S. Ainnurrahmah, K. Widnyani Astuti, dan P. Oka Samirana

dokumen-dokumen yang mirip
Astuti dkk. Korespondensi: Ni Putu Erikarnita Sari

Cacing Gelang Babi (Ascaris suum Goeze) Secara In Vitro. Ariani, N. K. M. 1, Astuti, K.W. 1, Yadnya-Putra, A.A. G. R. 1

UJI AKTIVITAS VERMISIDAL EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG LAMTORO

UJI AKTIVITAS ANTHELMINTIK EKSTRAK ETANOL DAUN PEPAYA PADA CACING GELANG BABI

UJI AKTIVITAS VERMISIDAL EKSTRAK ETANOL DAUN LAMTORO

BAB I PENDAHULUAN. cacing Ascaris suum Goeze yang menyerang ternak, terutama pada babi muda

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Soil-transmitted helminthiasis merupakan. kejadian infeksi satu atau lebih dari 4 spesies cacing

UJI IN VITRO EKSTRAK ETANOL BUAH NANAS (Ananas comosus (L.) Merr) TERHADAP DAYA MORTALITAS CACING GELANG BABI (Ascaris suum Goeze)

EFEK ANTELMINTIK EKSTRAK ETANOL RIMPANG JAHE MERAH. (Zingiber officinale Roscoe var. rubrum) TERHADAP CACING. Ascaris suum Goeze SECARA IN VITRO

Uji Efektivitas Daya Anthelmintik Ekstrak Biji Mentimun (Cucumis sativum, L) Terhadap Cacing Ascaridia galli secara In Vitro

UJI DAYA ANTHELMINTIK INFUS BIJI DAN INFUS DAUN PETAI CINA (Leucanea leucocephala) TERHADAP CACING GELANG AYAM (Ascaridia galli) SECARA IN VITRO

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan the post test only controlled group design (Taufiqurahman, 2004).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UJI EFEKTIVITAS ANTHELMINTIK EKSTRAK RIMPANG BANGLE (Zingiber purpureum Roxb.) TERHADAP CACING Ascaridia galli SECARA IN VITRO

I. PENDAHULUAN. menyerang unggas, termasuk ayam (Suripta, 2011). Penyakit ini disebabkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK EFEK INFUSA DAUN GANDARUSA

UJI EFEKTIFITAS DAYA ANTELMINTIK INFUS DAUN KETEPENG CINA (Cassia alata L.) TERHADAP CACING GELANG (Ascaris lumbricoides) SECARA IN VITRO ABSTRAK

The Efficacy of Anthelmintic of Carrot Juice (Daucus carota) Against Ascaridia galli

UJI EFEK ANTELMINTIK EKSTRAK ETANOL BIJI PINANG (ARECA CATECHU) TERHADAP CACING ASCARIS LUMBRICOIDES DAN ASCARIDIA GALLI SECARA IN VITRO

UJI EFEKTIVITAS DAYA ANTHELMINTIK JUS BIJI MENTIMUN (Cucumis Sativum, L) TERHADAP CACING ASCARIDIA GALLI SECARA IN VITRO

Vermisidal dan Ovisidal Ekstrak Daun Pepaya Terhadap Cacing Ascaris suum Secara In Vitro

BAB I PENDAHULUAN. menyerang hewan jenis unggas. Ascaridia galli merupakan cacing parasit yang

ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi persyaratan dalam menempuh Program Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran

BAB I PENDAHULUAN. Ascaris lumbricoides merupakan cacing gelang yang. termasuk ke dalam golongan Soil Transmitted Helminths

UJI DAYA ANTHELMINTIK INFUS DAUN DAN INFUS BIJI PARE (Momordica charantia) TERHADAP CACING GELANG AYAM (Ascaridia galli) SECARA IN VITRO

Daya Antihelmintik Nanas (Ananas comocus) terhadap Ascaris lumbricoides secara In Vitro

DAYA VERMISIDAL DAN OVISIDAL BIJI PINANG (Areca catechu L) PADA CACING DEWASA DAN TELUR Ascaris suum SECARA IN VITRO

Aktivitas Anthelmintik Ekstrak Tanaman Putri Malu (Mimosa Pudica l) Terhadap Cacing Gelang Babi (ascaris suum. L)

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FARMAKOLOGI PERCOBAAN 6

BAB V PEMBAHASAN. androgunus (L.) Merr.) terhadap mortalitas Ascaris suum Goeze secara in vitro,

UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN PEPAYA (Carica papaya) TERHADAP WAKTU KEMATIAN CACING Ascaridia galli Schrank SECARA IN VITRO

UJI DAYA ANTHELMINTIK INFUSA BAWANG PUTIH (Allium sativum Linn.) TERHADAP CACING GELANG BABI (Ascaris suum) SECARA IN VITRO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. EFEK ANTELMINTIK EKSTRAK ETANOL DAUN PARE (Momordica charantia L.) TERHADAP CACING Ascaris suum BETINA SECARA IN VITRO

BAB I PENDAHULUAN. lumbricoides) yang ditularkan melalui tanah (Soil Transmitted

BAB I PENDAHULUAN. (cacing) ke dalam tubuh manusia. Salah satu penyakit kecacingan yang paling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Lamtoro (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit)

ABSTRACT. THE ANTHELMINTIC EFFECT OF PAPAYA SEEDS (Caricae semen) ON Ascaris suum IN VITRO

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium. dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) atau completely randomized

EFEK ANTIHELMINTIK EKSTRAK ETANOL BIJI ADAS MANIS (Pimpinella anisum L.) PADA CACING GELANG BABI (Ascaris suum GOEZE) IN VITRO SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kecepatan pemusingan berbeda yang diberikan pada sampel dalam. pemeriksaan metode pengendapan dengan sentrifugasi.

Prosiding Farmasi ISSN:

ABSTRAK. UJI EFEKTIVITAS A TIASCARIS I FUSA BUAH A AS (Ananas comosus L.Merr) SECARA in vitro

III. METODE PENELITIAN. Desain Penelitian pada penelitian ini adalah eksperimental dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang kurang bersih. Infeksi yang sering berkaitan dengan lingkungan yang kurang

ABSTRAK. EFEK ANTELMINTIK DAUN JA WER KOTOK (Coleus scutellaroides L. Benth) TERHADAP Ascaris suum IN VITRO

Identifikasi Senyawa Kimia Ekstrak Etanol Mentimun (Cucumis sativus L.) dan Ekstrak Etanol Nanas (Ananas comosus (L) Merr.)

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian the post test only control group design. Yogyakarta pada tanggal 21 Desember Januari 2016.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. post test only controlled group design. Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga, Jawa Tengah.

Uji Daya Antihelmintik Dekok Daun Pepaya (Carica papaya L.) terhadap Ascaris suum secara In Vitro

UJI VERMISIDAL DAN OVISIDAL EKSTRAK METANOL DAUN PEPAYA (Carica papaya L) DENGAN KONSENTRASI 0,25% - 1% TERHADAP CACING ASCARIS SUUM SECARA IN VITRO

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi Fakultas

IDENTITAS DOKUMEN (Preview)

Uji Toksisitas Potensi Insektisida Nabati Ekstrak Kulit Batang Rhizophora mucronata terhadap Larva Spodoptera litura

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.

Efektifitas Biji Pepaya dalam membunuh Ascaris suum : uji in-vitro Effectivity of papaya seeds againsts Ascaris suum : an in-vitro study

UJI EFEKTIFITAS DAYA ANTHELMINTIK PERASAN BUAH SEGAR. DAN INFUS DAUN MENGKUDU (Morinda citrifolia) TERHADAP. Ascaridia galli SECARA IN VITRO

PENGARUH EKSTRAK ETANOL RIMPANG KENCUR (Kaempferia YANG DIINDUKSI ASAM ASETAT ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

UJI DAYA ANTHELMINTIK PERASAN BUAH SEGAR PACE (Morinda citrifolia) TERHADAP CACING Ascaridia galli SECARA IN VITRO ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

Prosiding Farmasi ISSN:

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian bulan Desember 2011 hingga Februari 2012.

JURNAL FARMASI UDAYANA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Helminthes (STH) merupakan masalah kesehatan di dunia. Menurut World Health

BAB 1 PENDAHULUAN. ditularkan melalui tanah. Penyakit ini dapat menyebabkan penurunan kesehatan,

BAB III METODE PENELITIAN. penelitan the post test only control group design. 1) Larva Aedes aegypti L. sehat yang telah mencapai instar III

BAB I PENDAHULUAN. Kejadian kecacingan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Lebih

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Anthony Wibowo K, 2011 Pembimbing Utama : Djusena, dr, AIF Pembimbing Pendamping : Dr. Sugiarto Puradisastra,dr, M.kes

PENAPISAN FITOKIMIA DAN UJI AKTIVITAS ANTHELMINTIK EKSTRAK DAUN JARAK (Jatropha curcas L.) TERHADAP CACING Ascaridia galli SECARA in vitro

ABSTRAK. KONSENTRASI OPTIMAL EKSTRAK ETANOL DAUN PANDAN WANGI (Pandanus amaryllifolius Roxb.) SEBAGAI LARVISIDA TERHADAP Aedes sp.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian bersifat analitik karena akan membandingkan jumlah

JURNAL FARMASI UDAYANA

FORMULASI DAN EVALUASI SIRUP EKSTRAK DAUN SIDAGURI (Sida rhombifolia L.)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

UJI DAYA ANTHELMINTIK PERASAN UMBI BAWANG PUTIH (Allium sativum) TERHADAP CACING Ascaridia galli SECARA IN VITRO ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Sapi adalah salah satu ruminansia yang paling banyak di ternakkan di

I. PENDAHULUAN. ton), dan itik/itik manila ( ton). ayam untuk berkeliaran di sekitar kandang membuat asupan makanan ayam

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan konsentrasi ekstrak daun

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian RAL (Rancangan Acak Lengkap), dengan 7 perlakuan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan konsentrasi

UJI IN VITRO AKTIVITAS ANTELMINTIK EKSTRAK ETILASETAT DAUN PUGUN TANOH [Curanga fel-terrae (Lour.) Merr.] SKRIPSI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V PEMBAHASAN. Linn. var. Assamica) terhadap mortalitas cacing Ascaris suum, Goeze dilakukan

Uji Daya Antelmintik Ekstrak Perasan dan Infusa Daun Srikaya (Annona squamosa L.) Terhadap Cacing Gelang Ayam (Ascaridia galli) Secara In Vitro

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November Proses ekstraksi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan

Efektifitas Dosis Tunggal Berulang Mebendazol500 mg Terhadap Trikuriasis pada Anak-Anak Sekolah Dasar Cigadung dan Cicadas, Bandung Timur

I. PENDAHULUAN. merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di negara negara

BAB 1 PENDAHULUAN. nematoda yang hidup di usus dan ditularkan melalui tanah. Spesies cacing

BAB III METODE PENELITIAN

DAYA MEMBUNUH CACING EKSTRAK BIJI PEPAYA (CARICA PAPAYA) PADA AYAM BURAS

Uji Daya Anthelmintik Ekstrak Etanol Daun Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus) sebagai Anthelmintik Terhadap Ascaris suum secara in vitro

PEMANFAATAN EKSTRAK KLOROFORM KULIT BATANG TUMBUHAN NYIRI BATU (Xylocarpus moluccensis (Lamk) M. Roem.) (Meliaceae) SEBAGAI BIOINSEKTISIDA

Transkripsi:

p-issn 1907-9850 e-issn 2599-2740 UJI AKTIVITAS VERMISIDAL EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG LAMTORO (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) PADA CACING TANAH (Pheretima posthuma) SECARA IN VITRO S. Ainnurrahmah, K. Widnyani Astuti, dan P. Oka Samirana Progam Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana *E-mail: simasti.ainun@yahoo.com ABSTRAK Askariasis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh cacing Ascaris lumbricoides terutama terjadi pada anak-anak. Salah satu upaya penanggulangan askariasis yang menyerang manusia dilakukan dengan cara memberikan antelmintik yang diperlukan untuk pengembangan potensi tanaman obat tradisional yaitu kulit batang lamtoro. Ada beberapa tahapan dalam penelitian ini yaitu determinasi tumbuhan, determinasi cacing tanah Pheretima posthuma, uji daya vermisidal secara in vitro. Uji aktivitas vermisidal dilakukan pada 105 cacing tanah sebagai sampel kemudian dibagi dalam 7 kelompok yaitu kelompok pertama kontrol negatif berupa suspensi CMC-Na 0,5% b/v); kelompok kedua kontrol positif berupa suspensi Pirantel pamoat 0,042% b/v; Selanjutnya suspensi ekstrak etanol kulit batang lamtoro dilakukan pada kelompok perlakuan ketiga sampai ketujuh 0,25% b/v; 0,5% b/v; 1% b/v; 2% b/v; dan 4% b/v pada masing-masing perlakuan diinkubasi pada suhu 37 C setelah itu dilakukan pengamatan berapa perolehan mortalitas cacing Pheretima posthuma dalam tiap 2 jam selama 50 jam. Untuk mengetahui data persentase mortalitas cacing tanah Pheretima posthuma, maka perlu dilakukan beberapa tahap uji yaitu uji Kruskal- Wallis yang selanjutnya uji Mann-Whitney kemudian digunakan analisis probit untuk mengetahui nilai LC 100 dan LT 100 ekstrak etanol kulit batang lamtoro. Hasil uji aktivitas vermisidal ekstrak etanol kulit batang lamtoro terhadap cacing tanah Pheretima posthuma diperoleh salah satu kelompok yaitu perlakuan tujuh dengan konsentrasi 4% b/v yang diketahui memiliki aktivitas vermisidal terhadap cacing tanah Pheretima posthuma karena sesuai dengan hasil uji statistik diperoleh hasil berbeda bermakna dengan kontrol negatif (p<0,05). Nilai LC 100 dan LT 100 berdasarkan analisis probit ekstrak etanol kulit batang lamtoro yaitu sebesar 4,2% b/v dan 53 jam. Kata kunci: kulit batang Leucaena leucocephala, LC 100, LT 100, Pheretima posthuma, Vermisidal ABSTRACT Askariasis is an infection caused by Ascaris lumbricoides Especially in children. One of the efforts to overcome the ascariasis that attacks humans is done by providing antelmintik necessary for the development of potential traditional medicinal plants is lamtoro tree bark. There are several stages in this research that is the determination of plants, the determination of earthworm Pheretima posthuma, vermisidal power test in vitro. The vermisidal activity test was performed on 105 samples of worms then divided into 7 groups, the first group of negative controls in the form of suspension of CMC-Na 0,5% b/v); The second group of positive controls were Pirantel pamoat suspension 0,042% b/v; next the suspension of ethanol extract of lamtoro tree bark was carried out in the third to seventh treatment group of 0,25% b/v; 0,5% b/v; 1% b/v; 2% b/v; and 4% b/v in each treatment was incubated in 37 C after observation of how much Pheretima posthuma worm mortality in every 2 hours for 50 hours. To know the percentage data of earthworm mortality of Pheretima posthuma, it is necessary to do some test phase that is Kruskal-Wallis test which then Mann-Whitney test then used probit analysis to LC 100 and LT 100 extract ethanol leather lamtoro. The results of the activity test vermisidal tree bark ethanol extract lamtoro against earthworms Pheretima Posthuma obtained one of the groups is the treatment of seven with a concentration of 4% b/v with known activity vermisidal against earthworms Pheretima Posthuma because according to the statistical test result significantly different with control negative (p<0.05). The value of LC 100 and LT 100 based on probit analysis of lamtoro stam ethanol extract is 4,2% b/v and 53 hours. Keywords: stem bark of Leucaena leucocephala, LC 100, LT 100, Pheretima posthuma, Vermisidal 25

JURNAL KIMIA 12 (1), JANUARI 2018: 25-29 PENDAHULUAN Soil Transmitted Helminths (STH) merupakan kelompok parasit golongan nematoda usus yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia melalui kontak dengan telur dan larva yang mengalami perkembangan di dalam tanah dengan kondisi yang hangat dan lembab terutama pada negara-negara tropis dan subtropis di dunia. Ada tiga jenis Soil Transmitted Helminth yang paling sering menginfeksi manusia adalah cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing cambuk (Trichuris trichiura), dan cacing tambang (Necator americanus dan Ancylostoma duodenale) (WHO, 2006). Salah satu jenis cacing gelang yang umum menyerang manusia adalah Ascariasis lumbricoides yang dapat menyebabkan penyakit yang serius seperti malnutrisi terutama pada anakanak sampai kematian (Ideham, B., dan Pusarawati, S., 2007). Penggunaan salah satu anthelmintik telah dilakukan untuk mengendalikan askariasis pada anak. Pirantel pamoat merupakan anthelmintik modern mempunyai aktivitas dapat membunuh cacing dewasa, membunuh cacing muda, dan dapat membunuh telur cacing. Oleh sebab itu untuk mencegah terjadinya resistensi pada anak, pengobatan secara herbal dapat digunakan sebagai alternatif, salah satu tanaman tersebut adalah kulit batang lamtoro diduga memiliki daya anthelmintik. Dari pendahuluan diatas, dapat disimpulkan bahwa pentingnya melakukan uji aktivitas vermisidal ekstrak etanol kulit batang lamtoro dengan cacing tanah Pheretima posthuma secara in vitro serta perlu dihitung konsentrasi ekstrak tersebut yang mempunyai daya anthelmintik dilanjutkan dengan menghitung lama waktu yang diperlukan oleh ekstrak kulit batang agar dapat menciptakan daya anthelmintik (Supriastuti, 2006., Soulsby, 1982). MATERI DAN METODE Bahan Bahan-bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kulit batang lamtoro (Leuceana leucocephala (Lam.) de Wit) yang diperoleh dari kawasan Desa serangan, Denpasar Selatan. Kemudian bahan selanjutnya yaitu etanol 96% (Brataco), CMC-Na 0,5% b/v (Brataco) yang berderajat teknis, asam asetat anhidrat (Merck), H 2 SO 4 pekat (Merck), reagensia Liebermann- Burchard (Medissh), dan Pirantel Pamoat (Combantrin suspension ). Peralatan Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kain flannel, kain kasa (Saringan), toples kaca, neraca analitik, botol timbang, cawan petri, inkubator, oven, vaccum rotary evaporator, penangas air, serta seperangkat alat gelas yang lazim digunakan di laboratorium. Cara Kerja Pembuatan Ekstrak Sebanyak 500 gr bubuk tanaman kulit batang lamtoro, ditimbang kemudian dimaserasi selama satu hari dengan menggunakan 5 L etanol 96% pada suhu kamar, disaring sampai dihasilkan filtrat dan ampas, lalu ditimbang. Selanjutnya ampas yang diperoleh diremaserasi dengan menggunakan 3,75 L etanol 96% selama satu hari, disaring. Setelah disaring, lakukan remaserasi ulang dengan 3,75 L etanol 96%, lalu disaring. Diuapkan filtrat yang diperoleh pada suhu 50 o C dan kecepatan vaccum rotary evaporator 70 rpm sampai terbentuk ekstrak kental. Setelah ekstrak kental terbentuk, selanjutnya hasil rendemennya akan ditimbang dengan timbangan analitik. Pembuatan Suspensi Ekstrak Etanol Kulit Batang Lamtoro Untuk mendapatkan dosis sejumlah 20 ml yang akan dipergunakan dalam penelitian ini, maka perlu digunakan larutan CMC-Na dengan konsentrasi 0,5% b/v sebagai pelarut ekstrak etanol kulit batang Lamtoro. Uji Daya Anthelmintik Pada uji daya antelmintik ini digunakan 0,5% b/v suspensi CMC-Na sebagai kontrol negatif, kontrol positif 0,042% b/v suspensi Pirantel pamoat, 0,25% b/v; 0,5% b/v; 1% b/v; 2% b/v; 4% b/v sebagai kelompok konsentrasi dimasukkan ke dalam masing-masing cawan petri. Masing-masing cawan petri ditambahkan 5 ekor cacing tanah Pheretima posthuma dimasukkan ke dalam inkubator pada suhu 37 o C dan diamati setiap 2 jam. Diamati cacing yang telah di 26

Uji Aktivitas Vermisidal Ekstrak Etanol Kulit Batang Lamtoro (Leucaena leucocephala (Lam.) De Wit) Pada Cacing Tanah (Pheretima posthuma) Secara In Vitro (S. Ainnurrahmah, K. Widnyani Astuti, dan P. Oka Samirana) keluarkan dari inkubator dengan cara melihat apakah cacing lisis, paralisis atau masih bergerak seusai inkubasi. Pengamatan dilakukan selama 50 jam. Kemudian digunakan batang pengaduk untuk mengusik masing-masing cacing (Pitaloka, 2007). Presentase mortalitas cacing di uji dengan menggunakan SPSS uji non-parametrik yaitu uji kruskal wallis dan Mann Whitney dengan nilai (p<0,05) yang tidak sebanding dengan kontrol negatif menggambarkan perbedaan bermakna. Selanjutnya dianalisis presentase kematian dengan tabel probit agar didapatkan nilai LC 100 dan LT 100 (Dahlan, 2008). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Ekstraksi Sejumlah 30 gram ekstrak kulit batang lamtoro didapat dari proses maserasi yang dilakukan menggunakan etanol 96% dengan rendemen ekstrak kental sebesar 6,55% b/b. Uji Daya Anthelmintik Berikut data uji daya anthelmintik ekstrak etanol kulit batang lamtoro dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini. Tabel 1 Hasil Kematian setelah pemberian ekstrak etanol batang lamtoro No. Perlakuan Kematian ± SD (%) 1 Kontrol negative (CMC- 0 ± 0 Na 0,5% b/v) 2 Kontrol positif (Pirantel 80 ± 0 Pamoat 0,042%b/v) 3 Ekstrak etanol kulit batang 60 ± 0 lamtoro 0,25%b/v 4 Ekstrak etanol kulit batang 73,33 ± 0,57 lamtoro 0,50%b/v 5 Ekstrak etanol kulit batang 73,33 ± 0,57 lamtoro 1%b/v 6 Ekstrak etanol kulit batang 80 ± 0 lamtoro 2%b/v 7 Ekstrak etanol kulit batang 100 ± 0 lamtoro 4%b/v * : Tidak bermakna (p<0,05) pada uji Mann- Whitney Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji Mann-Whitney P1: Pheretima posthuma dalam suspensi CMC-Na 0,5 % b/v sebagai kontrol negatif. P2: Pheretima posthuma dalam suspensi Pirantel Pamoat 0,042 % b/v (combantrin suspemsion dosis 5mL/kgbb) sebagai kontrol positif. P3: Pheretima posthuma dalam suspensi ekstrak etanol (Lam.) de Wit) konsentrasi 0,25 % b/v. P4: Pheretima posthuma dalam suspensi ekstrak etanol (Lam.) de Wit) konsentrasi 0,5 % b/v. P5: Pheretima posthuma dalam suspensi ekstrak etanol (Lam.) de Wit) konsentrasi 1 % b/v. P6: Pheretimaposthuma dalam suspensi ekstrak etanol (Lam.) de Wit) konsentrasi 2 % b/v. P7: Pheretima posthuma dalam suspensi ekstrak etanol (Lam.) de Wit) konsentrasi 4 % b/v. Berdasarkan uji Mann-Whitney menunjukan kemampuan membunuh cacing tanah Pheretima posthuma karena memiliki perbedaan bermakna dibanding kontrol negatif (p<0,05), sehingga bisa dinyatakan bahwa perlakuan ketiga sampai ketujuh mampu membunuh cacing tanah Pheretima posthuma. Ekstrak etanol kulit batang lamtoro konsentrasi 0,25%; 0,5%; 1%; dan 2% b/v memiliki aktivitas vermisidal yang lebih rendah dari 0,042% b/v pirantel pamoat dan 4% b/v suspensi memiliki aktivitas vermisidal yang sebanding dengan pirentel pamoat 0,042% b/v Kematian cacing tanah Pheretima posthuma pada ekstrak etanol kulit batang lamtoro didugakarena metabolit sekunder yang terdapat didalamnya yaitu saponin, tanin, triterpenoid, dan glikosida. Hal ini menunjukan bahwa hasil yang diperoleh memiliki kesamaan dengan penelitian sebelumnya oleh (Sari, 2016) karena mengandung metabolit sekunder yaitu saponin, tanin, triterpenoid, dan glikosida. Adanya kesamaan 27

JURNAL KIMIA 12 (1), JANUARI 2018: 25-29 aktivitas anthelmintik dari kedua ekstrak tersebut kemungkinan disebabkan oleh jumlah metabolit sekunder yang terkandung pada bagian-bagian tumbuhan lamtoro, sehingga menimbulkan aktivitas yang sama pula. Golongan senyawa saponin memiliki efek vermisidal dengan mekanisme menghambat kerja enzim kolinesterase dan proteinase pada tubuh cacing tanah Pheretima posthuma. Terhambatnya kerja enzim tersebut dapat meningkatkan aktivitas otot cacing, sehingga menyebabkan paralisis pada otot cacing yang akhirnya mengakibatkan kematian pada cacing. Golongan senyawa saponin termasuk dalam golongan senyawa glikosida, yang mana golongan senyawa ini memiliki mekanisme kerja memperhambat perloleahan gula yang menyebabkan cacing tanah Pheretima posthuma kekurangan tenaga, sehingga cacing menggunakan cadangan glikogen dalam jaringan yang jumlahnya terbatas sebagai sumber energi. Jika cadangan glikogen dalam jaringan habis maka aktivitas cacing memproduksi telur akan terganggu bahkan dapat menyebabkan kematian cacing (Sing dan Nagaich, 1999). Golongan senyawa triterpenoid memiliki kemampuan anthelmintik yaitu meningkatkan penetralan keadaan polar pada otot cacing dan imfuls sistem saraf berkelebihan yang mengakibatkan cacing lumpuh (Peter, 2008). Golongan tannin memiliki kemampuan menyerap nutrisi dengan cara beberapa enzim yang dihasilkan oleh cacing diikat. Akibat hal tersebut nutrisi yang diserap cacing akan mengalami gangguan sehingga menyebabkan terjadinya defisiensi nutrisi. Akibatnya nutrisi cacing tanah berkurang mengakibatkan tidak adanya kemampauan untuk tumbuh dan bertahan yang pada akhirnya mati (Faradila A., 2013). Pada penelitian ini bertujuan untuk menentukan LC 100 dan LT 100 ekstrak etanol kulit batang lamtoro dan mengetahui daya anthelmintik ekstrak etanol kulit batang lamtoro yang memiliki aktivitas atau tidak. Pada jam ke-42 persentase mortalitas cacing telah mencapai 100% pada ekstrak etanol kulit batang lamtoro konsentrasi 4% b/v. Hal ini berarti semakin besar konsentrasi ekstrak etanol yang digunakan, semakin besar aktivitas yang ditimbulkan untuk mencapai mortalitas. SIMPULAN1DAN2SARAN Simpulan Ekstrak etanol kulit batang lamtoro memiliki daya anthelmintik dan membutuhkan konsentrasi 4,2% b/v agar dapat membunuh cacing seluruhnya serta memerlukan waktu 53 jam mencapai mortalitas seluruhnya. Kandungan kimia yang berpotensi membunuh cacing antara lain saponin, tanin, triterpenoid, dan glikosida. Saran Diperlukan uji toksisitas terhadap ekstrak etanol kulit batang lamtoro konsentrasi 4% b/v untuk mengetahui apakah konsentrasi tersebut aman diberikan pada hewan uji. UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan Terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam kelancaran menyusun penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Dahlan S., 2008, Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan, Jakarta, Salemba Medika. Faradila A. T. E. Agustina, dan D. B. Aswin, 2013, Uji daya anthelmintik ekstrak etanol daun beluntas (Pluchea indica less) terhadap cacing gelang (Ascaris suum) secara in vitro. (Skripsi), Universitas Brawijaya, Malang. Ideham, B., dan Pusarawati, S., 2007, Helmintologi Kedokteran. Surabaya: Airlangga University Press, 77-81, 89-99. Peter, F., 2008, Plant Systematics: A Phylogenetic Approach, Sinauer Associates Inc. Sunderland, pp. 128. Pitaloka, D., 2007, Uji Aktivitas Daya Antelmintik carica papaya (infuse akar, infus biji, infus daun) terhadap cacing ascaridia galli secara in vitro. Semarang, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, pp. 6,7,11,12. Sari, E. P. N., 2016, Uji Aktivitas Vermisidal Ekstrak Etanol Kulit Batang Lamtoro (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) Pada Cacing Gelang Babi (Ascaris suum 28

Uji Aktivitas Vermisidal Ekstrak Etanol Kulit Batang Lamtoro (Leucaena leucocephala (Lam.) De Wit) Pada Cacing Tanah (Pheretima posthuma) Secara In Vitro (S. Ainnurrahmah, K. Widnyani Astuti, dan P. Oka Samirana) Goeze) Secara In Vitro, (Skripsi), Universitas Udayana, Bali. Sing, K. dan S. Nagaich., (1999), Efficacy of Aqueous Seed Extract of Carica papaya Against Common Poultry Worms Ascaridia galli and Heterakis gallinae. Jorunal of Parasitic Disease, 23: 113-116. Soulsby, E. J. L., (1982), Helminths, Arthrophods and Protozoa of Domesticated Animals 7th Ed., Bailliere Tindal, London pp. 145-148. Supriastuti. 2006. Infeksi soil-transmitted helminth: ascariasis, trichiuriasis dan cacing tambang 25 (2) Jakarta : Bagian Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti. World Health Organization, 2006, Implementing the new recommendation on the clinical management of diarrhea: guidelines for policy makers and programme manager. Geneva, WHO Press. 29