BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari, seperti halnya puisi karya Nita Widiati Efsa yang berisi tentang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra merupakan karya seni yang mengandung banyak estetika

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak cukup dengan tumbuh dan berkembang akan tetapi. dilakukan dengan proses pendidikan. Manusia sebagai makhluk sosial

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kebudayaan sangat erat. Oleh sebab itu, sebagian besar objek karya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cermin dari sebuah realitas kehidupan sosial masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. referensial (Jabrohim 2001:10-11), dalam kaitannya dengan sastra pada

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL SEPENGGAL BULAN UNTUKMU KARYA ZHAENAL FANANI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari luapan emosional. Karya sastra tidak menyuguhkan ilmu pengetahuan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diperankan oleh tokoh cerita. Kepribadian yang dimiliki para tokoh dalam cerita

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB I PENDAHULUAN. sastrawan dalam mengemukakan gagasan melalui karyanya, bahasa sastra

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia (Trisman, 2003:12). Karya sastra terdiri atas puisi, prosa, dan drama.

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui bagaimana persoalan-persoalan kebudayaan yang ada. Kebiasaan

BAB I. yang dilagukan. Lagu umumnya berisi tentang permasalahan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan pengarang dan psikologi isi hatinya, yang diiringi dengan daya

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Hal ini disebabkan masing-masing pengarang mempunyai

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. rancangan penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan

BAB I PENDAHULUAN. sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengarang mengenai berbagai hal. Hal-hal tersebut dapat berupa hasil

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. sisi-sisi kehidupan manusia dan memuat kebenaran-kebenaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan suatu bentuk seni kreatif yang di dalamnya mengandung nilainilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya sastra. Sastra tidak hanya sekedar bidang ilmu atau bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan suatu ungkapan diri pribadi manusia yang berupa

BAB I PENDAHULUAN. sosial budaya yang terjadi dalam masyarakat adalah novel. Menurut Esten (1993:

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan tersebut.

ANALISIS STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL SINTREN KARYA DIANING WIDYA YUDHISTIRA

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dari banyak sekali karya sastra yang muncul, baik berupa puisi,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah karya sastra pada hakikatnya merupakan suatu pengungkapan kehidupan melalui bentuk bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pandangan pengarang terhadap fakta-fakta atau realitas yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang bebas mengungkapkan semua ide dan ktreatifitasnya agar pembaca dapat menangkap

BAB I PENDAHULUAN. moral bagi masyarakat, salah satunya ialah melalui karya sastra. Karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. membuat karya sastra berangkat dari fenomena-fenomena sosial, politik, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan karya yang berasal dari imajinasi pengarang, imajinasi

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan masyarakat. Sastrawan memiliki peranan didalam masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Wellek dan Warren (1977:109) dalam bukunya Teori Kesusastraan berpendapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan fenomena sosial budaya yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konflik menurut Webster,dalam bahasa aslinya berarti suatu

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sekitar yang dituangkan dalam bentuk seni. Peristiwa yang dialami

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

BAB I. Imajinasi yang diciptakan berasal dari diri sendiri dan lingkungan sekitar

BAB 1 PENDAHULUAN. sastra mengambil isi sastra tersebut dari kehidupan sehari-hari yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Refleksi Kehidupan Masyarakat Palestina dalam novel Sognando Palestina belum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sastra tadi harus dapat dikomunikasikan kepada orang lain, karena dapat saja

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan bentuk karya seni kreatif yang menggunakan objek manusia

BAB I PENDAHULUAN. ataupun kitab-kitab pengajaran, Teeuw dalam Susanto (2012 : 1).

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52.

BAB I PENDAHULUAN. dipahami anak. Sastra anak secara emosional psikologis dapat ditanggapi dan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial, dan karya sastra memiliki kaitan yang sangat erat. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini karya sastra banyak berisi tentang realitas kehidupan sehari-hari, seperti halnya puisi karya Nita Widiati Efsa yang berisi tentang percintaan yang dialaminya sendiri, serta cerpen karya Arswendo Atmowiloto berisi perjuangan gadis kecil melawan kemiskinan, serta novel karya Ratna Sarumpaet yang berisi tentang pergolakan rakyat Maluku dalam menghadapi konflik. Segala hal dalam kehidupan sehari-hari yang dialami oleh manusia dapat dijadikan tema maupun dasar pemikiran dalam menciptakan sebuah karya sastra. Kehidupan manusia dapat dipelajari melalui ilmu sosiologi, sosiologi dapat diartikan sebagai ilmu atau pengetahuan yang sistematis tentang kehidupan berkelompok manusia dalam hubungannya dengan manusiamanusia lainnya yang secara umum disebut masyarakat. Menurut Veeger (1993: 5) sosiologi dapat juga disebut ilmu masyarakat. Seperti yang telah diterangkan di atas bahwa kehidupan sehari-hari yang dialami manusia dapat dijadikan sebagai tema dalam karya sastra, maka salah satu karya sastra tersebut adalah novel. Novel berisi tentang berbagai masalah yang dialami manusia dan lingkungan sekitarnya, serta konflik-konflik yang terjadi antara manusia dan manusia lainnya serta manusia dan lingkungannya. Rafiek (2013: 53) mengatakan bahwa hubungan manusia dengan lingkungannya, manusia lain, 1

2 kelompok sosial, penguasa dan institusi- institusi yang ada merupakan masalah sosiologi sastra. Bagian-bagian dari cakupan sosiologi sastra yaitu salah satunya kesusastraan dan masyarakat. Escarpit (2005: 3) mengungkapkan bahwa dalam sebuah karya sastra ditemukan fakta sastra yang menyiratkan adanya penulis, buku dan pembaca atau secara umum dapat dikatakan pencipta, karya dan publik. Setiap fakta sastra merupakan bagian sirkuit. Pada semua titik sirkuit itu, kehadiran individu pencipta menimbulkan masalah interpretasi psikologis, moral, filsafat. Adanya kolektifitas publik menimbulkan masalah dari segi historis, politik, sosial, bahkan ekonomi. Sosiologi sastra merupakan pendekatan yang bertolak dari orientasi kepada semesta, namun bisa juga bertolak dari orientasi kepada pengarang dan pembaca (Escarpit 2005: 21). Menurut pendekatan sosiologi sastra, karya sastra dilihat hubungannya dengan kenyataan dan realitas, sejauh mana karya sastra itu mencerminkan kenyataan. Kenyataan di sini mengandung arti yang cukup luas, yakni segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan sehari hari yang menjadi acuan sebuah sastra. Demikianlah, pendekatan sosiologi sastra menaruh perhatian pada aspek yang dibukukan, dengan landasan suatu pandangan bahwa sastra merupakan gambaran atau potret fenomena sosial yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Escarpit (2008: 16) unsur terpenting dari fakta sastra adalah buku, pembacaan buku dan sastra. Pada hakikatnya, fenomena sosial itu bersifat konkret, terjadi di sekeliling kita sehari-hari, bisa

3 diobservasi, difoto, dan didokumentasikan. Oleh pengarang, fenomena itu diangkat kembali menjadi wacana baru dengan proses kreatif (pengamatan, analisis, interpretasi, refleksi, imajinasi, evaluasi, dan sebagainya) dalam bentuk karya sastra. Sastra menyajikan gambaran kehidupan dan kehidupan itu sendiri sebagian besar terdiri dari kenyataan sosial (Endraswara, 2011: 79), dalam pengertian ini, kehidupan mencakup hubungan antar masyarakat dengan orang-orang, antar manusia, antar peristiwa yang terjadi dalam batin seseorang. karya sastra sebagai penggambaran dunia dan kehidupan manusia, kriteria utama yang ada pada karya sastra adalah penggambaran, atau yang hendak digambarkan. Salah satu karya sastra yang menggambarkan permasalahan kemanusiaan tersebut adalah novel Maluku Kobaran Cintaku karya Ratna Sarumpaet. Novel ini berkisah tentang sekelompok anak muda yang terjebak dalam konflik yang menggerus kerukunan antar suku dan agama di Maluku. Mereka adalah generasi muda Maluku yang tidak ingin Pela Gandong terkoyak dan bertekat terus menyuarakan damai, kendati mereka harus berhadapan dengan kelompok-kelompok yang tidak menginginkan perdamaian. Novel ini menyuguhkan kompleksitas kepentingan yang bertarung saat konflik yang melibatkan perseteruan rakyat versus unsur-unsur dalam kekuasaan Negara,di antaranya ia ingin banyak bercerita soal fakta-fakta kerusuhan Ambon tahun 1999.

4 Penulis novel Maluku Kobaran Cintaku, Ratna Sarumpaet merupakan putri mantan petinggi Gereja yang memutuskan untuk menjadi muallaf di usianya yang menginjak duapuluhan. Ia merupakan gambaran manusia Indonesia modern yang nyata karena semangat juangnya yang tinggi untuk menyerukan Hak Asasi Manusia (HAM). Menurut salah satu pembaca novel tersebut yang juga merupakan jurnalis, penyair dan relawan sekaligus korban kerusuhan di Maluku Rudi Fofid (Sarumpaet, 2010) membaca novel Maluku Kobaran Cintaku membuat beliau seperti kembali menyaksikan peristiwa kerusuhan tahun 1999-2004 di Maluku dan Maluku Utara yang tersuguh secara filmis dan dramatis. Penelitian terdahulu yang dilakukan kebanyakan hanya meneliti konflik batin tokoh saja, seperti halnya yang dilakukan oleh Tiarra (2013) peneliti hanya meneliti konflik batin tokoh utama dalam penelitiannya, walaupun di dalamnya banyak terdapat konflik yang melatarbelakangi batin tokoh utama menjadi bermasalah. Penelitian terdahulu selanjutnya yang dilakukan oleh Nurhalis Madjid (2012), peneliti benar-benar langsung terjun ke dalam daerah konflik untuk benar-benar mencari tahu duduk permasalahannya. Perbedaan dari penelitian sekarang dan terdahulu adalah terletak pada objek yang dikaji, penelitian sekarang meneliti menggunakan pendekatan sosiologi karya sastra menggunakan novel Maluku Kobaran Cintaku sebagai objek kajian yang merupakan kisah nyata pergolakan rakyat Maluku tahun 1999.

5 Keunikan dari penelitian ini adalah mengkhususkan pada analisis konflik suku dan agama, tidak hanya menganalisis dari segi tokohnya saja. Peneliti mendeskripsikan tentang penyebab konflik suku dan agama yang melatarbelakangi konflik di Maluku serta, dampak yang dialami tokoh pasca terjadinya konflik. Berdasarkan latar belakang tersebut yang telah dipaparkan di atas, maka penulis memilih judul Konflik Antar Suku dan Agama dalam Novel Maluku Kobaran Cintaku Karya Ratna Sarumpaet: Sebuah Tinjauan Sosiologi Sastra. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat dikemukakan permasalahan dalam penulisan penelitian ini yaitu : 1. Bagaimana bentuk konflik suku dan agama yang terjadi dalam novel Maluku Kobaran Cintaku? 2. Apa yang melatarbelakangi timbulnya konflik suku dan agama dalam novel Maluku Kobaran Cintaku? 3. Bagaimana akibat yang ditimbulkan dari konflik suku dan agama terhadap kehidupan tokoh dalam novel Maluku Kobaran Cintaku? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan konflik suku dan agama yang terjadi dalam novel Maluku Kobaran Cintaku yang meliputi :

6 1. Mendeskripsikan bentuk konflik suku dan agama yang terjadi dalam novel Maluku Kobaran Cintaku. 2. Mendeskripsikan permasalahan yang melatarbelakangi timbulnya konflik suku dan agama dalam novel Maluku Kobaran Cintaku. 3. Mendeskripsikan akibat yang ditimbulkan dari konflik suku dan agama terhadap kehidupan tokoh dalam novel Maluku Kobaran Cintaku. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Secara teoritis hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Memberikan pengetahuan yang baru terhadap konflik suku dan agama yang sedang dialami dan dampak yang ditimbulkannya; 2. Memberikan sumbangan kepustakaan dalam hal pengembangan karya sastra yang mengandung nilai sosial dan dapat memperkaya bahan bacaan dalam bidang sosiologi dan sastra. 1.4.2 Manfaat Praktis Secara praktis hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi peneliti, penelitian ini dapat mengasah kemampuan peneliti dalam menyelesaikan konflik suku dan agama. 2. Referensi bagi peneliti lain yang akan mengadakan penelitian lebih lanjut. 3. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti sehubungan dengan analisis sosiologi sastra.

7 1.5 Penegasan Istilah Penegasan istilah digunakan untuk memberikan gambaran secara sistematis untuk menghindari terjadinya perbedaan pengertian dan ketidakjelasan antara peneliti dan pembaca. Adapun penegasan istilah dalam penelitian ini adalah : 1. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif baik tulis maupun lisan (Wellek dan Warren, 1993: 3). 2. Sosiologi sastra adalah ilmu interdisipliner (lintas disiplin) antara sosiologi dan sastra, sastra menyajikan kehidupan, dan kehidupan sebagian besar terdiri dari kenyataan sosial (Wellek dan Warren, 1993: 109) 3. Sosiologi karya sastra adalah tujuan, serta hal-hal lain yang tersirat dalam karya sastra itu sendiri dan yang berkaitan dengan masalah sosial (Wellek dan Warren, 1993: 111). 4. Agama adalah ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan kepercayaan dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya (KBBI, 2003: 12). 5. Ambon adalah sebuah suku yang mendiami daerah kepulauan yang sekarang terletak di Provinsi Maluku (KBBI, 2003: 37). 6. Suku adalah golongan orang-orang (keluarga) yang seturunan (KBBI, 2003: 1099). 7. Konflik adalah percekcokan, ketegangan atau pertentangan di dalam cerita rekaan atau drama (KBBI, 2003: 587).