BUDAYA OLAHRAGA DAYUNG TERHADAP INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT DESA KLIDANG LOR KABUPATEN BATANG

dokumen-dokumen yang mirip
Pengertian Sistem, Proses Sosial dan Interaksi sosial

BAB V INTERAKSI SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. daya tarik sangat mengagumkan. Keadaan alam, flora, fauna, peninggalan

BAB II LANDASAN TEORI. Dengan demikian, istilah ilmu jiwa merupakan terjemahan harfiah dari

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL [IPS]

BAB I PENDAHULUAN. dilahirkan manusia sudah mempunyai naluri untuk hidup berkawanan, sehingga

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Hakikat Dan Makna Lingkungan Bagi Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Sejak manusia dilahirkan di dunia, ia telah memiliki naluri untuk berbagi dengan

Interaksi sosial dalah suatu hubungan social yang dinamis antara orang perorangan, antara individu dan kelompok manusia, dan antar kelompok manusia.

PROSES SOSIAL dan INTERAKSI SOSIAL. Slamet Widodo

Dampak Perubahan Sosial Budaya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA PASCA KONFLIK LAHAN ANTARA WARGA DENGAN TNI DI DESA SETROJENAR KECAMATAN BULUSPESANTREN KABUPATEN KEBUMEN RINGKASAN SKRIPSI

BAB IV SISTEM SOSIAL 4.1 Pengantar 4.2 Sistem Sosial

Inisiasi 3 INDIVIDU DAN MASYARAKAT: KEDUDUKAN DAN PERAN INDIVIDU SEBAGAI PRIBADI DAN SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT

Standar Kompetensi : Memahami struktur sosial serta berbagai faktor penyebab konflik Kompetensi Dasar

BENTUK BENTUK INTERAKSI SOSIAL

Jurnal Swarnadwipa Volume 1, Nomor 3, Tahun 2017, E-ISSN

PROSES SOSIAL E K O N U G R O H O, S. P T, M. S C FA K U LTA S P E T E R N A K A N U N I V E R S I TA S B R AW I J AYA S E M E S T E R G A N J I L

Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial

Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ageng Sine Yogi, 2014

INTERAKSI SOSIAL ANTAR WARGA KOMPLEK SERUNI INDAH III KELURAHAN DALAM BUGIS KECAMATAN PONTIANAK TIMUR

SOSIOLOGI KOMUNIKASI. KOMUNIKASI SEBAGAI PROSES INTERAKSI Rika Yessica Rahma,M.Ikom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Penyiaran

Sifat dan Bentuk Interaksi Sosial Budaya dalam Pembangunan

KEBUDAYAAN & MASYARAKAT

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, yaitu perasaan estetis. Aspek estetis inilah yang mendorong budi

BAB III METODE PENELITIAN. Alokasi waktu dalam penelitian ini berlangsung selama 2 bulan sejak

KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT Y E S I M A R I N C E, S. I P

BAB III METODE PENELITIAN

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial.

BAB V PENUTUP. pendatang yang kebanyakan berasal dari daerah Cilacap yang datang ke Pantai

MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL ANAK MELALUI METODE KERJA KELOMPOK DI KELOMPOK B TK NEGERI PEMBINA DOLO LISTIAWATI*) ABSTRAK

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP UPACARA MERTI DESA DI DESA CANGKREP LOR KECAMATAN PURWOREJO KABUPATEN PURWOREJO

komunikasi. Menurut Soerjono Soekanto (2005: 67)

Sosiologi Komunikasi. Ruang Lingkup & Konseptualisasi Sosiologi Komunikasi serta Struktur dan Proses Sosial

II. TINJAUAN PUSTAKA. khusus dari interaksi sosial. Menurut Soekanto (1983: 80), berlangsungnya

BAB I PENDAHULUAN. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah,

2015 EKSISTENSI KESENIAN HADRO DI KECAMATAN BUNGBULANG KABUPATEN GARUT

ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR

penelitian ini akan diuraikan beberapa konsep yang dijadikan landasan teori penelitian. Adapun tinjauan pustaka dalam penelitian adalah.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. antara keadaan sistem tertentu dalam jangka waktu berlainan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan budaya itu tersimpan dalam kebudayaan daerah dari suku-suku bangsa yang

14Ilmu. Komunikasi Antar Budaya. Asimilasi dan Akulturasi Budaya. Mira Oktaviana Whisnu Wardhani, M.Si. Komunikasi. Modul ke: Fakultas

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

memasuki lingkungan yang lebih luas yakni lingkungan masyarakat. PENDAHULUAN A. Permasalahan Penelitian

MEDIA & PERUBAHAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. Keberagaman etnik yang ada di Indonesia dapat menjadi suatu kesatuan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. wilayah ini sangatlah dinamis melalui tahapan-tahapan yang tidak mudah.

PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL

BAB II KAJIAN TEORI. berinteraksi dengan sesama secara baik agar tercipta masyarakat yang tentram dan damai.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyusun sebuah karya ilmiah sangat diperlukankajian

MAKALAH INTERAKSI SOSIAL

BAB V PENUTUP. kehidupan masyarakat Desa Serang. 1. Dampak sosial alih fungsi lahan Desa Serang

BENTUK-BENTUK HUBUNGAN SOSIAL

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah yang paling lazim dipakai untuk menyebut kesatuan kesatuan hidup

BAB II LANDASAN TEORI. dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara

Bentuk-bentuk Interaksi Sosial beserta Status dan Peran individunya. Annisa Nurhalisa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah kehidupan manusia, kebudayaan selalu ada sebagai upaya dan

BAB I PENDAHULUAN. Desa Setrojenar terletak di Kecamatan Buluspesantren, desa tersebut

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan strukturstruktur

DINAMISASI KEBUDAYAAN DALAM REALITAS SOSIAL. Ellya Rosana*

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. fenomena, gejala, fakta, atau informasi sosial. Penelitian kualitatif adalah

SMA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN XI (SEBELAS) SOSIOLOGI STRUKTUR DAN DIFERENSIASI SOSIAL

01Ilmu. Komunikasi Antar Budaya. Pengantar Komunikasi Antar Budaya. Mira Oktaviana Whisnu Wardhani, M.Si. Komunikasi. Modul ke: Fakultas

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang selalu berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya, untuk

MASYARAKAT DAN KESADARAN BUDAYA. Oleh: Resti Nur Laila, Atika Widayanti, Krissanto Kurniawan

ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN HIBAH BERSAING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki

INTERAKSI SOSIAL 1. Pengertian Interaksi Sosial Interaksi sosial berasal dari istilah dalam bahasa Inggris social interaction yang berarti saling

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

INTERAKSI MAHASISWA PINDAH PROGRAM STUDI DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. beralamat di Jl. Soekarno-Hatta Malang. Yang menjadi informan adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. interaksi sosial, yaitu proses asosiatif dan proses disosiatif.

I. PENDAHULUAN. Manusia mengalami perubahan tingkat-tingkat hidup (the life cycle), yaitu masa

2015 KEHID UPAN MASAYARAKAT BAD UY LUAR D I D ESA KANEKES KABUPATEN LEBAK BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lain menunjukan ciri khas dari daerah masing-masing.

2015 PENERAPAN BOLA MODIFIKASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PASING DALAM PERMAINAN FUTSAL

Tradisi Undhuh-undhuh GKJW : Fungsi dan Relevansi Nilai Budaya terhadap Pengembangan Pendidikan Karakter

BAB I PENDAHULUAN. beraneka ragam. Begitupun negara Indonesia. Dengan banyak pulau dan suku

BAB VI INTERAKSI MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN GUNUNG SALAK ENDAH

BAB I PENDAHULUAN. berbagai keanekaragaman dalam hal seni maupun budaya. Hal ini sejalan

BAB I PENDAHULUAN. Cianjur merupakan suatu kabupaten yang luas wilayahnya +/ ,48

MODUL PERKULIAHAN Kapita Selekta Ilmu Sosial Masyarakat & Budaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN INDIVIDU, KELUARGA, DAN MASYARAKAT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kehidupan bangsa Indonesia yang majemuk telah diakui sejak merdeka

I. PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial dalam suatu masyarakat pada dasarnya

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)

MAKALAH PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL

Shinta Metikasari 1), Imam Sujadi 2), Yemi Kuswardi 3) Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika, J.PMIPA, FKIP, UNS

BAB V PENUTUP. 1. Bersama Membangun Solidaritas Untuk Bertahan Hidup

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pepatah Jawa dinyatakan bahwa budaya iku dadi kaca benggalaning

Transkripsi:

BUDAYA OLAHRAGA DAYUNG TERHADAP INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT DESA KLIDANG LOR KABUPATEN BATANG Dian Kusumawati¹, Dwi Agung Kurniawan² diankusumawati22@gmail.com, Agungmpd092@gmail.com Universitas Selamat Sri Abstrak Indonesia sebagai negara maritim memiliki ciri khas budaya yang kaya pada daerah pesisir. Salah satu wujud nyata budaya pesisir tersebut adalah adanya cabang olahraga dayung yang berada di desa Klidang Lor Kabupaten Batang. Tujuan penelitian ini menganalisis budaya cabang olahraga dayung yang dilakukan oleh masyarakat di desa Klidang Lor Kabupaten Batang serta interaksi sosial yang terjadi dengan adanya budaya cabang olahraga dayung pada masyarakat Klidang Lor Kabupaten Batang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan budaya cabang olahraga dayung di desa Klidang Lor Kabupaten Batang merupakan budaya leluhur yang diwariskan dari generasi ke generasi serta memiliki makna filosofi dalam menanamkan rasa solidaritas kesetiakawanan dalam mempererat tali silahturahmi serta wujud syukur kepada Tuhan atas segala limpahan rejeki selama satu tahun. Interaksi yang terjalin adalah interaksi positif atau asosiatif. Adapun terjadinya persaingan merupakan persaingan sehat sebagai perwujudan aktualisasi diri ikut serta dalam melestarikan budaya leluhur dan ikut berperan serta dalam kegiatan budaya cabang olahraga dayung. Kata kunci : Budaya olahraga dayung, interaksi sosial, desa Klidang Lor Kabupaten Batang. PENDAHULUAN Secara geografis Indonesia terdiri dari beribu pulau yang sebagian besar wilayahnya merupakan perairan oleh sebab itu Indonesia terkenal dengan sebutan negara maritim. Kondisi semacam ini menyebabkan masyarakat yang hidup di sekitar wilayah laut akan memanfaatkan segala sumber kekayaan laut sebesar-besarnya dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka. Tidak bisa dipungkiri pula bahwa masyarakat yang tinggal di daerah sekitar wilayah laut memiliki kebudayaan yang berbeda dengan masyarakat yang tinggal di wilayah pegunungan ataupun dataran tinggi. Kebudayaan masyarakat wilayah laut dikenal dengan kebudayaan pesisir. Kebudayaan sendiri menurut (Koentjaraningrat, 1993) adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik dari manusia dengan belajar. Keseluruhan sistem gagasan, tindakan 86

dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat tersebut dapat kita jumpai pada salah satu ciri khas kebudayaan pesisir seperti yang terlihat pada masyarakat daerah Batang Jawa Tengah dengan adanya kebudayaan cabang olahraga dayung atau lebih dikenal oleh masyarakat dengan sebutan Lomban (sebutan masyarakat Klidang Lor). Lomban atau cabang olahraga dayung merupakan tradisi tahunan masyarakat Batang. Lomban diselenggarakan sekali dalam setahun, biasanya bertepatan pada Hari Raya Idul Fitri. Kebudayaan cabang olahraga dayung yang diadakan oleh masyarakat Batang tepatnya masyarakat Klidang Lor kecamatan Batang memiliki maksud dan tujuan untuk mempererat tali silahturahmi antar sesama serta melestarikan Budaya peninggalan dari generasi kegenerasi. Lomban sendiri merupakan salah satu jenis olahraga yang berlangsung diatas sungai. Dalam Wikipedia menyatakan bahwa mendayung merupakan sebuah olahraga yang menggunakan dayung dan berlangsung di atas sungai, danau, dan laut. Dalam teknik mendayung dengan oar hanya dikenal dua macam kayuhan yaitu dayung maju dan dayung mundur. Jika menginginkan perahu bergerak kedepan maka digunakan dayung maju sedangkan dayung mundur untuk menghentikan perahu yang sedang bergerak maju atau memang menginginkan perahu bergerak mundur. Jika ingin membelokkan perahu ke kanan maka tangan kiri mendayung maju dan tangan kanan mendayung mundur dan sebaliknya jika ingin membelok kekiri. Pada kegiatan yang dilakukan saat melakukan olahraga dayung secara tidak langsung terjadi sebuah kompetisi yang merupakan wujud dari interaksi sosial antara masyarakat. Baik interaksi antar masyarakat Klidang Lor sendiri, ataupun interaksi sosial antara masyarakat Klidang Lor dengan masyarakat diluar desa Klidang Lor mengingat peserta olahraga dayung ini diperuntukkan bagi masyarakat umum. Kebudayaan Budaya berasal dari kata budi yang berupa cipta, karsa dan rasa, dengan kebudayaan yang Kebudayaan = cultuur (bahasa belanda) = culture (bahasa inggris) = tsaqafah (bahasa arab ) dan berasal dari bahasa latin yaitu colere yang artinya mengelolah, 87

mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan, terutama mengelolah tanah atau bertani dari segi arti ini berkembang sebagai daya dan aktivitas manusia untuk mengelolah dan mengubah alam. Koentjaraningrat memberikan definisi budaya sebagai sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar (Koentjaraningrat, 1990: 180). J. J Honigmann (dalam Koenjtaraningrat, 1993) membedakan ada tiga gejala kebudayaan, antara lain adalah ideas, activitie, artifact. Hal tersebut selaras dengan apa yang dikemukakan oleh Koenjtaraningrat. Dimana Koentjaraningrat menyatakan ada tiga wujud kebudayaan, antara lain yang pertama wujud kebudayaan sebagai suatu yang kompleks dari ideide, gagasan-gagasan, nilai-nilai, normanorma, peraturan dan sebagainya. Yang kedua wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat dan yang terakhir atau yang ketiga adalah wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat. Olahraga Dayung Olahraga merupakan aktivitas dari gerak manusia menurut teknikteknik tertentu, dimana dalam pelaksanaannya terdapat unsur antara lain bermain, adanya perasaan senang atau bahagia, dilaksanakan di waktu luang, dan ketika melakukannya ada rasa kepuasan tersendiri yang dirasakan. Gensemer dalam (http://ejournal.uajy.ac.id/2930/2/2ta11200.pdf) mengistilahkan olahraga sebagai proses menciptakan tubuh yang baik bagi tempat pikiran atau jiwa. Artinya, dalam tubuh yang baik diharapkan pula terdapat jiwa yang sehat, sejalan dengan pepatah Romawi Kuno yaitu, Men sana in corporesano. Sedangkan menurut wikipedia mendayung merupakan sebuah olahraga yang menggunakan dayung dan berlangsung di atas sungai, danau, dan laut. Dalam teknik mendayung dengan oar hanya dikenal dua macam kayuhan yaitu dayung maju dan dayung mundur. Jika menginginkan perahu bergerak kedepan maka digunakan dayung maju sedangkan dayung mundur untuk menghentikan perahu yang sedang bergerak maju atau memang menginginkan perahu bergerak mundur. Jika ingin membelokkan perahu 88

ke kanan maka tangan kiri mendayung maju dan tangan kanan mendayung mundur,dan sebaliknya jika ingin membelok kekiri. Interaksi Sosial Pengertian Interaksi Sosial menurut (Soerjono Soekanto, 1990) adalah dasar dari proses sosial yang terjadi akibat adanya hubunganhubungan sosial yang dinamis, dalam hal ini mencakup hubungan antar individu, antar kelompok maupun yang terjadi antara individu dan kelompok. Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama (cooperation), persaingan (competition), dan bahkan dapat juga berbentuk pertentangan atau pertikaian (conflict). Gillin dan Gillin dalam Soerjono Soekanto (1990: 71) pernah mengadakan penggolongan yang lebih luas lagi. Menurut mereka, ada dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial, yaitu: 1. Proses yang asosiatif (processes of association) yang terbagi ke dalam tiga bentuk khusus lagi, yakni: a. Akomodasi b. Asimilasi dan akulturasi 2. Proses yang disosiatif (process of dissociation) yang mencakup: a. Persaingan b. Persaingan yang meliputi kontravensi dan pertentangan atau pertikaian (conflict). Sistematika yang lain pernah pula dikemukakan oleh Kimball Young dalam Soerjono Soekanto (1990: 71). Bentukbentuk proses sosial adalah: 1. Oposisi (opposition) yang mencakup persaingan (competition) dan pertentangan atau pertikaian (conflict). 2. Kerja sama (co-operation) yang menghasilkan akomodasi (accomodation), dan 3. Diferensiasi (differentiation) yang merupakan suatu proses di mana orang perorangan di dalam masyarakat memperoleh hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang berbeda dengan orang-orang lain dalam masyarakat atas dasar perbedaan usia, seks dan pekerjaan. Diferensiasi tersebut menghasilkan sistem lapisan-lapisan dalam masyarakat. Proses-proses interaksi yang pokok antara lain: 1. Proses-proses yang asosiatif a. Kerja sama Betapa pentingnya fungsi kerja sama, digambarkan oleh Charles H. 89

Cooley dalam Soerjono Soekanto (1990:73) sebagai berikut: kerja sama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut, kesadaran akan adanya kepentingankepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta yang penting dalam kerja sama yang berguna. b. Akomodasi Istilah akomodasi dipergunakan dalam dua arti yaitu untuk menunjuk pada suatu keadaan dan untuk menunjuk pada suatu proses. Akomodasi yang menunjuk pada suatu keadaan, berarti adanya suatu keseimbangan dalam interaksi antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku di dalam masyarakat. Sebagai suatu proses, akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan yaitu usaha-usaha untuk mencapai kestabilan. 2. Proses Disosiatif a. Persaingan Persaingan dapat diartikan sebagai suatu proses sosial, di mana individu atau kelompok-kelompok manusia yang bersaing, mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik perorangan maupun kelompok manusia) dengan cara menarik perhatian publik atau dengan memepertajam prasangka yang telah ada, tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan. b. Kontravensi Kontravensi pada hakikatnya merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian. Kontravensi terutama ditandai oleh gejala-gejala adanya ketidakpastian mengenai diri seseorang atau suatu rencana dan perasaan tidak suka yang disembunyikan, kebencian atau keraguraguan terhadap kepribadian seseorang. c. Pertentangan Pertentangan adalah suatu proses sosial di mana individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman 90

dan/atau kekerasan. Sebab-musabab atau akar dari pertentangan antara lain adalah perbedaan antara individuindividu, perbedaan kebudayaan, perbedaan kepentingan, dan perubahan sosial. Penetapan Pesindon sebgai kampung wisata batik juga membawa dampak dalam interaksi sosial. Dampak tersebut bisa berupa interaksi asosiatif maupun interaksi disosiatif. METODE Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian ini bertempat di Klidang Lor. Menurut Bodgan dan Taylor, Metode kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Moleong, 2002: 2). Penelitian ini memfokuskan pada bagaimanakah budaya cabang olahraga dayung yang dilakukan masyarakat di desa Klidang Lor Kabupaten Batang serta bagaimanakah interaksi sosial yang terjadi dengan adanya budaya cabang olahraga dayung pada masyarakat Klidang Lor Kabupaten Batang. Pengumpulan data merupakan hal terpenting sebab jika terjadi kesalahan dalam proses pengumpulan data, maka akan diperoleh kesimpulan yang salah. Pengumpulan data berhubungan dengan pemilihan teknik dan alat pengumpulan data yang sesuai. Tahapan yang dilalui sebelum mengadakan wawancara adalah Seleksi individu yang akan diwawancarai. Dalam hal ini dilakukan pemilihan terhadap informan yang dianggap mampu memberikan jawaban atas pertanyaanpertanyaan yang disampaikan tentang masalah yang diteliti. Pada dasarnya observasi sebagai metode utama untuk mendapatkan informasi dimana peneliti melihat perilaku dalam keadaan alamiah. Melihat dinamika, melihat gambaran perilaku berdasarkan situasi yang ada. Dokumentasi merupakan pengumpulan data melalui peninggalan tulisan berupa arsip-arsip, buku-buku dan surat kabar sebagai bukti yang menunjukkan peristiwa atau kegiatan yang berhubungan dengan penelitian ini. HASIL DAN PEMBAHASAN Budaya cabang olahraga dayung yang dilakukan masyarakat di desa Klidang Lor Kabupaten Batang dilaksanakan selama satu minggu bertepatan dengan hari raya idul fitri. 91

Biasanya dilaksanakan antara hari ketiga atau keempat di hari raya idul fitri. Awal mulanya lomban diadakan oleh para nelayan di Kabupaten Batang. Peserta cabang olahraga lomba dayung ini pada mulanya berasal dari nelayan di desa Klidang Lor sendiri tetapi karena adanya antusisme warga akhirnya lambat laun peserta lomban bukan hanya dari nelayan batang saja melainkan dari masyarakat umum bahkan masyarakat dari luar batang pun turut berpartisipasi dalam budaya cabang olahraga dayung ini. Lomban sendiri bisa dikatakan sebagai pesta rakyat. Budaya lomban di wariskan dari generasi kegenerasi sebagai warisan luhur budaya masyarakat Batang. Makna filosofi dari lomban sendiri terkait dengan rasa syukur masyarakat Klidang Lor yang memang sebagian besar bahkan hampir semuanya bermata pencaharian di sektor kelautan. Budaya cabang olahraga lomba dayung ini merupakan wujud syukur kepada sang pencipta atas berkah rejeki yang diberikan selama satu tahun. Rasa suka cita masyarakat tercermin dalam kemeriahan pelaksanaan budaya cabang olahraga dayung tersebut. Interaksi sosial yang terjadi dengan adanya budaya cabang olahraga dayung pada masyarakat Klidang Lor Kabupaten Batang Budaya cabang olahraga lomba dayung selain memiliki memiliki tujuan untuk melestarikan budaya leluhur ternyata memiliki tujuan lain, diantaranya adalah untuk mempererat tali silahturahmi diantara warga masyarakat. Hal tersebut terlihat dari peserta dalam tiap regu. Dalam satu regu peserta lomban berasal dari peserta umum. Satu regu bisa terdiri dari msayarakat nelayan desa Klidang Lor dan juga dari masyarakat diluar desa Klidang Lor. Dalam pelaksanaannya mau tidak mau peserta masuk dalam jalinan interaksi sosial, dimana interaksi sosial yang terjadi adalah dalam bentuk kompetisi. Diantara peserta saling bersaing untuk memperebutkan gelar juara. Selama berlangsungnya perlombaan cabang olahraga dayung tersebut tidak jarang masing-masing peserta saling beradu argumen mengunggulkan regunya masing-masing. Tidak jarang pula mereka menunjukkan kelihaian mereka dalam mendayung. Persaingan yang terjadi diantara masing-masing regu peserta lomban ternyata tidak 92

menjadikan mereka untuk terlibat dalam konflik sosial. Bentuk interaksi disosiatif yang terjadi masih sebatas dalam taraf persaingan positif. Hal tersebut tidak terlepas dari esensi tujuan utama diadakannya budaya cabang olahraga dayung itu sendiri. Persaingan bukan alasan untuk terjadinya konflik, melainkan adanya persaingan merupakan wujud dari kekuatan aktualisasi diri sebagai sebagai wujud semangat dan rasa suka cita atas syukur nikmat yang telah diterima selama satu tahun. SIMPULAN 1. Budaya cabang olahraga dayung di desa Klidang Lor Kabupaten Batang merupakan budaya leluhur yang diwariskan dari generasi kegenerasi. Budaya cabang olahraga lomba dayung juga memiliki makna filosofi dalam menanamkan rasa solidaritas kesetiakawanan serta mempererat tali silahturahmi serta wujud syukur kepada Tuhan atas segala limpahan rejeki selama satu tahun. 2. Interaksi yang terjalin adalah interaksi positif atau asosiatif. Adapun terjadinya persaingan merupakan persaingan sehat sebagai perwujudan aktualisasi diri ikut serta dalam melestarikan budaya leluhur dan ikut berperan serta dalam kegiatan lomban. DAFTAR PUSTAKA http://ejournal.uajy.ac.id/2930/2/2ta1120 0.pdf Koentjaraningrat, 1990. Pengantar Ilmu Antropologi, Rineka Cipta,., 1993. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia. Pustaka Utama Miles, Matthew B.A. Michael Huberman, 1992. Analisis Data Kualitatif. Terjemahan Tjejep Rohendi P. Ohidi. Jakarta. UI-Pres. Moleong, Lexy. J. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung. Remaja Rosdakarya. Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada. Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI 93