102 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan tentang pelaksanaan pengkodean topografi dan morfologi neoplasma di lembar ringkasan riwayat masuk dan keluar pada berkas rekam medis pasien rawat inap di Unit Bedah RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1. Pelaksanaan Pengkodean Kasus Neoplasma Berdasarkan ICD-10 Pada Lembar Ringkasan Riwayat Masuk dan Keluar Proses penentuan kode topografi dan morfologi neoplasma sudah sesuai Standar Prosedur Operasional/Prosedur Tetap di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta No Dokumen 05.5.05.322.07 tentang pelaksanaan kode penyakit pasien rawat inap secara umum. Di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta pengisian kode topografi neoplasma sebagian besar sudah terisi semua tetapi dalam pengisian kode morfologi peneliti menemukan masih banyak yang tidak terisi pada lembar ringkasan riwayat masuk dan keluar walaupun hasil PA ada dalam berkas rekam medis, ada juga pada berkas rekam medis pasien tidak disertai hasil PA.
103 2. Prosentase Keterisian dan Ketepatan Kode Topografi dan Morfologi Neoplasma Berdasarkan ICD-10 Pada Lembar Ringkasan Riwayat Masuk dan Keluar Berdasarkan hasil studi dokumentasi pada berkas rekam medis kasus neoplasma pasien rawat inap di Unit Bedah RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta diketahui tingkat keterisian kode topografi neoplasma 100% terisi semua, sedangkan tingkat keterisian kode morfologi neoplasma yang disertai hasil PA sebesar 27 % terisi sisanya 73% tidak terisi. Dan untuk tingkat keterisian kode morfologi yang tidak disertai hasil PA tetapi ada kode morfologi yang dilihat dari diagnosis utama yg mencerminkan morfologinya sebesar 26 % terisi sedangkan sisanya 74 % tidak terisi. Keterisian kode topografi adalah penulisan kode topografi/lokasi neoplasma pada kolom kode diagnosis utama ringkasan riwayat masuk dan keluar berkas rekam medis. Apabila terdapat kode kosong/tidak tertulis atau hanya menuliskan tanda (-), maka dianggap tidak terisi. Sedangkan keterisian kode morfologi adalah penulisan kode morfologi pada kolom morfologi pada lembar ringkasan riwayat masuk dan keluar berkas rekam medis. Apabila terdapat kode kosong/tidak tertulis atau hanya menuliskan tanda (-), maka dianggap tidak terisi. Berdasarkan hasil studi dokumentasi pada berkas rekam medis kasus neoplasma pasien rawat inap di Unit Bedah RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta diketahui tingkat ketepatan kode topografi neoplasma sebesar 74% sudah tepat dan sisanya 26% tidak tepat. Tingkat ketepatan kode
104 morfologi neoplasma yang disertai hasil PA sebesar 19% sudah tepat dan sisanya 81% tidak tepat. Tingkat ketepatan kode morfologi neoplasma yang tidak disertai hasil PA sebesar 23% sudah tepat dan sisanya 77% tidak tepat. Kode topografi neoplasma tepat adalah kode diagnosis utama penyakit kanker pada lembar ringkasan riwayat masuk dan keluar ditulis spesifik 3 atau sampai 4 karakter sesuai dengan kode yang ada pada ICD- 10. Kode topografi tidak tepat adalah kode topografi pada lembar ringkasan riwayat masuk dan keluar ditulis tidak spesifik sesuai dengan kode yang ada pada ICD-10. Sedangkan kode morfologi tepat adalah kode morfologi pada lembar ringkasan riwayat masuk dan keluar ditulis spesifik sampai 5 digit sesuai dengan kode yang ada pada ICD-10. Kode morfologi tidak tepat adalah kode morfologi pada lembar riwayat ringkasan masuk dan keluar ditulis tidak spesifik sesuai dengan kode yang ada pada ICD-10. 3. Faktor-Faktor Penyebab Ketidakterisian dan Ketidaktepatan Kode Topografi dan Morfologi Neoplasma a) Faktor SDM Kurangnya pemahaman petugas pengkodean dalam mengisi kode topografi dan morfologi neoplasma, petugas pengkodean yang menganggap pengisian kode morfologi neoplasma di lembar ringkasan riwayat masuk dan keluar belum terlalu penting sehingga pada lembar ringkasan riwayat masuk dan keluar masih terdapat kekosongan. Petugas rekam medis bagian pelaporan yang menganggap kode
105 morfologi tidak termasuk daftar laporan rumah sakit baik internal maupun eksternal, kelengkapan kode morfologi sebagai kode tambahan. Dokter yang mengatakan bahwa kolom morfologi tidak diisi sehingga berpengaruh pada petugas pengkodean tidak menuliskan kode morfologi neoplasma. Dalam hal ini petugas pengkodean mempunyai andil yang besar dalam kelengkapan pengisian kode topografi dan morfologi neoplasma pada lembar ringkasan riwayat masuk dan keluar yang nantinya akan berdampak pada ketepatan kode topografi dan morfologi neoplasma. Dan dokter seharusnya melakukan pendokumentasian diagnosis kanker dan morfologi secara lengkap dan spesifik. b) Pendukung Proses pemeriksaan PA membutuhkan waktu yang cukup lama. hasil PA sering telat keluarnya namun dalam pelaksanaan pengkodean penyakit pada berkas rekam medis pasien rawat inap juga sering telat karena biasanya petugas pengkodean mengerjakan pengkodean registrasi pasien rawat inap yang sudah lama. Jadi seharusnya petugas pengkodean dapat melihat berkas rekam medis pasien rawat inap yang sudah disertai dengan hasil PA untuk menentukan kode morfologi pada kolom morfologi di lembar ringkasan riwayat masuk dan keluar.
106 c) Faktor Kebijakan Tidak adanya kebijakan, protap atau aturan serta sosialisasi dari rumah sakit mengenai pengisian kode topografi dan morfologi neoplasma menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya ketidaklengkapan kode topografi dan morfologi neoplasma. Protap yang ada hanya secara umum seperti index dan coding, tidak ada secara khusus terhadap kasus kanker. Secara spesifik protap yang mengatur tentang pengkodean topografi dan morfogi belum ada. B. SARAN Dari hasil penelitian dapat diberikan saran sebagai berikut : 1. Sebaiknya pihak rumah sakit mengadakan sosialisasi pentingnya kode morfologi dan pelatihan terkait pengkodean topografi dan morfologi neoplasma pada petugas pengkodean dan mengadakan sosialisasi kepada dokter agar melakukan pendokumentasian diagnosis kanker dan morfologi secara lengkap dan spesifik. 2. Sebaiknya coder tidak langsung mengkode dari hasil patologi anatomi tetapi mengkode penyakit sesuai dengan diagnosis yang ditulis dokter pada berkas rekam medis dan konfirmasi diagnosis ke dokter yang bersangkutan. 3. Sebaiknya Kepala Instalasi Catatan Medik melengkapi prosedur tetap pengkodean tentang pengisian kode topografi dan morfologi neoplasma
107 agar data yang dihasilkan lengkap, akurat dan dapat dipertanggung jawabkan.