xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan biologis seorang perempuan menjelang dewasa mulai dengan periode pubertas, hormone seksual mempengaruhi tubuh, hal ini sesuai dengan mulainya proses pematangan alat-alat seksual. Khususnya hormone estrogen dan progesterone besar pengaruhnya atas perkembangan payudara, yang mempengaruhi ciri khas pada perempuan, oleh karena itu dapat dimengerti bila ada kelainan pada payudara sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, akan besar sekali pengaruhnya terhadap psikologi perempuan (Hawari, 2004) Salah satu kelainan yang terjadi pada payudara adalah kanker payudara. Reaksi perempuan terhadap kanker mencakup ketakutan akan perubahan bentuk tubuh, ketakutan akan kehilangan daya tarik seksual, dan ketakutan akan kematian. Ketakutan ini menyebabkan perempuan menunda untuk melakukan evaluasi terhadap masalah payudara. Menyadari implikasi tersebut, semua tenaga perawat kesehatan harus mendorong perempuan untuk memeriksa payudaranya sendiri dan mengajarkan untuk mengenali perubahan dini yang dapat menunjukkan adanya masalah pada payudara (Smeltzer & Barre, 2001)
2 Penatalaksanaan kanker payudara telah mengalami kemajuan yang sangat pesat, akan tetapi angka kematian dan angka kejadian kanker payudara masih tetap tinggi, hal ini disebabkan banyak penderita ditemukan pada stadium lanjut, oleh karena itu deteksi dini dan diagnosa dini kanker payudara memegang peranan penting untuk memperbaiki prognosa (Supit, 2003) Menurut Saleh (2009), organisasi penanggulangan kanker sedunia (UICC) maupun WHO memprediksi angka kejadian kanker payudara naik 80% pada tahun 2030, khususnya 70% terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia, sedangkan menurut data dari Departemen Kesehatan terdapat satu penderita kanker payudara di antara 1000 penduduk di Indonesia. Diestimasikan terdapat 200.000 pasien baru kanker payudara setiap tahun, dimana sebanyak 60%-70% dari jumlah tersebut memerlukan terapi radiasi, sedangkan menurut data dari Dinas Kesehatan Kota Semarang pada tahun 2005 kasus kanker payudara sebanyak 749 kasus (19,62%). Menurut data dari Puskesmas Pegandan dimana Puskesmas Pegandan sendiri membawahi dua Kelurahan yaitu Kelurahan Bendan Duwur dan Kelurahan Bendan Ngisor terdapat lima penderita kanker payudara di antara 2.763 penduduk Kelurahan Bendan Duwur, dimana kelima penderitanya merupakan warga dari golongan menengah ke bawah yang kurang mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi khususnya kanker payudara.
3 Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan praktek akan pentingnya pemeriksaan payudara sendiri, salah satunya melalui pendidikan kesehatan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pengaruh pemberian pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan dan praktek SADARI di Kelurahan Bendan Duwur Semarang B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas dapat dirumuskan masalah penelitian adalah seberapa besar pengaruh pemberian pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan dan praktek pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di Kelurahan Bendan Duwur Semarang. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui pengaruh pemberian pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan dan praktek pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di Kelurahan Bendan Duwur
4 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan tingkat pengetahuan dan praktek pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sebelum diberikan pendidikan kesehatan di Kelurahan Bendan Duwur Semarang. b. Mendeskripsikan tingkat pengetahuan dan praktek pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) setelah diberikan pendidikan kesehatan di Kelurahan Bendan Duwur Semarang. c. Menganalisa pengaruh pemberian pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan dan praktek pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di Kelurahan Bendan Duwur Semarang. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti Dapat menyebarkan pengetahuan mengenai praktek pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dalam rangka pencegahan kanker payudara 2. Bagi instansi kesehatan Dapat menyebarkan pengetahuan tentang praktek pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) melalui media seperti poster, pamflet, dan leaflet dalam pencegahan kanker payudara
5 3. Bagi perawat Diharapkan perawat maternitas berperan dalam menginformasikan dan mengajarkan pada semua perempuan tentang praktek pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) 4. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan Dapat menambah pengetahuan terutama kajian tentang praktek pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) 5. Bagi ilmu keperawatan Dapat memberikan wacana dan mengajarkan praktek pemeriksaan payudara sendiri kepada semua perempuan dalam rangka pencegahan kanker payudara. E. Bidang Ilmu maternitas. Bidang ilmu yang terkait dengan penelitian ini adalah ilmu keperawatan