DESAIN PENGASAMAN MATRIKS KARBONAT PADA SUMUR X LAPANGAN Y

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PEMBAHASAN. yaitu sumur AN-2 dan HD-4, kedua sumur ini dilakukan treatment matrix acidizing

I.PENDAHULUAN 1 BAB II. TINJAUAN UMUM LAPANGAN

EVALUASI KEBERHASILAN MATRIX ACIDIZING DALAM PENINGKATAN PRODUKSI SUMUR RAMA A-02 DAN RAMA A-03 PADA LAPANGAN RAMA-A

EVALUASI KEBERHASILAN STIMULASI MATRIX ACIDIZING DENGAN MENGGUNAKAN FOAM DIVERTER PADA SUMUR KTA-1 DAN KTA-2 LAPANGAN X CNOOC SES Ltd.

Evaluasi Peningkatan Produksi Pada Formasi Sandstone Sumur #H Dan #P Dengan Perencanaan Stimulasi Pengasaman Matriks (Studi Kasus Lapangan Falih)

Jl. Raya Palembang-Prabumulih KM.32 Indralaya Sumatera Selatan, Indonesia Telp/Fax. (0711) ;

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: EVALUASI PEREKAHAN HIDROLIK PADA SUMUR GAS BERTEKANAN TINGGI

Tinjauan Pustaka. Enhanced oil recovery adalah perolehan minyak dengan cara menginjeksikan bahanbahan yang berasal dari luar reservoir (Lake, 1989).

EVALUASI MATRIX ACIDIZING PADA SUMUR I-04 LAPANGAN I DAN SUMUR W-06 LAPANGAN W CNOOC SES. Ltd

EVALUASI KEBERHASILAN PEREKAHAN HIDROLIK PADA SUMUR R LAPANGAN X

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: EVALUASI HYDARULIC FRACTURING SUMUR ID-18, ID-25, DAN ID-29 PADA LAPANGAN A

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: Perencanaan Ulang Sumur Gas Lift pada Sumur X

Mengatasi Kerusakan Formasi Dengan Metoda Pengasaman Yang Kompetibel Pada Sumur Minyak Dilapangan X

ISBN

EVALUASI HASIL APLIKASI HYDRAULIC FRACTURING PADA RESERVOIR KARBONAT SUMUR BCN-28 DI STRUKTUR APP

JUDUL HALAMAN PENGESAHAN

PERENCANAAN DAN EVALUASI STIMULASI PEREKAHAN HIDRAULIK METODA PILAR PROPPANT PADA SUMUR R LAPANGAN Y

LAMPIRAN 1 KUISIONER. 1. Menurut anda, apakah perangkat ajar ini menarik dari segi penampilan? a. Sangat menarik b. Cukup menarik c.

ANALISIS PERENCANAAN PENGASAMAN SUMUR PADA SUMUR JRR-2 DAN JRR-4 DILAPANGAN Y

Analisis Performance Sumur X Menggunakan Metode Standing Dari Data Pressure Build Up Testing

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. disimpulkan beberapa hal sebagai berikut, yaitu: dibandingkan lapisan lainnya, sebesar MSTB.

Prabumulih KM 32,Indralaya, 30662, Indonesia Pertamina EP Asset 1 Field Rantau, Aceh Tamiang, Indonesia

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... KATA PENGANTAR... RINGKASAN...

PERENCANAAN HYDRAULIC FRACTURING PADA SUMUR MAY#37 LAPANGAN BANGKO

Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2 5 Desember Makalah Profesional IATMI

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

PRESSURE BUILDUP TEST ANALYSIS WITH HORNER AND STANDING METHODS TO GET PRODUCTIVITY CONDITION OF SGC-X WELL PT. PERTAMINA EP ASSET 1 FIELD JAMBI

STUDI PENGARUH UKURAN PIPA PRODUKSI TERHADAP TINGKAT LAJU PRODUKSI PADA SUMUR PRODUKSI Y-19, W-92, DAN HD-91 DI PT. PERTAMINA EP ASSET-1 FIELD JAMBI

Analisa Injection Falloff Pada Sumur X dan Y di Lapangan CBM Sumatera Selatan dengan Menggunakan Software Ecrin

EVALUASI TEKNIS DAN EKONOMIS WELL COMPLETION UNTUK UKURAN TUBING PADA SUMUR MINYAK X-26 DI PT. PERTAMINA EP ASSET 2 PENDOPO FIELD

ANALISIS DATA PTS (PRESSURE, TEMPERATURE, SPINNER) SETELAH DILAKUKAN KEGIATAN ACIDIZING PADA SUMUR ABL-1

Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: ANALISA PRESSURE BUILD UP TEST PADA SUMUR X LAPANGAN Y DENGAN METODE HORNER MANUAL DAN ECRIN 4.

STUDI OPTIMASI DEASIN PEREKAHAN HIDRAULIK PADA RESERVOIR BATUAN PASIR DENGAN TENAGA DORONG AIR DARI BAWAH TUGAS AKHIR. Oleh: PRISILA ADISTY ALAMANDA

DAFTAR ISI Halaman iv vii viii xiii 9

Renaldy Nurdwinanto, , Semester /2011 Page 1

KAJIAN SILICA SCALING PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (GEOTHERMAL)

OFFSHORE, Volume 1 No. 2 Desember 2017 :33 38; e -ISSN :

Gambar 11. Perbandingan hasil produksi antara data lapangan dengan metode modifikasi Boberg- Lantz pada sumur ADA#22

EVALUASI PENERAPAN METODE DOWNHOLE SCALE SQUEEZE TREATMENT UNTUK MENANGGULANGI PROBLEM SCALE DI LAPANGAN KETALING BARAT TESIS

EVALUASI PENANGGULANGAN SCALE DENGAN METODE INJECT SCALE INHIBITOR PADA SUMUR X DI PT PERTAMINA EP ASSET 2 FIELD LIMAU

Studi Optimasi Kinerja Sucker Rod Pump Pada Sumur A-1, A-2,Z-1, Dan Z-2 Menggunakan Perangkat Lunak Prosper

HALAMAN PENGESAHAN...

Bab II Tinjauan Pustaka

PENENTUAN PANJANG REKAHAN SATU SAYAP PADA PEREKAHAN HIDROLIK TIP SCREEN OUT BESERTA ANALISIS KEEKONOMIANNYA

ANALISA SISTEM NODAL DALAM METODE ARTICIAL LIFT

EVALUASI WATERFLOOD ZONA 560 DAN ZONA 660 LAPANGAN X MENGGUNAKAN OFM PADA TAHUN

Digital Well Analyzer Sebagai Inovasi Pengukuran Fluid Level Untuk Mendukung Program Optimasi Produksi

KEBERHASILAN OPTIMASI KERJA ULANG PINDAH LAPISAN (KUPL)

Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2-5 Desember Makalah Profesional IATMI

), bikarbonat (HCO 3- ), dan boron (B). Hal ini dapat mempengaruhi penurunan pertumbuhan dan perkembangan pada sektor pertanian.

PERENCANAAN PATTERN FULL SCALE UNTUK SECONDARY RECOVERY DENGAN INJEKSI AIR PADA LAPANGAN JAN LAPISAN X1 DAN LAPISAN X2

OPTIMASI PRODUKSI PADA LAPANGAN X DENGAN PEMODELAN PRODUKSI TERINTEGRASI

EVALUASI DAN REKOMENDASI ESP PADA SUMUR M-04 DI LAPANGAN MUDI JOB PERTAMINA-PETROCHINA, TUBAN, JAWA TIMUR

OPTIMASI PRODUKSI LAPANGAN MINYAK MATURE STRUKTUR X LAPANGAN Y PT. PERTAMINA EP REGION JAWA

PEMODELAN GEOMETRI WORMHOLE PADA MATRIX ACIDIZING RESERVOIR KARBONAT Wormhole Geometry Modelling on Carbonate Matrix Acidizing

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

IDENTIFIKASI KEBERADAAN REKAHAN PADA FORMASI KARBONAT MELALUI REKAMAN LOG DAN BATUAN INTI

PENGARUH TEMPERATUR DAN KONSENTRASI LARUTAN HCl TERHADAP KECEPATAN REAKSI ACIDIZING (PENGHANCURAN KERAK CACO 3 )

BAB IV VALIDASI MODEL SIMULASI DENGAN MENGGUNAKAN DATA LAPANGAN

KELAKUAN PRODUKSI SUMUR MINYAK PADA RESERVOIR REKAH ALAMI

aintis Volume 12 Nomor 1, April 2011, 22-28

Optimasi Laju Injeksi Pada Sumur Kandidat Convert to Injection (CTI) di Area X Lapangan Y. Universitas Islam Riau

STUDI PENANGGULANGAN PROBLEM SCALE DARI NEAR- WELLBORE HINGGA FLOWLINE DI LAPANGAN MINYAK LIMAU SKRIPSI

DISAIN WAKTU BUKA SUMUR UJI BACK PRESSURE PADA SUMUR MINYAK SEMBUR ALAMI UNTUK MEMBERIKAN HASIL PERMEABILITAS YANG LEBIH AKURAT

BAB II. TINJAUAN UMUM LAPANGAN PT PERTAMINA EP ASSET 1 FIELD

HALAMAN PENGESAHAN...

Jl. Raya Palembang-Prabumulih Km.32 Inderalaya Sumatera Selatan, Indonesia Telp/fax. (0711) ; ABSTRAK ABSTRACT

EVALUASI PENANGGULANGAN PROBLEM SCALE PADA FLOWLINE SUMUR TLJ-XXX DI PT. PERTAMINA EP ASSET II FIELD PRABUMULIH SUMATERA SELATAN

EVALUASI DAN DESAIN ULANG ELECTRIC SUBMERGIBLE PUMP (ESP) PADA SUMUR X DI LAPANGAN Y

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Edwil Suzandi; PT.Semberani Persada Oil (SemCo) Sigit Sriyono; PT.Semberani Persada Oil (SemCo) Made Primaryanta; PT.Semberani Persada Oil (SemCo)

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: OPTIMASI PRODUKSI LAPANGAN GAS DENGAN ANALISIS NODAL

BAB VI KESIMPULAN. memperbesar jari-jari pengurasan sumur sehingga seakan-akan lubang

EVALUASI PENGGUNAAN INJEKSI AIR UNTUK PRESSURE MAINTENANCE PADA RESERVOIR LAPANGAN MINYAK

IKATAN AHLI TEKNIK PERMINYAKAN INDONESIA. Simposium Nasional IATMI 2009 Bandung, 2 5 Desember 2009

EVALUASI PERHITUNGAN POTENSI SUMUR MINYAK TUA DENGAN WATER CUT TINGGI

UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI MINYAK DI SUMUR PRODUKSI PARAFFINIK UNIT BISNIS EP LIRIK - RIAU MENGGUNAKAN INOVASI SOLVENTS DAN SURFACTANTS

PROBLEMA SCALE DI BEBERAPA LAPANGAN MIGAS

MODIFIKASI MINIFRACT PADA KONDISI TORTUOSITY DI SUMUR DENGAN PERMASALAHAN KERUSAKAN PERFORASI

OPTIMASI PRODUKSI LAPANGAN GAS UNTUK SUPPLY GAS INJEKSI SUMUR SUMUR GAS LIFT SECARA TERINTEGRASI

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR...

ANALISIS DATA UJI PRESSURE BUILD-UP

BAB 2 DASAR TEORI. [CO 2 ] = H. pco 2 (2.1) pco 2 = (mol % CO 2 ) x (gas pressure) (2.2)

HERMIKA DIAN LISTIANI

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR...

PERSAMAAN USULAN UNTUK PERAMALAN KINERJA LAJU ALIR MINYAK BERDASARKAN HUBUNGAN WATER OIL RATIO DAN DECLINE EXPONENT

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

EVALUASI SQUEEZE CEMENTING UNTUK MEMPERBAIKI BONDING SEMEN PADA SUMUR KMC-08 LAPANGAN KALIMATI PERTAMINA EP

Cahaya Rosyidan*, Irfan Marshell,Abdul Hamid

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iv. KATA PENGANTAR...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KAJIAN POTENSI SILICA SCALING PADA PIPA PRODUKSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (GEOTHERMAL)

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: ANALISA PRESSURE BUILD UP DAN INTERFERENCE TEST PADA SUMUR ALPHA DAN BETA LAPANGAN X

PENGEMBANGAN KORELASI USULAN UNTUK PENENTUAN LAMA WAKTU LAJU ALIR PLATEAU PADA SUMUR GAS KONDENSAT DENGAN FAKTOR SKIN TUGAS AKHIR.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

DESAIN PENGASAMAN MATRIKS KARBONAT PADA SUMUR X LAPANGAN Y Oleh : Dian Wisnu Adi Wardhana ABSTRAK Maksud dari skripsi ini adalah memilih dan merencanakan jenis Stimulasi Acidizing yang sesuai dengan kondisi sumur produksi yang dalam hal ini batuan reservoir berjenis karbonat limestone, sehingga dengan dilakukannya Stimulasi Acidizing dengan menggunakan fluida stimulasi berbahan dasar Asam Hydrochloric (HCl), maka diharapkan kerusakan formasi ( formation damage) akan tertanggulangi dan turunnnya harga permeabilitas akibat damage akan kembali ke harga permeabilitas asli dari reservoir tersebut sehingga laju alir produksi akan meningkat. Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah dengan cara menganalisa kerusakan formasi dengan melihat sejarah produksi sumur, hasil analisa Pressure Build Up Test, dan juga dengan melihat kurva IPR Sumur. Kemudian mendesain stimulasi acidizing melalui metode perhitungan trial & eror dengan beberapa persamaan yang sudah ditentukan. A. PENDAHULUAN Sumur X lapangan Y memproduksikan hidrokarbon pada formasi B yang dominasi batuannya adalah batugamping. Sumur X pertama kali diproduksikan di Formasi B pada tanggal 31 Januari 2007, sumur X dinyatakan selesai sebagai sumur penghasil minyak pada Formasi B selang 6474,7 6507,5 ft secara sembur alam. Pada saat pertama diproduksikan produksi pada sumur X adalah produksi minyak 469,734 bopd, gas 726,6 Mcfd, liquid 710,641 blpd, dan water cut 33,9 %. Pada saat dilakukan test terakhir pada sumur X permeabilitas formasi masih tergolong besar yaitu 357 md sedangkan kondisi watercutnya masih tergolong rendah yaitu 11%, namun pada sumur X diketahui terdapat kerusakan formasi ( formation damage), indikasinya dari adanya nilai skin positif yaitu 7,13. Dengan adanya nilai skin positif pada sumur X maka dapat mempengaruhi kemampuan sumur untuk dapat berproduksi, yaitu laju alir produksi akan cenderung menurun, oleh karena itu dilakukan stimulasi matrix acidizing untuk dapat

mengembalikan permeabilitas formasi ke kondisi semula dan meningkatkan kemampuan produksi sumur. Pengasaman Matriks (Matrix Acidizing) diterapkan pada Sumur X bertujuan untuk mengembalikan permeabilitas formasi karena adanya kerusakan formasi yang diakibatkan oleh proses pemboran dan komplesi sumur. Diharapkan dengan adanya pengasaman ini akan dapat mengembalikan nilai permeabilitas di sekitar lubang sumur ke kondisi awal sebelum terjadi damage. Pengasaman dapat menghilangkan sumbatan sumbatan yang menyebabkan skin damage, sehingga diharapkan dapat menaikkan produktivitas Sumur X. Dengan mengetahui jenis kerusakan formasi, jenis batuan formasi maupun dugaan penyebab kerusakan tersebut maka dapat ditentukan jenis asam yang akan dipergunakan karena tiap asam memiliki kemampuan yang berbeda beda dalam melarutkan mineral mineral yang terkandung dalam formasi. Pengasaman Matriks dilakukan dengan menginjeksikan secara merata larutan asam dengan tekanan injeksi di bawah tekanan rekah formasi. Matrix Acidizing dapat juga menimbulkan efek samping yang kurang baik seperti terjadinya korosi. Untuk meminimalisir efek samping tersebut maka perlu ditambahkan bahan additive ke dalam larutan asam. Additive yang paling utama digunakan adalah corrosion inhibitor untuk mengurangi efek asam yang korosif. B. DASAR TEORI Pengasaman Matriks (Matrix acidizing) adalah proses penginjeksian asam ke dalam formasi produktif pada tekanan dibawah tekanan rekah, dengan tujuan agar reaksi dapat menyebar ke dalam batuan secara radial. Asam akan menaikkan permeabilitas matrix dengan cara membesarkan lubang pori-pori ataupun dengan melarutkan partikel-partikel yang menyumbat saluran pori-pori tetrsebut. Matrix acidizing baik digunakan untuk batuan karbonat (batugamping atau dolomite) maupun batupasir, meski jenis acidnya berbeda. Matrix acidizing akan sangat baik bila dilakukan pada sumur dengan kedalaman formasi yang rusak sekitar 1-2 feet. Bila sumur tidak mengalami kerusakan, matrix acidizing tidak akan banyak membantu pada upaya peningkatan produksi. Adapun anggapan-anggapan yang digunakan dalam acidizing ini adalah : 1. Formasinya homogen 2. Ukuran pori-porinya seragam

3. Kecepatan reaksi menurun secara uniform dengan berkurangnya kosentrasi asam. 4. Beratnya limestone yang terlarut pada tiap pertambahan jarak menurun secara uniform sampai seluruh asam terpakai. Kelarutan partikel-partikel batuan / efektivitas pengasaman tergantung dari faktorfaktor yang mempengaruhi, diantaranya : 1. Surface area terhadap volume pori 2. Tekanan 3. Temperatur 4. Konsentrasi Asam 5. Kecepatan Aliran 6. Komposisi Batuan - Penyebaran Asam Kedalam Media Berpori. Pergerakan asam di dalam media berpori tergantung pada banyak hal antara lain konsentrasi asam, jenis-jenis mineral yang diasam dan yang dikandung oleh lapisan, dan temperatur lapisan. Kecepatan rambat asam di dalam media berpori menentukan penyebaran asam di dalam media berpori. Semakin cepat asam tersebut bergerak, maka makin luas pula daerah yang akan terkena asam. Untuk mengetahui kecepatan pergerakan front asam di dalam media berpori perlu diketahui tentang kinetika antara reaksi asam dengan mineral batuan. Sifat heterogenitas batuan serta distribusi mineral yang tidak merata menyebabkan kecepatan dan penyebaran asam yang tidak merata dalam lapisan. Sebagai akibat pengaruh ketidak homogenan tersebut, telah dikembangkan model penyebaran asam yang dapat digunakan sebagai latar belakang perencanaan operasi pengasaman antara lain adalah model pembentukan dan pertumbuhan wormhole. Modelmodel tersebut antara lain menggambarkan tentang compact dissolution, diffusion-limited wormholing, fluid-loss limited wormholing dan uniform dissolution. - Kerusakan Formasi Secara umum, kerusakan formasi didefinisikan sebagai penurunan permeabilitas awal formasi yang terjadi akibat adanya penyumbatan pada bagian atau seluruh daerah di sekitar lubang bor. Umumnya, kerusakan formasi dapat disebabkan oleh penyumbatan partikel

partikel padat pada ruang ruang berpori, migrasi fines, pengendapan bahan kimia, pengaruh fluida, pengaruh mekanis dan pengaruh biologis. Secara umum, kerusakan formasi selama pengoperasiaan sumur dapat bersumber dari kegiatan pemboran, komplesi, produksi maupun injeksi. - Prosedur Pelaksanaan Matrix Acidizing Sebelum melaksanakan pengasaman, perlu diketahui tentang penempatan fluida selama stimulasi pengasaman. Disini ada tiga tahap pemompaan fluida selama pengasaman, yaitu preflush, fluida treatment, dan fluida overflush. 1. Pre-Flush Fluida pre-flush harus dipompakan di depan larutan asam untuk menghindari terjadinya kontak langsung antara asam dengan fluida formasi. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan terbentuknya sodium dan potassium fluosilicate sebagai reaksi antara asam dengan ion-ion yang ada. Endapan tersebut terbentuk jika asam fluosilicate dan fluoaluminic bertemu dengan potassium atau sodium yang terkandung dalam air formasi. Jenis-jenis pre-flush yang dapat dipilih antara lain asam HCl, diesel, kerosene dan ammonium chloride (NH 4 Cl) 2. Flush atau Fluida Main Treatment Pada main treatment ini fluida dirancang untuk mengatasi kerusakan-kerusakan yang ada pada formasi. Fluida treatment yang dipakai dalam pengasaman bergantung pada jenis batuan dan fluida reservoir yang akan distimulasi. 3. Overflush Fluida overflush digunakan untuk mendorong fluida treatment dalam formasi. Fluida ini meyakinkan bahwa asam akan bereaksi di dalam formasi. Fluida yang umum digunakan dalam overflush adalah NH 4 Cl, HCl solar dan kerosene. Pemilihan jenis asam yang akan digunakan harus memperhatikan komposisi batuan pada formasi yang dimaksud, jenis fluida formasi, dan faktor ekonomisnya. Hal ini dimaksudkan agar pengasaman dapat bermanfaat sebagaimana mestinya dan tidak menimbulkan efek samping akibat adanya reaksi antara asam dengan mineral-mineral penyusun batuan yang akan dapat menyebabkan terbentuknya endapan baru setelah pengasaman.

- Prosedur Perhitungan Sebelum menghitung proses pengasamannya, perlu dianalisa terlebih dahulu performa dari sumur yang akan diasam, yaitu dengan menganalisa produktivitas formasi dari sumur tersebut. Berikut langkah-langkah yang akan dilakukan. 1. Membuat kurva IPR awal dengan menggunakan metode Pudjo Sukarno 2. Menghitung IPR harapan setelah dilakukan proses pengasaman matriks 3. Menghitung volume asam yang akan digunakan C. HASIL ANALISA Penurunan laju produksi yang terjadi pada sumur X diidentifikasikan terjadi karena adanya kerusakan formasi, hal ini dapat dilihat dari sejarah produksi sumur X, pada beberapa hari terakhir sebelum sumur dilakukan analisa PBU test laju produksi minyak dan air pada formasi B mengalami penurunan secara signifikan yaitu dari 605,645 bopd minyak dan 279,67 bwpd air pada 5 Juli 2008 turun menjadi 457,256 bopd minyak dan 112,78 bwpd air pada 18 Juli 2008, setelah dilakukan analisa PBU test ternyata terdapat nilai skin (faktor kerusakan formasi) yang berpengaruh pada harga permeabilitas formasi dan laju produksi sumur X. Harga skin faktor yang didapat adalah 7,13 sedangkan harga permeabilitasnya 357 md. Untuk penanggulangan problem ini sendiri dipilih stimulasi pengasaman matriks karena terdapat harga skin positif, harga permeabilitas masih cukup besar sehingga tidak diperlukan proses perekahan hidrolik, dan jenis batuan yang terdapat pada formasi B adalah karbonat limestone (CaCO3). Dan jenis asam yang digunakan adalah asam hydrochloric (HCl) 15%. Alasan dipilhnya HCl 15% sebagai main treat mennya adalah karena HCl 15% mempunyai reaksi yang cukup bagus dengan limestone dan harganya yang relatif murah. Langkah awal dalam mendesain pengasaman adalah menghitung IPR sebelum dilakukan pengasaman dan IPR harapan setelah dilakukan pengasaman. Dalam menghitung IPR ini dipilih metode persamaan Pudjo Sukarno untuk yang 2 fasa. Persamaan Pudjo Sukarno 2 fasa dipilih karena kandungan air ( watercut) pada sumur X masih relatif rendah yaitu 11% dan dengan memperhitungkan faktor skin. Harga laju alir minyak (qo) test yang didapatkan adalah 26,3 bopd sedangkan harga laju alir maksimum yang didapatkan adalah 3100,19 bopd.

Target dari desain pengasaman ini adalah menghilangkan harga skin damage, sehingga dasar untuk menghitung IPR harapan setelah dilakukan pengasaman adalah IPR dengan harga Sd = 0. Untuk menghitung harga skin damage harus dicari dulu harga skin perforasinya dengan persamaan Saidikowski, skin perforasi yang didapat adalah 2,51. Sehingga didapat harga skin damage adalah 4,62. Setelah diketahui harga skin damage langkah berikutnya adalah menghitung harga permeabilitas area yang terkena skin (Ks) dan radius skin damage (rs) dengan metode trial and eror dengan menggunakan persamaan Hawkins. Harga permeabilitas skin yang didapat adalah 125,6 md sedangkan harga radius skin damagenya adalah 0,9 ft. Dengan persamaan yang sama dapat dihitung harga Ks dan rs yang diharapkan dengan mengasumsi harga Sd = 0 didapatkan harga Ks = 357 md. Dengan menghubungkan persamaan Pudjo Sukarno dengan persamaan pseudo steady state dapat diperoleh harga laju alir minyak yang diharapkan adalah sebesar 114,5 bopd sedangkan harga laju alir maksimum yang diharapkan adalah sebesar 7154,24 bopd. Tahapan selanjutnya adalah menentukan volume asam yang akan diinjeksikan. Harga radius skin damage (rs) digunakan sebagai dasar menentukan volume asam, yaitu dengan mendesain radius penetrasi asam sejauh radius skin damage, sehingga harga rp = rs = 0,9 ft. Sebelum tahapan menghitung volume asam yang akan digunakan, perlu dihitung dulu beberapa point yaitu menentukan gradien rekah formasi, tekanan rekah formasi, tekanan injeksi di dasar sumur, dan rate injeksi asam di permukaan. Harga gradien rekah formasi yang didapat adalah 0,628 psi/ft, sedangkan harga tekanan rekah formasi yang didapat 4764,43 psi, tekanan injeksi di dasar sumur 786,58 psi, dan rate injeksi asam di permukaan yang didapat adalah 810,76 BPM. Langkah selanjutnya adalah menghitung volume asam yang akan digunakan, namun sebelumnya perlu dihitung terlebih dahulu Gravimetric Dissoving Power serta Dissoving Power Volumetric untuk asam HCl 15% angka kelarutan asam HCl 15% untuk batuan karbonat limestone (CaCO3) adalah 0,082. Total volume asam yang didapatkan dari perhitungan adalah 135,15 gal. D. KESIMPULAN

Dari hasil studi yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Sumur X merupakan sumur yang masih berproduksi, namun dilihat dari sejarah produksi dan hasil analisa PBU test, terdapat harga skin positif 7,13 yang dapat menghambat laju produksi sumur X. 2. Harapan setelah dilakukan pengasaman matriks dengan menggunakan HCl 15% adalah hilangnya skin damage dari 4,62 menjadi 0, permeabilitas area skin meningkat dari 125,6 md menjadi 375 md, dan radius penetrasi asamnya adalah 0,9 ft. Sedangkan laju produksi minyak (qo) test dapat meningkat dari 26,3 bopd menjadi 114,5 bopd. 3. Perencanaan pengasaman matriks ini sendiri dipilih asam HCl 15% karena jenis batuan pada formasi B adalah batuan karbonat limestone yang mempunyai reaksi yang cukup bagus dengan HCl 15%, sedangkan volume asam yang dibutuhkan adalah sebanyak 135,15 galon. E. DAFTAR PUSTAKA Ahr, Wayne M., Geology Of Carbonate Reservoirs, John wiley & Sons Publications, New Jersey, 2008. Bambang Tjondrodipoetro, M. Sc, Acidizing And Hydraulic Fracturing, Intermediate Course, Yogjakarta, 2005. Economides, Michael J., Reservoir Stimulation, Schlumberger, Texas, 2000. Gravestock, D. I., Petroleum Geology of South Australia Vol4: Cooper Basin, Prymary Industries and Resource SA, Australia, 1998. Guo, Boyun., Petroleum Production Engineering, Elsevier Science & Technology Books, Lousiana, 2007. Lake, Larry W., Production Operations Engineering, Society of Petroleum Engineers, Austin, 2007. Santoso, Anas Puji., Teknik Produksi I, UPN Veteran, Yogyakarta, 1988. Williams, Bert B., Acidizing Fundamentals, Society of Petroleum Engineering of AIME, New York, 1979. Acidizing Concepts And Design, BJ Service. Data Lapangan Pertamina EP Region Jawa. Data Sumu -Sumur Lapangan Tambun, 2010. Pertamina EP Region Jawa, Cirebon,