKSI EROPA DAN PRODUKSI JEPANG PADA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENCEGAHAN KOROSI DENGAN MENGGUNAKAN INHIBITOR NATRIUM SILIKAT(Na 2 SiO 3 ) HASIL SINTESIS DARI LUMPUR LAPINDO PADA BAJA TULANGAN BETON

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH RASIO DIAMETER TERHADAP KEDALAMAN PADA LAJU KOROSI BAJA KARBON SEDANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

STUDI PENGARUH PENAMBAHAN NACL (PPM) DAN PENINGKATAN PH LARUTAN TERHADAP LAJU KOROSI BAJA KARBON DARI BIJIH BESI HEMATITE DAN BIJIH BESI LATERITE

PENGGUNAAN VITAMIN C SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA LINGKUNGAN ASAM. Irvan Kaisar Renaldi 1

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP LAJU KOROSI BAJA KARBON DAN BAJA LATERIT PADA LINGKUNGAN AIR SKRIPSI

PENGHAMBATAN KOROSI BAJA BETON DALAM LARUTAN GARAM DAN ASAM DENGAN MENGGUNAKAN CAMPURAN SENYAWA BUTILAMINA DAN OKTILAMINA

PENGARUH KONSENTRASI INHIBITOR EKSTRAK DAUN GAMBIR DENGAN PELARUT ETANOL-AIR TERHADAP LAJU KOROSI BESI PADA AIR LAUT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Sidang TUGAS AKHIR. Dosen Pembimbing : Prof. Dr.Ir.Sulistijono,DEA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. hidupnya. Salah satu contoh diantaranya penggunaan pelat baja lunak yang biasa

Korosi telah lama dikenal sebagai salah satu proses degradasi yang sering terjadi pada logam, khusunya di dunia body automobiles.

I. PENDAHULUAN. Baja atau besi banyak digunakan di masyarakat, mulai dari peralatan rumah

Pengaruh Polutan Terhadap Karakteristik dan Laju Korosi Baja AISI 1045 dan Stainless Steel 304 di Lingkungan Muara Sungai

JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

ANALISA PERBANDINGAN LAJU KOROSI MATERIAL STAINLESS STEEL SS 316 DENGAN CARBON STEEL A 516 TERHADAP PENGARUH AMONIAK

BAB IV DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN. -X52 sedangkan laju -X52. korosi tertinggi dimiliki oleh jaringan pipa 16 OD-Y 5

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL YANG DICAPAI PENELITIAN

STUDI KINERJA BEBERAPA RUST REMOVER

SAT. Ekstraksi Daun Gambir Menggunakan Pelarut Metanol-Air Sebagai Inhibitor Korosi. Rozanna Sri Irianty dan Komalasari. 1.

BAB I PENDAHULUAN. juga menjadi bisnis yang cukup bersaing dalam perusahaan perbajaan.

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki lahan tambang yang cukup luas di beberapa wilayahnya.

CARBON STEEL CORROSION IN THE ATMOSPHERE, COOLING WATER SYSTEMS, AND HOT WATER Gatot Subiyanto and Agustinus Ngatin

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X. PENGARUH PELAPISAN NIKEL (Ni) TERHADAP LAJU KOROSI PADA IMPELLER POMPA

Pengaruh Lingkungan Terhadap Efisiensi Inhibisi Asam Askorbat (Vitamin C) pada Laju Korosi Tembaga

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI LARUTAN NaCl DENGAN KONSENTRASI 3,5%, 4% DAN 5% TERHADAP LAJU KOROSI ALUMINUM 5052

PERCOBAAN LOGAM KOROSI BASAH DAN KOROSI ATMOSFERIK

EKSTRAK DAUN GAMBIR SEBAGAI INHIBITOR KOROSI Oleh: Dr. Ahmad Fadli, Ir.Rozanna Sri Irianty, M.Si, Komalasari, ST., MT. Abstralc

PEMETAAN KOROSIFITAS BAJA KARBON YANG DILAPISI POLIMER HIBRID POLI(GLYMO) DALAM KONDISI ATMOSFERIK

PENGARUH PERLAKUAN PANAS PADA ANODA KORBAN ALUMINIUM GALVALUM III TERHADAP LAJU KOROSI PELAT BAJA KARBON ASTM A380 GRADE C

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian oksidasi baja AISI 4130 pada

PEMANFAATAN OBAT SAKIT KEPALA SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DALAM MEDIA 3,5% NaCl DAN 0,1M HCl

STUDI DEGRADASI MATERIAL PIPA JENIS BAJA ASTM A53 AKIBAT KOMBINASI TEGANGAN DAN MEDIA KOROSIF AIR LAUT IN-SITU DENGAN METODE PENGUJIAN C-RING

Proteksi Katodik dengan Menggunakan Anoda Korban pada Struktur Baja Karbon dalam Larutan Natrium Klorida

Penentuan Laju Korosi pada Suatu Material

II. LATAR BELAKANG PENGOLAHAN AIR

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH JENIS MEDIA KOROSIF TERHADAP LAJU KOROSI BESI COR KELABU

PENGARUH INHIBITOR EKSTRAK DAUN PEPAYA TERHADAP KOROSI BAJA KARBON SCHEDULE 40 GRADE B ERW DALAM MEDIUM AIR LAUT DAN AIR TAWAR

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN PELAPIS EPOKSI TERHADAP KETAHANAN KOROSI PIPA BAJA ASTM A53 DIDALAM TANAH SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang kaya akan energi panas bumi.

BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN

Pengaruh Rasio Luasan Terhadap Perilaku Korosi Galvanic Coupling Baja Stainless Steel 304 & Baja Karbon Rendah AISI 1010

Penghambatan Korosi Baja Beton dalam Larutan Garam dan Asam dengan Menggunakan Campuran Senyawa Butilamina dan Oktilamina

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

III. METODOLOGI PENELITIAN

Pengaruh Ekstrak Daun Trembesi (Samanea Saman (Jacq.) Merr.) Sebagai Bahan Inhibitor Terhadap Laju Korosi Baja Plat Hitam (Base Plate) A36

Beberapa unsur paduan dalam baja tahan karat :

PENGARUH VARIASI RAPAT ARUS TERHADAP KETEBALAN LAPISAN ELEKTROPLATING SENG PADA BAJA KARBON RENDAH. Nizam Effendi *)

Handout. Bahan Ajar Korosi

Pemanfaatan Madu Sebagai Inhibitor Pada Baja Karbon Rendah Dalam Lingkungan NaCl 3,5% Dengan Metode Weight Loss

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) G-292

PENGARUH ph TERHADAP LAJU KOROSI

PENGARUH ph LARUTAN NaCl DENGAN INHIBITOR ASAM ASKORBAT 200 ppm DAN PELAPISAN CAT EPOXY TERHADAP LAJU KOROSI BAJA KARBON RENDAH

Edisi Juni 2011 Volume V No. 1-2 ISSN TINGKAT KOROSIFITAS AIR DI PERAIRAN PEMBANGKIT LISTRIK AIR WADUK CIRATA

BAB 4 HASIL DAN ANALISA

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI

TUGAS KOROSI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU KOROSI

PENGARUH TEGANGAN DALAM (INTERNAL STRESS) TERHADAP LAJU KOROSI PADA BAUT

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS

PENAMBAHAN EDTA SEBAGAI INHIBITOR PADA LAJU KOROSI LOGAM TEMBAGA. Abstrak

Oleh : Didi Masda Riandri Pembimbing : Dr. Ir. H. C. Kis Agustin, DEA.

ANALISA PENGARUH INHIBITOR EKSTRAK RIMPANG JAHE TERHADAP LAJU KOROSI INTERNAL PIPA BAJA ST-41 PADA AIR TANAH

Elektrodeposisi Lapisan Kromium dicampur TiO 2 untuk Aplikasi Lapisan Self Cleaning

BAB 1 PENDAHULUAN. dibandingkan jenis martensitik, dan feritik, di beberapa lingkungan korosif seperti air

ANALISA KOROSI BAUT PENYANGGA OCEAN BOTTOM UNIT (OBU) RANGKAIAN SISTEM PERINGATAN DINI TSUNAMI PADA PERAIRAN PELABUHAN RATU.

Efektifitas Ekstrak Daun Sirsak sebagai Inhibitor pada Baja Karbon Api 5L dalam Larutan NaCl 3%

Pengaruh Temperatur pada Korosi Baja (Steel) dalam Larutan Elektrolit Mengandung Karbon Dioksida (CO 2 )

Hasil dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data

MODEL PENGARUH INHIBITOR TERHADAP LAJU KOROSI

DEA JURUSAN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI FTI-ITS

ANALISIS LAJU KOROSI PADA BAJA KARBON DENGAN MENGGUNAKAN AIR LAUT DAN H 2 SO 4

Fe Fe e - (5.1) 2H + + 2e - H 2 (5.2) BAB V PEMBAHASAN

PELAPISAN ALLOY BERBASIS NIKEL PADA SUBSTRAT CARBON STEEL UNTUK SISTEM PEMIPAAN PADA PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI PANAS BUMI

Pengaruh Variasi Konsentrasi Asam Klorida Terhadap Laju Korosi Baja Karbon Rendah Astm A 139 Tanpa Dan Dengan Inhibitor Kalium Kromat 0,2%

UJI KETAHANAN KOROSI TEMPERATUR TINGGI (550OC) DARI LOGAM ZIRKONIUM DAN INGOT PADUAN

KIMIA ELEKTROLISIS

Transkripsi:

Perhitungan Laju Korosi di dalam Larutan Air Laut dan Air Garam 3% pada Paku dan Besi ASTM A36 Gurum AP. Ayu SA, Dita Rahmayanti, dan Nindy EM. Jurusan Fisika FMIPA Universitas Lampung. Jl Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung 35145 Email : gurum4in@yahoo.com Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media air laut dan air garam 3% terhadap laju korosi besi ASTM A36 dan paku. Penelitian ini dilakukan dengan metode menimbang kehilangan massa hanya akibat pengkaratan saat sampel terendam selama 72 jam, 144 jam, 216 jam, 288 jam, dan 360 jam. Semakin lama waktu perendaman, laju korosi yang dihasilkan ASTM A36 dan paku pada media air laut dan air garam 3% akan semakin kecil yang disebabkan reaksi elektrokimia. Laju korosi pada paku lebih besar dibandingkan dengan besi ASTM A36. Kata Kunci : laju korosi, air laut, air garam, paku, besi ASTM A36 Abstract. The reasearch studies to determine the effect corrosion rate in sea water and 3% salt water media to ASTM A36 and nails iron. The reasearch was conducted by the wight loss method where the mass decrease of ASTM A36 and nails as parameters. The mass change only caused by corrosion when samples dipped in media after 72 hours, 144 hours, 216 hours, 288 hours, and 360 hours. The longer immersion time, the corrosion rate producted to ASTM A36 and nails in sea water media and 3% salt water will be decrease. The nails corrosion rate more than iron ASTM A36. Keyword: the corrosion rate, sea water, salt water, nails, iron ASTM A36 PENDAHULUAN Dewasa ini pemanfaatan logam sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Besi dan baja merupakan salah satu bahan yang sangat banyak dipakai untuk keperluan kehidupan manusia, khususnya di dunia industri. Baja merupakan bahan dasar vital untuk industri. Semua segmen kehidupan, mulai dari peralatan dapur, transportasi, generator pembangkit listrik, sampai kerangka gedung dan jembatan menggunakan baja. Besi baja yang sering digunakan berupa besi plat ASTM A36 dan Paku. Permasalahan utama dari besi dan baja adalah korosi, karena korosi dapat menyebabkan penurunan mutu (Trethewey, 1991) dan menyebabkan kerugian biaya. Penurunan mutu dapat memendekkan umur dari baja. Korosi tidak dapat dihilangkan

namun dapat dicegah dengan memproteksi material dari lingkungan. Kecepatan laju korosi dapat dihitung dengan metode kehilangan berat dan dapat mengetahui ketahanan besi jika bereaksi dengan lingkungan. Metode kehilangan berat adalah metode yang digunakan pada logam untuk menentukan laju korosi yang pengukurannya dengan membandingkan berat awal dan berat sesudah dipasang pada suatu sistem dalam waktu tertentu (Ismail, 2010). Laju korosi dapat dihitung dengan metode kehilangan berat ( wight loss) dengan rumus sebagai berikut: Keterangan: R = Laju korosi (mm/tahun) D = Density (gr/cm 3 ) ΔW = Berat yang hilang (gram) T = Waktu (jam) A = Luas permukaan (cm 2 ) K = Konstanta (8,76 x 10 4 ) (Karim dan Yusuf, 2012). Ketahanan korosi relatif dari suatu besi atau logam dapat diketahui dengan laju korosi seperti berdasarkan Tabel 1 yang berisi tentang hubungan laju korosi dan ketahan korosi (Ismail, 2010). = (1) (1) Tabel 1. Hubungan laju korosi dan ketahanan korosi. Ketahanan korosi Relatif Laju Korosi Sangat Baik Sekali mpy mm/yr µm/yr nm/hr pm/s Sangat Baik < 1 < 0,02 < 25 < 2 < 1 Baik 1-5 0,02-0,1 25-100 2-10 1-5 Cukup 5-20 0,1-0,5 100-500 10-50 5-20 Kurang 20-50 0,5-1 500-1000 50-150 20-50 Buruk 50-200 1-5 1000-5000 150-500 50-200 Karat merupakan hasil dari reaksi redoks antara besi, air dan oksigen di udara terbuka. Dalam penelitian ini membahas tentang kecepatan (laju korosi) dan membandingkan laju korosi pada besi ASTM A36 dan paku yang terendam dalam media air garam 3% dan air laut terendam selama 72 jam, 144 jam, 216 jam, 288 jam, dan 360 jam. METODE PENELITIAN Adapun prosedur yang dilakukan dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1. Menyiapkan plat besi MS ( Meild Steel) A36 dengan ukuran ±5 cm sebanyak 10 buah dan paku 10 buah berukuran ±8 cm, kemudian mengamplas sampel dengan amplas grade 100.

2. Memberi label pada masing-masing sampel: M1, M2, M3, M4, M5 (untuk besi) dan P1, P2, P3, P4, P5 (untuk paku). 3. Menimbang sampel dengan neraca digital dan mencatat sebagai massa awal. 4. Mencuci sampel dengan air sambil disikat untuk membersikan kotoran yang masih menempel. 5. Membersihkan permukaan sampel dengan alkohol untuk menghilangkan lemak yang masih menempel dan Mengeringkan sampel dengan hair dryer. 6. Membuat larutan rendaman : a. Air garam dengan konsentrasi 3 % dari 3 gr garam dan 100 ml air. b. Air Laut 7. Memasukkan sampel kedalam larutan rendaman, perendam sampel selama 72 jam, 144 jam, 216 jam, 288 jam dan 360 jam. 8. Mengangkat sampel dari larutan rendaman, mencuci sampel dengan air sambil disikat, sudah dicuci salanjutnya sampel dibersihkan dengan alkohol. 9. Sampel yang telah bersih dikeringkan dengan hair dryer, sampel yang telah kering ditimbang dengan timbangan digital, dicatat perubahan massanya dan Menghitung laju korosi dengan metode kehilangan berat. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengukuran Hasil yang diperoleh dari pengukuran laju korosi dengan metode kehilangan berat didapat seperti Tabel 2 dan Tabel 3. Tabel 2. Hasil laju korosi dengan metode kehilangan berat dengan media air laut Kondisi Air Laut (Besi ASTM A36) Air Laut (Paku) Waktu pemaparan (jam) m awal (gr) m akhir (gr) Δm (gr) CR (mm/yr) 72 6,9210 6,9105 0,0105 6,93 x 10-5 144 6,8768 6,8553 0,0195 6,43 x 10-5 216 6,8187 6,7910 0,0277 6,09 x 10-5 288 6,8799 6,8434 0,0365 6,02 x 10-5 360 6,9239 6,8828 0,0411 5,42 x 10-5 72 6,9592 6,9495 0,0097 9,27 x 10-5 144 6,5017 6,4848 0,0169 8,08 x 10-5 216 6,7866 6,7644 0,0222 7,08 x 10-5 288 6,6436 6,6159 0,0277 6,62 x 10-5 360 6,5575 6,5293 0,0282 5,39 x 10-5

Tabel 3. Hasil laju korosi dengan metode kehilangan berat dengan media air garam Kondisi Waktu m awal (gr) m akhir (gr) Δm (gr) CR (mm/yr) pemaparan (jam) 72 6,8971 6,8872 0,0099 6,53 x 10-5 Air Garam 144 6,9621 6,9441 0,0186 6,14 x 10-5 (Besi ASTM 216 6,9156 6,8909 0,0247 5,43 x 10-5 A36) 288 6,9386 6,9062 0,0324 5,34 x 10-5 360 6,9484 6,9089 0,0395 5,21 x 10-5 Air Garam (Paku) 72 6,6750 6,6652 0,0098 9,37 x 10-5 144 6,2803 6,2671 0,0152 7,26 x 10-5 216 6,4273 6,4061 0,0212 6,75 x 10-5 288 6,7129 6,6846 0,0263 6,28 x 10-5 360 6,6419 6,6053 0,0316 6,04 x 10-5 Dari hasil penelitian pada Tabel 2 dan Tabel 3 dapat dilihat terjadi pengurangan massa setelah direndam dalam media korosif (air laut dan air garam 3%). Pengurangan massa ini terjadi karena sampel mengalami proses elektrokimia (proses terjadinya karat didalam air). Elektrokimia terjadi karena logam baja akan larut menjadi ion Fe 2+, ion ini akan berdifusi ke dalam air (air berperan sebagai katoda) dan akan membentuk Fe(OH) 2 selanjutnya akan dioksidasi oleh O 2 yang terdapat dalam air dan mengendap membentuk Fe 2O 3 yang berwarna kecoklatan. Laju korosi akan semakin kecil dengan semakin lamanya waktu perendaman di dalam media korosif dan laju korosi berada pada nilai 5,21x10-5 hingga 9,37 x10-5 mm/years menunjukan bahwa besi ASTM A36 dan paku memiliki ketahanan korosi relatif yang sangat baik karena berada kurang dari 0,02 mm/years (merujuk pada Tabel 1). Laju korosi paling tinggi dialami oleh paku sebesar 9,27 x 10-5 mm/years (media Air Laut) dan 9,37 x 10-5 mm/years (media air garam 3%) sedangkan untuk besi ASTM A36 sebesar 6,93 x 10-5 mm/years (media Air Laut) dan 6,53 x 10-5 mm/years (media air garam 3%). B. Analisa Pengaruh waktu terhadap laju Korosi Laju korosi dipengaruhi oleh jenis logam dan paduan, lingkungan, temperatur, kandungan oksigen terlarut, keasaman (ph) larutan, dan organisma biologi yang terkandung dalam larutan. Pada Gambar 1 grafik menyajikan tentang grafik laju korosi berdasarkan lama waktu perendaman dengan media air laut.

Laju Korosi (x 10-5 mm/yr) 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 Hubungan Waktu Perendaman Laju Korosi Dengan Media Air Laut 0 72 144 216 288 360 Waktu Perendaman (Jam) Gambar 1. Grafik hubungan waktu perendaman laju korosi dengan media air laut Dari grafik diatas dapat diketahui semakin lama waktu perendaman maka semakin kecil laju korosi. Laju korosi semakin kecil disebabkan oleh pasivasi. Pasivasi dapat diartikan sebagai proses pembentukan senyawa oksida logam di permukaan logam untuk mencegah proses perkaratan lebih lanjut, lapisan oksida logam tersebut serupa dengan korosi terkadang disebut dengan karat namun pasivasi memberi keuntungan (Sandila dan Riastuti, 2006). CR Besi CR Paku Laju Korosi ( x 10-5 mm/yr) 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 Gambar 2. Grafik hubungan waktu perendaman dengan laju korosi pada air garam 3% Pada Gambar 2 merupakan grafik hubungan lama waktu perendaman dengan laju korosi pada media air garam 3% menunjukkan terjadi penurunan laju korosi semakin lamanya waktu perendaman. Menurut penelitian yang dilakukan Murabbi dan Sulistijono (2012) laju korosi akan semakin menurun dengan semakin lamanya waktu perendaman dan dalam penelitian ini menunjukkan hal yang serupa, penurunan laju korosi ini disebabkan adanya pasivasi yang terjadi pada sampel yang terendam. Berdasarkan Hubungan Waktu Perendaman Dengan Laju Korosi Pada Media Air Garam 3% 0 72 144 216 288 360 432 Waktu Perendaman (Jam) CR Besi CR Paku tabel 1 maka selama masa perendaman bahan besi dalam air laut dan air garam 3% laju korosi sangat baik karena < 1. KESIMPULAN Dari penelitian dapat disimpulkan semakin lama waktu perendaman maka semakin kecil laju korosi yang ditimbulkan oleh besi

ASTM A36 dan Paku pada air laut dan air garam 3% karena adanya pasivasi. Laju korosi pada paku lebih besar yaitu 9,27 x 10-5 mm/years (media Air Laut) dan 9,37 x 10-5 mm/years (media air garam 3%) daripada besi ASTM A36 sebesar 6,93 x 10-5 mm/years (media Air Laut) dan 6,53 x 10-5 mm/years (media air garam 3%), dan ketahanan korosi relatif besi ASTM A36 dan paku sangat baik karena berada kurang dari 0,02 mm/years. Selama masa perendaman bahan besi dalam air laut dan air garam 3% laju korosi sangat baik karena < 1. Korosi Baja Karbon SAE-4140 Di Dalam Air yang Bergerak. Majalah Ilmu dan Teknologi Korosi. LIPI. Volume 15 No.2. ISSN 0126-3579. Trethewey, K. R. & Chamberlain, J. 1991. Korosi, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. DAFTAR PUSTAKA Ismail, Gofar. 2010. Analisis Laju Korosi. Jakarta: FT UI. Karim, Aziz & Yusuf, Zulkifly A. 2012. Analisa Pengaruh Penambahan Inhibitor Kalsium Karbonat dan Tapioka Terhadap Tingkat Laju Korosi Pada Pelat Baja Tangki Ballast Air Laut. Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan (JRTK) Volume 10, Nomor 2, Juli - Desember 2012. Murrabi, Abdul Latif dan Sulistijono. 2012. Pengaruh Konsentrasi Larutan Garam Terhadap Laju Korosi Dengan Metode Polarisasi Dan Uji Kekerasan Serta Uji Tekuk Pada Plat Bodi Mobil. Jurnal Teknik Pomits Volume 1 No. 1 Hal 1-5. Sandila, Kotia dan Riastuti, Rini. 2006. Studi Pengaruh Panambahan Inhibitor Cortron Inr 787 Terhadap Ketahanan