BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berita atau informasi yang muncul dalam pikiran manusia, sebenarnya, bukanlah suatu peristiwa, melainkan sesuatu yang diserap penulis atau wartawan terhadap peristiwa. Itulah yang kemudian dituangkan dalam media komunikasi, baik berupa media massa cetak maupun media elektronik. Setiap hari, bahkan setiap detik, masyarakat sebagai konsumen berita menonton televisi atau membaca koran, sehingga tercipta hubungan antara madia massa dengan masyarakat yang erat. Oleh karena itu, media massa merupakan salah satu sarana yang digunakan oleh masyarakat untuk mengakses informasi atau berita. Media massa selalu ada dalam kehidupan, dan telah diterima sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Media massa berpotensi untuk memproduksi dan menyebarluaskan makna sosial, baik makna kejadian yang terjadi di dunia sosial, budaya, dan hukum pada masyarakat atau kelompok sosial tertentu. Bahasa yang digunakan oleh media massa akan mewakili kelompok sosial tertentu masyarakat. Dalam hal ini, media massa memegang sebagian besar kendali terhadap siapa yang bisa berbicara dan apa yang bisa dibicarakan. Begitu juga pada berita kriminal yang disajikan oleh media massa, selalu menyajikan bahasa yang berkaitan dengan penegatifan citra perempuan. Oleh karena banyak sekali peristiwa kriminal yang menjadikan perempuan sebagai objek atau korban. Dalam hal ini, media massa sering kali menyajikan berita tersebut dengan menggunakan bahasa-bahasa yang berlebihan (bombastis). Tujuannya untuk dapat menarik minat masyarakat untuk
membacanya. Di dalam media yang berupa teks, persoalan utama adalah dalam merepresentasikan suatu peristiwa. Jadi, bagaimana realitas atau objek dalam peristiwa tersebut ditampilkan di media massa (cetak) menggunakan bahasa tulis, dengan perangkat yang digunakannya adalah kata, kalimat, atau pun grafik. Berkaitan dengan berita kriminal mengenai perempuan, banyak disajikan kekerasan yang dialami oleh perempuan, dengan latar belakang peristiwa yang berbeda, mulai dari Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), perampokkan, hingga pada kasus perkosaan atau pelecehan seksual. Akan tetapi, berita tersebut disampaikan media massa secara tidak proporsional, seringkali perempuan termarjinalkan dalam pemberitaan tersebut. Peristiwa tersebut membuat satu pihak tertentu terlihat lebih negatif dari realitas yang ada. Dengan demikian, menganalisis kritis bahasa yang digunakan media massa, yang menggambarkan perempuan, menarik untuk dilakukan. Dalam hal ini, analisis penelitian ini memfokuskan pada analisis kritis mengenai penegatifan citra perempuan. Menurut Hidayati (dalam http://erhanana.wordpress.com), ada lima penggunaan bahasa dalam media massa dalam menggambarkan potret perempuan. Pertama, media massa memiliki kecenderungan menggunakan kata-kata sensasional dan terkesan sadis. Pilihan kata sensasional itu dianggap menarik, terutama dalam penulisan judul. Dalam praktik jurnalisme, membuat judul yang menarik memang mutlak. Padahal di sisi lain, kata-kata yang sensasional itu menimbulkan efek kekerasan mendalam. Kedua, media massa memiliki kecenderungan menggunakan kata-kata atau kalimat yang mendudukkan anak atau perempuan korban perkosaan sebagai objek. Ketiga, media massa memiliki kecenderungan mendeskripsikan detail peristiwa yang dialami atau dilakukan anak atau perempuan, khususnya dalam peristiwa perkosaan atau kekerasan. Keempat, media massa memiliki
kecenderungan mengganti nama korban perkosaan dengan nama bunga atau nama-nama bunga seperti mawar, melati, dan sebagainya. Kelima, media massa melanggengkan istilah yang merugikan anak dan perempuan. Alasan memilih Harian Radar Banyumas sebagai objek penelitian, karena penelitian ini mengkaji tentang fenomena, yakni fenomena tindak kriminalitas, yang menjadikan perempuan sebagai objek atau korban. Selain itu, Harian Radar Banyumas merupakan koran lokal yang terdapat di Kabupaten Banyumas. Biasanya, koran lokal dalam memberitakan suatu peristiwa, khususnya peristiwa kriminal, akan terjadi bias gender, yaitu dengan menggunakan bahasa, yang menggambarkan keberpihakan terhadap suatu kelompok tertentu. B. Perumusan Masalah Dari latar belakang di atas, masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana penegatifan citra perempuan dalam bahasa Rubrik Kriminal harian Radar Banyumas? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah : Mendeskripsikan penegatifan citra perempuan dalam bahasa Rubrik Kriminal harian Radar Banyumas? D. Manfaat Penelitian
Hasil yang diharapkan setelah diadakan analisis kritis terhadap Bahasa Media Massa pada Berita kriminal Harian Radar Banyumas Edisi Bulan Desember 2009 dalam penegatifan citra perempuan adalah sebagai berikut : 1.Teoretis Dapat digunakan sebagai pengembangan ilmu wacana kritis yang melihat wacana, pemakai bahasa dalam tuturan dan tulisan sebagai bentuk praktik sosial. 2. Praktis a. Masukkan bagi pembaca, khususnya mahasiswa Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah (PBSID) mengenai bahasa pada media massa. b. Dapat digunakan oleh peneliti bahasa yang akan mengkaji tentang analisis wacana kritis.
E. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan pembaca agar dapat mengetahui gambaran tentang penelitian ini, dan memudahkan penulis mengupas permasalahannya, maka penulis uraikan siistematika penulisan skripsi ini sebagai berikut. Bab I diuraikan tentang pendahuluan yang di dalamnya memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II adalah landasan teori. Di dalam landasan teori ini dijelaskan tentang pengertian bahasa, bahasa sebagai sistem tanda, wacana kriminal, kekerasan bahasa (language violence), hipotesis Saphir-Whorf, tahap pembentukan konstruksi realitas media massa, media massa dan gender, pengertian semiotika, paradigmatik dan sintagmatik, intertekstual, pengertian wacana kritis, elemen wacana Van Dijk, dan misrepresentasi. Bab III adalah metodologi penelitian. Pada bagian ini dijelaskan tentang jenis penelitian yang digunakan, objek penelitian, sumber data, metode penelitian,pendekatan penelitian, dan langkah-langkah kerja.
Bab IV berisi tentang hasil analisis dan pembahasan yang menyajikan proses penegatifan citra perempuan pada aspek tematik, aspek skematik, aspek semantik, aspek sintaksis, aspek stilistika, dan aspek retoris. Bab V adalah penutup berupa kesimpulan dan saran, yaitu kesimpulan dari keseluruhan pembahasan penelitian dan saran sebagai penutup dari skripsi ini.