BAB I PENDAHULUAN. Pada sebuah pembangunan dapat mendatangkan dampak berupa manfaat yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kondisi perekonomian negara tidak stabil, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil

ANALISIS PENDAPATAN PEDAGANG MIKRO MAKANAN DAN MINUMAN DI SEKITAR MALL DINOYO CITY. Wahyu Dwi Nisantoro PT. Bank Mandiri, Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. kota ataupun kabupaten untuk berlomba-lomba mengembangkan daerahnya di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Muhammad Rizki, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi pada dasarnya dicerminkan oleh terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. cukup penting didalam pembangunan nasional. Kemampuannya untuk tetap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. makmur yang merata secara material dan spiritual seperti yang tertuang pada

wbab I PENDAHULUAN No Indikator Satuan Tahun 2011 *) TAHUN 2012 **) PERKEMBANGAN TAHUN Jumlah % Jumlah % Jumlah %

BAB I PENDAHULUAN. Sejak terjadinya krisis ekonomi dan moneter yang dialami oleh bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan. suatu negara untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan

2015 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PENGUSAHA AIR MINUM ISI ULANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah adanya kegiatan ekonomi subsistence, yakni sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ketenagakerjaan merupakan masalah yang selalu menjadi perhatian utama

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila. Salah satu cara mencapai keadaan tersebut diprioritaskan

BAB I PENDAHULUAN. namun sektor industri adalah satu dari beberapa yang bertahan dari krisis

PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah suatu usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang. Salah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan penduduk maka semakin besar pula tuntutan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. jatuhnya perekonomian nasional. Sehingga banyak usaha-usaha berskala besar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

I. PENDAHULUAN. Kabupaten Lampung Tengah memiliki luas wilayah sebesar 4.789,82 Km 2 yang

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mulyadi, 2014 Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. dampak positif juga memberi dampak negatif terutama ditunjukkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di Indonesia telah mampu meningkatkan taraf hidup penduduknya. Peningkatan pendapatan di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengalami transformasi dari perekonomian yang berbasis industri. Sektor industri

BAB I PENDAHULUAN. upaya pemberdayaan ekonomi rakyat adalah koperasi. Hal ini dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebagai Kota yang telah berusia 379 tahun, Tanjungbalai memiliki struktur

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN. dari negara-negara maju, baik di kawasan regional maupun kawasan global.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan nasional adalah

BAB I PENDAHULUAN. nasional telah menunjukkan bahwa kegiatan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

BAB I PENDAHULUAN. seperti Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Hal ini tentunya membuat jumlah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. memuat arah kebijakan pembangunan daerah (regional development policies)

ANALISIS PENDAPATAN PEDAGANG MIKRO MAKANAN DAN MINUMAN DI SEKITAR MALL DINOYO CITY SKRIPSI. Untuk memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Usaha Kecil, Menengah (UKM) dan Usaha Besar (UB) di Jawa Barat Tahun

BAB I PENDAHULUAN. bidang, termasuk didalamnya adalah pembangunan di bidang ekonomi. Salah satu

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI

BAB I PENDAHULUAN. Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan suatu isu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada umumnya pembangunan ekonomi selalu diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara sangat penting. Ketika

I. PENDAHULUAN. Amartya Sen, peraih Nobel Ekonomi tahun 1998, menyatakan bahwa. bersama akan maksimal, dengan demikian kemakmuran sebuah bangsa dapat

BAB I PENDAHULUAN. domestik bruto (PBD) serta banyak menyerap tenaga kerja. Peran usaha

DENI HAMDANI, 2015 PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN, PERSAINGAN, DAN MODAL KERJA TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PEDAGANG

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Kecil Menengah (UKM) sangat berperan penting dalam

I PENDAHULUAN. Diakses 17 juli Guritno Kusumo Statistik Usaha Kecil dan Menengah.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah yang sedang dihadapi (Sandika, 2014). Salah satu usaha untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

sehingga mempunyai ciri-ciri dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat yang mencakup perubahan-perubahan penting dalam struktur sosial, sikap-sikap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nia Nurlina, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kecil merupakan bagian dari dunia usaha nasional yang. mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu tantangan pembangunan di Indonesia saat ini adalah mengatasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembangannya, keberadaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Menurut Todaro dan

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

BAB I PENDAHULUAN. jumlah asset maksimal 0 sampai Rp 50 juta dan omzet total 0 sampai 300 juta.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan pada pengembangan dan peningkatan laju pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara yang kuat sering di artikan sebagai negara dengan kondisi ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama bagi negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri di Indonesia diarahkan untuk mampu. pemerataan pendapatan dan pengentasan kemiskinan. Salah satu jalan untuk

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. cara untuk mencapai keadaan tersebut. Adanya pembangunan selain

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar alinea keempat,

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

2015 PENGARUH MOD AL KERJA D AN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHAD AP PEND APATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap usaha di sektor informal dituntut memiliki daya adaptasi yang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi ialah untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Sumatera Utara sebagai bagian integral dari Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. kerja. Sehingga lebih memilih bekerja di sektor informal.

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB 1 PENDAHULUAN. kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. seluruh stakeholders untuk memberikan kesejahteraan yang sebesar-besarnya bagi

BAB I PENDAHULUAN. Meskipun pertumbuhan ekonomi setelah krisis ekonomi yang melanda

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pula orang yang menganggur, maka semakin dirasakan pentingnya dunia wirausaha.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara yang kaya dengan Sumber Daya Alam dan

BAB I PENDAHULUAN. ketertinggalan dibandingkan dengan negara maju dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rizky Aprillian Utami, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pemerintah. Titik sentral pada faktor ekonomi didukung oleh

I. PENDAHULUAN. mengimbangi pertambahan angkatan kerja yang masuk ke pasar kerja. memungkinkan berlangsungnya pertumbuhan ekonomi secara terus-menerus

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian. karena sektor ini akan banyak menyerap tenaga kerja.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak era reformasi di Indonesia, berbagai pihak termasuk pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Unit Usaha Kota Bandung Tahun

I. PENDAHULUAN. permintaan tenaga kerja dan penawaran tenaga kerja di Indonesia. Indonesia

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Pembangunan ekonomi pada dasarnya dicerminkan oleh terjadinya perubahan-perubahan dalam aliran baru yang menyangkut arus pendapatan dan manfaat kepada masyarakat lokal, regional, bahkan sampai tingkat nasional. Pada sebuah pembangunan dapat mendatangkan dampak berupa manfaat yang positif atau negatif kepada masyarakat, terutama kepada mereka yang tinggal di sekitar kegiatan ekonomi sebagai penerima akibat /dampak dari program pembangunan. Masyarakat lokal harus mencari atau mendapat peluang agar terjadi penyesuaian terhadap perubahan karena keadaan baru tersebut (Nurseta, 2015). Rencana pembangunan biasanya dihasilkan oleh tenaga ahli atau konsultan pada umumnya berasal dari budaya atau latar belakang sosial yang berbeda dalam mengatasi permasalahan penting yang mereka temukan. Pada dasarnya rencana pembangunan dimulai dengan mengenali potensi dan kebutuhan masyarakat penerima manfaat dan penanggung resiko. Lapangan kerja sektor formal menjadi prioritas utama bagi para tenaga kerja. Namun adanya krisis ekonomi yang melanda Indonesia beberapa tahun lalu, mengakibatkan banyak terjadi PHK pada sektor formal, sehingga menambah jumlah angka pengangguran, dan ditambah dengan semakin banyaknya urbanisasi desa-kota, dimana pendatang baru tersebut umumnya tidak memperoleh pekerjaan, sehingga mereka mencoba mengadu nasibnya 1

2 dengan berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi kota, sebagai self-employment yang akhir-akhir ini dikenal sebagai sektor informal. Untuk itulah lapangan kerja sektor informal perlu dikembangkan, hal ini dikarenakan sektor informal sangat membantu kepentingan masyarakat, yaitu menyediakan lapangan pekerjaan dengan penyerapan tenaga kerja secara mandiri atau dengan kata lain menjadi safety belt bagi tenaga kerja yang memasuki pasar kerja, selain itu juga menyediakan kebutuhan masyarakat golongan menengah ke bawah (Kuncoro, 2007). Peran usaha mikro sebagai penyangga ekonomi rakyat tak perlu diragukan lagi. Dalam pembangunan ekonomi rakyat dalam suatu negara, peran usaha mikro dalam nampak kontribusinya dapat mengatasi masalah ekonomi. Peran Usaha mikro antara lain: (1) penyerapan tenaga kerja (2) pemerataan pendapatan (3) Nilai Tambah bagi produk daerah (4) peningkatan taraf hidup. (Ibid:35) Di Indonesia peranan usaha mikro juga sering dikaitkan dengan upayaupaya pemerintah untuk mengurangi pengangguran, mengurangi kemiskinan, dan pemerataan pendapatan. Oleh sebab itu, tidak heran jika kebijakan pengembangan Usaha Mikro di Indonesia sering dianggap secara tidak langsung sebagai kebijakan penciptaan kesempatan kerja atau kebijakan antikemiskinan, atau kebijakan retribusi pendapatan (Tambunan, 2012;1). Usaha mikro merupakan sektor industri ekonomi yang mempunyai peran penting dalam kehidupan ekonomi masyarakat. Bahkan Usaha mikro berperan sebagai penyangga ekonomi yang sudah tidak diragukan lagi, tampak

3 dihadapan kita bahwa umumnya masyarakat bekerja dan meningkatkan taraf kehidupannya (Tiktik Sartika 2004). Tabel 1.1 Kriteria UMKM Kriteria No Uraian Asset Omzet 1 Usaha Mikro Maksimal 50 Juta Maksimal 300 Juta 2 Usaha Kecil > 50 Juta - 500 Juta > 300 Juta - 2,5 Milyar 3 Usaha Menengah >500 Juta- 10 Milyar > 2,5 Milyar - 50 Milyar Sumber: UU No 20 Tahun 2008 Pada Tabel 1.1 merupakan kriteria kriteria UMKM menurut UU No 20 Tahun 2008, menjelaskan tentang asset dan omzet dari masing-masing uraian kriteria UMKM. Industri kecil menyumbang pembangunan dengan berbagai jalan, menciptakan kesempatan kerja, untuk perluasan angakatan kerja bagi urbanisasi, dan menyediakan fleksibilitas kebutuhan serta inovasi dalam perekonomian secara keseluruhan (Tiktik Sartika 2004). Tabel 1.2 Jumlah Usaha Mikro di Indonesia Tahun 2012-2015 Tahun Jumlah Usaha Mikro 2012 97.177 2013 118.767 2014 140.272 2015 164.869 Sumber : BPS 2015 Pada Tabel 1.2 merupakan jumlah Usaha Mikro di Indonesia menurut BPS tahun 2015, menjelaskan tentang seberapa banyak jumlah Usaha Mikro yang ada di Indonesia pada tahun 2012-2015. Semakin tahun pertumbuhan jumlah

4 Usaha mikro di Indonesia semakin bertambah. Banyak usaha-usaha baru yang ada untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat di Indonesia. Tabel 1.3 Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Di Kota Malang Tahun 2010-2014 (Persen) sumber : BPS Kota Malang, data diolah 2010-2014 Tabel 1.3 menunjukan kontribusi sektor perdagangan yang sangat besar terhadap PDRB, di mana pada tahun 2010 sebesar 29,81 %, pada tahun 2011 sebesar 30,22 %, pada tahun 2012 sebesar 30,60 %, pada tahun 2013 sebesar 30,86 % dan pada tahun 2014 sebesar 30,76 %. Dari angka tersebut maka dapat diketahui bahwa kontribusi sektor perdagangan di Kota Malang sangat besar di samping sektor industri pengolahan, konstruksi dan jasa-jasa. Hal itu berarti perdagangan merupakan sektor yang penting terhadap perekonomian Kota Malang. Melihat kontribusi sektor perdagangan sebagai salah satu penyumbang terbesar di samping sektor industri bagi PDRB Kota Malang, maka sektor perdagangan diharapkan benar-benar mampu memimpin sektor lainnya serta

5 menjadi sektor yang diandalkan memiliki permintaan terhadap tenaga kerja yang tinggi. Hal ini tentunya menjadikan sektor perdagangan dapat membantu dalam mengurangi tingkat pengangguran karena dianggap mampu menambah ketersediaan lapangan pekerjaan dan dapat memacu pertumbuhan ekonomi Kota Malang. Sektor perdagangan di Kota Malang semakin lama semakin meningkat dikarenakan semakin banyaknya pusat perdagangan modern. Tujuan dibangunnya pusat perdagangan modern ini diharapkan menjadi indikator kemajuan suatu daerah (Rosidin Karo-Karo Sitepu, Vol.01 - No.01). Selain itu juga menciptakan suatu lapangan pekerjaan baru bagi para masyarakat sekitar. Keberadaan pasar modern menambah persaingan yang lebih ketat lagi dalam menjalankan usaha. Kondisi demikian juga berlaku di Kota Malang, sebagai kota terbesar kedua di Jawa Timur merupakan salah satu kota yang sudah berkembang baik dalam pendidikan, teknologi maupun industri. Banyak pembangunan terjadi di kota Malang, khususnya pusat industri perbelanjaan yang akhir-akhir ini banyak bermunculan. Semakin banyaknya pusat perbelanjaan di Kota Malang saat ini juga membawa dampak positif dan negatif. Dampak positifnya adalah masyarakat dapat lebih mudah beraktifitas dalam hal jual beli dan juga dapat menciptakan suatu lapangan pekerjaan baru, sedangkan dampak negatifnya yaitu arus lalu lintas menjadi tidak stabil akibat kemacetan yang terjadi di sekitar pembangunan dan banyaknya pedagang mikro yang gulung tikar.

6 Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi pedagang mikro yang berdampak pada pendapatan pedagang mikro itu sendiri, antara lain modal, jam kerja dan lokasi berdagang (Rosetyadi Firdausa :2013). Dari studi pendahuluan diketahui bahwa Modal merupakan salah satu faktor yang menjadi kendala utama berdirinya usaha kecil. Modal dalam suatu usaha dapat berupa modal sendiri atau modal pinjaman. Dari hasil pra survey terhadap pedagang Mikro kecil di Kelurahan Dinoyo Kecamatan Lowokwaru Kota Malang yang dilakukan, hasil yang diperoleh menunjukkan modal, jam kerja, dan pendapatan memiliki hasil yang berbeda pada setiap pedagang kecil. Kawasan Dinoyo Kota Malang merupakan kawasan perdagangan dan pendidikan, yaitu di sekitar Mall Dinoyo City terdapat pedagang pedagang kecil yang menyediakan kebutuhan sehari hari untuk para konsumen. Pedagang pedagang ini sudah ada sebelum pembangunan Mall Dinoyo City. Setelah pembangunan Mall dinoyo city pedagang pedagang mikro sekitar mengalami perubahan aktivitas perdagangan yaitu meningkatkan perdagangan atau bahkan menurunkan pendapatan pedagang dikarenakan adanya persaingan produk yang diperdagangkan antara Mall Dinoyo City dan pedagang Mikro di sekitar Mall Dinoyo City Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan kajian lebih mendalam melalui sebuah penelitian dengan judul Analisis Pendapatan Pedagang Mikro Makanan dan Minuman di Sekitar Mall Dinoyo City.

7 B. Perumusan Masalah Setelah melihat latar belakang diatas, maka perlu diketahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pendapatan pedagang pasar tersebut. Salah satu faktor yang bisa mempengaruhi pendapatan para pedagang pasar yaitu modal. Modal usaha yang relatif besar jumlahnya akan memungkinkan suatu unit penjualan dengan banyak jenis produk. Dengan cara tersebut, pendapatan yang akan didapatnya juga semakin besar. Selain modal usaha faktor yang bisa mempengaruhi pendapatan yaitu lokasi berjualan. Lokasi tempat untuk berdagang akan sangat berpengaruh besar terhadap pendapatan, karena tempat atau lokasi yang strategis untuk berjualan akan mudah dijangkau oleh para pembeli sehingga akan diketahui pendapatan pedagang tersebut. Ketiga Faktor lama berjualan atau jam berdagang, dampak jam berdagang sangat berpengaruh terhadap tingkat pendapatan pedagang. 1. Bagaimanakah profil pedagang mikro makanan dan minuman di sekitar Mall Dinoyo City? 2. Adakah pengaruh Modal, jam dagang, dan Lokasi terhadap pendapatan pedagang mikro di sekitar Mall Dinoyo City? C. Batasan Masalah Agar pembahasan tidak terlalu meluas peneliti membatasi hanya melakukan penelitian pada pedagang di Usaha Mikro saja, dikarenakan banyak pedagang di Usaha Mikro di sekitar Mall Dinoyo City. Pedagang mikro memiliki asset maksimal Rp 50.000.000,- dan omzet sebesar maksimal Rp

8 300.000.000,-. Peneliti memfokuskan penelitian pada jarak penelitian maksimal 500 meter dari arah Mall Dinoyo City. Penelitian dilaksanakan pada hari Senin s/d Minggu. Pedagang mikro yang diteliti adalah pedagang yang telah memiliki ijin resmi melakukan dagang. Dengan adanya batasan tersebut diharapkan penelitian ini dapat melihat pengaruh modal, jam dagang dan lokasi berdagang terhadap pendapatan pedagang mikro di daerah dinoyo kota Malang setelah pembangunan Mall Dinoyo City. D. Tujuan Penelitian Dari uraian latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka dapat di tetapkan tujuan dan kegunaan dari penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui profile pedagang mikro makanan dan minuman di sekitar Mall Dinoyo City 2. Untuk menganalisa pengaruh Modal, jam dagang, dan Lokasi terhadap pendapatan pedagang mikro sekitar Mall Dinoyo City E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat atau kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Secara Teoritis 1) Bagi ilmu pengetahuan Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah wawasan, pengetahuan, dan memberikan kegunaan untuk

9 pengembangan penulisan penelitian berikutnya, khusunya tentang dampak pembangunan Mall Dinoyo City, serta dapat dijadikan sebagai salah satu rujukan dalam suatu penelitian di bidang analisis dampak pembangunan berikutnya. b. Secara Praktis 1) Bagi Pemerintah Sebagai tambahan informasi bagi pemerintah daerah setempat mengenai pendapatan pedagang mikro disekitar Mall Dinoyo City. 2) Bagi Pedagang Mikro Makanan dan Minuman Dapat memberikan masukan bagi para pedagang mikro makanan dan minuman baik dari segi modal, jam dagang dan lokasi terhadap pendapatan. 3) Bagi Penulis Untuk dapat lebih memahami pengaruh modal, jam dagang dan lokasi terhadap pendapatan pedagang mikro makanan dan minuman di sekitar Mall Dinoyo City.