Pendekatan produksi: nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan dalam suatu. Distribusi Pendapatan

dokumen-dokumen yang mirip
ekonomi K-13 PENDAPATAN NASIONAL K e l a s A. KONSEP PENDAPATAN NASIONAL Semester 1 Kelas XI SMA/MA K-13 Tujuan Pembelajaran

Antiremed Kelas 10 Ekonomi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti pangan, sandang,

Perbedaan GDP dan GNP

BAB 1 PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL

Pendapatan Nasional dan Perhitungannya. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah suatu negara yang mempunyai latar belakang perbedaan antar

PEREKONOMIAN INDONESIA

Makro ekonomi adalah Makro artinya besar, analisis makro ekonomi merupakan analisis keseluruhan kegiatan perekonomian. Bersifat global dan tidak

Mata Kuliah : Pengantar Ekonomi. Penghitungan. Pendapatan Nasional. Chairul Maulidi. Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota 2012

Katalog BPS :

DISTRIBUSI PENDAPATAN PENDUDUK KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2013

PERTEMUAN 5 dan 6 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI

DISTRIBUSI PENDAPATAN KOTA PALANGKA RAYA 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ada 5 (lima) macam ukuran yang digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan dalam pembangunan yaitu:

Pendahuluan Pertumbuhan Ekonomi Sadono Sukirno

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak

Indikator Pembangunan. Pengantar Ekonomi Pembangunan

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ACEH TAMIANG

PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Alitasari (2014), teknik analisis yang

CAPAIAN PERTUMBUHAN EKONOMI BERKUALITAS DI INDONESIA. Abstrak

2.2 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN RKPD SAMPAI DENGAN TAHUN 2013 DAN REALISASI RPJMD

NERACA PEMBAYARAN, PENDAPATAN NASIONAL, GDP DAN GNP

PENDAPATAN NASIONAL DAN STRUKTUR EKONOMI.

INDIKATOR MAKROEKONOMI KABUPATEN PAKPAK BHARAT

I. PENDAHULUAN. kondisi masyarakat yang lebih baik, yang ditunjukkan oleh kemajuan

I. PENDAHULUAN. mendorong dan meningkatkan stabilitas, pemerataan, pertumbuhan dan

BAB II PENDAPATAN NASIONAL

Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan: Peserta PPG kompeten dalam menganalisis Pendapatan Nasional.

I. PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada

Chapter 2 Comparative Economic Development

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN

Pendapatan Nasional dan Perhitungannya. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

PERTEMUAN III ASPEK EKONOMI, POLITIK,

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga infrastruktur lebih banyak

Perekonomian Indonesia

Pendapatan Nasional (National Income)

Suriname. Yunani. Libya. Cekoslovakia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan bahwa

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PASER

KONDISI KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN KEADAAN MARET 2015

BAB VII Pendapatan Nasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pembangunan ekonomi merupakan salah satu bagian penting dari

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

KONDISI KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN KEADAAN SEPTEMBER 2015

BAB I PENDAHULUAN. Meskipun pertumbuhan ekonomi setelah krisis ekonomi yang melanda

PERTEMUAN III ASPEK EKONOMI, POLITIK,

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pada suatu periode tertentu.pertumbuhan yang positif menunjukkan adanya

PENDAPATAN NASIONAL. Model circular flow membagi perekonomian menjadi empat sektor:

BAB III METODE PENELITIAN. ini merupakan besarnya tingkat ketimpangan distribusi pendapatan masyarakat

PENDAPATAN NASIONAL : ADI SUKOCO : A

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengatur masuk dan keluarnya perusahaan dari sebuah indutri, standar mutu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. materi tersebut disampaikan secara berurutan, sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki

Pemanfaatan DATA Statistik Dalam Perencanaan Pembangunan Daerah

I. PENDAHULUAN. masalah kompleks yang telah membuat pemerintah memberikan perhatian khusus

Prospek Perekonomian Indonesia dan Regulasi Perpajakan Aviliani 10 Maret 2016

PENDAPATAN NASIONAL A. ARUS PERPUTARAN EKONOMI B. PENDAPATAN NASIONAL C. CARA MENGHITUNG GNP D. SEKTOR-SEKTOR GNP E. UNSUR GNP F.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Ketimpangan Distribusi Pendapatan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV DISTRIBUSI PENDAPATAN MASYARAKAT

Pengantar Makro Ekonomi. Pengantar Ilmu Ekonomi

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PIDIE JAYA (Menurut Lapangan Usaha)

Produk Domestik Bruto (PDB)

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menjadi meningkat (Atmanti, 2010). perekonomian. Secara lebih jelas, pengertian Produk Domestik Regional Bruto

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2008

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian terdahulu yang dapat menjelaskan secara teoritis kajian mengenai

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam perkembangannya seringkali terjadi adalah ketimpangan

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses yang

Pemerintah Rumah Tangga. Perusahaan. Luar Negeri

PENGANTAR ILMU EKONOMI MAKRO BAB 1 RUANG LINGKUP ANALISIS MAKROEKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

alah satu dinamika pembangunan suatu wilayah diindikasikan dengan laju pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut. Oleh karena

BAB IV GAMBARAN UMUM Laju Pertumbuhan GDP per Kapita Negara High Income

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

BAB II PENDAPATAN NASIONAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara ekonomi, ada beberapa cara untuk memperhitungkan pertumbuhan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya apabila tingkat kegiatan ekonomi lebih tinggi daripada yang

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Sumber Agung Kecamatan Kemiling. Bandar Lampung pada bulan Januari sampai Februari 2015.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan, selain menciptakan

Perekonomian Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terjadinya ketimpangan distribusi pendapatan. Hal ini bisa terjadi akibat

Pengukuran Pendapatan Nasional

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Ini sesuai dengan pembagian yang digunakan dalam penghitungan Produk

Metodologi Pengertian Produk Domestik Regional Bruto Beberapa Pendekatan Penyusunan PDRB

Transkripsi:

Distribusi Pendapatan Berdasarkan data BPS, 40% penduduk berpendapatan terendah, telah menerima 21,74% pada tahun 2002, sehingga apabila dibandingkan dengan target yang ditetapkan RENSTRA sebesar 20,17% pada tahun 2005 ternyata kondisi saat ini (tahun 2003) sudah melampaui kondisi yang diharapkan Renstra pada tahun 2005. Tingkat ketimpangan distribusi pendapatan di Provinsi Riau menurut kriteria Bank Dunia sudah tergolong baik karena Bank Dunia menetapkan kriteria yang tergolong rendah adalah 12-17%. Poverty Gap juga menunjukkan adanya perbaikan ketimpangan pendapatan masyarakat dimana pada tahun 1999 Poverty Gap adalah sebesar 2,28, sedangkan pada tahun 2002 turun menjadi 2,01, yang berarti mengalami penurunan sebesar 11,84%. Artinya, jarak antara penghasilan masyarakat berpendapatan terendah dengan batas garis pendapatan miskin, gapnya makin mengecil. PENDAPATAN NASIONAL Prestasi ekonomi Indonesia dapat diukur dengan variabel agregat, yaitu Pendapatan Nasional. Melalui Pendapatan Nasional dapat diketahui: Pertumbuhan ekonomi, Pendapatan perkapita, dan Struktur ekonomi. Tingkat kesejahteraan dapat diukur dengan pendapatan perkapita. Pendapatan Nasional dapat diartikan : Sempit: National Income (NI) Luas: PDB/GDB, PNB/GNP. PNN/NNP METODE PERHITUNGAN Pendapatan Nasional Indonesia dihitung oleh BPS dengan menggunakan konsep PDB. Metode perhitungan PDB: Pendekatan produksi: nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan dalam suatu perekonomian dalam setahun

Pendekatan pendapatan: balas jasa yang diterima faktor produksi yang turut serta dalam proses produksi (gaji, upah, sewa bunga, laba -sebelum dipotong pajak) Pendekatan pengeluaran: jumlah permintaan akhir, yang terdiri dari konsumsi (RT dan Swasta nirlaba), investasi (swasta), pengeluaran pemerintah (konsumsi), hasil perdagangan luar negeri neto (Ekspor - Impor) PNB = PDB + pendapatan neto atas faktor LN Pendapatan Neto atas faktor LN: pendapatan faktor produksi WNI di LN - pendapatan atas faktor produksi WNA di DN. PERTUMBUHAN EKONOMI Pertumbuhan ekonomi = (PDBt - PDBt-1)/PDBt-1 x100% Pertumbuhan ekonomi riil diperoleh setelah menghilangkan pengaruh perubahan harga. Atau dihitung dari PDB atas harga konstan. Untuk merubah dari harga berlaku keharga konstan: Metode revolusi: menilai produksi dengan harga tahun dasar. Metode ekstrapolasi: memperbaharui nilai tahun dasar sesuai dengan indeks produksi/tingkat pertumbuhan riil tahun sebelumnya. Metode deflasi: membagi nilai masing-masing tahun dengan harga relatif (indeks harga x 1/100) PENDAPATAN PERKAPITA Pendaptan Perkapita= PDB /jumlah penduduk Klasifikasi Negara berdasarkan PNB perkapita - Bank Dunia Kelompok Negara Berpendapatan Tinggi > 8,625 Berpendapatan Menengah- Atas PNB Per Kapita (US$) 2,786-8,625 Berpendapatan Menengah 696-2,786 Berpendapatan Atas < 696

STRUKTUR EKONOMI Struktur ekonomi: Tinjauan makro - sektoral (sektor ekonomi) Tinjauan keruangan (desa, kota) Tinjauan penyelenggaraan kenegaraan (etatis, egaliter) Tinjauan birokrasi (sentralisasi, desentralis DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN PEMERATAAN PEMBANGUNAN Prestasi pembangunan ekonomi yang dilihat dari indikator pendapatan perkapita telah banyak mendapat kritik. Untuk melengkapi ukuran prestasi pembangunan ekonomi digunakan juga indikator distribusi pendapatan. Distribusi pendapatan mengukur ketimpangan atau kemerataan pembagian hasilhasil pembangunan yang diterima rakyat. Ukuran distribusi pendapatan: 1. Kurva Lorenz 2. Indeks Gini 3. Kriteria Bank Dunia KURVA LORENZ Kurva Lorenz menggambarkan distribusi kumulatif pendaptan nasional dikalangan lapisan penduduk. Kurva Lorenz ditunjukkan oleh garis diagonal dalam box. Presentasi Jumlah Penduduk

INDEKS GINI Indeks Gini adalah suatu koefisien yang menunjukkan tingkat ketimpangan atau kemerataan distribusi pendapatan. Nilai koefisien gini (G) antara 0 dan 1 (0<1). Rumus indeks gini: n G = 1 - E (Xi+1 - Xi) (Yi + Yi+1) 1 n G = 1 - E fi (Yi + Yi+1) 1 Keterangan: G = Indeks gini Fi = proporsi jumlah rumah tangga dalam kelas I Xi = proporsi jumlah kumulatif rumah tangga dalam kelas I Yi = proporsi jumlah kumulatif pendapatan dalam kelas I KRITERIA BANK DUNIA Bank Dunia membagi penduduk dalam tiga kelas, yaitu 40% penduduk berpendapatan rendah, 40% penduduk berpendapatan menegah, dan 20% penduduk berpendapatan rendah menerima bagian pendapatan nasional. Adapun kriteria, bila penduduk berpendapatan rendah: Menerima < 12% pendapatan nasional: ketimpangan tinggi Menerima 12-17% pendapatan nasional: ketimpangan sedang Menerima > 17% pendapatan nasional: ketimpangan rendah Pentingnya pembahasan mengenai ketimpangan distribusi pendapatan, karena berkaitan dengan tingkat kemiskinan. Makin timpang distribusi pendapatan secara tidak langsung mencerminkan makin banyak penduduk miskin. Selain itu, aspek pemerataan pembangunan secara teoritis sering diperhadapkan dengan konsep efisiensi dan pertumbuhan. Pemerintah sudah memulai sejak Pelita III untuk mengupayakan pemerataan pendapatan pembangunan dan hasil-hasilnya. hal ini tercermin pada kebijaksanaan delapan jalur pemerataan: 1. Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat banyak khususnya pangan, sandang dan perumahan. 2. Pemerataan kesenpatan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan.

3. Pemerataan pembagian pendapatan. 4. Pemerataan kesempatan kerja. 5. Pemerataan kesempatan berusaha. 6. Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan khusuanya bagi generasi muda dan wanita. 7. Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh tanah air. 8. Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan. Dalam konteks pemerataan pembagian pendapatan dapat dilihat dari aspek: 1. Antarlapisan masyarakat 2. Antardaerah (desa-kota) 3. Antarwilayah (Propinsi/Kabupaten) kemiskinan dan ketimpangan distribusi pendapatan Pengertian Kemiskinan Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan. Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup: Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan seharihari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar. Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi. Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi

di seluruh dunia. Penyebab Kemiskinan Kemiskinan banyak dihubungkan dengan: penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin; penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga; penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar; penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi; penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari struktur sosial. Meskipun diterima luas bahwa kemiskinan dan pengangguran adalah sebagai akibat dari kemalasan, namun di Amerika Serikat (negara terkaya per kapita di dunia) misalnya memiliki jutaan masyarakat yang diistilahkan sebagai pekerja miskin; yaitu, orang yang tidak sejahtera atau rencana bantuan publik, namun masih gagal melewati atas garis kemiskinan. Menghilangkan Kemiskinan Tanggapan utama terhadap kemiskinan adalah: Bantuan kemiskinan, atau membantu secara langsung kepada orang miskin. Ini telah menjadi bagian pendekatan dari masyarakat Eropa sejak zaman pertengahan. Bantuan terhadap keadaan individu. Banyak macam kebijakan yang dijalankan untuk mengubah situasi orang miskin berdasarkan perorangan, termasuk hukuman, pendidikan, kerja sosial, pencarian kerja, dan lain-lain. Persiapan bagi yang lemah. Daripada memberikan bantuan secara langsung kepada orang miskin, banyak negara sejahtera menyediakan bantuan untuk orang yang dikategorikan sebagai orang yang lebih mungkin miskin, seperti orang tua atau orang dengan ketidakmampuan, atau keadaan yang membuat orang miskin, seperti kebutuhan akan perawatan kesehatan.

Ketimpangan Distribusi Pendapatan Indikator ketimpangan distribusi pendapatan, yaitu: 1. Kriteria Bank Dunia Ketimpangan distribusi pendapatan diukur dengan menghitung persentase jumlah pendapatan penduduk dari kelompok yang berpendapatan rendah 40% terendah dibandingkan dengan total pendapatan seluruh penduduk. Kategori ketimpangan ditentukan dengan menggunakan kriteria seperti berikut : ketimpangan pendapatan tinggi ketimpangan pendapatan sedang ketimpangan pendapatan rendah 2. Koefisien Gini (Gini Ratio) 3. Kurva Lorenz 4. Indeks Entropy Theil Pengertian dan Definisi Pendapatan per kapita Pendapatan per kapita adalah pendapatan rata-rata penduduk suatu Negara. Variable yang digunakan untuk menghitung pendapatan per kapita adalah pendapatan nasional dan jumlah penduduk. Secara matematis, rumus perhitungan pendapatan per kapita adalah Pendapatan per kapita = Pendapatan Nasional Bruto (GNP) / Jumlah Penduduk Meskipun pendapatan per kapita secara internasional bukan satu-satunya tolok ukur akan tetapi merupakan indikator penting untuk mengetahui sejauh mana tingkat kemakmuran suatu negara. Bank Dunia telah mengelompokkan seluruh negara di dunia ke dalam empat kelompok berdasarkan tingkat pendapatan per kapita mereka pada tahun 2004, yaitu sebagai berikut. 1. Kelompok negara berpendapatan rendah (low income economies), yaitu negaranegara yang memiliki PDB per kapita sekitar $765 atau kurang. 2. Kelompok negara yang berpendapatan menengah bawah (lower-middle income economies), yaitu negara-negara yang mempunyai PNB per kapita sekitar US $766 US $3,035. 3. Kelompok negara yang berpendapatan menengah atas (upper-middle income economies), yaitu negara-negara yang memiliki PNB per kapita sekitar US $3,036 US $9,385.

4. Kelompok negara yang berpendapatan tinggi (high income economies),yaitu negaranegara yang mempunyai PNB per kapita sekitar $9,386 ke atas. Pengelompokan itu tidaklah bersifat tetap, namun akan terus berubah setiap tahun sesuai dengan kemajuan perekonomian yang dicapai oleh negara masing-masing. Jika kita terus giat membangun, tidak mustahil bahwa negara kita suatu saat bisa beralih ke kelompok negara berpendapatan menengah atas atau bahkan kelompok negara berpendapatan tinggi Berikut disajikan pendapatan per kapita Indonesia dibanding dengan negara lain. Selain pendapatan per kapita untuk mengetahui kondisi/kemajuan ekonomi suatu negara dalam periode waktu tertentu kita harus dapat mengetahui berapa besar pendapatan nasional, yang mana salah satu indikatornya dapat dilihat pada laju pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB)/Gross Domestic Product (GDP). Dengan membandingkan PDB dari tahun ke tahun dengan harga konstan kita akan tahu berapa persen kenaikan PDB per tahun. Tabel di bawah ini menunjukkan Laju PDB Indonesia dengan negara lain.

Berdasarkan tabel di atas pada tahun 1997 laju pertumbuhan PDB Indonesia meskipun tidak terlalu tinggi menunjukkan pertumbuhan yang positif sebesar 4,7 %. Angka tersebut lebih tinggi dibanding Pakistan, Thailand dan Jepang. Akan tetapi coba kita lihat pada tahun 1998 laju pertumbuhan PDB Indonesia turun drastis mencapai -13,1 %. Sebenarnya tidak hanya Indonesia yang mengalami penurunan tersebut, tetapi secara umum semua negara mengalami penurunan hanya persentasenya kecil. Ada beberapa istilah dalam menganalisa kenaikan PDB antara lain: a. Pertumbuhan nyata, keadaan di mana pertumbuhan ekonomi menyebabkan kenaikan PDB. b. Stagnasi, keadaan di mana pertumbuhan PDB tidak mengalami kenaikan. c. Resesi, keadaan di mana pertumbuhan PDB mengalami penurunan yang tidak terlalu besar. d. Depresi, keadaan di mana pertumbuhan PDB mengalami penurunan yang signifikan. Melihat dan kemudian membandingkan tingkat pendapatan nasional maupun pendapatan per kapita dalam angka-angka bukan merupakan gambaran nyata dari kesejahteraan masyarakat di suatu negara, karena masih ada hal-hal atau tolok ukur lain yang harus diperhatikan misalnya angka harapan hidup, rasio jumlah dokter

dengan jumlah penduduk, indeks mutu kehidupan secara fisik dan tolok ukur sosial lainnya. Apa kegunaan dari Perhitungan Pendapatan per kapita tersebut? Sebagai indicator ekonomi yang mengukur tingkat kemakmuran penduduk suatu Negara, pendapatan per kapita dihitung secara berkala, biasanya 1 tahun. Manfaat dari perhitungan pendapatan per kapita antara lain sebagai berikut a. Untuk melihat tingkat perbandingan kesehjateraan masyarakat suatu Negara dari tahun ke tahun. Dari tabel yang dikeluarkan oleh BPS dapat dilihat bahwa pendapatan per kapita Indonesia naik secara perlahan dari tahun ke tahun. Pendapatan per kapita Indonesia di tahun 1996 adalah sebesar Rp. 2.102.000 namn pada tahun 1999, pendapatan per kapita Indonesia menurun menjadi Rp. 1.761.108,5. Mengapa ini terjadi? Karena adanya krisis ekonomi yang berkepanjangan yang melanda Indonesia sejak tahun 1997. b. Sebagai data perbandingan tingkat kesehjateraan suatu Negara dengan Negara lain. Dari pendapatan per kapita masing-masing Negara dapat dilihat tingkat kesehjateraan tiap Negara. Pada daftar pendapatan per kapita masingmasing Negara dilihat tingkat kesejahteraan tiap Negara. Pada daftar pendapatan per kapita terlihat bahwa pendapatan Singapura mencapai US$ 21.429 dan Indonesia hanya mencapai US$839. Dari daftar itu pendapatan per kapita Singapura mencapai 26 kali pendapatan per kapita Indonesia. Data itu tidak salah karena kesejahteraan Penduduk Singapura jauh lebih tinggi daripada kesejahteraan penduduk Indonesia. c. Sebagai perbandingan tingkat standar hidup suatu Negara dengan Negara lainnya. Dengan mengambil dasar pendapatan per kapita dari tahun ke tahun, dapat disimpulkan apakah pendapatan per kapita suatu Negara rendah, sedang ataupun tinggi. Menurut data Bank Dunia, Indonesia berpendapatan menengah ke bawah. d. Sebagai data untuk mengambil kebijakan di bidang ekonomi. Pendapatan per kapita dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil lahan pertimbangan untuk mengambil langkah di bidang ekonomi.

ekonomi (mencari criteria ketimpangan distribusi pendapatan menurut bank dunia disertakan juga pendapatan perkavita dari Negara Indonesia dan yang lain.) Kelas : X-2 Anggota kelompok : Pitri Pebriani Yusrina Febriani Rahayu Gita Fitri Erwin Hardiansyah SMA Pasundan 2 Cimahi 2012-2013