Dr. Hamdan Zoelva, S.H., M.H. Prof. Dr. Arief Hidayat, S.H., M.S. Dr. H. Ahmad Fadlil Sumadi, S.H., M.H. Dr. Anwar Usman, S.H., M.H. Prof. Dr. Aswanto, S.H., M.Si., DFM. Prof. Dr. Maria Farida Indrati, S.H., M.H. Dr. Muhammad Alim, S.H., M.Hum. Dr. Patrialis Akbar, S.H., M.H. Dr. Wahiduddin Adams, S.H., M.A.
"SEJARAH TIDAK PERNAH BERULANG, YANG BERULANG ADALAH KEGAGALAN KITA DALAM BELAJAR DARI SEJARAH. Voltaire (1733)
Pengantar Pusat Sejarah Konstitusi merupakan wahana edukasi yang mendokumentasikan dinamika perjalanan sejarah konstitusi dan Mahkamah Konstitusi yang ditampilkan melalui perpaduan informasi, seni dan teknologi. Melalui Pusat Sejarah Konstitusi, diharapkan para pengunjung dapat secara mudah memahami nilai-nilai yang terkandung dalam konstitusi berikut perjalanannya dalam garis sejarah bangsa Indonesia. Pada gilirannya, kehadiran Pusat Sejarah Konstitusi diharapkan menumbuhkan kesadaran terhadap hak-hak konstitusional warga negara sehingga mendorong partisipasi konstruktif dalam mewujudkan budaya sadar berkonstitusi. Pusat Sejarah Konstitusi terletak di lantai 5 dan lantai 6 gedung MK dengan luas 1.462 m yang terbagi dalam delapan zona. Lantai 5 dimulai dari zona Pra Kemerdekaan hingga zona Perubahan UUD 1945, sedangkan lantai 6 merupakan zona Mahkamah Konstitusi. Selamat berkunjung! Jakarta, 16 Desember 2014 2
Denah Lantai 5 Zona Kembali ke UUD 1945 Zona UUD 1945 Diorama Dekrit Diorama Presiden Sidang PPKI Zona Kemerdekaan Hologram Zona Perubahan UUD 1945 Lt. 6 Zona Pra Kemerdekaan Lift Lift Lobi Lift Denah Lantai 6 Pro l Hakim Kepaniteraan & Sekretariat Jenderal Landmark Decisions Tugas & Wewenang MKRI Sejarah MKRI 3
Lobi Sambutan melalui pantulan holo screen menyambut pengunjung saat menginjakkan kaki di Pusat Sejarah Konstitusi Indonesia. Pada layar tersebut muncul secara bergantian foto Hakim Konstitusi dan gedung Mahkamah Konsitusi. Zona Lobi 4 Sambutan ini memiliki makna keluhuran budaya dan sikap keterbukaan Mahkamah Konstitusi yang menjadi penjaga keberlangsungan demokrasi bagi kepentingan rakyat.
Bagian I Zona Pra Kemerdekaan Kesadaran untuk membentuk bangsa diawali dengan pergerakan perlawanan terhadap penjajah. Pergerakan perlawanan terjadi di berbagai daerah di Indonesia seperti perlawanan Kaum Padri yang dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol, perlawanan yang dipimpin oleh Pangeran Diponegoro, perlawanan rakyat Aceh yang dipimpin oleh Teuku Umar dan Cut Nyak Dien, serta pergerakan perlawanan di daerah lainnya. Zona Lobi Di sisi lain, atas dorongan politik etis, pemerintah Hindia Belanda, kesempatan mengenyam pendidikan menjadi manusia terdidik didapatkan oleh sekelompok pemuda yang kelak menjadi tokoh pemikir dan pemimpin bangsa. Merekalah motor penggerak sekaligus Bapak Pendiri Bangsa dalam membentuk negara kesatuan yang merdeka dan berdaulat bernama Indonesia. Pada 1908, muncullah kesadaran rasa kebangsaan yang mencapai puncaknya pada Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928. 5
sejarah sedekat sentuhan jari Navigasi layar sentuh Sentuh menu sesuai konteks Geser kiri-kanan untuk memilih Sentuh ikon untuk kembali 6
Di zona ini, pengunjung mendapatkan informasi lebih rinci tentang kedatangan bangsa Eropa hingga penduduk an Jepang di Indonesia melalui media visual pendukung, yaitu dua meja layar sentuh dan sebuah panel televisi. 7
Bagian II Zona Kemerdekaan Hologram Di akhir masa Perang Dunia II, pemerintahan Jepang menjanjik an kemerdek aan Indonesia. Untuk mewujudkan janjinya dibentuklah Badan Penyidik Usaha-Usaha Persiapan Pada zona ini ditampilkan peristiwa penting terkait dengan persiapan k e m e r d e k a a n h i n g g a t e r j a d i ny a proklamasi kemerdekaan, yaitu Janji Kemerdekaan dari Jepang, Pembentukan BPUPK, Peristiwa Dalat, Pembentukan PPKI, Peristiwa Rengasd e n g k l o k, d a n Pe m b a c a a n Te k s Proklamasi Kemerdekaan. 8