BAB I DEFINISI. APD adalah Alat Pelindung Diri.

dokumen-dokumen yang mirip
PANDUAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) BAB I PENDAHULUAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kewaspadaan universal (Universal Precaution) adalah suatu tindakan

Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) merupakan salah satu bagian dari kewaspadaan standar.

Disampaikan pada Pertemuan Ilmiah Tahunan Nasional Ikatan Perawat Dialisis Indonesia (IPDI) Palembang, 17 Oktober 2014

PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 4.3 ELEKTIF Topik 2.A KESEHATAN INTERNASIONAL DAN KARANTINA

ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR

Buku Panduan Pendidikan Keterampilan Klinik 1 Keterampilan Sanitasi Tangan dan Penggunaan Sarung tangan

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI. Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) , Fax (0721)

KUESIONER PENELITIAN ACTION RESEARCH PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DI KAMAR BERSALIN RUMAH SAKIT JIH

RSCM KEWASPADAAN. Oleh : KOMITE PPIRS RSCM

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH

BAB I PENDAHULUAN. mikroorganisme dapat terjadi melalui darah, udara baik droplet maupun airbone,

Nomer Station 1 Judul Station Perawatan Jenazah di RS Waktu yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terdapat di RS PKU Muhammadiyah Gamping memiliki berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang cenderung menjadi epidemi dan pandemi

PANDUAN RUANG ISOLASI DI RUMAH SAKIT SAIFUL ANWAR MALANG

UNIVERSAL PRECAUTIONS Oleh: dr. A. Fauzi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1. Daftar Angka Paling Mungkin Coliform dengan Tiga Tabung

Pengendalian infeksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PANDUAN PENGGUNAAN APD DI RS AT TUROTS AL ISLAMY YOGYAKARTA

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO DINAS KESEHATAN PUSKESMAS PONOROGO UTARA. KEPUTUSAN KEPALA PUKESMAS PONOROGO UTARA Nomor :188.4/... / /...

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. (WHO, 2002). Infeksi nosokomial (IN) atau hospital acquired adalah

BAB V PEMBAHASAN. identifikasi kebutuhan dan syarat APD didapatkan bahwa instalasi laundry

1. Pentingnya patient safety adalah a. Untuk membuat pasien merasa lebih aman b. Untuk mengurangi risiko kejadian yang tidak diharapkan Suatu

LAMPIRAN 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN (Informed Consent)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERAWATAN JENASAH

PERSEPSI TERHADAP APD

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN

PANDUAN KEWASPADAAN UNIVERSAL PUSKESMAS KECAMATAN PASAR MINGGU

MODUL 1 ALAT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (ALAT PELI NDUNG DI RI / APD) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kecelakaan yang mungkin ditimbulkan. Oleh karena itu, APD. diperlukan. Syarat-syarat APD adalah :

LINDUNGILAH KELUARGA ANDA DARI PENULARAN BATUK DAN FLU DENGAN ETIKA BATUK YANG BAIK DAN BENAR

BAB V PEMBAHASAN. TM PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Madiun telah diperoleh

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN (Informed Consent)

PERALATAN PERLINDUNGAN DIRI

Definisi dan Tujuan keselamatan kerja

DAFTAR ISI. 1.1 Latar belakang Definisi Pengelolaan Linen...5

Lampiran 1. A. Kuesioner Nordic Body Map Nama : Umur : Pendidikan terakhir : Masa kerja :...tahun

10/13/2015 HIGIENE KARYAWAN DALAM PENGOLAHAN MAKANAN

Rumus untuk membuat larutan klorin 0,5% dari larutan konsentrat berbentuk cair :

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HIGIENE PEKERJA DALAM PENENGANAN PANGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Alat Pelindung Diri (APD) sangat penting bagi perawat. Setiap hari

ALAT-ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI LABORATORIUM

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif

Karakteristik Responden. 2. Lama Bertugas / pengalaman bekerja. 3.Mengikuti pelatihan APN ( Asuhan persalinan Normal)

SAP (SATUAN ACARA PENGAJARAN) DIARE

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Kegiatan Belajar TUJUAN. Pembelajaran Umum. Setelah mempelajari materi ini diharapkan Anda dapat mengaplikasikan prosedur mencuci tangan yang benar

BAB I PENDAHULUAN. bersifat dinamis dan merupakan masalah kesehatan yang sedang dihadapi terutama

DAFTAR TILIK CUCI TANGAN MEDIS

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. persepsi sehingga ada respon untuk mewujudkan suatu tindakan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PT. BINA KARYA KUSUMA

BAB I PENDAHULUAN. dinilai melalui berbagai indikator. Salah satunya adalah penilaian terhadap upaya

SPO PEMULASARAN JENAZAH. No. Revisi: 02. No. Dokumen: Halaman : 1/2. Diterbitkan Direktur, Tanggal Terbit : 01 Januari 2012

PROSEDUR TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

Bagaimana Cara Melindungi Diri dari Menghirup Abu Vulkanik?

PIT STOP PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)

Untuk menjamin makanan aman

MENCUCI INSTRUMEN BEDAH No.Dokumen No.Revisi Halaman. Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh : Direktur RS

STERILISASI & DESINFEKSI

terlebih dahulu isi daftar identitas yang telah disediakan. 2. Bacalah dengan baik setiap pertanyaan, kemudian beri tanda ( ) pada jawaban yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Standar Pengendalian dan Pencegahan Infeksi (PPI) diketahui atau tidak diketahui sumber infeksi (Infection Control Team,

PEDOMAN KEWASPADAAN UNIVERSAL BAGI PETUGAS KESEHATAN

LUKA BAKAR Halaman 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan. seseorang (Notoatmodjo,2007).

PT. BINA KARYA KUSUMA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku.

BAB II TINJAUAN TEORI. kecil dan hanya dapat dilihat di bawah mikroskop atau mikroskop elektron.

BAB I PENDAHULUAN. Di jaman modernisasi seperti sekarang ini Rumah Sakit harus mampu

PROSEDUR STANDAR Tanggal Terbit : / /200

Strategi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi untuk Prosedur Khusus di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN. Nama saya lailani Zahra, sedang menjalani pendidikan di Program D-IV Bidan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selama kunjungan antenatal atau pasca persalinan/bayi baru lahir atau saat

KUESIONER PENELITIAN

PANDUAN WAWANCARA. Analisis Kemampuan Perawat dalam Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Nosokomial di Rumah Sakit Umum Mitra Medika Medan

PT. BINA KARYA KUSUMA

KUESIONER PENELITIAN. Perbedaan Sanitasi Lingkungan dan Perilaku Petugas Kesehatan terhadap Angka

BAB 1 PENDAHULUAN. langsung ataupun tidak langsung dengan mikroorganisme dalam darah dan saliva pasien.

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN (Informed Consent)

Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion

PETUNJUK PERAWATAN TENSIMETER RAKSA (Sphigmomanometer Raksa) dan STETOSKOP

Lampiran 1 LEMBAR PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN

CARA PRODUKSI PANGAN Jejaring Promosi Keamanan Pangan dalam Sistem Keamanan Pangan Terpadu Nasional SIAP SAJI YANG BAIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang ditunjukkan setelah pasien

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Kemampuan perlindungan yang tak sempurna karena memakai APD yang kurang tepatdan perawatannya yang tidak baik

Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PIT STOP PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif observasional. Penelitian dilakukan untuk melihat ketepatan dan

PEMBELAJARAN V ALAT PELINDUNG DIRI

KEWASPADAAN BERDASARKAN TRANSMISI

Transkripsi:

BAB I DEFINISI APD adalah Alat Pelindung Diri. Pelindung yang baik adalah yang terbuat dari bahan yang telah diolah atau bahan sintetik yang tidak tembus air atau cairan lain (darah atau cairan tubuh). Bila bahan terbuat dari kain sebaiknya berwarna putih atau terang agar kotoran dan kontaminasi dapat terlihat dengan mudah. Topi atau masker yang terbuat dari kertas tidak boleh digunakan ulang karena tidak ada cara untuk membersihkannya dengan baik. Jika tidak dapat dicuci, jangan digunakan lagi. Jenis jenis APD : 1. Sarung tangan 2. Masker 3. Alat pelindung mata 4. Topi 5. Gaun pelindung 6. Apron 7. Pelindung kaki 1. SARUNG TANGAN Melindungi tangan dari bahan yanga dapat menularkan penyakit dan melindungi pasien dari mikroorganisme yang berada di tangan petugas kesehatan. Sarung tangan merupakan penghalang (barrier) fisik paling penting untuk mencegah penyebaran infeksi. Sarung tangan harus diganti antara setiap kontak dengan satu pasien ke pasien lainnya, untuk menghindari kontaminasi silang. Memakai sarung tangan tidak dapat menggantikan tindakan mencuci tangan atau pemakaian antiseptik yang digosokan pada tangan. Sebelum memakai sarung tangan dan setelah melepasnya lakukan kebersihan tangan menggunakan antiseptik cair atau handrub berbasis alkohol.

Indikasi memakai sarung tangan : Ada kemungkinan kontak tangan dengan darah atau cairan tubuh lain, membaran mukosa atau kulit yang terkelupas. Melakukan prosedur medis yang bersifat invasif misalnya menusukan sesuatu ke dalam pembuluh darah, seperti memasang infus. Menangani bahan bahan bekas pakai yang telah terkontaminasi atau menyentuh permukaan yang tercemar. Menerapkan Kewaspadaan Transmisi Kontak (yang diperlukan pada kasus penyakit menular melalui kontak yang telah diketahui atau dicurigai), yang mengharuskan petugas kesehatan menggunakan sarung tangan bersih, tidak steril ketika memasuki ruangan pasien. Petugas kesehatan harus melepas sarung tangan tersebut sebelum meninggalkan ruangan pasien dan mencuci tangan dengan air dan sabun atau dengan handrub berbasis alkohol. Satu sarung tangan harus digunakan untuk setiap pasien, sebagai upaya menghindari kontaminasi silang (CDC, 1987). Jenis jenis sarung tangan : Sarung tangan bersih : - Kontak dengan darah atau cairan tubuh - Kontak dengan pasien Sarung tangan steril : - Kontak dengan darah atau cairan tubuh - Kontak dengan pasien - Kontak dengan jaringan di bawah kulit Sarung tangan rumah tangga : - Kontak dengan darah atau cairan tubuh

Apakah kontak dengan darah atau cairan tubuh? Tidak TANPA SARUNG TANGAN Ya Apakah kontak dengan pasien? Ya Tidak SARUNG TANGAN RUMAH TANGGA ATAU SARUNG TANGAN BERSIH Apakah kontak dengan jaringan dibawah kulit Tidak SARUNG TANGAN STERIL Atau SARUNG TANGAN DTT Ya SARUNG TANGAN STERIL Atau SARUNG TANGAN DTT

Hal hal yang harus diperhatikan pada pemakainan sarung tangan : 1. Bila sarung tangan rumah tangga tidak tersedia, gunakan 2 lapis sarung tangan untuk memberikan perlindungan yang cukup bagi petugas kebersihan, petugas laundry, prekarya serta petugas yang menangani dan membuang limbah medis. 2. Gunakan sarung tangan dengan ukuran yang sesuai, khususnya untuk sarung tangan bedah. Sarung tangan yang tidak sesuai dengan ukuran tangan dapat mengganggu keterampilan dan mudah robek. 3. Jaga agar kuku selalu pendek untuk menurunkan resiko sarung tangan robek. 4. Tarik sarung tangan ke atas manset gaun (jika memakainya) untuk melindungi pergelangan tangan. 5. Gunakan pelembab yang larut dalam air (tidak mengandung lemak) untuk mencegah kulit tangan kering / berkerut. 6. Jangan gunakan lotion atau krim berbasis minyak, karena akan merusak sarung tangan bedah maupun sarung tangan periksa dari lateks. 7. Jangan menggunakan cairan pelembab yang mengandung parfum karena dapat menyebabkan iritasi pada kulit. 8. Jangan menyimpan sarung tangan di tempat dengan suhu yang terlalu panas atau terlalu dingin misalnya di bawah sinar matahari langsung, di dekat pemanas, AC, cahaya ultraviolet, cahaya fluoresen atau mesin rontgen, karena dapat merusak bahan sarung tangan sehingga mengurangi efektifitasnya sebagai pelindung. 2. MASKER a. Harus cukup besar untuk menutupi hidung, mulut, bagian bawah dagu, dan rambut pada wajah (jenggot). b. Masker dipakai untuk menahan cipratan yang keluar sewaktu petugas kesehatan atau petugas bedah berbicara, batuk atau bersin serta untuk mencegah percikan darah atau cairan tubuh lainnya memasuki hidung atau mulut petugas kesehatan.

c. Masker yang dibuat dari bahan sintetik dapat memberikan perlindungan dari tetesan partikel berukuran besar (>5 cm) yang tersebar melalui batuk atau bersin ke orang yang berada di dekat pasien (kurang dari 1 meter). d. Pada perawatan pasien yang telah diketahui atau dicurigai menderita penyakit menular melalui udara atau droplet, masker yang digunakan harus dapat mencegah partikel mencapai membran mukosa dari petugas kesehatan. MASKER BEDAH DAN TOPI MASKER EFISIENSI TINGGI N-95 DAN KACAMATA PELINDUNG Masker dengan efisiensi tinggi merupakan jenis masker khusus yang direkomendasikan, bila penyaringan udara dianggap penting misalnya pada perawatan seseorang yang telah diketahui atau dicurigai menderita flu burung atau SARS. e. Masker dengan efisiensi tinggi misalnya N-95 melindungi dari partikel dengan ukuran < 5 mikron yang dibawa oleh udara. f. Pemakaian masker efisiensi tinggi Petugas Kesehatan Harus: Memeriksa sisi masker yang menempel pada wajah untuk melihat apakah lapisan utuh dan tidak cacat. Jika bahan penyaring rusak atau kotor, buang masker tersebut. Selain itu, masker yang ada keretakan, terkikis, terpotong atau, terlipat pada sisi dalam masker, juga tidak dapat digunakan.

Memeriksa tali-tali masker untuk memastikan tidak terpotong atau rusak. Tali harus menempel dengan baik di semua titik sambungan. Memastikan bahwa klip hidung yang terbuat dari logam (jika ada) berada pada tempatnya dan berfungsi dengan baik. g. Fit test untuk masker efisiensi tinggi Fungsi masker akan terganggu/tidak efektif, jika masker tidak dapat melekat secara sempurna pada wajah, seperti pada keadaan dibawah ini: Adanya janggut, cambang atau rambut yang tumbuh pada wajah bagian bawah atau adanya gagang kacamata. Ketiadaan satu atau dua gigi pada kedua sisi dapat mempengaruhi perlekatan bagian wajah masker. Apabila klip hidung dari loga dipencet/dijepit, karena akan menyebabkan kebocoran. Ratakan klip tersebut di atas hidung setelah anda memasang masker, menggunakan kedua telunjuk dengan cara menekan dan menyusuri bagian atas masker. Jika mungkin, dianjurkan fit test dilakukan setiap saat sebelum memakai masker efisiensi tinggi. Pemeriksaan Segel Positif Hembuskan napas kuat-kuat. Tekanan positif di dalam respirator berarti tidak ada kebocoran. Bila terjadi kebocoran atur posisi dan atau ketegangan tali. Uji kembali kerapatan respirator. Ulangi langkah tersebut sampai respirator benar-benar tertutup rapat. Pemeriksaan Segel Negatif Tarik napas dalam-dalam. Bila tidak ada kebocoran, tekanan negatif akan membuat respirator menempel ke wajah. Kebocoran akan menyebabkan hilangnya tekanan negatif di dalam respirator akibat udara masuk melalui celah-celah pada segelnya. 3. ALAT PELINDUNG MATA Melindungi petugas dari percikan darah atau cairan tubuh lain dengan cara melindungi mata. Pelindung mata mencakup kacamata (goggles) plastik bening, kacamata pengaman, pelindung wajah dan visor.

Petugas kesehatan harus menggunakan masker dan pelindung mata atau pelindung wajah, jika melakukan tugas yang memungkinkan adanya percikan cairan secara tidak sengaja ke arah wajah. Bila tidak tersedia pelindung wajah, petugas kesehatan dapat menggunakan kacamat pelindung atau kacamata biasa serta masker. 4. TOPI Digunakan untuk menutup rambut dan kulit kepala sehingga serpihan kulit dan rambut tidak masuk ke dalam luka selama pembedahan. Topi harus cukup besar untuk menutup semua rambut. Meskipun topi dapat memberikan sejumlah perlindungan pada pasien, tetapi tujuan utamanya adalah untuk melindungi pemakainya dari darah atau cairan tubuh yang terpercik atau menyemprot.

5. GAUN PELINDUNG Digunakan untuk menutupi atau mengganti pakaian biasa atau seragam lain, pada saat merawat pasien yang diketahui atau dicurigai menderita penyakit menular melalui droplet/airborne. Pemakaian gaun pelindung terutama adalah untuk melindungi baju dan kulit petugas kesehatan dari sekresi respirasi. Ketika merawat pasien yang diketahui atau dicurigai menderita penyakit menular tersebut, petugas kesehatan harus mengenakan gaun pelindung setiap memasuki ruangan untuk merawat pasien karena pasien karena ada kemungkinan terpercik atau tersemprot darah, cairan tubuh, sekresi atau ekskresi. Pangkal sarung tangan harus menutupi ujung lengan gaun sepenuhnya. Lepaskan gaun sebelum meninggalkan area pasien.

Setelah gaun dilepas, pastikan bahwa pakaian dan kulit tidak kontak dengan bagian yang potensial tercemar, lalu cuci tangan segera untuk mencegah berpindahnya organisme. Kontaminasi pada pakaian yang dipakai saat bekerja dapat diturunkan 20-100x dengan memakai gaun pelindung. 6. APRON Yang terbuat dari karet atau plastik, merupakan penghalang tahan air untuk sepanjang bagian depan tubuh petugas kesehatan. Petugas kesehatan harus mengenakan apron di bawah gaun penutup ketika melakukan perawatan langsung pada pasien, membersihkan pasien, atau melakukan prosedur dimana ada resiko tumpahan darah, cairan tubuh atau sekresi. Hal ini penting jika gaun pelindung tidak tahan air. Apron akan mencegah cairan tubuh pasien mengenai baji dan kulit petugas kesehatan. Perawat yang memakai apron plastik saat merawat pasien bedah abdomen dapat menurunkan trasmisi S.aureus 30x dibandingkan perawat yang memakai baju seragam dan ganti tiap hari.

7.PELINDUNG KAKI Digunakan untuk melindungi kaki dari cedera akibat benda tajam atau benda berat yang mungkin jatuh secara tak sengaja ke atas kaki. Oleh karena itu, sandal, sandal jepit atau sepatu yang terbuat dari bahan lunak (kain) tidak boleh dikenakan. Sepatu boot karet atau sepatu kulit tertutup memberikan lebih banyak perlindungan, tetapi harus dijaga tetap bersih dan bebas kontaminasi darah atau tumpahan cairan tubuh lain. Penutup sepatu tidak diperlukan jika sepatu bersih. Sepatu yang tahan terhadap benda tajam atau kedap air harus tersedia di kamar bedah.

BAB II RUANG LINGKUP Panduan ini berisikan informasi tentang pemakaian alat pelindung diri (APD) yang terdiri dari pengertian, ruang lingkup dan tata laksana pemakian APD yang benar. APD digunakan oleh petugas, pasien dan pengunjung. Tujuan pemakaian APD melindungi petugas, pasien dan pengunjung dari mikroorganisme.

BAB III TATA LAKSANA 1. Pemakaian APD di Fasilitas Pelayanan Kesehatan: Bagaimana Mengenakan / Menggunakan dan Melepas Faktor-faktor penting yang harus diperhatikan pada pemakaian APD Kenakan APD sebelum kontak dengan pasien, umumnya sebelum memasuki ruangan. Gunakan dengan hati-hati jangan menyebarkan kontaminasi.

Lepas dan buang secara hati-hati ke tempat limbah infeksius yang telah disediakan di ruang ganti khusus. Lepas masker di luar ruangan. Segera lakukan pembersihan tangan dengan langkah-langkah membersihkan tangan sesuai pedoman. 2. Cara Mengenakan APD Langkah-langkah mengenakan APD pada perawatan ruang isolasi kontak dan airborne adalah sebagai berikut: Kenakan baju kerja sebagai lapisan pertama pakaian pelindung. Kenakan pelindung kaki. Kenakan sepasang sarung tangan pertama. Kenakan gaun luar. Kenakan celemek plastik. Kenakan sepasang sarung tangan kedua. Kenakan masker. Kenakan penutup kepala. Kenakan pelindung mata. Prinsip-prinsip PPI yang perlu diperhatikan pada pemakaian APD 1. Gaun Pelindung Tutupi badan sepenuhnya dari leher hingga lutut, lengan hingga bagian pergelangan tangan dan selubungkan ke belakang punggung. Ikat di bagian belakang leher dan pinggang.

2. Masker Eratkan tali atau karet elastis pada bagian tengah kepala dan leher. Paskan klip hidung dari logam fleksibel pada batang hidung. Paskan dengan erat pada wajah dan di bawah dagu sehingga melekat dengan baik. Periksa ulang pengepasan masker. 3. Kacamata atau Pelindung Wajah Pasang pada wajah dan mata dan sesuaikan agar pas. 4. Sarung Tangan Tarik hingga menutupi bagian pergelangan tangan gaun isolasi.

CARA MELEPAS APD Langkah-langkah melepaskan APD pada Perawatan Ruang Isolasi Kontak dan Airborne adalah Sebagai Berikut: 1. Disinfeksi sepasang sarung tangan bagian luar. 2. Disinfeksi celemek dan pelindung kaki. 3. Lepaskan sepasang sarung tangan bagian luar. 4. Lepaskan celemek. 5. Lepaskan gaun bagian luar. 6. Disinfeksi tangan yang mengenakan sarung tangan. 7. Lepaskan pelindung mata. 8. Lepaskan pentutup kepala. 9. Lepaskan masker. 10. Lepaskan pelindung kaki. 11. Lepaskan sepasang sarung tangan bagian dalam. 12. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih.

1. Sarung Tangan Ingatlah bahwa bagian luar sarung tangan telah terkontaminasi! Pegang bagian luar sarung tangan dengan sarung tangan lainnya, lepaskan. Pegang sarung tangan yang telah dilepas dengan menggunakan tangan yang masih memakai sarung tangan. Selipkan jari tangan yang sudah tidak memakai sarung tangan di bawah sarung tangan yang belum dilepas di pergelangan tangan. Lepaskan sarung tangan di atas sarung tangan pertama. Buang sarung tangan di tempat libah infeksius. 2. Kacamata atau Pelindung Wajah

Ingatlah bahwa bagian luar kacamat atau pelindung wajah telah terkontaminasi! Untuk melepasnya, pegang karet atau gagang kacamata. Letakkan di wadah yang telah disediakan untuk diproses ulang (limbah infeksius) 3. Gaun Pelindung Ingatlah bahwa bagian depan gaun dan lengan gaun pelindung telah terkontaminasi! Lepas tali. Tarik dari leher dan bahu dengan memegang bagian dalam gaun pelindung saja. Balik gaun pelindung. Lipat atau gulung menjadi gulungan dan letakkan di wadah yang telah disediakan untuk diproses ulang atau buang di tempat limbah infeksius. 4. Masker Ingatlah bahwa bagian depan masker telah terkontaminasi JANGAN SENTUH! Lepaskan tali bagian bawah dan kemudian tali atau karet bagian atas. Buang ke tempat limbah infeksius.

BAB IV DOKUMENTASI