BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena Hallyu (Korean Wave) mulai berkembang dan menjadi salah satu fenomena budaya pop yang hadir, tumbuh, dan berkembang di tengah-tengah masyarakat saat ini.hallyu merupakan istilah buatan yang bermakna peningkatan secara signifikan pengaruh budaya popular Korea (Korean Pop Culture) di seluruh dunia, atau secara singkat mengacu pada globalisasi budaya Korea istilah lainnya adalah gelombang Korea(Asih, 2012: 1).Fenomena demam Korea saat ini banyak digemari dan disenangi oleh berbagai kalangan masyarakat mulai dari anak-anak hingga dewasa.mereka menggemari berbagai produk dari Korea yang terdiri dari makanan, minuman, pakaian, kosmetik, drama Korea, musik Korea hingga kebudayaan-kebudayaan Korea sekalipun. Perkembangan munculnya Korean Wave di Indonesia sendiri mulai dirasakan pada saat munculnya drama Korea berjudul endless love pada tahun 2002, drama korea ini menyajikan cerita cinta yang menyedihkan tapi romantis membuat remaja terpikat dengan drama Korea tersebut. Bukan hanya K-Drama yang masuk ke Indonesia, tetapi perkembangan musik korea mulai menapaki Go International hingga masuk lah K-POP (Korean Pop) ke Indonesia. Pada saat itu K-POP pertama kali di kenal melalui boyband Super junior (Suju).Remaja mulai melirik boyband ini yang pada saat itu terkenal dengan lagunya yang berjudul Sorry Sorry.Dari situ remaja mulai mencari tahu mengenai Korea dan musik K-POPnya. Hingga akhirnya boyband dan girlbandkorea lain mulai dikenal di kalangan remaja di Indonesia, termasuk di kota Bandung. Di Korea sendiri kemunculan grup musik Seo Taji and Boys pada tahun 1992 menjadi sebuah titik balik bagi industri musik popular Korea.Fenomena tersebut mulai berkembang dan menjadi salah satu fenomena budaya pop yang hadir, tumbuh, dan berkembang di tengah-tengah masyarakat saat ini.k-pop (Dalam bahasa Korea disebut Gayo) adalah genre musik terdiri dari Pop, Dance, electropop, hip hop, rock R&B dan electronic music yang berasal dari Korea Selatan.Dari sini, remaja kemudian mengenal jenis musik K-POP dan mulai menggilainya.maklum, K-POP 1
bukan hanya easy listening atau enak didengar tapi juga enak dilihat mengingat personil boyband dan girlband K-POP dinilai berwajah ganteng dan cantik. Kehadiran internet beserta jejaring sosial yang terdapat didalamnya dapat dikatakan sangat membantu industri musik K-Pop dalam menjangkau audiens yang lebih luas. Pengamat music Bens Leo (Dikutip dari sebuah portal komunitas dan berita online tnol.co.id, diakses pada hari Minggu, 22 Juni 2014 Pukul 13.36 WIB) mengatakan bahwa musik K-POP yang telah masuk ke Indonesia sekitar tahun 2009 berhasil popular di Indonesia berkat jaringan informasi dan teknologi internet, dimana kemudian masyarakat dapat dengan mudah mengakses dan melihat secara audio visual. Eksistensi boyband dan girlbandkorea ini tidak lepas dari para penggemarnya diseluruh dunia. Tidak sedikit penggemar yang histeris pada saat idolanya tampil live ataupun tampil di TV. Sebutan penggemar laki-laki dari boyband dan girlbandkorea adalah fanboys dan sebutan untuk penggemar perempuan disebut fangirls. Sedangkan komunitas sesama pecinta atau penggemar girlband atau boyband adalah fandom.lalu idola yang digemari oleh fansnya disebut bias.fandom sendiri tidak hanya satu atau dua saja,danfandom bukan lah sebutan khusus tetapi hanyalah sebutan umum saja. Mereka mempunyai sebutan khusus bagi fandom yang menggemari satu boyband atau satu girlband saja. Contohnya ELF (Everlasting Friend) adalah sebutan bagi fandom penggemar boyband super junior, SONE adalah sebutan bagi fandom penggemar girlband Girls Generation, Hottest adalah sebutan bagi fandom penggemar boyband 2PM, blackjack adalah sebutan bagi fandom penggemar girlband 2NE1, VIP adalah sebutan bagi fandom penggemar boybandbigbang dan masih banyak lagi fandomfandom lain di seluruh dunia. Fanatisme sangat dirasakan dari penggemar-penggemar ini. Contohnya mereka akan menamai diri mereka ELF jika mereka benar-benar hanya menyukai superjunior, jika mereka menyukai boyband lain selain superjunior misalkan 2PM maka mereka hanya akan menyebut diri mereka sebagai fans 2PM saja. Karena idola mereka sesungguhnya hanyalah Superjunior.Jadi mereka tidak akan mempunyai 2 fandom. Selain istilah fans, dikenal juga adanya istilah anti-fans. Anti-fans sendiri adalah sekumpulan orang yang TIDAK menyukai salah satu grup boyband atau girlband. Jadi sering terjadi adanya FANWAR atau perang antar fandom satu 2
denganfandom lain, ataupun perang antara fans dengan anti-fans. Hal ini bisa dikarenakan saling menjelekan idola mereka, akibat terlalu fanatic dengan idolanya maka fans tersebut akan saling menjatuhkan dan menjelekan. Fanwar ini biasanya terjadi melalui social media seperti twitter atau facebook. Di Bandung sendiri banyak bermunculan fandom-fandom boyband atau girlband seperti tadi. Sosial media seperti twitter menjadi tempat mereka bertukar informasi dan fikiran mengenai idola mereka. Biasanya melalui twitter tersebut, admin dari twitter tersebut mengupdate berita mengenai idola, jadwal perform, jadwal comeback, kuis, review album, gosip dan lain-lain yang berhubungan dengan boyband atau girband idola mereka. Selain itu fandom-fandom tadi sering mengadakan gathering atau pertemuan dimana pada acara gathering tersebut diadakan lomba, nonton music video dari idolanya, kuis dan lain-lain. Acara lombanya sendiri adalah lomba cover dance. Cover Dance adalah bentuk tarian dimana seorang fans menirukan gaya tampilan dari idolanya, mulai dari lagu, gerakan hingga kostum mereka yang ditampilkan diatas panggung. Masing-masing personil cover danceakan menirukan gaya idolanya masing-masing atau bias. Cover dance dinilai berdasarkan tingkat kemiripan personil cover dance menirukan bias atau idolanya. Cara lypsinc dan kesamaan gerakan dengan idolanya pun menjadi penilaian lain dari cover dance. Tiap boyband dan girlband mempunyai ciri khas gerakan atau koreografi di tiap lagu yang dibawakannya, koreografi itulah yang nantinya ditiru oleh personil cover dance. Di Bandung sendiri kini banyak grup-grup cover dance yang mulai eksis mengikuti lomba-lomba yang di adakan oleh berbagai Entertainment.Mereka di tuntut untuk menampilkan kreatifitasnya di atas panggung. Setiap bulan biasanya sering di adakan lomba-lomba cover dance yang di adakan di kota Bandung. Melihat banyaknya grup Cover Dance inilah sehingga para pihak penyelenggara dari berbagai Entertainment dan Event Organizer memilih untuk mengadakan lomba-lomba Cover Dance dibandingkan lomba modern dance. Biasanya lomba Cover Dance di adakan di mall-mall di kota Bandung. Dan banyak sekali partisipan yang ikut dalam acara tersebut. PesertaCover Dance sendiri rata-rata adalah remaja usia 15-23 tahun. Dari pelajar hingga mereka yang sudah bekerja. Mereka merupakan fans fanatis dari boyband dan girlband Korea Selatan tersebut. Saking fanatisnya mereka, akhirnya 3
mereka pun menyalurkan kecintaannya melalui Cover Dance ini. Mereka belajar menirukan koreografi idola mereka melalui video-video live perform. Koreografi, gaya, kostum hingga cara bernyanyi mereka tiru semirip mungkin dengan idolanya tersebut. Sama seperti tingkatan boyband dan girlband di Korea, di cover dance sendiri memiliki tingkatan yaitu Rookie(Pemula), Hoobae(Junior) dan Sunbae(Senior).Hadiah berupa piala dan uang yang cukup besar menjadikan motivasi bagi mereka dalam berlomba, mereka rela menyisihkan uang jajan untuk membuat kostum dan menyewa studio dance hingga menyisihkan antara waktu belajar, bermain dan berlatih bersama grupnya untuk persiapan perlombaan.pada saat di atas panggung, mereka merasakan kepuasan tersendiri dimana seolah mereka berubah menjadi sosok yang mereka idolakan.ditambahkan teriakan penonton yang menyerukan fanchant (Sebutan untuk yel-yel yang fandom serukan untuk idolanya) membuat mereka semakin semangat dalam penampilannya. Seolah mereka menjadi orang lain dan berubah 180 derajat dari sifat aslinya karena mereka di tuntut menjadi mirip idolanya. Selain harus pintar-pintar menyisihkan uang dan membagi waktu, mereka pun harus mampu menyeimbangkan prestasi mereka di sekolah. Salah satu contoh grup cover dance yang terdapat di Bandung adalah HMD Boys, mereka merupakan sekumpulan remaja yang menggemari K-Pop dan memutuskan untuk membuat grup cover dance. HMD Boys atau Hansamo Modern Dance Boys berdiri dibawah naungan management Hansamo Family, dimana hansamo adalah singkatan dari bahasa Korea, Hanguk eul Sarang Hanun Saram deurui moim yang berarti Perkumpulan orang-orang yang menyukai Korea. Hansamo didirikan pada tanggal 10 September 2006. Berdirinya Bandung Hansamo ini diprakarsai oleh limabelas mojang Bandung yang sangat mengagumi kebudayaan Korea dan mencintai kebudayaan Sunda. Kemudian proyek ini berlanjut pada pembuatan identitas Bandung Hansamo. Setelah mendapatkan identitas yang dianggap dapat mewakili tujuan dari Bandung Hansamo secara keseluruhan, maka dimulailah kegiatan promosi untuk medapatkan anggota. Kegiatan promosi ini melalui cara pemasangan poster dan pembagian flayer di tempat-tempat strategis seperti di sekolah-sekolah dan kampuskampus, namun selain dikedua tempat itu kegiatan promosi ini juga dilakukan di malmal besar di kota Bandung. Setelah pembagian poster dan flyer kegiatan promosi dilanjutkan melakukan kerja sama dengan beberapa pihak, diantaranya adalah Korean 4
Association Bandung. Rupanya kegiatan Bandung Hansamo ini dinilai positif oleh Korean Association Bandung.Kemudian mereka memutuskan untuk memberi dukungan penuh pada kegiatan Bandung Hansamo.Sejak saat itu Korean Association menjadi pendukung, pembina dan pengawas semua kegiatan yang dilakukan oleh Bandung Hansamo. Kemudian selain dari Korean Association dukunganpun datang dari Kedutaan Besar Korea untuk Indonesia, pihak pemerintah Koreapun bersedia mendukung Bandung Hansamo secara penuh.namun dengan berjalannya waktu dan jumlah anggota yang semakin banyak Bandung Hansamo yang pada awal pembentukkannya ingin menjadi wadah pertukaran budaya Korea dan Sunda terpaksa harus memilih salah satu budaya untuk menjadi fokus utama, yaitu kebudayaan Korea. Hal ini disebabkan para anggota Bandung Hansamo lebih berminat untuk mempelajari kebudayaan Korea lebih dalam.maka diputuskanlah untuk fokus mengangkat kebudayaan Korea sesuai dengan permintaan anggota. Anggota Hansamo lebih menyukai K-Pop, karena KPop tidak hanya mengenalkan musik, tetapi K-Pop juga mengenalkan budaya lewat gaya rambut, pakaian, maupun kostum. Sehingga banyak remaja cover dance yang mempolakan dirinya sebagai idolanya mulai dari gaya bicara, gaya rambut, pakaian, kostum, dan lain-lain yang bisa dikatakan merupakan suatu bentuk komunikasi non verbal yang diadaptasi dari idolanya. Pola komunikasi lain seperti komunikasi verbal dan non verbal juga biasa ditemui dikalangan komunitas cover dance di kota Bandung. Seperti halnya komunitas HMD Boys cover dance tersebut. Dari situlah penulis ingin mengangkat penelitian dengan judul Studi kasus mengenai pola komunikasi verbal dan non verbal pada kalangan komunitas HMD Boys Cover Dance di Bandung. 1.2 Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka penulis ingin mengambil perumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pola komunikasi verbal dan non verbal sehingga tercipta pengertian yang samapada komunitas HMD Boys Cover Dance di Bandung? 5
2. Bagaimana fungsi komunikasi verbal dan non verbal bagi komunitas HMD Boys Cover Dance di Bandung? 1.3Tujuan Penelitian Adapun beberapa hal yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pola komunikasi verbal dan non verbal sehingga tercipta pengertian yang samapada komunitas HMD Boys Cover Dance di Bandung 2. Untuk mengetahui fungsi komunikasi verbal dan non verbal bagi komunitas HMD Boys Cover Dance di Bandung 1.4Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Aspek Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan manfaat yang berkaitan dengan pola komunikasi verbal dan komunikasi non verbal sehingga dalam bidang ilmu komunikasi, pendekatan dan teori yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat kegunaannya. Bagi penelitianpenelitian yang relevan selanjutnya dapat dijadikan studi perbandingan dan dapat mengaplikasikan teori-teori yang berkaitan dengan penelitian ini. 2. Aspek Praktis Penelitian ini dapat dijadikan tambahan informasi dan indikator anggota komunitas HMD Boys di Bandung dalam mengetahui bagaimana pola komunikasi verbal dan non verbal pada komunitas mereka. 1.5Tahapan Penelitian Tahapan penelitian dimaksud agar penulis mengetahui gambaran apa saja yang akan penulis lakukan dalam menyusun laporan akhir. Adapun tahapannya sebagai berikut : 1. Tahap Pra Penelitian a. Mengajukan tema penelitian kepada dosen pembimbing 6
b. Memilih informan dan lokasi penelitian c. Menyusun proposal penelitian sesuai dengan PEDAK Telkom Economics and Business School d. Membuat daftar pertanyaan wawancara 2. Tahap Penelitian a. Pengenalan hubungan penulis dengan para informan b. Melakukan observasi dan wawancara c. Mencatat setiap hasil observasi dan wawancara 3. Tahap Analisis Data a. Deskripsi / orientasi informasi Mengumpulkan berbagai data yang didapat pada saat melakukan penelitian b. Reduksi / Fokus Data Mengumpulkan data sesuai dengan fokusnya agar memudahkan penulis untuk melakukan ke tahap selanjutnya. c. Seleksi Data Setelah melakukan deskripsi dan reduksi, data-data tersebut diseleksi untuk dimasukan ke dalam laporan akhir penelitian. 1.6 Lokasi dan Periode Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penulis memilih lokasi kota Bandung sebagai lokasi penelitian, penulis akan datang ketempat acara lomba Cover Dance di adakan seperti di mall atau penulis mendatangi tempat biasanya para komunitas HMD Boys berkumpul yaitu di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukencana No.2 Babakan Ciamis Bandung, Be Mall (Bandung e-tronical Mall), Jalan Naripan No.89 Bandung, serta Dance Studio tempat mereka latihan di Jalan Durman, Bandung. 2. Periode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga bulan September 2014.Waktu pelaksanaan ini dimulai dari persiapan penelitian, penelitian lapangan, penyusunan dan tahap akhir penelitian sampai sidang dilaksanakan. 7