BAB I PENDAHULUAN. akan kebutuhan informasi tersebut bersifat penting. Informasi meresap ke. juga mempengaruhi sistem nilai dan cara hidup manusia.

dokumen-dokumen yang mirip
PELAKSANAAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN PENGGUNA LAYANAN JASA SPEEDY PADA PT TELKOM, Tbk CABANG PADANG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. PT. Telekomunikasi Indonesia atau yang sering dikenal oleh awam dengan

BAB I PENDAHULUAN. negara, di mana melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. atas dasar harga berlaku triwulan terhadap triwulan tumbuh 5,01

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran dan peradaban manusia senantiasa mengalami perkembangan seiring

BAB I PENDAHULUAN. satu jasa yang diberikan bank adalah kredit. sebagai lembaga penjamin simpanan masyarakat hingga mengatur masalah

BAB III TANGGUNG JAWAB PENYELENGGARAAN JASA MULTIMEDIA TERHADAP KONSUMEN. A. Tinjauan Umum Penyelenggaraan Jasa Multimedia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globlisasi saat ini telekomunikasi dan informasi sudah menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang pesat. Dengan berkembangnya teknologi informasi dan semakin

STIE DEWANTARA Perlindungan Konsumen Bisnis

BAHAN KULIAH ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DAGANG Match Day 11 PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi sangat memerlukan tersedianya dana. Oleh karena itu, keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. dan banyak tantangan yang akan dihadapi oleh semua pelaku usaha. Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. menyentuh segala aspek kehidupan manusia. Komunikasi adalah sebuah proses

BAB I PENDAHULUAN. informasi, apalagi terkait dengan era globalisasi saat ini akan semakin

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan untuk peduli akan hukumnya sangat rendah. Dalam hal ini,

BAB I PENDAHULUAN. macam variasi barang maupun jasa. Banyaknya variasi barang maupun jasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibidang ekonomi merupakan salah satu yang mendapat prioritas utama

I. PENDAHULUAN. (interconnection networking), yaitu suatu koneksi antar jaringan komputer.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mobilitas masyarakat yang semakin tinggi di era globalisasi sekarang ini. mengakibatkan kerugian pada konsumen.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 80% pengguna internet Indonesia adalah remaja berusia tahun. dengan total

BAB I PENDAHULUAN. dalam usaha untuk menarik konsumen untuk menggunakan atau mengkonsumsi barang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Zaman modern seperti ini masyarakat mulai membutuhkan internet, internet

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Bandung: PT. Citra Adiya Bakti, 2001, hal.vii-viii.

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Bentuk perlindungan hukum terhadap konsumen pengguna jasa PT.

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menuntut setiap orang untuk selalu mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. interconnection-networking) ialah sistem global dari seluruh jaringan komputer

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian kredit pembiayaan. Perjanjian pembiayaan adalah salah satu bentuk perjanjian bentuk

vii DAFTAR WAWANCARA

BAB I PENDAHULUAN. Telekomunikasi dewasa ini telah mengalami perkembangan yang sangat pesat

Strategi Perlindungan Konsumen Teekomunikaasi

BAB I PENDAHULUAN. penduduk menjadikan Indonesia harus dapat meningkatkan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. terbentuk dari jaringan-jaringan computer-komputer yang saling terkoneksi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jangkauannya. Para pelaku bisnis tidak hanya melakukan kerja sama dengan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam bahaya yang dapat mengancam kepentingannya tersebut.

BAB IV UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK. A. Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Yang Mengalami

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Profil Umum Perusahaan GAMBAR 1.1 Logo Telkom Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan tersebut terjadi di semua bidang, baik sosial, budaya, ekonomi, maupun

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tidak dapat melayani semua pelanggan. Hal ini dikarenakan jumlah. menuntut untuk dilayani secara efektif dan efisien.

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara lain dengan melakukan berbagai perbaikan dan peningkatan. tujuan negara yaitu mensejahterakan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. secara material maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

LAPORAN GELADI DIVISI MARKETING WITEL BALI UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan era globalisasi yang semakin pesat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. akibat adanya keterbukaan pasar, dengan demikian produsen bersaing agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. melayani masyarakat yang ingin menabungkan uangnya di bank, sedangkan

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK DI INDONESIA

Kinerja Keuangan PT. Telkom (Tbk) Sebelum dan Sesudah Launching Produk Indihome

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah PT. Telekomunikasi Indonesia

KLAUSULA BAKU PERJANJIAN KREDIT BANK RAKYAT INDONESIA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

PERLINDUNGAN KONSUMEN ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI, ANISAH SE.,MM.

BAB I PENDAHULUAN. adalah Perjanjian Sewa Beli. Perjanjian ini timbul dalam praktek karena adanya

BAB V PENUTUP. terhadap turis asing sebagai konsumen, sehingga perjanjian sewamenyewa. sepeda motor, kepada turis asing sebagai penyewa.

TESIS KEKUATAN MENGIKAT KONTRAK BAKU DALAM TRANSAKSI JUAL BELI TENAGA LISTRIK ANTARA PT PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO) DENGAN PELANGGAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi nasional semakin menyatu dengan ekonomi regional dan

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kehidupan bangsa yang berdaulat, mandiri, berkeadilan, sejahtera,

loket). Biaya tersebut dialihkan secara sepihak kepada konsumen.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN PELAKU USAHA Pengertian Hukum Perlindungan Konsumen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB IV ANALISIS HUKUM MENGENAI PENCANTUMAN KLAUSULA EKSONERASI DALAM PERJANJIAN JUAL BELI DIHUBUNGKAN DENGAN BUKU III BURGERLIJK

BAB I PENDAHULUAN. konsumen di Indonesia. Menurut pasal 1 ayat (2) Undang-Undang No 8 tahun

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

Dengan adanya pengusaha swasta saja belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal ini antara lain karena perusahaan swasta hanya melayani jalur-jalur

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN PELAKU USAHA

BAB III PERLINDUNGAN KONSUMEN PADA TRANSAKSI ONLINE DENGAN SISTEM PRE ORDER USAHA CLOTHING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi sekarang semua teknologi semakin berkembang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah pengguna internet di Indonesia yang sudah mencapai 63 juta pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. serat optik (fiber optic), kabel koaksial (coaxial cable), satelit atau dengan koneksi

BAB III SANKSI PIDANA ATAS PENGEDARAN MAKANAN TIDAK LAYAK KONSUMSI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. mendesak para pelaku ekonomi untuk semakin sadar akan pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Agus Sugiono (2000) secara umum ada faktor-faktor yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam terutama dari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Perlindungan Hukum terhadap Pasien BPJS Kesehatan dalam Mendapatkan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bank selaku lembaga penyedia jasa keuangan memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015

BAB IV A. ANALISIS PELAKSANAAN PERJANJIAN PERUSAHAAN PENGIRIMAN BARANG ATAS TERJADINYA WANPRESTASI BERDASARKAN BUKU III BW

ASPEK HUKUM PERJANJIAN BERLANGGANAN TELKOM Flexi DI KOTA PALU I KADEK MAPRA BAWA MANDA / D

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman dan meningkatnya tingkat kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. satu bagian negara ke negara bagian lainnya. Peranan transportasi amat sangat

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi menunjukkan capaian yang cukup menggembirakan akhirakhir. persen, sebagaimana tersaji dalam tebel berikut ini.

BAB III KLAUSULA BAKU PADA PERJANJIAN KREDIT BANK. A. Klausula baku yang memberatkan nasabah pada perjanjian kredit

Makan Kamang Jaya. : KESIMPULAN DAN SARAN. permasalahan tersebut. BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN DI INDONESIA

PERLINDUNGAN KONSUMEN PENGGUNA TELEPON SELULAR TERKAIT PENYEDOTAN PULSA

PELAKSANAAN PENGAWASAN PENCANTUMAN KLAUSULA BAKU OLEH BADAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN DI KOTA PADANG SKRIPSI

Lex Privatum, Vol. IV/No. 1/Jan/2016

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Informasi memiliki arti penting dalam kehidupan manusia karena informasi berkenaan dengan seluruh aspek kehidupan sehingga pemenuhan akan kebutuhan informasi tersebut bersifat penting. Informasi meresap ke dalam kegiatan manusia dan mempengaruhi beberapa aspek seperti mempererat hubungan dua negara, mempengaruhi kemajuan organisasi, dan juga mempengaruhi sistem nilai dan cara hidup manusia. 2 Manusia telah memasuki era informasi yang ditandai dengan tersedianya informasi yang makin banyak dan bervariasi, tersebarnya informasi yang makin meluas dan seketika, dan tersajinya informasi dalam berbagai bentuk dengan waktu yang singkat. 3 Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pesat, aspek komunikasi dan informasi akan menjadi pendukung utama dalam pelaksanaan kegiatan sesuai dengan yang diharapkan. Kemajuan teknologi informasi seolah-olah membuat semua pihak dapat mengetahui apa saja yang ingin diketahui dengan segera, baik itu informasi yang bersifat formal maupun non-formal. 4 Pada era modern, sistem, media dan teknologi informasi terus mengalami perkembangan. Perubahan yang dapat diamati adalah kemajuan 2 Jaluanto Sunu Punjul Tyoso,2016, Sistem Informasi Manajemen, Deepublish, Yogyakarta, hlm. 26-27. 3 Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, 200, Ilmu & Aplikasi Pendidikan, Intima, Bandung, hlm. 207. 4 Jonathan Sarwono, 2010, Pintar Menulis Karya Ilmiah, Kunci Sukses dalam Menulis Ilmiah, Andi, Yogyakarta, hlm. 18. 1

2 sarana komunikasi dan berbagai media informasi yang dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat yang mengantar kepada kemudahan terjadinya hubungan yang bersifar global sehingga keadaan dan kejadian di belahan bumi mana pun dapat diakses. Keadaan seperti ini menjadikan dunia laksana kampung mendunia (Global village). 5 Salah satu bukti perkembangan yang pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi adalah internet. Internet merupakan kepanjangan dari Interconnection networking atau dapat juga disebut dengan Cyberspace. Internet adalah koneksi antar jaringan computer terbanyak dan terbesar yang menggunakan basis protokol TCP/IP- protocol komunikasi Transmission Control Protokol/Internet protocol di seluruh dunia. 6 Seiring dengan perkembangan teknologi internet, pada saat ini semakin banyak bermunculan Internet Service Provider (ISP). Salah satu perusahaan penyedia jasa internet adalah PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (selanjutnya disebut dengan PT Telkom). PT Telkom adalah perusahaan BUMN yang saat ini berkedudukan sebagai penyelenggara terbesar layanan telekomunikasi dan jaringan di Indonesia dengan pelanggan di seluruh Indonesia. PT Telkom menyediakan rangkaian lengkap layanan telekomunikasi yang mencakup sambungan telepon kabel tidak bergerak dan telepon nirkabel tidak bergerak, layanan seluler, layanan jaringan dan interkoneksi, serta layanan internet dan komunikasi data. Selain itu, PT Telkom juga menyediakan berbagai layanan di bidang informasi, media dan edutainment, termasuk cloud-based and server- 5 Rusjdi Hamka dan Rafiq, 1989, Islam dan Era Informasi, Pustaka Panjimas, Jakarta, hlm. 68. 6 Khoe Yao Tung, 1996, Pemasaran dan Bisnis di Internet, Strategi Memenangkan Persaingan, Gramedia, Jakarta, hlm. 2

3 based managed services, layanan e-payment dan IT-enabler, TV berbayar, serta e-commerce dan layanan portal lainnya. 7 Salah satu produk pelayanan yang menjadi unggulan PT Telkom adalah IndiHome. IndiHome menggunakan teknologi fiber optic yang mampu mentransfer data hingga 100 Mbps. IndiHome memberikan layanan komunikasi dan data tidak hanya berupa layanan Internet Fiber, namun juga layanan Telepon Rumah (Fixed Phone) dan TV Interaktif (UseeTV). 8 IndiHome telah menjangkau hampir seluruh daerah di Indonesia, mulai dari Pulau Sumatra hingga Pulau Papua, termasuk provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya Kabupaten Sleman. Kehadiran produk IndiHome di Daerah Istimewa Yogyakarta, khususnya Kabupaten Sleman cukup mendapatkan respon yang positif. Hingga tahun 2015, menurut keterangan General Manager PT Telkom wilayah telekomunikasi Yogyakarta, Firmansyah, pelanggan IndiHome di DIY tercatat mencapai 23.000 orang. Jumlah tersebut di luar total pelanggan yang masih berlangganan telepon dan internet atau belum migrasi ke produk IndiHome. 9 Jumlah tersebut menunjukkan bahwa pelanggan IndiHome di Daerah Istimewa Yogyakarta cukup besar. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh penulis pada PT Telkom wilayab Telekomunikasi Yogyakarta, diketahui 7 Telkom Indonesia, Portofolio Bisnis, diakses melalui http://www.telkom.co.id/uhi/cdinteraktif2013/id/0034_portofolio.html pada tanggal 18 Maret 2017 pukul 13.21 WIB. 8 IndiHome Fiber, "Internet Fiber, diakses melalui https://indihome.co.id/internet-fiber pada tanggal 18 Maret 2017 pukul 14.05 WIB. 9 Tribun Jogja, Telkom Geber Penambahan Pelanggan IndiHome di Yogya, diakses melalui http://jogja.tribunnews.com/2016/01/12/telkom-geber-penambahan-pelanggan-indihome-di-yogya pada tanggal 18 Maret 2017 pukul 20.30 WIB.

4 bahwa sebagian besar pelanggan IndiHome pada provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berdomisili di Kabupaten Sleman. Calon pelanggan IndiHome yang ingin berlangganan produk IndiHome dapat mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan atau Plasa Telkom terdekat dan melakukan registrasi. Pihak PT Telkom akan memberikan Kontrak Berlangganan Layanan IndiHome kepada calon pelanggan. Kontrak Berlangganan Layanan IndiHome merupakan perjanjian baku yang dituangkan dalam bentuk formulir. Perjanjian baku, menurut Mariam Darus, adalah perjanjian yang isinya dibakukan dan dituangkan dalam bentuk formulir. Hondius mendefinisikan perjanjian baku sebagai konsep janji-janji tertulis, yang disusun tanpa membicarakan isi dan lazimnya dituangkan dalam perjanjian yang sifatnya tertentu. 10 Perjanjian baku memuat aturan-aturan yang bersifat baku yang telah ditetapkan secara sepihak oleh salah satu pihak, dalam hal ini yaitu pelaku usaha. Aturan-aturan ini lazim dikenal dengan sebutan klausula baku. Klasula baku adalah setiap aturan atau ketentuan dan syarat-syarat yang telah dipersiapkan dan ditetapkan terlebih dahulu secara sepihak oleh pelaku usaha yang mengikat dan wajib dipenuhi oleh konsumen. 11 Pada konsep perjanjian baku, pelanggan memiliki hak untuk melakukan pilihan yaitu menyetujui perjanjian atau menolak perjanjian. Konsep tersebut dikenal dengan sebutan take it or leave it. 10 Mariam Darus Badrulzaman, 1978, Perjanjian Kredit Bank, Alumni, Bandung, hlm. 48. 11 Lihat Pasal 1 Angka 10 Undang-Undang Perlindungan Konsumen

5 Perjanjian antara pelanggan produk IndiHome dengan pelaku usaha yang dalam hal ini yaitu PT Telkom menimbulkan suatu hubungan hukum. Hubungan hukum yang timbul adalah hubungan hukum bersegi dua dimana hubungan hukum tersebut melahirkan hak dan kewajiban di antara para pihak. Perjanjian merupakan perbuatan kedua belah pihak dimana tiap-tiap pihak berjanji untuk memenuhi prestasi kepada pihak lainnya dan memiliki hak untuk memperoleh pemenuhan prestasi sebagaimana yang telah diperjanjikan dari pihak lainnya itu. 12 Terkait dengan perjanjian antara pelanggan IndiHome dan PT Telkom, pelanggan IndiHome memiliki hak untuk menerima layanan IndiHome berdasarkan harga paket layanan yang telah dibayarkan dan memiliki kewajiban untuk membayar harga barang secara berkala selama pelanggan tersebut menggunakan layanan IndiHome. Sebaliknya, PT Telkom memiliki hak untuk menerima pembayaran dari pelanggan atas penggunaan layanan IndiHome secara berkala berdasarkan tanggal yang telah disepakati dan memiliki kewajiban untuk memberikan layanan IndiHome kepada pelanggan sesuai dengan harga yang telah dibayarkan. Namun pada prakteknya, tidak jarang PT Telkom tidak melaksanakan prestasi sebagaimana yang telah diperjanjikan atau dapat dikatakan melakukan wanprestasi. Wanprestasi adalah keadaan dimana pihak dalam perjanjian tidak memenuhi prestasinya yang merupakan kewajibannya di dalam suatu perjanjian. 13 Berdasarkan observasi dengan beberapa pelanggan IndiHome yang berdomisili di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, ditemukan 12 Abdulkadir Muhammad, 1986, Hukum Perjanjian, Alumni, Bandung, hlm. 94. 13 Djohari Santoso dan Achmad Ali, 1989, Hukum Perjanjian Indonesia, Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, hlm. 57.

6 adanya beberapa masalah terkait penggunaan produk IndiHome di antaranya yaitu koneksi internet yang tidak stabil dan layanan costumer service yang kurang memuaskan. Permasalahannya lainnya tidak hanya terletak pada kondisi internet yang tidak stabil, beberapa gangguan lainnya juga tidak jarang terjadi pada fitur lainnya dari layanan IndiHome, seperti misalnya UseeTV Cable (IP TV) yang tidak dapat digunakan. Beberapa pelanggan pada akhirnya memutuskan untuk memutus kontrak penggunaan produk IndiHome namun dengan konsekuensi bahwa telepon rumah yang bersangkutan juga harus ikut dicabut karena tidak bisa hanya mencabut satu fitur saja. Permasalahan-permasalahan mulai dari koneksi yang buruk, pelayanan costumer service, dan berbagai permasalahan lainnya terhadap penggunaan produk IndiHome PT Telkom di Kabupaten Sleman mengindikasikan terjadinya pelanggaran terhadap hak-hak konsumen dan merugikan konsumen sebagai pengguna produk. Hal tersebut menunjukkan pentingnya suatu perlindungan hukum terhadap konsumen yang dalam hal ini yaitu pelanggan IndiHome sebagai pihak yang dirugikan sekaligus sebagai sarana untuk melindungi kepentingan konsumen. Upaya untuk melindungi konsumen melalui perangkat hukum diharapkan mampu menciptakan norma hukum perlindungan konsumen dan di sisi lain memberikan rasa tanggung jawab kepada dunia usaha. 14 Adanya tindakan wanprestasi dari pelaku usaha yang menimbulkan kerugian bagi konsumen dapat menimbulkan sengketa. Sengketa konsumen 14 Erman Rajagukguk, dkk., 2000, Hukum Perlindungan Konsumen, Mandar Maju, Bandung, hlm. 17.

7 adalah sengketa berkenaan dengan pelanggaran hak-hak konsumen yang ruang lingkupnya mencakup semua hukum, baik keperdataan, pidana, maupun dalam lingkup administrasi negara. 15 Sengketa apabila tidak diselesaikan dengan baik akan berujung pada disharmoni dalam hubungan kedua belah pihak yaitu konsumen dan pelaku usaha. Dalam beberapa kasus akan ditemukan pergesekan kepentingan antara konsumen yang merasa dirugikan dengan pelaku usaha. Oleh karena itu, perlu adanya suatu upaya penyelesaian yang tepat sehingga terciptanya keadilan dan kepastian hukum. Kepastian hukum meliputi segala upaya untuk memberdayakan konsumen memperoleh atau menentukan pilihannya atas barang dan/atau jasa kebutuhannya serta mempertahankan atau membela hak-haknya apabila dirugikan oleh perilaku pelaku usaha penyedia kebutuhan konsumen. 16 Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen menetapkan hak-hak konsumen sebagai berikut : 17 1. hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa; 2. hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan; 3. hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa; 4. hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan; 5. hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut; 6. hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen; 7. hak unduk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif; 15 Susanti Adi Nugroho, 2008, Proses Penyelesaian Sengketa Konsumen Ditinjau dari Hukum Acara Serta Kendala Implementasinya, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, hlm. 95. 16 Ibid., hlm. 4. 17 Lihat Pasal 4 Undang-Undang Perlindungan Konsumen.

8 8. hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya; 9. hak hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang undangan lainnya. Pasal 4 huruf e UUPK mengatur bahwa konsumen memiliki hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut. Upaya penyelesaian sengketa yang patut diharapkan dapat mewujudkan perlindungan konsumen yang berasaskan manfaat, keadilan, keseimbangan, keamanan, keselamatan konsumen, serta kepastian hukum. 18 Pada dasarnya, Undang-Undang Perlindungan Konsumen (UUPK) telah mengatur mekanisme penyelesaian sengketa antara konsumen dan pelaku usaha yang terdiri dari 2 (dua) cara yaitu melalui pengadilan atau diluar pengadilan berdasarkan pilihan sukarela para pihak yang bersengketa. 19 Berdasarkan Pasal 45 UUPK setiap konsumen yang dirugikan dapat menggugat pelaku usaha melalui lembaga yang bertugas menyelesaikan sengketa antara konsumen dan pelaku usaha atau melalui peradilan yang berada di lingkungan peradilan umum. Penyelesaian sengketa konsumen di luar pengadilan diselenggarakan untuk mencapai kesepakatan mengenai bentuk dan besarnya ganti rugi dan/atau mengenai tindakan tertentu untuk menjamin tidak akan terjadi kembali atau tidak akan terulang kembali kerugian yang diderita oleh konsumen. 20 Dalam hal ini, Penulis ingin meneliti mengenai upaya penyelesaian dalam hal terjadi kerugian akibat wanprestasi 18 Lihat Pasal 2 Undang-Undang Perlindungan Konsumen. 19 Lihat Pasal 45 ayat (2) Undang-Undang Perlindungan Konsumen. 20 Lihat Pasal 47 Undang-Undang Perlindungan Konsumen.

9 yang dilakukan oleh PT Telkom untuk melihat apakah proses tersebut telah mengacu pada ketentuan dalam UUPK. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengkaji dan membahas mengenai perlindungan hukum dan upaya penyelesaian dalam hal terjadi kerugian akibat wanprestasi yang dilakukan oleh PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. kepada pelanggan produk IndiHome, serta mengangkat permasalahan ini kedalam tulisan yang berjudul Perlindungan Hukum Terhadap Pelanggan Produk IndiHome PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. di Kabupaten Sleman. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana perlindungan hukum terhadap pelanggan produk IndiHome PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. di Kabupaten Sleman? 2. Bagaimana upaya penyelesaian dalam hal terjadi kerugian akibat wanprestasi yang dilakukan oleh PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. kepada pelanggan produk IndiHome tersebut? C. Tujuan Penelitian Penulisan Hukum ini mempunyai 2 (dua) tujuan, yaitu sebagai berikut: 1. Tujuan Objektif

10 a. Mengetahui dan menganalisis perlindungan hukum terhadap pelanggan produk IndiHome PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. di Kabupaten Sleman. b. Mengetahui dan menganalisis upaya penyelesaian dalam hal terjadi kerugian akibat wanprestasi yang dilakukan oleh PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. kepada pelanggan produk IndiHome di Kabupaten Sleman. 2. Tujuan Subyektif a. Memperoleh data dan informasi yang berhubungan dengan objek yang akan diteliti dalam rangka penyusunan Penulisan Hukum sebagai syarat untuk dapat memperoleh gelar kesarjanaan dalam bidang Ilmu Hukum di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. b. Penelitian ini sebagai sumbangan pemikiran ilmiah kepada pihakpihak terkait pada khususnya, dan bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya. D. Keaslian Penelitian Penulisan hukum ini adalah karya asli dari penulis dan sepengetahuan penulis, penulisan hukum tentang Perlindungan Hukum Terhadap Pelanggan Produk IndiHome PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. di Kabupaten Sleman belum pernah dilakukan sebelumnya. Namun demikian, Penulis menemukan penulisan hukum yang memiliki relevansi dengan permasalahan yang dibahas dalam penulisan hukum ini diantaranya sebagai berikut:

11 1. Penulisan hukum yang dilakukan oleh Cynthia Sukma R. pada tahun 2011 dengan judul Pelaksanaan Perlindungan hukum Terhadap Konsumen Pengguna Layanan Jasa Speedy Pada PT Telkom, Tbk. cabang Padang. Rumusan masalah yang diangkat oleh peneliti pada penelitian tersebut adalah: 21 a. Bagaimana bentuk perlindungan hukum terhadap konsumen yang menggunakan jasa speedy PT Telkom Cabang Padang? b. Bagaimana penyelesaian sengketa antara PT Telkom Cabang Padang dengan konsumen pengguna jasa speedy? c. Apa saja kendala yang dihadapi PT Telkom Cabang Padang selama proses penyelesaian sengketa? Pada penulisan hukum yang dibuat oleh Cynthia Sukma R. jelas berbeda dengan penulisan hukum yang dibuat oleh penulis. Perbedaan utamanya terletak pada subyek penelitian, dimana subyek penelitian pada penulisan hukum tersebut adalah Telkom Speedy, sedangkan subyek penelitian penulis adalah produk IndiHome. Isi dari penulisan hukum tersebut juga memiliki perbedaan dengan penelitian yang dilakukan penulis, dimana penulis dalam penelitian tersebut hanya meneliti perlindungan hukum terhadap konsumen menggunakan pendekatan perlindungan hukum secara preventif yang diwujudkan dengan adanya kontrak berlangganan dan costumer care dan perlindungan hukum secara represif yaitu restitusi abonemen, restitusi langsung, hapuskan abonemen, restitusi dan hapuskan 21 Cynthia Sukma R., 2011, Pelaksanaan Perlindungan hukum Terhadap Konsumen Pengguna Layanan Jasa Speedy Pada PT Telkom, Tbk. cabang Padang, Penulisan Hukum, Fakultas Hukum Universitas Andalas

12 abonemen dari pihak PT Telkom. Penulis dalam penulisan hukum ini meneliti perlindungan hukum secara luas, termasuk perlindungan hukum yang dikaitkan dengan hak-hak konsumen yang diatur dalam UUPK. Selain itu, penelitian dalam penulisan hukum tersebut hanya meneliti upaya penyelesaian terbatas pada tahap pemberian kompensasi sementara penulis meneliti upaya penyelesaian dalam hal terjadi wanprestasi sampai dengan tahap peradilan umum dalam hal tidak terjadi kesepakatan mengenai besaran kompensasi yang diberikan. 2. Penulisan hukum yang dilakukan oleh Nabila Bunga Ramadhiany pada tahun 2014 dengan judul Tanggung Jawab PT Telkom sebagai Penyedia Jasa Internet Speedy kepada Konsumen di Daerah Istimewa Yogyakarta. Rumusan masalah yang diangkat oleh Peneliti pada penelitian tersebut adalah : 22 a. Bagaimanakah tanggung jawab PT Telkom sebagai penyedia jasa internet Speedy kepada konsumen? b. Bagaimana penyelesaian permasalahan dari tanggung jawab PT Telkom sebagai penyedia jasa internet Speedy kepada konsumen? Perbedaan mendasar antara penulisan hukum yang dilakukan oleh penulis dengan penulisan hukum tersebut terletak pada subyek penelitian dimana subyek penelitian pada penulisan hukum diatas adalah Telkom Speedy, sedangkan subyek penelitian penulis adalah produk IndiHome. Selain itu, perbedaan juga terletak pada rumusan masalah dan isi dari 22 Nabila Bunga Ramadhiany, 2014, Tanggung Jawab PT Telkom sebagai Penyedia Jasa Internet Speedy kepada Konsumen di Daerah IstimewaYogyakarta, Penulisan Hukum, Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia.

13 penulisan hukum tersebut dimana pada penulisan hukum yang dilakukan oleh Nabila Bunga Ramadhiany mengangkat 2 (dua) rumusan masalah yaitu tanggung jawab PT Telkom kepada konsumen setelah terjadinya sengketa yang pada isinya fokus hanya pada bentuk ganti kerugian yang diberikan oleh PT Telkom kepada konsumen serta upaya penyelesaian permasalahan dari sengketa yang timbul apabila konsumen tidak puas dengan tanggung jawab yang diberikan oleh PT Telkom berupa penyelesaian melalui Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI). Penulisan hukum yang dilakukan penulis mengangkat rumusan masalah yaitu perlindungan hukum yang diberikan oleh PT Telkom kepada pelanggan produk IndiHome PT Telkom di Kabupaten Sleman secara luas, baik dari sebelum terjadinya sengketa maupun setelah terjadinya sengketa. Selain itu, penulis juga mengangkat rumusan masalah mengenai upaya penyelesaian dalam hal terjadi wanprestasi yang dilakukan oleh PT Telkom secara luas sampai pada upaya terakhir yaitu penyelesaian melalui peradilan umum. Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis menganggap bahwa penelitian yang dilakukan oleh Penulis adalah asli dan layak untuk diteliti, bukan merupakan duplikasi dari hasil karya orang lain, serta dapat dipertanggungjawabkan keasliannya. Apabila terdapat penelitian yang serupa di luar pengetahuan penulis, diharapkan penelitian ini dapat saling melengkapi satu sama lain. E. Manfaat Penelitian

14 Penelitian ini mempunyai manfaat, baik secara akademis maupun secara praktis. Adapun manfaatnya adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Akademis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan hukum di dalam bidang Hukum Perdata, khususnya bagi mahasiswa agar kritis terhadap masalah hukum sekaligus dapat menemukan solusi hukum terkait dengan perlindungan konsumen pada sektor penyedia jasa layanan informasi. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut: a. Menjadi masukan dan/atau panduan bagi para penyedia jasa baik penyedia jasa di bidang layanan pemasangan telepon, Internet Service Provider (ISP), dan/ atau provider Televisi Berlangganan (TV Kabel) sehingga pelayanan yang diberikan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku dan tidak merugikan pasien atau pengguna produk dan jasa selaku konsumen pengguna jasa. b. Menjadi sumber acuan untuk penelitian-penelitan selanjutnya baik secara teori maupun praktik, yang berguna untuk mahasiswa fakultas hukum pada khususnya dan masyarakat berbagai kalangan pada umumnya.