BABI PENDAHULUAN 1.1 LATARBELAKANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai berbagai macam suku

BAB I PENDAHULUAN. dan aturan yang harus di patuhi untuk setiap suami, istri, anak, menantu, cucu,

BAB I PENDAHULUAN. dengan Konfusianisme adalah konsep bakti terhadap orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan merupakan corak kehidupan di dalam masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah merupakan semua peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan masuk ke Indonesia melalui jalur perdagangan pada abad ke-16. Masyarakat


BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan. proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi.

UKDW BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang permasalahan. 1) Gambaran umum tentang orang Tionghoa yang ada di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. memberi makna kepada orang lain sesuai dengan konteks yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang majemuk secara etnik, agama, ras dan golongan.

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PERADIGMA. Digunakannya istilah hukum waris adat dalam skripsi ini adalah untuk

Bab 1. Pendahuluan. berasal dari nama tumbuhan perdu Gulinging Betawi, Cassia glace, kerabat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tradisi merupakan salah satu alat untuk mempersatukan antar masyarakat, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. belakang sosiokultural seperti ras, suku bangsa, agama yang diwujudkan dalam

BAB V PENUTUP. penting yang menjadi pokok atau inti dari tulisan ini, yaitu sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kematian merupakan suatu hal yang pasti dialami oleh semua orang, tanpa

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada tujuh unsur kebudayaan universal. Salah satu hal yang dialami

cara damai dan tanpa paksaan maupun kepentingan pribadi.

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. ditinggalkan, karena merupakan kepercayaan atau citra suatu kelompok dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia yang mempunyai ribuan pulau dengan berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. dari pulau Jawa, Bali, Sulawesi, Kalimantan dan daerah lainnya. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara multietnis. Salah satu etnis yang diakui di

BAB I PENDAHULUAN. Suku Tionghoa merupakan salah satu suku yang ada di Indonesia. Saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang Masalah. Kehidupan kelompok masyarakat tidak terlepas dari kebudayaannya sebab kebudayaan ada

BAB I. PENDAHULUAN. Secara kronologis, sejarah Indonesia meliputi masa prasejarah, hindu-budha, masa

I. PENDAHULUAN. Secara umum, kebudayaan memiliki tiga wujud, yakni kebudayaan secara ideal

BAB I PENDAHULUAN. sistem religi/kepercayaan terhadap sesuatu menjadi suatu Kebudayaan. Sistem

BAB V ANALISA DATA. A. Upacara Kematian Agama Hindu Di Pura Krematorium Jala Pralaya

BAB I PENDAHULUAN. Suku Bone, Suku Atingola, dan Suku Mongondow. menyebut Gorontalo berasal dari kata hulontalo, yang juga berasal dari kata

BAB IV MAKNA PELAKSANAAN UPACARA ADAT ALAWAU AMANO BAGI KEHIDUPAN ORANG NOLLOTH. A. Mendiskripsikan Upacara Adat Kematian Alawau Amano

BAB I PENDAHULUAN. 2003: 13). Megalitik berasal dari kata mega yang berarti besar dan lithos yang

BAB I PENDAHULUAN. cukup kaya akan nilai sejarah kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih dikenal dengan multikultural yang terdiri dari keragaman ataupun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Samosir dikenal masyarakat Indonesia karena kekayaan budaya yang

BAB V ANALISA DATA. syarat mutlak bagi pendukung suatu kebudayaan, karena akal penyebab adanya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. watak pada individu. Karena salah satu faktor yang mempengaruhi terbentuknya

KONTEN BUDAYA NUSANTARA Upacara Adat Rambu Solo - Toraja

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia yaitu jiwa (Sensus 2010) 1. Orang

BAB I PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu. buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal)

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya, tidak hanya dari suku bangsa yang ada di Nusantara tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Tidak hanya menyebarkan di daerah-daerah yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan yang dinyatakan oleh Prasetya dalam bukunya yang berjudulilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. atau pola kelakuan yang bersumber pada sistem kepercayaan sehingga pada

BAB 1 PENDAHULUAN Kematian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang terbentang sepanjang Selat Malaka dan Selat Karimata.

BAB VI KESIMPULAN. pemerintah maupun TNS membatasi para pemburu di Pulau Siberut agar tidak

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah I.1.1. Indonesia adalah Negara yang Memiliki Kekayaan Budaya

Filled Notes. 1. Wawancara dengan Bapak YB. Hari/tanggal : Selasa, 27 Maret : Rumah Bapak YB : WITA.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pernikahan merupakan satu bagian dalam proses kehidupan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Wilayah Ngadha adalah wilayah di Flores Tengah. Kabupaten Ngadha terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu. buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pelestarian budaya lokal oleh pemprov Bangka dan proses pewarisan nilai

BAB I PENDAHULUAN. kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan - kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang luas di dunia, karena Indonesia tidak

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan

ISLAMIC CENTRE DI KABUPATEN DEMAK

I. PENDAHULUAN. sebuah kalimat yang berasal dari lafadz hallala-yuhallilu-tahlilan yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. yang pada umumnya mempunyai nilai budaya yang tersendiri. Dalam kehidupan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kota Nanga Bulik (ibu kota Kabupaten Lamandau). Adapun desa-desa yang berbatasan dengan Desa Cuhai adalah :

BAB I PENDAHULUAN. menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan

Kata kunci : Sistem keyakinan, sistem ritus, pendidikan nonformal. Dosen Pembimbing Artikel

BAB III PENYAJIAN DATA. A. Pelaksanaan Kenduri Arwah sebagai rangkaian dari ritual kematian dalam

BAB I PENDAHULUAN. hal yang tercakup seperti adat serta upacara tradisional. Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam sekelompok masyarakat. Masyarakat terbentuk oleh

BAB I PENDAHULUAN. antarbudaya yang tidak terselesaikan. Dan lanjutnya, Umumnya orang menaruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seorang mualaf sebagai Muslim baru, mereka membutuhkan teman,

BAB I PENDAHULUAN. dan yang menjadi sumber mata pencaharian sehari-hari yaitu dengan bercocok

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

sendiri diatur dalam pasak 303 ayat (3) KUHP yang berbunyi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lain menunjukan ciri khas dari daerah masing-masing.

I. PENDAHULUAN. masing-masing sukunya memiliki adat-istiadat, bahasa, kepercayaan,

I. PENDAHULUAN. agama-agama asli (agama suku) dengan pemisahan negeri, pulau, adat yang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia, sesuatu yang sangat unik, yang tidak dimiliki oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. pandangan hidup bagi suatu kelompok masyarakat (Berry et al,1999). Pandangan

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. menjadi pusat perhatian (Singarimbun, 1989: 33).

BAB I PENDAHULUAN. yang baru di mulai dalam sebuah kehidupan. Dan seseorang yang telah meninggal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Latarbelakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang sangat kompleks. Didalamnya berisi struktur-struktur yang

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan dan kepercayaannya. Hal tersebut ditegaskan dalam UUD 1945

I. PENDAHULUAN. Islam datang selalu mendapat sambutan yang baik. Begitu juga dengan. kedatangan Islam di Indonesia khususnya di Samudera Pasai.

BAB I PENDAHULUAN. formal dalam bentuk sebuah negara. Sub-sub etnik mempunyai persamaanpersamaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keberagaman budaya di Indonesia telah melahirkan ragamnya adat istiadat. beragam keyakinan dan kepercayaan yang dianutnya.

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman budaya, adat istiadat, bahasa dan sebagainya. Setiap daerah pun

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman adat istiadat dalam pelaksanaan perkawinan. Di negara. serta dibudayakan dalam pelaksanaan perkawinan maupun upacara

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat dilihat dari kondisi sosio-kultural, agama maupun geografis yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk, salah satu akibat

Transkripsi:

1.1 LATARBELAKANG BABI PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang mempunyai berbagai suku bangsa atau kelompok etnis yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Banyaknya suku bangsa ini membuat Indonesia rriemiliki kekayaan alam dan kebudayaan yang sangat beragam. Orang Tionghoa di Indonesia sebagian besar tinggal di Pulau Jawa dan yang lainnya terseba. ṛ. di sepanjang pantai Timur di Sumatera, misalnya Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Bangka Belitung dan Provinsi Lampung. Di Pulau Kalimantan, masyarakat Tionghoa tersebar di daerah barat, seperti di daerah Singkawang. Sedangkan di Pulau Jawa, masyarakat Tionghoa menetap dan tinggal di kota-kota pelabuhan yang terletak di pantai bagian Utara yang kemudian keluar dan menyebar ke kota-kota pedalaman di Pulau Jawa. Walaupun masyarakat Tionghoa ini adalah kaum minoritas, namun mereka dapat hidup berdampingan dan membaur satu sama lain dengan lingkungan penduduk asli maupun penduduk etnik lainnya. Keakraban yang terjalin ' dengan msyarakat setempat, tidak lantas membuat masyarakat Tionghoa melupakan dan meninggalkan tradisi kebudayaan leluhur/nenek moyang -mereka. Sampai pada hari ini, mereka masih terus melaksanakan dan menjalankan tradisi kebudayaan leluhur tersebut. Hal ini dapat kita jumpai dalam kehidupan seharisehari, baik dalam proses pemikahan, kelahiran, tahun baru, ulang tahun maupun dalam proses upacara kematian. Seperti di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Adat istiadat masyarakat Tionghoa yang menetap telah membaur dengan kebudayaan masyarakat setempat. Walaupun hal ini terjadi, pada pelaksanaann ya masih - 1-!UNIVERSITAS DARMAPERSADA

/'' ' '''' '"' '''. ' dilakukan beberapa tradisi yang mereka percayai dari nenek moyang atau leuhur mereka. Seperti yang terjadi dalam proses upacara kematian. Hal ini terjadi karena dalam kehidupan keagamaan masyarakat Tionghoa, religi tumbuh dan berkembang atas dasar keyakinan kepada bermacam-macam mahluk adikodrati (Di luar kodrat alam, supranatural, seperti Tuhan, Roh Leluhur, surga, neraka, dan lain lain), termasuk arwah para leluhur (Prof.Gondomono, Manusia Kebudayaan, 34. 2013). Kepercayaan akan hal ini juga diyakini oleh masyarakat Tionghoa yang sudah memeluk agama tertentu. Dari situlah kelompok etnik Tionghoa atau keturunan mereka mulai menyebar di pulau Jawa, salah satunya adalah di Kabupaten Purbalingga. Kini kelompok etnik Tionghoa di Purbalingga berjwnlah 3.078 jiwa, 460 jiwa di antaranya adalah penganut muslim, sedangkan sisanya menganut Kristen, Katolik, dan Buddha. Orang-orang Tionghoa sendiri memiliki banyak kebudayaan dan upacara adat yang selalu menarik perhatian masyarakat setempat, salah satunya adalah upacara kematian/pemakaman orang Tionghoa di Kabupaten Purbalingga. Pada upacara kematian, prosesi yang dilaksanakan oleh mereka sesuai dengan agama dan kepercayaan yang mereka yakini dan jalani pada saat ini. Namun, karena merek keturunan etnis Tionghoa, mereka tidak lantas dapat melupakan tradisi yang dulunya dilaksanakan oleh leluhur. Di samping melaksanakan prosesi upacara kematian sesuai dengan agama atau kepercayaan mereka, dilaksanakan juga prosesi adat yang diwarisi oleh nenek moyang mereka. Kematian sendiri merupakan proses terakhir manusia di dunia dalam menjalani kehidupannya. Dilahirkan, tumbuh dewasa, kemudian berakhir dengan kematian. Semua hal itu pasti akan dialami oleh manusia tanpa terkecuali, tidak memandang agama, suku, jenis kelmain, atau pun kedudukan - 2 -!UNIVERSITAS DARMA PERSADA

- seseorang di dunia ini. Kernatian bisa datang kapan saja dan di mana saja untuk menjemput kita. Bagi orang yang memeluk agarna Islam, rnereka percaya bahwa ketika mereka meninggal atau ketika kematian datang rnenjemputnya, pada akhir semua itu mereka akan menentukan masuk surga atau neraka. Lain halnya dengan apa yang dipercayai oleh orang-orang Tionghoa. Mereka mempercayai bahwa setelah kematian akan muncul kehidupan baru. Mereka percaya bahwa dalarn relasi seseorang dengan Tuhan atau kekuatan-kekuatan lain yang mengatur kehidupan baik langsung maupun tidak langsung, berlaku hal-hal sebagai berikut: - 1. Adanya reinkarnasi bagi semua manusia yang telah meninggal, biasa disebut sebagai cut siel qu shil-k*:..o 2. Adanya hukurn karma bagi semua perbuatan manusta baik yang terpuji maupun yang buruk, antara lain tidak mendapatkan keturunan. Biasa disebut ko kutlyi chuan/j{ 1t o 3. Leluhur yang telah meninggal (arwah leluhur lzuxian zhi ling/ Jl.JtZ X ) pada waktu-waktu tertentu dapat diminta datang untuk dijamu(ceng beng/qing ming/ ) 4. enghormati para leluhur dan orang pandai (tua pe kong/ ta bo gong/ k1 ) 5. Kutukan para leluhur, melalui kuburan atau batu nisan yang dirusak,- (born paylmu pail -t ) 6. Apa yang dilakukan sernasa hidup ( di dunia /zai ren jian / -!la Ia}) juga akan dialarni di alarn akhirat. Kehidupan sesudah mati akan berlaku sarna seperti kehidupan di dunia ini narnun dalam kualitas yang lebih baik. (Surnber : Nugraha, A. 2008. Membaca Kepribadian Orang-orang Cina. Jogjakarta : Garasi) - 3 - juniver SITAS DARMA PERSADA

'ti Dengan adanya kepercayaan yang seperti itu, di dalam kebudayaan dan tradisi Tionghoa, prosesi upacara kematian mulai dari memandikan, penutupan peti hingga mengantarkan jenazah ke tempat peristirahatan terakhir (pemakaman) atau ke tempat kremasi (krematorium) harus dijalani oleh para keluarga serta kerabat mendiang dengan sungguh-sungguh. Setiap proses yang dilaksanakan sangatlah penting dan memiliki makna yang sangat mendalam. Peranan yayasan kemati atau rumah duka juga sangat penting dalam pelaksanaan upacara kematian. Salah satu rumah duka atau yayasan kematian yang ada di Purbalingga adalah Perhimpunan Pertolongan Kematian dan Sosial Sentausa (PPKS). PPKSf ini adalah perhimpunan kematian yang melayani jasa kematian, baik anggota PPKS sendiri, maupun bukan anggota PPKS. Adanya PPKS ini sangat membantu masyarakat dalam membantu persiapan upacara kematian dan persiapannya. Namun beberapa tahun belakangan, upacara kematian etnik Tionghoa di Purbalingga mengalami akulturasi dengan kebudayaan Jawa, sehingga upacara kematian lebih disederhanakan. Semua proses upacara adat kematian sekarang ini sudah banyak yang tidak diikuti dan lebih banyak dilakukan penyederhanaan, karena penyelenggaraan kematian tempo dulu dianggap rumit. 1.2 RUMUSAN PERMASALAHAN Berdasarkan latar belakang di atas, dapat disimpulkan permasalahanperm alahan yang akan diangkat dalam penulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana sejarah dan kehidupan orang Tionghoa di Purbalingga? 2. Bagaimana sejarah dan peranan Perhimpunan Pertolongan Kematian dan Sosial Sentausa (PPKS) dalam upacara kematian orang Tionghoa? 3. Bagaimana peranan PPKS dalam upaya meningkatkan solidaritas masyarakat Tionghoa di Kabupaten Purbalingga? 4. Bagaimana prosesi upacara kematian kelompok etnis Tionghoa dan halhal yang terkait di dalamnya? - 4 -!UNIVERSITAS DARMA PERSADA

5. Bagaimana pengaruh budaya Jawa dalam kematian kelompok etnis Tionghoa di Purbalingga? 1.3 RUANG LlNGKUP MASALAH Dalam skripsi ini penulis membatasi masalah sebagai berikut : 1. Skripsi ini hanya akan membahas Peranan PPKS dalam upacara kematian kelompok etnik Tionghoa di Kabupaten Purbalingga saja. 1.4 TUWAN PENELITIAN Menjawab permasalahan dan pertanyaan sesuai dengan perumusan masalah dalam penelitian ini, maka tujuan yang a,kan dicapai adalah sebagai berikut :.!, 1. Menjelaskan sejarah dan kehidupan orang Tionghoa di Purbalingga 2. Menjelaskan sejarah dan peranan PPKS terhadap kematian orang Tionghoa. 3. Menjelaskan peranan PPKS dalam upaya meningkatkan solidaritas dikalangan masyarakat Tionghoa di Kabupaten Purbalingga. 4. Menguraikan prosesi upacara kematian kelompok etnis Tionghoa dan hal-hal yang terkait di dalamnya. 5. Menjelaskan bagaimana pengaruh budaya Jawa dalam kematian kelompok etnis Tionghoa di Purbalingga. 1.5 MANFAATPENELITIAN -flasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi-informasi dan pengetahuan yang lengkap dan mendalam kepada semua mahasiswa yang ingin mengetahui upacara kematian kelompok etnik Tionghoa dan dapat manarik minat peneliti lain untuk melakukan penelitian secara mendalam terhadap etnik Tionghoa dalam kajian-kajian tertentu. - 5 - IUN1VERSITAS DARMA PERSADA

1.6 METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan dengan mengambillokasi di Kabupaten Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah. Metode-metode yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Penelitian Kepustakaan Pada metode ini, penulis elakukan pengumpulan data dengan membaca buku-buku yang berkaitan dengan proses upacara kematian kelompok Etnik Tionghoa, atau adat istiadat orang Tionghoa. Dalam J inendapatkan bahan pustaka ini mencari koleksi buku-buku baik berbahasa Indonesia ataupun berbahasa Mandarin. Menggunakan beberapa buku, majalah, jumal dan pakar yang mengerti budaya orang Tionghoa. 2. Penelitian Lapangan Yaitu dengan metode observasi melakukan pengamatan langsung. Selain itu dengan melakukan tanya jawab secara lisan dan tatap muka. langsung dengan narasumber yang berwenang dan berkompeten memberikan informasi. 3. Wawancara Data dikumpulkan melalui wawancara dan penelitian lapangan. Mewaw(!llcarai Tokoh/Pakar yang mengerti kebudayaan Tionghoa di ; Purbalingga, seperti Tokong dan Ketua Paguyuban Tionghoa Kabupaten Purbalingga. 1.7 SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Permasalahan - 6 -!UNIVERSITAS DARMA PERSADA

1.3 Ruang Lingkup 1.4 Tujuan Penelitian 1.5 Manfaat Penelitian 1.6 Metode Penelitian 1.7 Sistematika Penyusunan Skripsi BAB II : TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Awal Kedatangan Orang Tionghoa ke Indonesia 2.2 Sejarah Kedatangan Orang Tionghoa di Karesidenan Banyumas 2.3 Opsir Tionghoa di Karesidenan Banyumas (Banjoemas) 2.4 Hubungan Orang Tionghoa!i ngan Masyarakat Purbalingga 2.5 Sistem Religi Masyarakat Tionghoa di Purbalingga BAB III :PEMBAHASAN 3.1 Lokasi dan Sejarah PPKS 3.2 Struktur Kepengurusan dan Sistem Keanggotaan PPKS 3.3 Bangunan Sekretariat PPKS 3.4 Peranan PPKS dalam kematian masyarakat Tionghoa di Purbalingga 3.5 Prosesi Upacara Kematian Kelompok Etnis Tionghoa 3.6 Masa Berkabung 3.7 Pengaruh budaya Jawa/akulturasi dalam kematian masyarakat Tionghoa di Purbalingga BABY 4.1 Kesimpulan 4.2 Saran GLOSARIUM DAFTAR PUSTAKA - 7 - IUNIVERSIT AS DARMA PERSADA