BAB IV ANALISIS DATA

dokumen-dokumen yang mirip
Sejarah Berdirinya Home Industry Aryani Art

ANALISIS DATA. 4.1 Deskripsi Pelanggan Pelanggan Home Industry Aryani Art selama tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perhitungan Harga Pokok Produksi dalam Menentukan Harga Jual pada

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III BIAYA PRODUKSI USAHA DAGANG TIGA PUTRA MOJOKERTO UNTUK PENINGKATAN LABA USAHA. A. Deskripsi Umum Usaha Dagang Tiga Putra

BAB IV ANALISIS DATA DAN PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis telah uraikan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. UD Pusaka Bakti adalah UKM yang mengolah sabut kelapa menjadi

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. lain lain. Pendirian CV Surya Gemilang Jaya tidak bisa lepas dari peran bapak H.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) PADA PERUSAHAAN BATIK UD. AL- MUBAROK TANJUNGBUMI MADURA

INTEGRATED CASE MANAGEMENT ACCOUNTING PT STARLIGHT

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Anggaran Produksi Dan Anggaran Biaya Produksi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. i. Sejarah berdirinya PT DBS Indonesia. meningkatkan standar furniture di Indonesia secara

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan munculnya berbagai perusahaan-perusahaan baru yang bergerak

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk memberikan desain interior yang baik bagi rumah serta dapat

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Buchari. et al. Peningkatan Mutu Produk Kelompok Usaha Pengrajin Eceng Gondok

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ENGINE STAND. yang diharapkan. Tahap terakhir ini termasuk dalam tahap pengetesan stand

SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2017/2018. Mata Pelajaran : Prakarya dan KWU Kompetensi Keahlian : AP/TB/MM/KK/UPW

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB IV PEMBAHASAN. Secara umum, penelitian ini bertujuan membantu perusahaan dalam

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB I PENDAHULUAN. melakukan usahanya dengan efektif dan efisien. menghasilkan produk yang memiliki kualitas yang baik, harga yang terjangkau

BAB 5 MANAJEMEN DAN STRUKTUR ORGANISASI

INTEGRATED CASE MANAGEMENT ACCOUNTING CV. TRANSIT

BAB III METODE PENELITIAN

Pengertian 8/22/2015. Oleh Maria Etik Sulistiyani. Kerajinan

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dalam Usaha Kecil Menegah (UKM) mikro yang bergerak di bidang industri jasa

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN

LAMPIRAN GAMBARAN PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

DAFTAR PUSTAKA. Ahmadi Rulam, Metodologi Penelitian Kualitatif, Ar-Ruzz Media : Yogyakarta, 2014.

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. mempunyai suatu pedoman, dimana penetapan standar ini memberikan

BAB III UPAH BORONGAN DI PT INTEGRA INDOCABINET BETRO SEDATI SIDOARJO

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data mengenai perhitungan biaya produksi dengan

Bab 1. PENDAHULUAN

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN JALAN: 13. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN BERKALA JEMBATAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis yang kompetitif sekarang ini, peningkatan kualitas

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Seperti yang dihasilkan oleh pengerajin karya Saf Handycraft yang ada

DAFTAR HASIL WAWANCARA. Informan yang dipakai dalam penelitian ini adalah informan kunci dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan bergerak di bidang jam tangan. Grootwatch memproduksi jam tangan yang

Analisis Dukungan Fungsi Produksi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan. No. Kategori Pertanyaan Y T. tujuan-tujuan jangka pendek?

Evaluasi ketepatan penentuan harga pokok produksi dengan metode harga pokok pesanan pada J rot galery Klaten

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper).

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1. Evaluasi Terhadap Klasifikasi Biaya Produksi. biaya bahan baku langsung oleh perusahaan.

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ada dua macam jenis data, antara lain:

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

ANALISIS PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PADA PT VENEER PRODUCTS INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Dalam upaya perusahaan untuk menghasilkan produk yang berkualitas,

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Dengan tajamnya persaingan tersebut perusahaan dituntut mampu menghadapi

BAB IV PROSES PEMBUATAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Gerakan tangan yang dilakukan operator dalam pekerjaan sangat berkaitan dalam

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Finishing Bumper

BAB I PENDAHULUAN. berlokasi di Jalan Ki Hajar Dewantoro KM 1.5 Tropodo, Krian. Perusahaan tersebut

BAB II METODE PERANCANGAN

Kerajinan dari Limbah Organik

BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG BE YOUNG SALON. 1. Latar Belakang Berdirinya Be Young Salon

PEMANFAATAN PECAHAN INDUSTRI KACA UNTUK PEMBUATAN KERAJINAN MINIATUR

BAB I GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN PENELITIAN. Dengan Judul : ANALISIS RANTAI NILAI (VALUE CHAIN ANALYSIS) DALAM MENCIPTAKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA PENGRAJIN

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS DATA Sejarah Perusahaan Awalnya pada tahun 1997 ibu Aryani pemilik dari home industry aryani art hanya sebagai distributor enceng gondok untuk para pengerajin Jogjakarta. Enceng gondok yang diperdagangkan adalah yang memiliki ukuran 60cm-70cm dan berasal dari rawa pening. Enceng gondok yang telah dikeringka, dikumpulkan dan dihargai Rp. 1000/kg oleh para nelayan kemudian dikirim oleh beliau ke Jogjakarta. Beliau menjual enceng gondok tersebut dengan harga 5000/kg. Hal tersebut semakin berkembang, karena permintaan akan enceng gondok meningkat pesat di daerah Jogjakarta sehingga pada tahun 1999 beliau memutuskan untuk menjual enceng gondok basah. Hampir setiap hari beliau mengirimkan 2-4 truk enceng gondok basah ke Jogjakarta dan mengupah warga Desa Siliran, Kulonprogo untuk menjemurnya. Sembari mengawasi dan menunggu enceng gondok kering, beliau belajar membuat kerajian enceng gondok dari para perajin Jogjakarta. Dari sinilah kemudian ibu aryani menekuni industry kerajian tangan. Awalnya pada tahun 2000 beliau menekuni keranjang dan box tisu, tetapi kemudian beliau merambah mebel. Hal tersebut dilakukan karena adanya peluang dan keuntungan yang lebih besar dibanding memproduksi keranjang dan boks tisu ataupun sebagai distributor enceng gondok. Sehingga pada tahun 2000 didirikan 17

home industry Aryani Art yang terletak dijalan Fatmawati 181 Lopait, Tuntang Kab. Semarang dan dibuatlah Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP). Dengan mempekerjakan warga sekitar yang terus diberi pelatihan atas keterampilanya, home industry aryani art mampu memproduksi kerajian tangan yang berkualitas. Hingga sekarang home industry aryani art terus berkembang dengan menghasilkan kerajian tangan yang berkualitas sehingga dapat menembus pasar internasional yaitu Malaysia dan Perancis. Dalam mengembangkan usahanya, Home Industry Aryani Art menambah jenis kerajian tanganya yaitu : 1. Mebel yang memiliki bahan dasar enceng gondok dan pandan 2. Pintu yang memiliki bahan dasar rotan dan pandan 3. Sekat ruang yang berbahan dasar pandan 4. Gebyok (hiasan pengantin) yang berbahan dasar pandan dan rotan Saat ini produksi utama dari Home industry Aryani Art adalah empat macam produk kerajian tangan diatas. Sedangkan kerajian lain berupa keranjang, vas bunga, box tisu dan macam kerajian yang lain hanya diproduksi dengan jumlah yang relative kecil dan sebagian merupakan produk titipan. 18

Struktur Organisasi dan Job Diskripsi Bagan 1 Struktur Organisasi Home Industry Aryani art Sumber : Home Industry Aryani Art Tugas serta tanggung jawab dari masing-masing bagian dapat diuraikan sebagai berikut : 19

1. Pemilik Pemilik memiliki peran dalam penyediaan modal usaha. Seluruh modal usaha hanya berasal dari pemilik, tidak ada pihak lain yang menyalurkan modal dalam Home Industry Aryani Art.Selaian itu pemilik juga berperan dalam memberi pengarahan desain bagi para pengerajin. Pengembangan desain dilakukan pemilik dengan cara mengunjungi pengerajin di Jogjakarta untuk melakukan studi banding serta membeli majalah kerajinan. Selain itu pemilik melakukan kontrol kualitas akhir dalam proses produksi kerajinan tangan. 2. Pelayanan Bagian pelayanan berperan sebagai penjaga toko dan melayani para konsumen yang datang mengunjungi toko Aryani Art. Hanya terdapat satu pelayan toko. Pelayan memiliki tujuh hari jam kerja dari hari senin sampai dengan hari minggu mulai pukul 08.00 wib sampai 16.00 wib. Sistem gaji untuk pelayan dilakukan tiap bulan dengan besarnya gaji yang dibayarkan sebesar enam ratus ribu rupiah. 3. Pembukuan Semua pendapatan dari transaksi penjualan dan pengeluaran dari proses produksi, akan dicatat oleh bagian pembukuan. Bagian pembukuan setiap hari merekab semua transaksi yang terjadi dengan mencocokan bukti 20

yang ada. Dan kemudian membuat laporan bulanan bagi home industry aryani art. Laporan yang dibuat adalah laporan penjualan dan pengeluaran untuk proses produksi. Bagian pembukuan memiliki tujuh hari jam kerja dari hari senin sampai dengan hari minggu mulai pukul 08.00 wib sampai dengan pulul 16.00 wib. Sistem gaji untuk bagian pembukuan dilakukan setiap bulan dengan besarnya gaji yang dibayarkan kurang lebih sebesar enam ratus ribu rupiah. 4. Produksi Bagian produksi adalah bagian dimana kerajian dibuat, mulai dari kegiatan membuat desain kerangka, penganyaman hingga finishing. a. Bagian Desain / Kerangka Pada bagian ini terdapat dua karyawan., yaitu karyawan bagian membuat kerangka dari besi dan karyawan yang membuat kerangka dari kayu. Mereka membuat kerangka sesuai dengan desain yang telah ditentukan sebelumnya. Mereka memiliki tujuh hari jam kerja dari hari senin hingga hari minggu mulai pukul 08.00 wib sampai dengan pukul 16.00 wib. Serta jam lembur pulul 17.00 wib 20.00 wib. Kebutuhan lembur disesuaikan dengan kebutuhan produksi yang ada. Sistem pengupahan dilakukan secara borongan yang dibayarkan setiap minggu oleh pemilik. Besarnya upah yang dibayarkan berdasarkan jumlah produk 21

yang dihasilkan karyawan dan tingkat kesulitan. Pada bagian desain atau kerangka ini upah yang dibayarkan kepada tiap karyawan berkisar antara Rp.200.000 Rp. 250.000 tiap minggu. b. Penganyaman Home industry Aryani Art memiliki empat pengerajin anyaman. Mereka semua memiliki tanggung jawab untuk melakukan semua kegiatan anyaman sesuai produk yang ingin dihasilkan. Mereka memiliki tujuh hari jam kerja mereka mulai dari pukul 08.00 wib 16.00 wib. Serta jam lembur pulul 17.00 wib 20.00 wib. Sistem pengupahan dilakuan secara borongan dan dibayarkan setiap minggu. Besarnya upah yang didapat oleh setiap pengerajian anyaman ini berkisar antara Rp.175.000 sampai Rp.200.000 tiap minggu. c. Finishing Terdapat dua keryawan dalam bagian ini. Mereka berperan dalam proses akhir produksi kerajian tangan. Dari proses melapisi kerajian dengan sending kemudian melakukan pengecatan serta melapisi seluruh bagian anyaman dengan melamin agar semua kerajian yang telah diproduksi menjadi awet dan terlihat menarik. Mereka memiliki tujuh hari jam kerja mereka mulai dari pukul 08.00 wib 16.00 wib. Serta jam lembur pulul 17.00 wib 20.00 wib. Sistem pengupahan dilakuan secara 22

borongan dan dibayarkan setiap minggu. Besarnya upah yang didapat oleh setiap pengerajian anyaman ini berkisar antara Rp.175.000 sampai Rp.200.000 tiap minggu. 5. Transportasi Bagian ini tidak hanya bertugas mengirimkan kerajian tangan yang telah dipesan atau dibeli oleh para pelanggan tetapi juga mengambil bahan baku dari para supplier. Serta bertugas dalam kegiatan transportasi lainnya. Bagian ini memiliki tujuh hari jam kerja dari hari senin sampai dengan hari minggu mulai pukul 08.00 wib sampai dengan pukul 16.00 wib. Sistem gaji untuk bagian transportasi dilakukan setiap bulan dengan besarnya gaji yang dibayarkan sebesar Rp 600.000 Proses Produksi Dalam memproduksi produk kerajian tangan, home industry aryani art memiliki berbagai tahap produksi. Tahap-tahap tersebut dibagi menjadi tiga bagian utama yang bisa dilihat dalam gambar proses produksi dibawah ini : 23

Bagan 2 : Proses Produksi Kerajian Tangan pada Home Industry Aryani Art Sumber : Home Industry Aryani Art 24

1. Proses Desain dan Kerangka Bagian pertama adalah membuat kerangka atupun desain produk. Desain produk yang telah di pilih kemudian dibuat kerangka. Kerangka produk bisa berupa besi dan kayu. Bahan besi : Besi batangan berukuran 6 inch ataupun 10 inch di ukur kemudian dipotong menggunakan alat pemotong besi, kemudian besi tersebut digabungkan dengan bagian lain mengunakan perekat berupa pakan las dengan menggunakan alat las berdaya 900 watt. Bila ingin membentuk besi tersebut digunakan alat berupa kunci besi, palu dan tang hingga membentuk kerangka yang diinginkan. Kerangka yang telah jadi kemudian di cat dan dikeringkan. Bahan kayu : Kayu harus dihaluskan terlabih dahulu mengunakan pasah dan amplas. Kemudian barulah diukur sesuai dengan kebutuhan atau desain yang telah ditetapkan. Untuk mengabungkan tiap bagian digunakan paku dan lem. Bagian yang tidak rata pada kayu akan ditutup dengan dempul. Dempul juga digunakan untuk melapisi kayu sebelum kayu tersebut di cat. Kemudian kayu dicat dan dikeringkan. 25

2. Proses penganyaman Setelah kerangka selesai dibuat, proses penganyaman dilakukan. Enceng gondok, pandan, dan rotan dianyam sesuai pola yang telah ditetapkan. Penganyaman dilakukan oleh para pengerajin secara manual menggunakan tangan mereka dan bukan menggunkan mesin. Enceng gondok, pandan dan rotan langsung dianyaman kedalam kerangka tanpa di ukur terlebih dahulu seberapa panjang yang dibutuhkan atau sesuai dengan ukuran kerangka yang ada. Sehingga saat terjadi kelebihan ukuran, para perajin langsung memotong bagian tersebut menggunakan gunting dan membuang bagian tersebut. Tidak adanya proses pengukuran antara bahan baku yang dibutuhkan pada tiap kerangka yang ada, menyebabkan banyaknya sisa bahan yang terbuang. Selain itu pengerajin juga mambuat hiasan untuk sekat, pintu dan gebyok. Hiasan dapat berupa pola bunga, hewan atau berbentuk pola yang lainnya. Dalam tahap penganyamanan masih sering terjadi kesalahan yang mengakibatkan adanya pengerjaan ulang. Kesalahan tersebut berupa anyaman yang kurang rapi dan rapat. 3. Bagian Finishing Pada bagian ini, produk kerajian tangan yang selesai dianyam akan melalui tahap finishing. Tahap finishing dibagi menjadi 3 tahap yaitu : 26

Tahap melapisi dengan sending Pertama pekerja membuat campuran tinner dan sending, campuran tersebut kemudian dimasukan pada alat semprot (spet) yang dihubungan dengan kompresor berdaya 1500 watt untuk melapisi seluruh bagian anyaman. Sending sendiri digunakan untuk menutup pori-pori enceng gondok,pandan dan rotan agar bahan tersebut awet. Sedangkan tinner digunakan sebagai pelarut sending. Setelah melalui tahap ini kerajian di jemur dibawah terik matahari sampai kering. Tahap pengecatan Hal yang pertama dilakukan dalam proses ini adalah pemilihan warna cat. Cat kemudian dicampur dengan tinner. Capuran tersebut dimasukan dalam alat semprot (spet) yang dihubungan dengan kompresor berdaya 1500 watt kemudian disemprotkan keseluruh bagian yang ingin diberi warna tersebut. Setelah rata barulah kerajian tersebut dikeringkan. Tahap melapisi dengan melamin Setelah kering masuklah dalam tahap pelapisan menggunkan melamin. Seperti halnya sending, melaminpun dilarutkan menggunakan tinner, kemudian campuran tersebut disemprotkan pada semua bagian anyaman. Melamin berguna untuk membuat kerajian menjadi mengkilap dan tahan lama. 27

Dari semua tahap produksi yang ada, tahap finishing dan anyaman adalah tahap yang paling sering terjadi kesalahan sehingga harus dilakukan pengerjaan ulang. Kesalahan yang terjadi pada tahap finishing adalah warna cat yang kurang cocok dengan yang tidak sesuai dengan standart, ketidaksempurnaan dalam tahap finishing serta perlakuan saat pengiriman produk yang mengakibatkan warna menjadi rusak. Sedangkan pada tahap anyaman yang sering terjadi adalah pemakaian bahan baku yang kurang bagus kalitasnya, ketidakrapian dalam proses penganyaman serta kesalahan penganyaman. Identifikasi Biaya Kualitas pada Home Industry Aryani Art Dalam hasil wawancara yang telah dilakuan serta analisis pada laporan keuangan serta laporan harga pokok produksi Home Industry Aryani Art, dapat dilakukan pengelompokan biaya kualitas sebagai berikut : 1. Biaya Pencegahan Merupakan semua biaya yang dikeluarkan home industry aryani art dalam upaya mencegah terjadinya kerusakan produk. Biaya ini meliputi : a. Biaya pemeliharaan mesin Biaya yang dikeluarakan oleh perusahaan berkaitan dengan pemeliharan mesin-mesin produksi. Pemeliharaan mesin dalam Home Industry aryani art dilakukan secara berkala tiap bulannya. Biaya pemeliharaan tersebut meliputi pembelian oli untuk alat kompresor, pembelian mata pisau untuk 28

alat pemotong besi dan biaya service pada alat kompresor bila mengalami kerusakan kecil. b. Biaya Desain dan Pelatihan Biaya desain yang dikeluarkan oleh Home Industry Aryani Art untuk membeli petunjuk desain berupa majalah majalah desain, contoh barang desain serta biaya studi banding desain dengan para pengerajin di Jogjakarta. Untuk kegiatan studi banding ke Jogjakarta dilakukan setiap tiga bulan sekali. Sedangkan biaya pelatihan yang dikeluarkan berupa biaya lembur untuk pelatihan pembuatan desain baru untuk para pengerajin dan bagian desain/kerangka. 2. Biaya Kegagalan Internal Seluruh biaya yang dikeluarakan karena terjadi produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi atau kebutuhan pelanggan dan terjadi dalam lingkup perusahaan sebelum dikirimkan kepihak konsumen. a. Sisa bahan Biaya yang timbul untuk bahan baku yang dibuang dan tidak dimanfaatkan kembali oleh Home Industry Aryani Art. Untuk bahan penolong tidak ada biaya bahan sisa yang terjadi. b. Biaya Pengerjaan Kembali atau Aktivitas Rework Merupakan semua biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki produk atau bagian dari produk yang cacat atau rusak, agar barang tersebut sesuai 29

dengan standart yang diharapkan dan dapat memuaskan pelanggan. Yang termasuk didalamnya adalah biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya lembur tenaga pengerajin dan biaya lembur tenaga finishing. 3. Biaya Kegagalan Eksternal Jumlah biaya yang ditanggung oleh home industry Aryani Art karena adanya kerusakan yang ditemukan setelah produk diserahkan kepada pelanggan. a. Biaya Garansi Adalah biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan kembali produk yang masih berada dalam masa garansi. Home industry Aryani Art memberikan garansi untuk mebel selama satu tahun, kemudian gebyok dan pintu selama enam bulan dan sekat memiliki masa garansi selama tiga bulan. Termasuk didalamnya adalah biaya transportasi untuk mengambil dan mengantar kembali produk yang diperbaiki. Pada Home Industry Aryani Art hanya perdapat kegiatan penilaian produk akhir yang dilakuakan sendiri oleh pemilik. Sehingga dalam kegiatan penilaian ini tidak terdapat alokasi biaya penilaian. Laporan Biaya Kualitas Setelah mengidentifikasi semua biaya kualitas yang ada dalam Home Industry Aryani Art, dilakukan pengukuran pada tiap tiap goloangan biaya kualitas dan kemudian disusunlah laporan biaya kualitas secara terpisah untuk mempermudah analisis. Dibawah ini adalah laporan biaya kualitas Home Industry Aryani Art : 30

Tabel 1 Biaya Kualiatas Pada Home Industry Aryani Art Bulan Januari 2010 Desember 2010 Klasifikasi Biaya Pencegahan Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Okrtober November Desember Pemeliharaan Mesin 167,000 200,500 300,500 217,000 167,000 167,000 167,000 192,000 334,000 167,000 217,000 217,000 Biaya Desain dan Pelatihan 1,885,000 189,000 350,500 1,678,500 550,000 230,000 1,455,250 215,000 130,000 1,345,100 341,000 255,000 Total Biaya Pencegahan 2,052,000 389,500 651,000 1,895,500 717,000 397,000 1,622,250 407,000 464,000 1,512,100 558,000 472,000 Biaya Kegagalan Internal Sisa Bahan 814,000 1,204,000 1,224,500 964,000 1,140,500 1,320,500 964,500 1,189,500 1,330,000 1,029,000 1,206,500 1,445,500 Kegiatan Rework 872,425 1,980,675 1,257,175 1,097,687 1,295,437 1,648,875 518,075 1,063,300 1,168,437 414,537 1,437,075 1,621,950 Total Biaya Kegagalan Internal 1,686,425 3,184,675 2,481,675 2,061,687 2,435,937 2,969,375 1,482,575 2,252,800 2,498,437 1,443,537 2,643,575 3,067,450 Biaya Kegagalan Eksternal Biaya Garansi 822,500 1,551,375 686,250 652,500 1,992,000 1,945,187 140,550 1,486,250 819,375 247,350 1,536,700 1,817,100 Total Biaya Kegagalan Eksternal 822,500 1,551,375 686,250 652,500 1,992,000 1,945,187 140,550 1,486,250 819,375 247,350 1,536,700 1,817,100 Totab Biaya Kualitas 4,560,925 5,125,550 3,818,925 4,609,687 5,144,937 5,311,562 3,245,375 4,146,050 3,781,812 3,202,987 4,738,275 5,356,550 Sumber : Data yang Telah Diolah. 31

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa biaya kualitas mengalami fluktuasi setiap bulannya. Biaya kualitas yang paling besar terjadi pada bulan desember yaitu sebesar Rp. 5.356.550 dikarenakan adanya peningkatan biaya kegagalan yang begitu besar, sedangkan biaya kualitas yang paling kecil terjadi pada bulan oktober yaitu sebesar Rp. 3.202.987. Untuk mempermudah analisis dapat menggunakan tren untuk masing masing kategori biaya kualitas yang dinyatakan dalam persentase dari penjualan. Dibawah ini adalah tabel presentase kategori kategori biaya kualitas terhadap penjualan : Tabel 2 Biaya Pengendalian dan Biaya Kegagalan Home Industry Aryani Art Periode Biaya Pengendalian Biaya Kegagalan Januari 2.39% 2.92% Februari 0.40% 4.86% Maret 0.54% 2.62% April 1.81% 2.58% Mei 0.78% 4.81% Juni 0.39% 4.79% Juli 1.57% 1.57% Agustus 0.37% 3.37% September 0.36% 2.56% Okrtober 1.67% 1.87% November 0.49% 3.68% Desember 0.43% 4.46% 32

Grafik 1 Grafik Tren Multiperiode Biaya Pengendalian dan Biaya Kegagalan 6.00% 5.00% 4.00% 3.00% 2.00% 1.00% Biaya Pengendalian Biaya Kegagalan 0.00% Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Okrtober November Desember Biaya pengendalian pada Home Industry Aryani Art terdiri dari biaya pencegahan saja, sebab kegitan penilaian tidak menimbulkan biaya penilaian. Sedangkan biaya kegagalan, terdiri dari biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal. Dari Grafik di atas terlihat bahwa setiap terjadi kenaikan biaya pengendalian maka biaya kegagalan akan mengalami penurunan begitu juga sebaliknya, bila biaya pengendalian mengalami penurunan maka biaya kegagalan akan meningkat. Kecuali untuk bulan juni, biaya pengendalian mengalami penurunan tetapi biaya kegagalan tidak mengalami peningkatan tetapi mengalami penurunan pula. 33

Besarnya Penurunan dan peningkatan biaya pengendalian dan biaya kegagalan secara nominal dan persentase pada Home Industry Aryani Art dapat diketahui melalui tabel perbandingan biaya pengendalian dan biaya kegagalan. Dibawah ini adalah tabel perbandingan biaya pengendalian dan biaya kegagalan Home Industry Aryani Art : 34

Tabel 3 Perbandingan Biaya Pengendalian dan Biaya Kegagalan Bulan Januari 2010 Desember 2010 Bulan Biaya Pengendalian Januari 2,052,000 peningkatan/ penurunan _ persentase Biaya Kegagalan Peningkatan / Penurunan Persentase - 2,508,925 - - Februari 389,500 1,662,500 81% 4,736,050 2,227,125 89% Maret 651,000 261,500 67% 3,167,925 1,568,125 33% April 1,895,500 1,244,500 191% 2,714,187 453,738 14% Mei 717,000 1,178,500 62% 4,427,937 1,713,750 63% Juni 397,000 320,000 45% 4,914,562 486,625 11% Juli 1,622,250 1,225,250 309% 1,623,125 3,561,437 67% Agustus 407,000 September 464,000 1,215,250 57,000 75% 3,739,050 14% 3,317,812 2,115,925 421,238 130% 11% Okrtober 1,512,100 1,048,100 226% 1,690,887 1,626,925 49% November 558,000 954,100 63% 4,180,275 2,489,388 147% Desember 472,000 86,000 15% 4,254,550 704,275 17% Terlihat bahwa pada setiap kenaikan biaya pengendalian, maka biaya kegagalan akan mengalami penurunan biaya begitu pula bila biaya pengendalian turun maka biaya kegagalan akan mengalami peningkatan. Dengan kata lain antara biaya pencegahan dan biaya kegagalan memiliki perbandiangan yang terbalik. Hal 35

tersebut sesuai dengan pernyataan Hansen dan Mowen mengenai biaya kualitas yang optimal yaitu tingkat mutu yang dapat diterima (acceptable quality level). Adanya hubungan biaya biaya tersebut dibuktikan dengan mengunakan uji korelasi pearson, dengan hasil dibawah ini : Tabel 4 Correlations BiayaPengendalian BiayaKegagalan BiayaPengendalian Pearson Correlation 1 -.802(**) Sig. (2-tailed).002 N 12 12 BiayaKegagalan Pearson Correlation -.802(**) 1 Sig. (2-tailed).002 N 12 12 ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Dari uji tersebut terlihat bahwa terdapat hubungan negatif antara biaya pengendalian dengan kegagalan ( -.802) dan hubungan antara keduanya signifikan (0.002) Tebel perbandingan biaya pencegahan dan biaya kegagalan juga menunjukan bahwa besarnya kenaikan ataupun penurunan biaya pengendalian masih lebih besar dari pada kenaikan ataupun penurunan biaya kegagalan. Dengan kata lain biaya pengendalian yang dikeluarkan Home Industry Aryani Art belum mampu menekan biaya kegagalan yang terjadi. 36

Perbandingan Biaya Kualitas Terhadap Penjualan Tabel 5 Total Biaya Kualitas terhadap Penjualan Home Industry Aryani Art Periode Penjualan Biaya Kualitas Persentase dari Penjualan Januari 86,500,000 4,560,925 5.27% Februari 97,500,000 5,125,550 5.26% Maret 121,000,000 3,818,925 3.16% April 105,000,000 4,609,687 4.39% Mei 92,000,000 5,144,937 5.59% Juni 102,500,000 5,311,562 5.18% Juli 103,500,000 3,245,375 3.14% Agustus 111,000,000 4,146,050 3.74% September 129,500,000 3,781,812 2.92% Okrtober 90,500,000 3,202,987 3.54% November 113,500,000 4,738,275 4.17% Desember 109,500,000 5,356,550 4.89% 37

Grafik 2 Grafik Trend Multiperiode Total Biaya Kualitas 6.00% 5.00% 4.00% 3.00% 2.00% 1.00% 0.00% persentase dari penjualan persentase dari penjualan Dari tabel dan grafik tersebut dapat diketaui bahwa besarnya biaya kualitas pada Home Industry AryaniArt lebih dari 2,5% pada tiap bulannya.. Biaya kualitas yang paling tinggi terjadi pada bulan mei yaitu sebesar 5,59% dan biaya kualitas yang paling rendah terjadi pada bulan September yaitu sebesar 2,92%. Mengacu pada prinsip yang berlaku umum, bahwa biaya kualitas hendaknya kurang dari 2,5% maka dapat dinyatakan bahwa biaya kualitas pada Home Industry Art masih terlalu besar dan Home industry Aryani Art memiliki kesempatan untuk meningkatkan laba dengan cara mengurangi biaya kualitas. 38