Pengaruh Pelatihan Pengelolaan Sampah Terhadap Penurunan Volume Sampah di Lingkungan Balleanging Kabupaten Bulukumba

dokumen-dokumen yang mirip
1. Pendahuluan PENDAMPINGAN MASYARAKAT DALAM PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA UNTUK MENDUKUNG PROGRAM URBAN FARMING

BAB I PENDAHULUAN. produktif secara sosial dan ekonomis. Masyarakat berperan serta, baik secara perseorangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. tahun 2012 memiliki total jumlah penduduk sebesar jiwa (BPS, 2013).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA LISA STUROYYA FAAZ

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA)

SATUAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG SAMPAH PADA TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH TANJUNG BELIT KABUPATEN ROKAN HULU

Kajian Timbulan Sampah Sistem Pengelolaan Sampah Berbasis 3R Studi Kasus RW 17 Kelurahan Cilengkrang Kabupaten Bandung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. berbagai program yang relevan. Peningkatan kualitas lingkungan terdiri dari berbagai

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

PERAN PEREMPUAN DAYA AIR, SANITASI DAN HIGIENE UNTUK KESEJAHTERAAN ETTY HESTHIATI LPPM UNIV. NASIONAL

Kata Kunci: Evaluasi, Masa Pakai, Reduksi, Pengomposan, Daur Ulang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

SUMMARY. PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA GORONTALO (Studi Kasus di UD. Loak Jaya)

BAB III METODE PENELITIAN

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Limbah padat atau sampah padat merupakan salah satu bentuk limbah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kebersihan lingkungan merupakan salah satu tolak ukur kualitas hidup

BAB I PENDAHULUAN. dan mutlak. Peran penting pemerintah ada pada tiga fungsi utama, yaitu fungsi

IV. METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Populasi dan Contoh

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang, Indonesia merupakan negara yang sedang berupaya

1

Profil Orgic's Home Generasi Muda Peduli Sampah

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

TUGAS AKHIR RP

BAB I PENDAHULUAN. kurang tepat serta keterbatasan kapasitas dan sumber dana meningkatkan dampak

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MEDIA VIDEO TERHADAP PENGETAHUAN ANAK PRA SEKOLAH TENTANG PENCEGAHAN PENYAKIT DIARE DI TK MINASAUPA

BAB I PENDAHULUAN. Penebangan liar, penggundulan hutan, pengerukan tambang, lahan kritis,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KAWASAN PERDESAAN KABUPATEN PONOROGO ( STUDI KASUS KECAMATAN BUNGKAL )

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kebersihan lingkungan merupakan salah satu hal yang sangat penting

I. PENDAHULUAN. Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah

PEMBERDAYAAN IBU RUMAH TANGGA DALAM MEMBUAT PRODUK DAUR ULANG SAMPAH DI KELURAHAN BALEARJOSARI

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia, karena pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Oleh. untuk mencapai hasil yang maksimal, maka sumber pembangunan yang

PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE)

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Laporan terbaru berjudul What a Waste: A Global Review of Solid Waste

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam semua aspek kehidupan manusia selalu menghasilkan manusia

Studi Timbulan Komposisi Dan Karakteristik Sampah Domestik Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru

Potensi Penerapan Pengelolaan Sampah Permukiman Berbasis 3R di Kelurahan Tunjungsekar Kota Malang

BAB I PENDAHULUAN. dan kualitas sampah yang dihasilkan. Demikian halnya dengan jenis sampah,

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kelurahan Bontoala merupakan bagian dari Kecamatan Pallangga

POTENSI PENGELOLAAN SAMPAH MENUJU ZERO WASTE YANG BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN KEDUNGKANDANG KOTA MALANG ABSTRAK

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NUR ALIEF MAHMUDAH

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian pra-experimental menggunakan one graup pre testpost

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan Hidup menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 23

BAB III METODE PENELITIAN

2015 STUDI TENTANG PEMBERDAYAAN PARTISIPATIF DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN EKONOMI DAN PERILAKU WARGA MASYARAKAT

BAB V IMPLEMENTASI PROGRAM KOMPOSTING RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dan memberikan pengaruh satu sama lain, mulai dari keturunan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Oleh: Drs. Paulus Hariyono, M.T. Sentot Suciarto A., Ph.D. Veronica Kusdiartini, SE., Msi Ir. E. Etty Listiati, M.T.

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

Penilaian Tingkat Keberlanjutan Kawasan Pantai Timur Surabaya sebagai Kawasan Konservasi Berkelanjutan

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

EVALUASI PROGRAM PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT

Edu Geography 3 (7) (2015) Edu Geography.

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. pola konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis dan

PENDAHULUAN. Sakinah, 2 Erna, 3 Marta 1,2,3. STIKes Prodi IKM Prima Korespondensi penulis :

BAB I PENDAHULUAN. yang dianggapnya sudah tidak berguna lagi, sehingga diperlakukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk dan aktivititas masyarakat di daerah perkotaan makin

PERINGATAN HARI LINGKUNGAN HIDUP

Kajian Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Secara Terpadu Di Kampung Menoreh Kota Semarang. Tugas Akhir

PENDAHULUAN Latar Belakang

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN BUBUTAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PLPBK RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BAB III GAMBARAN UMUM KAWASAN PRIORITAS KELURAHAN BASIRIH BANJARMASIN BARAT

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. 1. Gambaran Umum Dusun Kaliabu RW 13 dan Bank Sampah Karesma

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Desa Tabilaa adalah salah satu dari 23 Desa di Kecamatan Bolaang Uki yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PEMBANGUNAN KAMPUNG PERKOTAAN TERHADAP KONDISI FISIK LINGKUNGAN PERMUKIMAN DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan one group pretest-postest. Kota Semarang. Penelitian dilakukan pada bulan Juni sampai Juli 2014.

Metode PAR Sebagai Indikator Peningkatan Peran Masyarakat Terhadap Pengelolaan Limbah Plastik Dusun Paten Tridadi Sleman Yogyakarta

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Tentang Lansia yang Diberikan Perlakuan

PELESTARIAN LINGKUNGAN MELALUI TATAJER

BAB III METODE PENELITIAN

Pengelolaan Sampah Terpadu. Berbasis Masyarakat Kelurahan Karang Anyar

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan Kota

VII ANALISIS KETERKAITAN HASIL AHP DENGAN CVM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sampah merupakan suatu sisa-sisa benda yang tidak diinginkan setelah berakhirnya

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Deskripsi Pengelolaan Situ Rawa Badung. akibat pembangunan jalan dan pemukiman (lihat Gambar 3).

Draft Proposal Program Kampung Hijau. (Program Perbaikan Kampung)

BAB IV. A. Analisis Tentang Kriteria Memilih Calon Menantu di Kalangan Warga. Muhammadiyah Kelurahan Semolowaru Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. volume sampah berkorelasi dengan pertambahan jumlah penduduk dan upaya untuk

BUPATI TRENGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, sebagaimana

DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN DI DESA SUKOSARI KECAMATAN JUMANTONO KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi

INVENTARISASI SARANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA PURWOKERTO. Oleh: Chrisna Pudyawardhana. Abstraksi

POLA KONSUMSI MASYARAKAT MENIMBULKAN MASALAH SAMPAH DI KAWASAN PESISIR KAMPUNG BUGIS

BAB I PENDAHULUAN. (makhluk hidup) dan abiotik (makhluk tak hidup). Kedua komponen itu akan

Tingkat Partisipasi Masyarakat pada Permukiman Kumuh Kelurahan Ploso

Transkripsi:

ISSN (Print) : 2443-1141 ISSN (Online) : 2541-5301 P E N E L I T I A N Pengaruh Pelatihan Pengelolaan Sampah Terhadap Penurunan Volume Sampah di Lingkungan Balleanging Kabupaten Bulukumba Syarfaini 1 *, Munawir Amansyah 2, Khairunnisa 3 Abstrak Hingga saat ini sampah masih menjadi masalah serius di Indonesia. Perilaku dan kebiasaan masyarakat atau individu untuk mengelola sampah belum mengarah kepada perilaku yang positif seperti membuang sampah pada tempatnya. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh pelatihan pengelolaan sampah terhadap penurunan volume sampah di Lingkungan Balleanging Kabupaten Bulukumba. Metode: kuantitatif, desain: Quasi-Eksperiment (eksperimen semu). Sampel sebanyak 30 responden, metode penarikan sampel: teknik purposive sampling. Hasil: Tingkat pemilahan dan pewadahan sampah responden sebelum pelatihan dalam kategori kurang dan setelah pelatihan dalam kategori baik. Rata-rata volume sampah rumah tangga setelah pelatihan lebih kecil dari rata-rata volume sampah sebelum pelatihan. Pemberian pelatihan pengelolaan sampah rumah tangga berpengaruh terhadap penurunan volume sampah di Lingkungan Balleanging Kabupaten Bulukumba dengan nilai p=0,000. Diharapkan agar pemerintah setempat menyediakan kontainer sampah dan menyelenggarakan kegiatan sosialisasi maupun pelatihan pengelolaan sampah serta melakukan pengawasan terhadap aktivitas pengelolaan sampah agar masyarakat dapat lebih meningkatkan partisipasinya dalam mengelola sampah. Kata Kunci : Pelatihan, Pengelolaan Sampah, Volume Sampah, Pemilahan, Pewadahan Pendahuluan Sebagai salah satu negara berkembang dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta jiwa, masalah kesehatan lingkungan di Indonesia menjadi sangat kompleks terutama di kota-kota besar. Hal ini disebabkan antara lain: urbanisasi penduduk, tempat pembuangan sampah, penyediaan sarana air bersih, pencemaran udara, pembuangan limbah industri dan rumah tangga, bencana * Korespondensi : syarfaini_syam@yahoo.co.id 1,2, 3 Jurusan Kesehatan Masyarakat UIN Alauddin, Makassar alam/pengungsian, perencanaan tata kota dan kebijakan pemerintah pada pengelolaan lingkungan (Sumantri, 2010). Hingga saat ini sampah masih menjadi masalah serius di Indonesia. Di kota-kota besar di Indonesia, pemerintah lokal tidak memiliki kemampuan yang memadai dalam mengelola sampah perkotaan. Sisi lain, motivasi masyarakat dalam mengelola sampah sampai saat ini belum nampak kemunculannya. Pola hidup masyarakat yang masih mengedepankan pemenuhan kebutuhan hidup atau ekonomi menjadikan masalah pengelolaan

VOLUM E 3, NO. 1, JAN UARI APRIL 2017 HIGIENE 11 sampah sebagai permasalahan yang belum menjadi prioritas untuk ditangani. Perilaku dan kebiasaan masyarakat atau individu untuk mengelola sampah belum mengarah kepada perilaku yang positif seperti membuang sampah pada tempatnya (Wibowo, 2010). Mengingat jumlah volume sampah yang setiap harinya terus bertambah dan jenisnya pun semakin beraneka ragam mengikuti perkembangan zaman, maka dengan berlandaskan kemauan yang tinggi dari ibu-ibu rumah tangga di Lingkungan Balleanging, peneliti ingin membawa masyarakat Lingkungan Balleanging menjadi masyarakat yang dapat mengelola sampah rumah tangganya secara mandiri, sehingga sampah tidak lagi dinamakan sampah yang hanya dapat mengotori dan membawa bibit penyakit, namun sampah berubah arti menjadi sesuatu karya yang lebih bermanfaat demi kehidupan dunia dan akhirat. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lingkungan Balleanging RT 001 RW 002 Kelurahan Ballasaraja Kecamatan Bulukumpa Kabupaten Bulukumba pada tanggal 27 September sampai dengan 17 Oktober 2015. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatifl dengan pendekatan Quasi- Experiment (eksperimen semu). Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal dan menetap di RT 001 RW 002 Lingkungan Balleanging yang berjumlah 79 KK. Dengan jumlah sampel 30 KK menggunakan teknik Purposive sampling. Pada penelitian ini data dikumpulkan dengan menggunakan data primer dan sekunder. Timbangan kapasitas 2 kg digunakan untuk mengetahui volume sampah yang dihasilkan oleh setiap rumah tangga sebelum dan sesudah pelatihan. Sedangkan lembar observasi dilakukandigunakan untuk melihat tingkatan pengelolaan sampah masyakarat dalam hal ini terbatas hanya pada tingkat pemilahan dan pewadahan sampah Data yang diperoleh kemudian dianalisa dengan analisa univariat dan bivariat. Hasil Gambar 1 menunjukkan bahwa sebelum pemberian pelatihan dari total 30 responden, tidak ada responden (0,0%) yang pemilahannya baik, dan 6 responden (20,0%) yang pemilahannya cukup, serta 24 responden (80,0%) yang pemilahannya kurang. Dan setelah diberikan pelatihan terjadi perubahan yakni dari 30 responden, terdapat 17 responden (56,7%) yang pemilahannya baik, dan 9 responden (30,0%) yang pemilahannya cukup, serta 4 responden (13,3%) yang pemilahannya kurang. Gambar 2 menunjukkan bahwa sebelum pemberian pelatihan dari total 30 responden, tidak ada responden (0,0%) yang pewadahannya baik, dan 5 responden (16,7%) yang pewadahannya cukup, serta 25 responden (83,3%) yang pewadahannya kurang. Dan setelah diberikan pelatihan terjadi peningkatan yakni dari 30 responden, ter- Gambar 1. Distribusi Tingkat Pemilahan Sampah Responden Sebelum dan Sesudah diberikan Pelatihan Pengelolaan Sampah di Lingkungan Balleanging RT 001 RW 002 Kel. Ballasaraja Kec. Bulukumpa Kab. Bulukumba

12 HIGIENE VOLUM E 3, NO. 1, JANUARI APRIL 2017 Gambar 2. Distribusi Tingkat Pewadahan Sampah Responden Sebelum dan Sesudah diberikan Pelatihan Pengelolaan Sampah di Lingkungan Balleanging RT 001 RW 002 Kel. Ballasaraja Kec. Bulukumpa Kab. Bulukumba Tabel 1. Pengaruh Pelatihan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Terhadap Penurunan Volume Sampah di Lingkungan Balleanging Kel. Ballasaraja Kec. Bulukumpa Kab. Bulukumba. Volume Mean Std. Deviation p-value Pre 1,55 kg 1,54 Post 0,59 kg 1,05 0,000 dapat 16 responden (53,3%) yang pewadahannya baik, dan 8 responden (26,7%) yang pewadahannya cukup, serta 6 responden (20,0%) yang pewadahannya kurang. Berdasarkan hasil uji statistik dengan uji T berpasangan (paired sample test) terhadap volume sampah sebelum dan sesudah pemberian pelatihan pengelolaan sampah menunjukkan nilai p-value = 0,000. Nilai p tersebut < 0,05, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti pemberian pelatihan pengelolaan sampah berpengaruh dalam menurunkan volume sampah di Lingkungan Balleanging Kel. Ballasaraja Kec. Bulukumpa Kab. Bulukumba Pembahasan Wilayah penelitian ini dikhususkan pada RT 001 RW 002 Lingkungan Balleanging Kelurahan Ballasaraja Kecamatan Bulukumpa Kabupaten Bulukumba. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, Tahapan pengelolaan sampah ada 5 (lima) yaitu pemilahan, pewadahan, pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan akhir. Namun dalam penelitian ini, peneliti hanya melakukan pelatihan pengelolaan sampah pada tahap pemilahan dan pewadahan sampah. Hal ini disebabkan karena pada saat penelitian jumlah sampah anorganik responden per rumah tangganya yang siap didaur ulang masih sedikit sehingga peneliti tidak melakukan pelatihan pengolahan sampah. Alur penelitian yang dilakukan selama ±1 bulan ini dimulai dengan pencarian responden (secara door to door) dengan jumlah sampel yang didapatkan hanya 30 responden yang setuju untuk dijadikan sampel penelitian serta mau mengikuti setiap tahapan pelatihan pengelolaan sampah yang telah dijelaskan oleh peneliti kepada responden pada saat pertemuan pertama tersebut. Kurangnya responden yang dapat dijadikan sampel dalam penelitian ini disebabkan karena pekerjaan masyarakat di Lingkungan Balleanging mayoritas adalah seorang petani sehingga hal tersebut tidak termasuk ke dalam kriteria inklusi yang ditetapkan peneliti yaitu responden adalah ibu rumah tangga yang bekerja di dalam rumahnya sendiri dalam artian responden bukan ibu rumah tangga yang bekerja di luar rumah termasuk bertani. Tingkat Pemilahan dan Pewadahan Sampah Di samping terjadinya penurunan volume sampah anorganik yang dibuang ke lingkungan, selama penelitian juga tercatat perubahan-perubahan

VOLUM E 3, NO. 1, JAN UARI APRIL 2017 HIGIENE 13 responden dalam mengelola sampah rumah tangga. Perubahan tersebut diamati oleh peneliti dan dimasukkan ke dalam lembar observasi. Adapun tahapan pengelolaan sampah yang dilakukan adalah, sebagai berikut: Pemilahan sampah dalam penelitian ini yaitu pemilahan 3 jenis, artinya pemilahan yang dilakukan responden dengan memilah sampah rumah tangga menjadi tiga jenis yaitu sampah organik, sampah anorganik yang dapat di daur ulang, dan sampah anorganik yang akan dibuang ke lingkungan. Pewadahan sampah dalam penelitian ini yaitu pewadahan 3 jenis, artinya pewadahan yang dilakukan responden dengan mewadahi sampah rumah tangga menjadi tiga jenis yaitu wadah untuk sampah organik, wadah untuk sampah anorganik yang dapat di daur ulang, dan wadah untuk sampah anorganik yang akan dibuang ke lingkungan. Hasil peneltian pada gambar 1 dan 2 sesuai dengan hasil penelitian Aryenti (2011) tentang peningkatan peranserta masyarakat melalui gerakan menabung pada Bank Sampah di Kelurahan Babakan Surabaya, Kiacondong Bandung. Hasil penelitian Aryenti menunjukkan bahwa secara umum tindakan masyarakat mengenai pengelolaan sampah masuk dalam kategori baik. Kepedulian warga meningkat untuk selalu membuang sampah pada tempatnya dan pemilahan telah dilakukan oleh sebagian besar warga. Adapun responden yang mengikuti pelatihan pengelolaan sampah namun belum melakukan pemilahan dan pewadahan sampah ini disebabkan karena reponden tersebut merupakan ibu rumah tangga lansia (lanjut usia) sehingga tidak mampu lagi untuk melakukan hal-hal rinci seperti pemilahan terhadap sampah rumah tangganya dan hanya langsung membuangnya pada satu wadah campuran. Sedangkan responden yang hanya melakukan pemilahan dan pewadahan 2 jenis disebabkan karena belum menyadari pentingnya memilah sampah yang bisa didaur ulang, meskipun telah mengetahui dampak jangka panjang ketika sampah tidak diolah namun tetap tidak mengindahkannya. Dengan adanya pelatihan pengelolaan sampah sebagai salah satu sumber informasi membuat masyarakat tertarik untuk melakukan pemilahan dan pewadahan sampah agar nantinya sampah yang dikumpulkan dapat didaur ulang. Pengaruh Pelatihan terhadap Penurunan Volume Sampah Terjadinya penurunan volume sampah setelah pemberian pelatihan pengelolaan sampah disebabkan karena responden mampu mengaplikasikan materi yang diberikan pada saat pelatihan pemilahan dan pewadahan sampah. Sisa volume sampah yang akan dibuang ke lingkungan berupa sampah anorganik yang menurut responden tidak dapat di daur ulang. Sementara sampah anorganik yang dapat didaur ulang dipisahkan dari sampah organik maupun sampah anorganik yang tidak dapat didaur ulang kemudian disimpan dan dikumpulkan hingga jangka waktu tertentu sampai jumlah sampah tersebut cukup untuk didaur ulang. Tabel 1 menunjukkan bahwa pemberian pelatihan pengelolaan sampah berpengaruh dalam menurunkan volume sampah di Lingkungan Balleanging. Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Yuliani, Rohidin, dan Brata (2012) tentang pengelolaan sampah di Kecamatan Kota Manna Kabupaten Bengkulu Selatan melalui pendekatan sosial kemasyarakatan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap perilaku masyarakat Kota Manna Kabupaten Bengkulu Selatan terhadap pengelolaan sampah yaitu faktor pendidikan dan pekerjaan. Pendidikan yang rendah akan berdampak pada ketidaktahuan tentang pengelolaan sampah, sehingga seseorang yang memiliki pendidikan rendah tidak akan menyadari pentingnya pengelolaan sampah. Keberhasilan pengelolaan, bukan hanya tergantung aspek teknis semata, tetapi mencakup juga aspek non teknis, seperti bagaimana mengatur sistem agar dapat berfungsi, bagaimana lembaga atau organisasi yang sebaiknya mengelola, bagaimana membiayai sistem tersebut dan yang tak kalah

14 HIGIENE VOLUM E 3, NO. 1, JANUARI APRIL 2017 pentingnya adalah bagaimana melibatkan masyarakat penghasil sampah dalam aktivitas penanganan sampah. (Damanhuri dan Padmi, 2010). Bagi kita umat Islam upaya pelestarian lingkungan bukan hanya semata-mata karena tuntutan ekonomis atau politis atau karena desakan program pembangunan nasional. Usaha pelestarian lingkungan harus dipahami sebagai perintah agama yang wajib dilaksanakan oleh manusia bersamasama. Setiap usaha pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup secara baik dan benar adalah ibadah kepada Allah SWT. yang dapat memperoleh karunia pahala. Sebaliknya, setiap tindakan yang mengakibatkan kerusakan lingkungan hidup, pemborosan sumber daya alam, dan menelantarkan alam ciptaan Allah adalah perbuatan yang dimurkai- Nya. Pelestarian lingkungan merupakan keniscayaan ekologis yang tidak dapat ditawar oleh siapapun dan kapanpun. Oleh karena itu, pelestarian lingkungan tidak boleh tidak harus dilakukan oleh manusia, termasuk dalam hal pengelolaan sampah. Sementara itu menjaga dan melestarikan lingkungan sangat dianjurkan oleh Allah SWT. Lingkungan yang baik berupa sumber daya alam yang melimpah yang dititipkan oleh Allah SWT. Kepada manusia tidak akan lestari dan pulih (recovery) apabila tidak ada campur tangan manusia di dalamnya. Hal ini diingatkan oleh Allah dalam Q. S. Ar-Ra d/13:11, yang artinya: Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (Departemen Agama Republik Indonesia, 2004) Kesimpulan Tingkat pemilahan sampah responden di Lingkungan Balleanging RT 001 RW 002 Kelurahan Ballasaraja Kecamatan Bulukumpa Kabupaten Bulukumba sebelum pelatihan dalam kategori kurang dan setelah pelatihan dalam kategori baik. Tingkat pewadahan sampah responden di Lingkungan Balleanging RT 001 RW 002 Kelurahan Ballasaraja Kecamatan Bulukumpa Kabupaten Bulukumba sebelum pelatihan dalam kategori kurang dan setelah pelatihan dalam kategori baik. Rata -rata volume sampah rumah tangga di Lingkungan Balleanging RT 001 RW 002 Kelurahan Ballasaraja Kecamatan Bulukumpa Kabupaten Bulukumba setelah pelatihan lebih kecil dari rata-rata volume sampah sebelum pelatihan. Daftar Pustaka Aryenti. 2011. Peningkatan Peranserta Masyarakat Melalui Gerakan Menabung pada Bank Sampah di Kelurahan Babakan Surabaya, Kiaracondong. Bandung. Jurnal Permukiman. Vol. 6(1). http://www.pu.go.id. Diakses tanggal 26 Oktober 2015 (19:52). Damanhuri, E., dan T. Padmi. 2010. Diktat Kuliah TL- 3104 Pengelolaan Sampah. Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan. Institut Teknologi Bandung. http://hmtl.itb.ac.id. Diakses tanggal 26 Oktober 2015 (19:54). Departemen Agama Republik Indonesia. 2004. Al- Qur an dan Terjemahannya. Sumantri, A. 2010. Kesehatan Lingkungan dan Persfektif Islam. Kencana. Jakarta. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Pengelolaan Sampah. 7 Mei 2008. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69. Jakarta. Wibowo, H. E. 2010. Perilaku Masyarakat dalam Mengelola Sampah Pemukiman di Kampung Kamboja Kota Pontianak. Tesis. Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota. Universitas Diponegoro. Semarang. http://eprints.undip.ac.id. Diakses tanggal 5 Mei 2015 (21:25). Yuliani, Rohidin, dan B. Brata. 2012. Pengelolaan Sampah Di Kecamatan Kota Manna Kabupaten Bengkulu Selatan Melalui Pendekatan Sosial Kemasyarakatan. Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 1(2): 95-100. http://repository.unib.ac.id. Diakses tanggal 18 Desember 2014 (20:24).