ANALISIS KONVERGENSI PSAK KE IFRS

dokumen-dokumen yang mirip
Tanggapan Atas Exposure Draft PSAK 1 (Revisi 2009) tentang Penyajian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PSAK 1 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN IAS 1 - Presentation of Financial Statement. Presented by: Dwi Martani

ED PSAK 1. penyajian laporan keuangan. exposure draft

PSAK 1 (Penyajian Laporan Keuangan) per Efektif 1 Januari 2015

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

STANDAR AKUNTANSI ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK

PERKEMBANGAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN INDONESIA MENUJU INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS

LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 1 (REVISI 2009) PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

ED PSAK 46. exposure draft

ED PSAK 4. exposure draft

PERBANDINGAN IFRS FOR SMEs (2015) vs SAK ETAP

ED Amandemen PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS (PRAKARSA PENGUNGKAPAN) EXPOSURE DRAFT

SAK UMUM vs SAK ETAP. No Elemen PSAK SAK ETAP

PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI DAN PENGELOLAAN HUTAN (DOLAPKEU PHP2H)

KONTRAK ASURANSI Menerapkan ED PSAK 71: Instrumen Keuangan dengan PSAK 62: Kontrak Asuransi

Public Hearing ED PSAK 1

Tinjauan Atas PSAK No.1 (Revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan dan Perbedaannya dengan PSAK No.1 (Revisi 1998)

LAPORAN KEUANGAN INTERIM

BAB II PSAK NO. 1 TENTANG PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAN PSAK NO. 101 TENTANG PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PSAK TERBARU. Dr. Dwi Martani. 1-2 Juni 2010

Choirul Amin Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya, Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN

INTERPRETASI ATAS RUANG LINGKUP PSAK 13: PROPERTI INVESTASI

PUBLIC HEARING DSAK IAI

PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, ESTIMASI DAN KOREKSI KESALAHAN

Eksplorasi dan Evaluasi. Exposure draft ini dikeluarkan oleh. Standar Akuntansi Keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. 1. Teori Institusional (Mimetic Isomorphism Theory)

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

PENGATURAN BERSAMA PSAK AMANDEMEN. Akuntansi Akuisisi Kepentingan dalam Operasi Bersama

Pernyataan Pencabutan

SUMBER DAYA MINERAL. Dwi Martani

Penerapan Pendekatan Penyajian Kembali dalam PSAK 63: Pelaporan

LAMPIRAN C AMANDEMEN TERHADAP PSAK LAIN. Amandemen ini merupakan amandemen yang diakibatkan dari penerbitan ED PSAK 71: Instrumen Keuangan.

BAB II LANDASAN TEORI. telaah pustaka untuk mencari bahan acuan atau pijakan yang mempunyai kaitan dengan

BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi praktik penerapan konvergensi

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I. LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN Sumber : Kieso, Weygandt, & Warfield Dwi Martani

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

ED PSAK 62 KONTRAK ASURANSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang memiliki kekayaan sumber

ED PSAK 15. investasi pada entitas asosiasi dan ventura bersama. exposure draft

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

DISCUSSION PAPER REVIU KOMPREHENSIF ATAS SAK ETAP

INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI DAN VENTURA BERSAMA

UPDATE PENGEMBANGAN SAK Simposium Nasional Akuntansi XVIII

KONVERGENSI IFRS DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERPAJAKAN: Hasil Penelitian Komprehensif dan Terlengkap atas Seluruh PSAK pasca Konvergensi IFRS

IKATAN AKUNTAN INDONESIA (INSTITUTE OF INDONESIA CHARTERED ACCOUNTANTS)

ASET TETAP PSAK AMANDEMEN. AGRIKULTUR: TANAMAN PRODUKTIF

Amendemen PSAK 15. KePentIngAn JAngKA. Draf Eksposur ini diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (SAK) BERBASIS IFRS

ASET TETAP PSAK AMANDEMEN. Agrikultur: Tanaman Produktif

PUBLIC HEARING DSAK IAI

ED ISAK 26. exposure draft interpretasi Standar Akuntansi Keuangan

PSAK 66 PENGATURAN BERSAMA

DEFINISI DAN HIERARKI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sejak tahun 2010 Indonesia masuk dalam daftar negara yang melakukan

DEFINISI. PSAK 2 LAPORAN INTERIM OLEH: ERSA TRI WAHYUNI, PhD, CA, AK, CPMA, CPSAK

ANALISIS KONVERGENSI PSAK KE IFRS TERHADAP POS POS LAPORAN KEUANGAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui:

05FEB AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I. LAPORAN POSISI KEUANGAN Sumber : Kieso, Weygandt, & Warfield Dwi Martani. Fitri Indriawati, SE., M.Si.

Pedoman Tugas Akhir AKL2

DAFTAR STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BERLAKU SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2011 PSAK / ISAK / PPSAK UMUM

ED ISAK 15 PSAK 24 - BATAS ASET IMBALAN PASTI, PERSYARATAN PENDANAAN MINIMUM, DAN INTERAKSINYA EXPOSURE DRAFT INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mendorong berkembangnya Negara-negara dalam

LAMPIRAN A. 1.1 Data Responden. : Irwan Syafrudin. : Tax Accounting Manager. 1.2 Hasil Wawancara

BAB I PENDAHULUAN. bangunan yang digunakan sebagai kantor atau pabrik, peralatan, kendaraan dan lainlain.

ED PSAK 110. Akuntansi Sukuk. exposure draft pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

PSAK 25 Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan

DISTRIBUSI ASET NONKAS KEPADA PEMILIK

PSAK NO. 48 PENURUNAN NILAI ASET

Ikatan Akuntan Indonesia. IAI Copy Right, all rights reserved

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan konsep dasar akuntansi, yakni konsep kesatuan usaha (entity theory),

ED PSAK 67. exposure draft

BAB I PENDAHULUAN. operasional rutin perusahaan, terutama aset tetap (fixed asset). Aset tetap

PENERAPAN SAK ETAP DALAM LAPORAN KEUANGA N PADA KOPERASI KARYAWAN PT. TATA BUSANA JAKARTA. Dwiyatmoko Pujiwidodo

BAB I PENDAHULUAN. keuangan untuk mengambil keputusan baik secara internal maupun oleh pihak

1. Entitas signifikan Entitas memiliki akuntabilitas publik signifikan jika:

PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. dari pihak ekstern dan pihak intern. Pihak ekstern terdiri dari masyarakat, UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan sangat berperan penting dalam menarik investor.

PSAK 4 LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI Aria Farah Mita

DRAF EKSPOSUR PSAK 73 SEWA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyajian dan pengungkapan instrumen keuangan harus sesuai dengan standarstandar

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari

Koreksi Editorial SAK

PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, ESTIMASI DAN KOREKSI KESALAHAN

Mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan Bagaimana mempertanggungjawabkan konsekuensi pajak pada periode berjalan dan mendatang:

Dalam Ekonomi Hiperinflasi

SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM

: HERU WIDYANTO NPM : PEMBIMBING : Dr. SIGIT SUKMONO, SE,. MMSI.,

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN DAN LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi mengandung makna kerjasama. Definisi koperasi Indonesia

ED AMANDEMEN PSAK 62: KONTRAK ASURANSI. Menerapkan ED PSAK 71: Instrumen Keuangan dengan PSAK 62: Kontrak Asuransi

SEWA DE PSAK 73. Tanggapan tertulis atas draf eksposur paling lambat diterima pada tanggal 21 Juli Tanggapan dikirimkan ke:

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan kesempatan perusahaan untuk berkembang sangat dipengaruhi oleh

Transkripsi:

ANALISIS KONVERGENSI PSAK KE IFRS KELOMPOK GOODWILL: Dwi Rahayu 090462201 098 Dedi Alhamdanis 100462201 362 Larasati Sunarto 100462201 107 FAKULTAS EKONOMI UMRAH 2012 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di dalam akuntansi keuangan dikenal adanya standar yang harus dipatuhi dalam pembuatan laporan keuangan. Standar tersebut diperlukan karena banyaknya pengguna laporan keuangan. Jika tidak terdapat standar, perusahaan dapat saja menyajikan laporan keuangan yang mereka miliki sesuai dengan kehendak mereka sendiri. Hal ini tentunya akan menjadi masalah bagi para pengguna karena akan menyulitkan untuk memahami laporan keuangan yang ada. Setiap negara tentunya mempunyai aturan akuntansi (standar) yang berbeda-beda. Perbedaan itu mencakup perlakuan, metode, penyajian dan pelaporan. Perbedaan akuntansi tiap Negara akan menyulitkan bagi para pengguna laporan keuangan terutama bagi para analis, auditor, investor, dan kreditur yang lingkup kerjanya melewati batas Negara. Ketika dunia bisnis dapat dikatakan hampir tanpa batas Negara, sumber daya produksi (misalnya uang) yang dimiliki oleh seorang investor di satu Negara tertentu dapat dipindahkan dengan mudah dan cepat ke Negara lain misalnya melalui mekanisme bursa saham. Tentu saja akan timbul suatu masalah ketika standar akuntansi yang dipakai di Negara tersebut berbeda dengan standar akuntansi yang dipakai di Negara lain. Agar pemahaman laporan keuangan menjadi lebih mudah, maka perlu ditetapkannya suatu aturan atau standar yang seragam. Atas dasar hal tersebut muncullah isu konvergensi. Dengan adanya konvergensi diharapkan dapat menjembatani persepsi yang keliru dalam mengartikan laporan keuangan karena semua Negara aturannya seragam dengan pemahaman yang sama. Jadi dengan konvergensi, diharapkan tidak akan ada lagi persepsi yang salah dalam menginterpretasikan laporan keuangan. Maka berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik mengangkat judul Analisis Konvergensi PSAK ke IFRS. 2

1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah bagaimana perbandingan antara PSAK sebelum dan sesudah konvergensi IFRS. 1.3. Batasan Masalah Untuk batasan atau ruang lingkup masalah, data yang digunakan dalam pembahasan ini adalah buku PSAK 1 (Penyajian Laporan Keuangan), PSAK 3 (Laporan Keuangan Interim), dan PSAK 16 (Aset Tetap), dan sebagai perbandingan digunakan datadata IFRS/ IAS yakni IAS 1 (Presentation of Financial Statement), IAS 34 (Interim Financial Report), dan IAS 16 (Property, Plant, and Equipment). 1.4. Tujuan Penulisan Makalah Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui beberapa perubahan dalam penerapan PSAK 1, PSAK 3, dan PSAK 16 yang berbasis IFRS (IAS 1, IAS 34, dan IAS 16) dan membandingkannya. Ini merupakan salah satu cara dalam mempersiapkan diri untuk menghadapi konvergensi IFRS. 3

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Definisi PSAK dan IFRS PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) adalah standar yang digunakan untuk pelaporan keuangan di Indonesia. PSAK digunakan sebagai pedoman akuntan dalam membuat laporan keuangan. Sedangkan IFRS (International Financial Reporting Standard) merupakan pedoman penyusunan laporan keuangan yang diterima secara global/ internasional. Indonesia sebagai bagian dari pertumbuhan ekonomi dunia telah merespon perubahan-perubahan sistem pelaporan keuangan terkini dengan melakukan konvergensi IFRS kedalam PSAK. Dengan mengadopsi IFRS, Indonesia akan mendapatkan tujuh manfaat sekaligus, yaitu: 1. Meningkatkan kualitas Standar Akuntansi Keuangan (SAK). 2. Mengurangi biaya SAK. 3. Meningkatkan kredibilitas dan kegunaan laporan keuangan. 4. Meningkatkan komparabilitas pelaporan keuangan. 5. Meningkatkan transparansi keuangan. 6. Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang penghimpunan dana melalui pasar modal. 7. Meningkatkan efisiensi penyusunan laporan keuangan. 2.2. PSAK 1 (Penyajian Laporan Keuangan) Pernyataan ini mengatur persyaratan bagi penyajian laporan keuangan, struktur laporan keuangan, persyaratan minimum, dan isi laporan keuangan. Entitas menerapkan Pernyataan ini dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan bertujuan umum sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan. Pernyataan ini tidak berlaku bagi penyusunan dan penyajian laporan keuangan entitas syariah. 4

Secara umum perbedaan ED PSAK 1 (Revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan dengan PSAK 1 (Revisi 1998): Penyajian Laporan Keuangan adalah sebagai berikut: Perihal ED PSAK 1 (Revisi 2009) PSAK 1 (Revisi 1998) 1. Referensi ED PSAK 1 (Revisi 2009) mengadopsi IAS 1 Presentation of Financial Statements (2009) IFRS PSAK 1 (Revisi 1998) mengadopsi IAS 1 Disclosure of Accounting 2. Terjemahan untuk liability Liabilitas Policies (1997) GAAP Kewajiban 3. Definisi istilah Terdapat definisi istilah yang digunakan, yaitu laporan keuangan Tidak terdapat definisi istilah yang digunakan. untuk tujuan umum, tidak praktis standar akuntansi keuangan, material, catatan atas laporan keuangan,penghasilan komprehensif lain, pemilik, laba atau rugi. 4. Informasi yang Informasi yang disajikan dalam Informasi yang disajikan disajikan dalam laporan keuangan meliputi: dalam laporan meliputi: laporan a. Aset a. Aset keuangan b. Liabilitas b. Kewajiban c. Ekuitas c. Ekuitas d. Pendapatan dan d. Pendapatan dan beban e.kontribusi dari dan distribusi e. Arus kas kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik f. Arus kas 5. Tanggung jawab Tidak mengatur mengenai pihak Manajemen bertanggung 5

atas laporan yang bertanggung jawab atas jawab atas laporan keuangan laporan keuangan. keuangan. 6. Komponen Komponen keuangan yang lengkap: Komponen laporan laporan a. Laporan posisi keuangan keuangan yang lengkap: keuangan yang (neraca) a. Neraca lengkap b. Laporan laba rugi komprehensif b. Laporan laba rugi c. Laporan perubahan ekuitas c. Laporan perubahan d. Laporan arus kas ekuitas e. Catatan atas laporan keuangan d. Laporan arus kas f. Laporan posisi keuangan awal e. Catatan atas laporan periode komparatif sajian akibat keuangan penerapan retrospektif, penyajian kembali, atau reklasifikasi pospos laporan keuangan 7. Kepatuhan Entitas membuat pernyataan Tidak diatur bahwa laporan terhadap SAK kepatuhan atas SAK dalam laporan keuangan yang memuat keuangan. pernyataan entitas atas SAK. kepatuhan 8. Penyimpangan dari suatu PSAK Penyimpangan dari suatu PSAK diijinkan jika kepatuhan atas PSAK tersebut bertentangan dengan tujuan laporan keuangan dalam KDPPLK. Tidak diatur adanya penyimpangan dari suatu PSAK 9. Pemilihan dan Tidak diatur bagaimana memilih dan Terdapat pengaturan penerapan menerapkan kebijakan akuntansi bagaimana memilih dan kebijakan ketika tidak diatur dalam suatu menerapkan kebijakan akuntansi ketika PSAK. Hal tersebut akan diatur akuntansi ketika tidak diatur tidak diatur dalam PSAK 25, jika PSAK 25 dalam suatu PSAK. 6

dalam PSAK sudah mengadopsi IAS 8 terkini. 10. Tepat waktu Tidak diatur kapan entitas sebaiknya mengeluarkan laporan keuangan Entitas mengeluarkan sebaiknya laporan keuangan paling lama 4 bulan setelah tanggal neraca. 11. Klasifikasikan Liabilitas keuangan yang dibiayai Liabilitas tersebut liabilitas yang kembali yang akan jatuh tempo diklasifikasikan sebagai dibiayai kembali 12. Klasifikasi dalam 12 bulan setelah periode pelaporan diklasifikasikan sebagai laibilitas jangka pendek, jika entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk membiayai kembali. Pelanggaran perjanjian utang yang liabilitas jangka panjang. Tidak diatur mengenai hal liabilitas yang mengakibatkan kreditur meminta tersebut. terjadi percepatan pembayaran, maka pelanggaran, perjanjian utang. liabilitas tersebut disajikan sebagai liabilitas jangka pendek, meskipun kreditur mengijinkan penundaan pembayaran selama 12 bulan setelah tanggal pelaporan tetapi persetujuan tersebut diperoleh setelah tanggal pelaporan. 13. Pos luar biasa Penggunaan istilah pos luar biasa tidak diperkenankan. Penggunaan istilah pos luar biasa diperkenankan. 14. Pos-pos yang Pos-pos berikut termasuk yang Pos-pos yang minimal minimal harus minimal disajikan dalam laporan laba disajikan dalam laporan laba 7

disajikan dalam rugi (bagian dari laporan laba rugi rugi tidak termasuk: laporan laba rugi komprehensif. komprehensif): a. Beban keuangan b. Keuntungan atau kerugian dari operasi yang dihentikan. c. Bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan joint ventures yang menggunakan a. Beban keuangan b. Keuntungan atau kerugian dari operasi yang dihentikan. c. Bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan joint metode ekuitas. ventures menggunakan ekuitas. yang metode 2.2.1. Perbedaan ED PSAK 1 (Revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan dengan IAS 1 (2009): Presentation of Financial Statements ED PSAK 1 (2009): Penyajian Laporan Keuangan mengadopsi seluruh pengaturan dalam IAS 1 (2009): Presentation of Financial Statements, kecuali untuk paragraf-paragraf berikut: 1. IAS 1 paragraf 2 yang menjadi PSAK 1 paragraf 2 mengenai ruang lingkup, yang mana ditambahkan kalimat yang menyatakan bahwa PSAK 1 tidak berlaku untuk entitas syariah karena penyajian laporan keuangan syariah diatur dalam PSAK 101: Penyajian Laporan Keuangan Syariah. 2. IAS 1 paragraf 5, mengenai penerapan IAS 1 bagi entitas nirlaba dan entitas sektor publik, dihilangkan. Karena pelaporan keuangan entitas nirlaba diatur dalam PSAK 45: Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba dan entitas sektor publik diatur dalam standar akuntansi pemerintah bukan standar akuntansi keuangan. 3. IAS 1 paragraf 6, mengenai penerapan IAS 1 bagi entitas tanpa ekuitas (misalnya reksa dana) dan entitas yang modalnya bukan ekuitas (misalnya koperasi), dihilangkan. Karena penyajian laporan keuangan reksa dana diatur dalam PSAK 49: Akuntansi Reksa Dana dan koperasi diatur dalam PSAK 27: Akuntansi Perkoperasian. 8

4. Implementation Guidance dari IAS 1 tentang ilustrasi penyajian laporan posisi keuangan disesuaikan dengan penyajian laporan posisi keuangan (neraca) yang selama ini berlaku di Indonesia. Implementation Guidance tersebut menyajikan laporan posisi keuangan. 2.3. PSAK 3 (Laporan Keuangan Interim) Pernyataan ini diterapkan bagi entitas yang disyaratkan atau memilih untuk menerbitkan laporan keuangan interim sesuai SAK, tidak mengatur entitas yang disyaratkan menerbitkan laporan keuangan interim. Laporan keuangan interim adalah laporan keuangan, baik laporan keuangan lengkap atau laporan keuangan ringkas untuk suatu periode interim. Periode interim merupakan suatu periode yang lebih pendek dari satu tahun buku penuh. Secara umum perbedaan antara ED PSAK 3 (revisi 2010): Laporan Keuangan Interim dengan PSAK 3 (1994): Laporan Keuangan Interim adalah sebagai berikut: Perihal ED PSAK 3 (revisi 2010) PSAK 3 (1994) 1. Ruang lingkup a. Tidak menentukan entitas Perusahaan yang yang harus menerapkan PSAK ini. diwajibkan oleh peraturan perundangan yang berlaku. 2. Pandangan terkait b. Entitas yang diwajibkan atau memilih untuk menyajikan laporan keuangan interim harus mengikuti ketentuan dalam PSAK ini. Tidak dijelaskan. Laporan Keuangan Interim Laporan Interim Keuangan merupakan bagian integral dengan laporan keuangan tahunan. 3. Isi Laporan Keuangan Laporan Keuangan Interim Tidak dijelaskan. 9

Interim lengkap atau Laporan Keuangan Interim ringkas. 4. Komponen minimal Laporan posisi keuangan Tidak dijelaskan. Laporan Interim Keuangan ringkas dan laporan laba rugi komprehensif ringkas. 5. Format dan isi a. Laporan keuangan interim Tidak dijelaskan. Laporan Interim Keuangan lengkap mengikuti PSAK 1. b. Laporan keuangan interim ringkas minimal mencakup judul dan subjudul dalam laporan keuangan tahunan dan catatan penjelasan. 6. Catatan penjelasan a. Penjelasan mengenai Tidak dijelaskan. tertentu kepatuhan SAK dan terhadap catatan penjelasan tertentu dan informasi minimalnya. b. Pengungkapan kepatuhan terhadap SAK. 7. Periode laporan a. Laporan posisi keuangan Tidak dijelaskan. keuangan komparatif Interim per periode interim dengan tahun buku sebelumnya. b. Laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas komparatif dengan periode interim sebelumnya. 8. Perubahan estimasi Perubahan estimasi signifikan Tidak dijelaskan. 10

signifikan periode terakhir pada interim yang diterjadi pada periode interim terakhir harus diungkapkan dalam laporan keuangan tahunan. 9. Pendapatan Pedapatan musiman, siklusan, Tidak dijelaskan. musiman, siklusan, dan tidak teratur dapat dan tidak teratur 10. Beban yang tidak beraturan diantisipasi atau ditangguhkan. Beban yang tidak beraturan dapat diantisipasi atau ditangguhkan. Tidak dijelaskan. 2.3.1. Perbedaan ED PSAK 3 (revisi 2010): Laporan Keuangan Interim dengan IAS 34 Interim Financial Reporting per 1 Januari 2009 ED PSAK 3 (revisi 2010): Laporan Keuangan Interim mengadopsi seluruh IAS 34 Interim Financial Reporting per 1 Januari 2009, kecuali: 1. IAS 34 paragraf 1 yang menjadi ED PSAK 3 (revisi 2010) tentang ruang lingkup dengan menghilangkan anjuran untuk entitas yang menjual efeknya ke publik untuk menyajikan laporan keuangan interim. Hal ini sudah diatur oleh peraturan yang berlaku. 2. IAS 34 paragraf 14 tentang interaksi antara laporan keuangan interim dengan laporan keuangan interim, tidak diadopsi. Hal ini disesuaikan dengan pengaturan laporan keuangan konsolidasian dalam PSAK 4 (revisi 2009): Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri. 3. IAS 34 paragraf 46 yang menjadi ED PSAK 3 (revisi 2010) tentang tanggal efektif dengan menghilangkan penerapan dini. Pertimbangannya penerapan dini hanya dapat dilakukan dengan tepat jika seluruh pengaturan dalam IFRSs diadopsi secara bersamaan menjadi SAK. Adopsi IFRSs menjadi SAK di Indonesia dilakukan secara bertahap. 11

4. IAS 34 paragraf 47 dan 48 tentang tanggal efektif untuk dampak amandemen IFRSs, tidak diadopsi. Hal ini tidak relevan karena IFRSs yang diamandemen belum diadopsi sebelumnya. 5. IAS 34 appendix B paragraf B31-B33 yang menjadi ED PSAK 3 lampiran B paragraf B31-B33 tentang pelaporan keuangan interim pada ekonomi hiperinflasi dengan menghilangkan rujukan ke PSAK, karena ekonomi hiperinflasi belum diatur dalam PSAK tersendiri. 2.4. PSAK 16 (Aset Tetap) Aset tetap adalah aset berwujud (tangible) yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode, digunakan dalam operasi dan tidak untuk dijual kembali, bersifat jangka panjang dan biasanya disusutkan. Secara umum perbedaan antara ED PSAK 16 (revisi 2011): Aset Tetap dengan PSAK 16 (2007): Aset Tetap adalah sebagai berikut: Perihal ED PSAK 16 (revisi 2011) PSAK 16 (revisi 2007) 1. Pengecualian Menambahkan pengecualian ruang Hanya mengatur terhadap ruang lingkup untuk: pengecualian ruang lingkup a. aset tetap diklasifikasikan lingkup untuk untuk hak sebagai dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58 (revisi penambangan reservasi dan tambang, 2009): Aset Tidak Lancar yang dimiliki untuk dijual dan operasi yang dihentikan b. pengakuan dan pengukuran seperti minyak, gas alam, dan sumber daya alam sejenis yang tidak dapat diperbarui. aset eksplorasi dan evaluasi (Lihat PSAK 64: Aktivitas 12

Eksplorasi dan Evaluasi Pada Pertambangan Sumber Daya Mineral) 2. Ruang lingkup Tidak mengatur lagi mengenai properti investasi yang sedang dibangun atau dikembangkan. Ruang lingkup mencakup properti yang dibangun atau dikembangkan untuk digunakan di masa depan sebagai properti investasi. 3. Hibah Pemerintah Tidak mengatur syarat pengakuan aset tetap yang berasal dari hibah. Pengakuan aset tetap yang berasal dari hibah Hanya mengatur nilai tercatat aset tetap yang dapat dikurangi dari pemerintah syarat bahwa: mempunyai hibah pemerintah. a. entitas telah memenuhi kondisi atau prasyarat hibah tersebut; b. hibah akan diperoleh. 4. Aset tetap yang Pengaturan aset tetap yang Mengatur perlakuan tersedia untuk tersedia untuk dijual dihapus akuntansi terhadap suatu dijual karena sudah diatur dalam PSAK aset tetap yang tersedia 58 (revisi 2009): Aset Tidak Lancar untuk dijual. yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan. 5. Depresiasi atas Menjelaskan bahwa pada Perlakuan akuntansi tanah umumnya tanah memiliki umur ekonomis tidak terbatas sehingga tidak disusutkan, kecuali entitas untuk tanah yang diperoleh dengan Hak Guna Usaha, Hak Guna 13

meyakini umur ekonomis tanah terbatas. Perlakuan akuntansi tanah yang Bangunan dan lainnya mengacu pada PSAK 47: Tanah. diperoleh dengan Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan lainnya mengacu pada ISAK 25: Hak Atas Tanah 2.4.1. Perbedaan ED PSAK 16 (revisi 2011) dan IAS 16 (2009) ED PSAK 16 (revisi 2011): Aset Tetap mengadopsi seluruh pengaturan dalam IAS 16 Property, Plant, and Equipment per Januari 2009, kecuali untuk hal-hal sebagai berikut: 1. ED PSAK 16 (revisi 2011): Aset Tetap paragraf 03 mengenai ruang lingkup dimana untuk aset biologik terkait aktivitas agrikultur termasuk dalam ruang lingkup PSAK 16 (revisi 2011). Hal ini berbeda dengan pengaturan yang ada dalam IAS 16 Property, Plant and Equipment paragraf 3 dimana aset biologik terkait aktivitas agrikultur dikecualikan dalam ruang lingkup. 2. ED PSAK 16 (revisi 2011): Aset Tetap memberikan tambahan pada paragraf 43 mengenai perubahan kebijakan akuntansi dari model biaya ke model revaluasi yang tidak ada pengaturannya dalam IAS 16. 3. ED PSAK 16 (revisi 2011): Aset Tetap tidak mengadopsi pengaturan dalam IAS 16 paragraf 80 mengenai ketentuan transisi karena tidak relevan. 4. ED PSAK 16 (revisi 2011): Aset Tetap memberikan ketentuan transisi pada paragraf 82 yang tidak ada dalam IAS 16. 5. ED PSAK 16 (revisi 2011): Aset Tetap tidak mengadopsi pengaturan dalam IAS 16 paragraf 81, 81 A F mengenai tanggal efektif karena tidak relevan. 6. IAS 16 Property, Plant and Equipment paragraf 68A mengenai penghentian pengakuan menjadi paragraf 69 pada ED PSAK 16 (revisi 2011) dan nomor paragraf selanjutnya disesuaikan. 14

BAB III KESIMPULAN Indonesia memutuskan untuk berkiblat pada standar pelaporan keuangan internasional atau IFRS. Konvergensi akuntansi Indonesia (PSAK) ke IFRS sangat perlu didukung agar Indonesia mendapatkan pengakuan maksimal. Pengakuan maksimal ini didapat dari komunitas internasional yang sudah lama menganut standar ini. Mengapa harus mengadopsi IFRS? Karena dengan mengadopsi IFRS, Indonesia akan mendapatkan manfaat dari meningkatnya kredibilitas pasar modal Indonesia di mata investor global, meluasnya pasar investasi lintas batas negara dan meningkatkan efisiensi alokasi modal. Teknologi informasi yang berkembang pesat juga telah mengubah lingkungan pelaporan keuangan. Kemajuan ini membawa antusiasme jutaan investor (bahkan milyaran) ke lantai pasar modal di seluruh penjuru dunia, misalnya investor dari America bisa dengan mudah berinvestasi di Eropa/ di Singapore/ bahkan di Indonesia. Upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas IFRS akan melindungi investor dalam negeri, karena dengan penerapan standar internasional akan meningkatkan kepercayaan internasional untuk investasi di indonesia. Nah, menurut pandangan penulis, berdasarkan studi komparatif, terdapat 14 titik perbedaan antara PSAK 1 tahun 1998 dan 2009. Beberapa tanggapan atas PSAK 1 (2009) yang penulis sajikan adalah dari 5 menjadi 6 laporan keuangan, perubahan istilah akuntansi yang baru, dinamika IFRS dan auditing, perubahan klasifikasi aset, penghapusan pos-pos luar biasa, dan waktu penerbitan laporan keuangan. Untuk PSAK 3 tahun 1994 dan 2010, penulis menemukan 10 titik perbedaan, diantaranya perihal ruang lingkup, isi, format, dan komponen minimal laporan keuangan interim, periode, pendapatan, dan beban. Untuk PSAK 16 tahun 2007 dan 2011 terdapat 5 titik perbedaan, diantaranya perihal pengecualian terhadap ruang lingkup, hibah pemerintah, aset tetap yang tersedia untuk dijual, dan depresiasi atas tanah. Perubahan yang dibawa IFRS ini merupakan penyempurnaan standar global yang tidak mengubah dasar-dasar akuntansi selama ini. 15

DAFTAR PUSTAKA http://www.sai.ugm.ac.id/site/images/pdf/ifrs.pdf http://www.scribd.com/doc/110909597/makalah-perbandingan-ifrs-dengan-psak http://yuliarahmiaccountingunand08.blogspot.com/2011/04/penyajian-laporankeuangan.html#!/2011/04/penyajian-laporan-keuangan.html Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Exposure Draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Penyajian Laporan Keuangan (PSAK No. 1). Jakarta: Salemba Empat. Ikatan Akuntan Indonesia. 2010. Exposure Draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Laporan Keuangan Interim (PSAK No. 3). Jakarta: Salemba Empat. Ikatan Akuntan Indonesia. 2011. Exposure Draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Aset Tetap (PSAK No. 16). Jakarta: Salemba Empat. 16