5 BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Bank Rakyat Indonesia (BRI) Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei AriaWirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto, suatu lembaga keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Lembaga tersebut berdiri tanggal 16 Desember 1895 yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran Bank Rakyat Indonesia (BRI). Pada periode setelah kemerdekaan Republik Indonesia, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah sebagai Bank Pemerintah pertama di Republik Indonesia. Dalam masa perang mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan Bank Rakyat Indonesia (BRI) sempat terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai aktif kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu melalui PERPU No. 41 tahun 1960 dibentuklah Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan peleburan dari Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij (NHM). Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) No. 9 tahun 1965, BKTN diintegrasikan kedalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan. 5
6 Setelah berjalan selama satu bulan, keluar Penpres No. 17 tahun 1965 tentang pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (eks BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural, sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor Impor (Eksim). Berdasarkan Undang-Undang No. 14 tahun 1967 tentang Undang-Undang Pokok Perbankan dan Undang-Undang No. 13 tahun 1968 tentang Undang- Undang Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekspor Impor dipisahkan masing-masing menjadi dua bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang- Undang No. 21 tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai bank umum. Sejak 19 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 21 tahun 1992 status Bank Rakyat Indonesia (BRI) berubah menjadi perseroan terbatas. Sampai sekarang Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang didirikan sejak tahun 1985 tetap konsisten memfokuskan pada pelayanan terhadap masyarakat kecil,diantaranya dengan memberikan fasilitas kredit kepada golongan pengusaha kecil. Hal ini antara lain tercermin pada perkembangan penyaluran KUK (Kredit Usaha Kecil) pada tahun 1994 sebesar Rp. 6.419,8 milyar yang meningkat menjadi Rp. 8.231,1 milyar pada tahun 1995 dan pada tahun 1999 sampai dengan bulan September sebesar Rp.20.466 milyar.
7 Kemudian Bank Rakyat Indonesia (BRI) pada 10 November 2003 lalu,mencatat sejarah dengan melakukan pencatatan perdana sahamnya di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES). Bank BRI secara resmi tercatat sebagai emiten di BEJ dan BES dengan nama saham BBRI. Selain melakukan pencatatan saham perdana di BEJ dan BES, Bank Rakyat Indonesia juga melakukan refund, distribusi surat konfirmasi penjatahan kepada investor, distribusi saham secara elektronik serta melakukan pembayaran kepada pemerintah dan emiten. Pemerintah selaku pemilik saham tunggal Bank Rakyat Indonesia (BRI) melepas sampai 30% sahamnya di Bank Rakyat Indonesia (BRI) kepada publik melalui pasar modal. Seiring dengan perkembangan dunia perbankan yang semakin pesat, maka sampai saat ini Bank Rakyat Indonesia mempunyai unit kerja yang berjumlah 4.447 buah,yang terdiri dari 1 kantor pusat Bank Rakyat Indonesia (BRI), 12 Kantor Wilayah, 12 Kantor Inspeksi/SPI, 170 Kantor Cabang(dalam negeri), 145 Kantor Cabang Pembantu, 1 Kantor Cabang Khusus, 1 New York Agency, 1 Caymand Island Agency, 1 Kantor Perwakilan Hongkong, 40 Kantor Kas Bayar, 6 Kantor Mobil Bank, 193 P.Point, 3.075 BRI Unit dan 357 Pos Pelayanan Desa.
8 Gambar 2.1. Logo Bank Rakyat Indonesia (BRI) B. Visi dan Misi Bank Rakyat Indonesia (BRI) Visi Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah menjadi bank komersial terkemuka yang mengutamakan kepuasan nasabah. Dalam mewujudkan visinya, BRI telah menetapkan tiga misi, yaitu: 1. Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang perkembangan ekonomi masyarakat. 2. Memberikan pelayann prima kepada semua nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang professional dengan melaksanakan Good Corporate Governance. 3. Memberikan keuntungan dan manfaat optimal kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
9 Berikut ini adalah prinsip-prinsip Good Corporate Governance yang diterapkan oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI): 1. Tranparansi (Transparency) Keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan mengemukakan informasi materil dan relevan mengenai perusahaan. 2. Akuntabilitas (Accountability) Kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif. 3. Pertanggungjawaban (Responsibility) Kesesuaian didalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. 4. Kemandirian (Independence) Suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara professional tanpa benturan kepentingan dan berpengaruh atau tekanan dari pihak maupun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. 5. Kewajaran (Fairness) Keadilan dan kesetaraan didalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
10 C. Hubungan Perusahaan (Bank Rakyat Indonesia) dengan Insan Bank (Pekerja Bank Rakyat Indonesia) Insan Bank disini adalah tenaga kerja yang bekerja dan menerima upah didalam hubungan kerja dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI).Insan Bank terdiri dari Anggota Komisaris, Anggota Komite Audit, Anggota Direksi dan pekerja tetap serta pekerja kontrak berdasarkan ketentuan yang berlaku di Bank Rakyat Indonesia (BRI). Bank Rakyat Indonesia (BRI) percaya bahwa sumber daya manusia adalah aset utama, sehingga baik sebagai pribadi maupun sebagai bagian dari perusahaan, semua insan bank berusaha menjembatani setiap hambatan yang mengganggu perncapaian pelaksanaan kebijakan. Adapun kebijakan pokok Bank Rakyat Indonesia terhadap insan bank yaitu: 1. Akan memperlakukan setiap insan bank dengan hormat, menghargai privasi dan harga diri setiap insannya. 2. Hanya akan mengumpulkan dan menyimpan informasi personal dari insan bank yang dibutuhkan untuk evektifitas operasional Bank Rakyat Indonesia (BRI) atau yang dibutuhkan untuk kepentingan hukum. 3. Menjaga informasi tersebut dengan baik dan hanya akan memberikannya kepada pihak yang memang memiliki kewenangan untuk mengetahuinya. 4. Berusaha untuk menyediakan lingkungan kerja yang aman, sehat dan kondusif. Setiap insan bank memiliki tanggung jawab pribadi kepada insan lain dan Bank Rakyat Indonesi (BRI) untuk tidak menempatkan Bank Rakyat Indonesia
11 (BRI) pada tindakan atau keadaan yang dapat mengganggu lingkungan kerja tersebut. Bank Rakyat Indonesia (BRI) mengharapkan agar setiap insan bank mendukung komitmen dan usaha BRI kearah terciptanya kesempatan kerja yang sama bagi setiap pekerja. BRI menyadari kelebihan yang ada dari setiap insan bank dengan berbagai latar belakang dan pengalaman tetapi untuk mencapai tujuan yang sama. kebijakan BRI melarang setiap bentuk diskriminasi, pelecehan dan intimidasi terhadap ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, umur, daerah asal, negara asal, orientasi seksual atau cacat tubuh. pekerja didorong untuk bertanya atau lebih memperhatikan hal-hal semacam ini kepada pihak manajemen. D. Struktur Organisasi Kantor Cabang Bank Rakyat Indonesia (BRI) Organisasi merupakan alat atau wadah yang digunakan oleh perusahaan guna merealisir tujuan yang telah digariskan.tujuan utama dalam pembentukan struktur organisasi adalah untuk mengkoordinasikan semua kegiatan, baik secara fisik maupun nonfisik yang diarahkan pada pencapaian tujuan.dalam mewujudkan usaha-usaha perusahaan diperlukan suatu kegiatan terarah sehingga pelaksanaan tugas dapat dilaksanakan secara tertib dan lancar berpedoman kepada perangkat-perangkat organisasi yang telah ditentukan. Berikut ini adalah struktur orgaisasi kantor cabang Bank Rakyat Indonesia (BRI): 1. Manajer Pemasaran, membawahi: a) Account Officer. b) Founding Officer.
12 c) Mantri Badan Kredit Desa (BKD). d) Tenaga Pengawas Tempat Pelayanan Simpan Pinjam (TPSP). 2. Manajer Operasional, membawahi: a) Asisten Manajer Operasional, membawahi: 1) Pelayanan Dana-Jasa dan Devisa, terdiri dari fungsi-fungsi: I. Unit Pelayanan Nasabah (UPN). II. Administrasi Dana dan Jasa. 2) Pelayanan Devisa. 3) Supervisior Pelayanan Kas, membawahi: I. Kasir Induk. II. Teller (Tunai, Tapsun, Kliring). III. Payment Point. 4) Fungsi Entri Data. b) Supervisior Administrasi Kredit, terdiri dari fungsi-fungsi: 1) Operasional Kredit Umum. 2) Operasional Kredit Tapsun. 3) Portofolio. c) Koordinator Akuntansi dan Laporan, terdiri dari fungsi-fungsi: 1) Verifikator. 2) Petugas Laporan. 3) Petugas 1 F/Poska. 4) Operator. 5) Arsip. d) Supervisior Pelayanan Intern, terdiri dari fungsi-fungsi:
13 1) Sekretariat. 2) Personalia/SDM. 3) Logistik. 4) Supir, Satpam dan Pramubakti. 3. Manajer Bisnis Mikro, membawahi: a) Asisten Manajer Bisnis Mikro, membawahi: 1) Supervisior Administrasi Unit, terdiri dari fungsi-fungsi: I. Petugas Administrasi Unit (PAU). II. Petugas Rekonsiliasi Unit (PRU). III. Pegawai Cadangan. IV. Tim Kurir Kas. 2) Kepala BRI Unit, membawahi: I. Mantri. II. Deskman. III. Teller. IV. BRI Unit dapat membawahi Pos Khusus dan Pos Pelayanan. b) Penilik. 4. Pengawas Internal Cabang Pengawas Internal Cabang bertanggungjawab langsung kepada Pimpinan Cabang dalam melakukan pengawasan intern, yang untuk keadaan tertentu wajib lapor langsung kepada Pimpinan Wilayah. 5. Pemimpin Cabang Pembantu Pemimpin Cabang Pembantu bartanggungjawab langsung kepada Pimpinan Cabang Induknya dengan membawahi fungsi-fungsi:
14 a) Account Officer. b) Supervisior, membawahi: 1) Teller. 2) Unit Pelayanan Nasabah (UPN). 3) Payment Point. c) Petugas Administrasi Kredit. d) Fungsi Pelayanan Intern. Dengan adanya struktur organisasi ini, maka setiap unit kerja dapat melaksanakan pekerjaan dan tanggung jawabnya masing-masing. Adapun ruang lingkup kegiatan Kantor Cabang meliputi: 1. Melayani produk-produk dan jasa bank seperti Giro, Deposito, Tabungan, Transfer dan jasa lainnya. 2. Melayani invisibles, usaha devisa (ekspor impor), dan Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (Bagi Kanca Devisa). 3. Melayani permohonan dan memutuskan pinjaman sesuai wewenang (Pendelegasian Wewenang untuk memutus kredit) yang diberikan. 4. Melakukan pembinaan bisnis Mikro (Bagi Kantor Cabang yang membawahi Unit). 5. Melakukan kegiatan administrasi lainnya termasuk pembuktian dan pelaporan unit kerja dibawahnya. Ruang lingkup kegiatan di Kantor Cabang Pembantu adalah Full Banking Service sebagaimana Kantor Cabang sesuai dengan kewenangan yang telah ditetapkan.sedangkan ruang lingkup kegiatan di BRI Unit adalah melayani produk jasa sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
15 E. Hak dan Kewajiban Pekerja Kontrak Setiap pekerja mempunyai hak dan kewajiban masing-masing dalam menjalankan jabatannya, begitu juga dengan BRI mempunyai hak dan kewajiban terhadap semua pekerjanya.apa yang menjadi hak bagi pekerja merupakan kewajiban BRI.Adapun kewajiban masing-masing pihak adalah sebagai berikut. 1. Kewajiban Pekerja Kontrak a) Menyerahkan ijasah asli dari pendidikan formal terakhir untuk disimpan selama jangka waktu kontrak pada BRI. b) Melakukan tugas yang telah ditetapkan oleh BRI dengan sebaikbaiknya dan penuh rasa tanggung jawab yang akan dievaluasi oleh BRI sesuai ketentuan yang berlaku. c) Bersedia ditempatkan dimana saja di seluruh unit kerja dan diseluruh wilayah kerja BRI. d) Mentaati peraturan-peraturan bagi pekerja kontrak dan peraturan lainnya yang berlaku di BRI, serta menjaga kepentingan BRI dan memelihara peralatan milik BRI dengan sebaik-baiknya. e) Tidak memberikan keterangan-keterangan tentang keadaan keuangan nasabah yang tercatat pada BRI dan hal-hal lain yang harus dirahasiakan oleh bank menurut kelaziman yang berlaku dalam dunia perbankan (rahasia bank), serta rahasia BRI. Kewajiban ini terus berlaku selama terikat dalam perjanjian kerja maupun setelah berakhirnya perjanjian kerja. f) Tidak memberikan keterangan pada media cetak dan media elektronik serta media lain, tidak pula membicarakan diluar hubungan jabatan
16 segala persoalan yang diperoleh mengenai BRI, terkecuali dengan izin BRI. g) Bertanggungjawab atas segala tugas yang diberikan oleh BRI termasuk tugas yang berhubungan dengan finansial. h) Tidak melakukan suatu perbuatan yang tidak sesuai dengan etika dan moral atau yang tidak sepatutnya dikerjakan oleh pekerja atau calon pekerja yang baik, termasuk berjudi, mabuk-mabukan dan menggunakan obat terlarang. i) Mengganti segala kerugian finansial maupun non finansial yang diderita BRI sebagai akibat kelalaian yang ditimbulkan dalam melaksanakan tugas. j) Bersedia dikenakan pengurangan atas upah pokok berdasarkan ketentuan yang berlaku bagi pekerja kontrak apabila tidak hadir secara penuh selama jam kerja. k) Membuat pernyataan tertulis diatas materai bahwa pekerja bersedia dalam hal BRI tidak memperpanjang jangka waktu perjanjian kerja maupun tidak mengangkat pekerja sebagai pekerja tetap BRI, jika pekerja tidak memenuhi target yang ditetapkan oleh BRI atau tidak lulus evaluasi yang diselenggarakan oleh BRI. 2. Kewajiban Perusahaan (Bank Rakyat Indonesia) a) Memberikan penjelasan perihal isi perjanjian kerja kepada pekerja, yang terdokumentasi dalam Berita Acara Penjelasan Perjanjian Kerja yang ditandatangani kedua belah pihak dan merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan perjanjian kerja.
17 b) Memberikan upah kepada pekerja sesuai dengan ketentuan yang dibuat BRI, yaitu Upah Pokok dan Tunjangan Premiun. Selain ini, pekerja juga dapat diberikan Tunjangan Kerawanan, Tunjangan Air Tawar, dan tunjangan lainnya yang ditetapkan oleh BRI. c) Pembayaran upah dan tunjangan kepada pekerja akan dilaksanakan setiap akhir bulan. PPh atas upah yang diterima menjadi beban pekerja. d) Memberikan upah lembur berdasarkan ketentuan yang berlaku bagi pekerja kontrak di BRI atas kelebihan jam kerja apabila karena kepentingan dinas/bri mengakibatkan pekerja melaksanakan tugas melebihi jam kerja yang telah ditetapkan berdasarkan ketentuan yang berlaku bagi pekerja kontrak di BRI. e) Memberikan fasilitas dan lunsum biaya perjalanan dinas kepada pekerja berdasarkan ketentuan yang berlaku bagi pekerja tetap BRI yang disetarakan dengan golongan jabatannya apabila pekerja ditugaskan untuk melaksanakan perjalanan dinas oleh BRI. f) Memberikan cuti selama 12 (dua belas) hari kerja dalam 12 (dua belas) bulan masa kerja kepada pekerja dengan catatan cuti tersebut dapat dilaksanakan apabila pekerja telah bekerja pada BRI sekurangkurangnya 6 (enam) bulan. Pihak BRI akan memberikan uang cuti berdasarkan ketentuan yang berlaku bagi pekerja kontrak di BRI. g) Memberikan Tunjangan Hari Raya Keagamaan (THRK) sesuai ketentuan yang berlaku bagi pekerja kontrak di BRI.
18 h) Memberikan fasilitas dan kesejahteraan lainnya yang jenis dan besarnya sesuai ketentuan yang berlaku bagi pekerja kontrak di BRI. Apabila pekerja tidak menjalankan kewajiban yang telah ditetapkan, maka pekerja yang tidak menjalankan kewajibannya tersebut akan dikenakan sanksi, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Terhadap pekerja yang tidak hadir secara penuh selama jam kerja dikenakan pengurangan atas upah pokok yang diterimanya, dengan perhitungan pengurangan berdasarkan ketentuan yang berlaku bagi pekerja kontrak di BRI. 2. BRI dapat memutuskan atau mengakhiri perjanjian kerja secara sepihak sebelum berkhirnya jangk waktu perjanjian kerja apabila pekerja melanggar atau tidak memenuhi ketentuan sebagaimana peraturan yang telah ditetapkan yang diberlakukan kepada pekerja. 3. Sebelum melakukan pemutusan perjanjian kerja, BRI akan memberikan peringatan kepada pekerja secara tertulis dan dalam waktu 14 (empat belas) hari setelah peringatan tersebut, pekerja wajib memberikan pertanggungjawaban. 4. Jika dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari, ternyata pekerja tidak memberikan pertanggungjawaban, maka pekerja dianggap telah menerima apa yang dinyatakan dalam peringatan tersebut dan bersedia menerima sanksi dari BRI. 5. Apabila pertanggungjawaban yang diberikan pekerja tidak dapat diterima oleh BRI berdasarkan alasan dan pertimbangan yang jelas, maka BRI
19 berhak secara sepihak memutuskan perjanjian kerja ini seketika tanpa memberikan ganti rugi apapun kepada pekerja. 6. Dalam hal pemutusan perjanjian kerja, karena pekerja melakukan pelanggaran yang menyebabkan kerugian finansial bagi BRI, maka pekerja wajib mengganti seluruh kerugian yang diderita oleh BRI dan atau dapat pula menuntut terhadap pekerja. 7. Dalam hal pemutusan perjanjian kerja, karena pekerja melakukan pelanggaran yang menyebabkan kerugian finansial bagi BRI, maka pekerja wajib mengganti seluuh kerugian yang diderita oleh BRI dan atau dapat pula menuntut terhadap pekerja melalui jalur hukum baik pidana maupun perdata.