ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. poliaromatik hidrokarbon / PAH (Panagan dan Nirwan, 2009). Redestilat asap cair

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian,

4. PEMBAHASAN 4.1. Penelitian Pendahuluan Penentuan Konsentrasi Mikroenkapsulan

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap flavor dan berperan terhadap pembentukan warna.

TEKNOLOGI ENKAPSULASI FLAVOR REMPAH-REMPAH. Ir. Sutrisno Koswara, MSi

BAB I PENDAHULUAN. Pati merupakan polisakarida yang terdiri atas unit-unit glukosa anhidrat.

PENDAHULUAN. hemiselulosa dan lignin dan telah dikondensasi. Asap cair masih mengandung

Polisakarida Larut Air (PLA) Kulit Kopi sebagai Pensubstitusi Gum Arab Pada Enkapsulasi Minyak Kopi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. membentuk lapisan kompleks yang menyelimuti inti. Bahan inti yang dilindungi

Enkapsulasi Minyak Kopi Menggunakan Polisakarida Larut Air Kulit Buah Kopi Sebagai Flavoring

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

pangan fungsional yang beredar di pasaran. Salah satu pangan fungsional yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

P FORTIFIKASI KEJU COTTAGE

EKSTRAKSI MINYAK SEREH DAPUR SEBAGAI BAHAN FLAVOR PANGAN I N T I S A R I

METODE. Waktu dan Tempat

PENGARUH PERBANDINGAN BAHAN PELAPIS MALTODEKSTRIN DAN GUM ARAB DALAM MIKROKAPSUL BERBAHAN INTI SITRONELAL ABSTRAK ABSTRACT

adalah produk pangan dengan menggunakan bakteri probiotik. Produk pangan Bakteri probiotik merupakan bakteri baik yang dapat memberikan keseimbangan

I. PENDAHULUAN. Minyak atsiri dikenal dengan nama minyak eteris (Essential oil volatile) yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan dan Hasil Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia

EKSTRAKSI Ekstraksi padat-cair Ekstraksi cair-cair Ekstraksi yang berkesinambungan Ekstraksi bertahap Maserasi metode ekstraksi padat-cair bertahap

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. satu produk olahan pangan asal hewan yangpaling banyak diminati

BAB I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5)

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baik di pasar domestik maupun internasional. Selain itu, juga didukung dengan

OPTIMASI PROSES PEMBUATAN BUBUK OLEORESIN LADA (Piper nigrum) MELALUI PROSES EMULSIFIKASI DAN MIKROENKAPSULASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kelor (Moringa Oleifera L) merupakan tanaman asli kaki bukit selatan

I. PENDAHULUAN. selama penyimpanan (teroksidasinya senyawa fenol, perubahan warna), kurang praktis dalam penanganan, distribusi dan aplikasinya.

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

STUDI PEMBUATAN MIKROKAPSUL SITRONELAL DENGAN PENYALUT KITOSAN Lia Listianingsih, Elvina Dhiaul Iftitah*, Siti Mariyah Ulfa ABSTRAK ABSTRACT

HASIL DAN PEMBAHASAN. yang optimum untuk gum arabika dan tapioka yang kemudian umur simpannya akan

PEMBUATAN SUSU DARI BIJI BUAH SAGA ( Adenanthera pavonina ) SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI NUTRISI PROTEIN SUSU SAPI DAN SUSU KEDELAI

I. PENDAHULUAN. Di industri pangan, penerapan teknologi nanoenkapsulasi akan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. bahan yang memiliki sifat rentan terhadap kerusakan oleh lingkungan luar dengan

TEKNOLOGI REMPAH-REMPAH DAN MINYAK ATSIRI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab III Bahan dan Metode

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia disebut sebagai negara penghasil rempah-rempah, yang juga

BAB I PENDAHULUAN. Daun stevia merupakan daun yang berasal dari tanaman stevia (Stevia

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Prosedur Penelitian Persiapan Bahan Baku

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN β-karoten UBI JALAR YANG DIENKAPSULASI MENGGUNAKAN GUM ARAB-MALTODEKSTRIN DAN DIAPLIKASIKAN PADA COOKIES

F SKRIPSI EKSTRAKSI MINYAK DAN OLEORESIN. DARI KULIT KA YU MANIS (Cinnamomum burmanii Blume) OLEH M. SOLEHUDIN

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN

PRODUKSI GULA CAIR DARI PATI SAGU SULAWESI TENGGARA

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PENANGANAN PASCA PANEN KUNYIT. Feri Manoi

KARAKTERISTIK BUBUK EKSTRAK KULIT BUAH JERUK MANDARIN (Citrusreticulata)PADA PERLAKUAN LAMA MASERASI DAN KONSENTRASI MALTODEKSTRIN ABSTRACT

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) F-234

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

BAB III BAHAN DAN METODE

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman dan di Green

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan istilahnya, mikroenkapsulasi berarti suatu teknik enkapsulasi untuk

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. diutamakan. Sedangkan hasil hutan non kayu secara umum kurang begitu

BAB I PENDAHULUAN. Industri makanan dan minuman sering menggunakan pemanis sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

II. METODOLOGI PENELITIAN

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-39

III. METODELOGI. Penelitian dilaksanakan di laboratorium PT KH Roberts Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif sejak beberapa dasawarsa silam telah menjadi penyebab

Diterima 3 Maret 2017/ Disetujui 17 Maret 2017 ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. industri. Pemanis yang umumnya digunakan dalam industri di Indonesia yaitu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Hasil analisis sifat fisik susu kambing segar. 9,70±0,10 8,37 10,45 3) Minimal 8,0

UJICOBA PERALATAN PENYULINGAN MINYAK SEREH WANGI SISTEM UAP PADA IKM I N T I S A R I

Lampiran 1. Surat keterangan hasil identifikasi tumbuhan jahe merah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia. Tanaman ini termasuk jenis tumbuhan dari

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :

ABSTRAK. dan karakter pelapis. Karakter pelapis dipengaruhi oleh jenis dan jumlah dari bahan dasar penyusun, plasticizer, dan

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (6) Hipotesa dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I. PENDAHULUAN. Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

III. METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian, Pilot. Plant, dan Laboratorium Analisis Politeknik Negeri Lampung.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Penelitian,

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakterisasi Bahan Baku Karet Crepe

Seminar Nasional dalam Rangka Dies Natalis ke-53 Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, Palembang 14 September2016

HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Desk Analysis Bahan Baku Serbuk Bayam Merah. Desk Analysis. Air (gr) 66,37 17,2 4,05 87,62. Energi (Kkal) 30,9 9,8 2,95 43,65

ISOLASI RHODINOL DARI MINYAK SEREH WANGI DENGAN CARA DISTILASI FRAKSINASI VAKUM I N T I S A R I

PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Fisik Daya Larut

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

Transkripsi:

PENGARUH RASIO BAHAN PENYALUT MALTODEKSTRIN, GUM ARAB, DAN SUSU SKIM TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK DAN KIMIA MIKROKAPSUL OLEORESIN DAUN KAYU MANIS (Cinnamomum burmannii) Physical and Chemical Characteristics of Cinnamon Leaf (Cinnamomum burmannii) Oleoresin Microcapsule Encapsulated with Maltodextrin, Arabic Gum, and Skim Milk as Coating Material Lia Umi Khasanah, Baskara Katri Anandhito, Titiek Rachmawaty, Rohula Utami, Godras Jati Manuhara Email: liaumikhasanah@yahoo.ac.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bahan penyalut berupa maltodekstrin, gum arab dan susu skim gum linalool, coumarin, 9-hexadecenoic acid, 1,8-cineole serta benzene (3,3 dimehyl buthyl). Kata kunci: gum arab, susu skim, bahan penyalut ABSTRACT gum linalool, coumarin, 9-hexadecenoic acid, 1.8-cineole and benzene (3.3 dimethlbuthyl). Keywords:

PENDAHULUAN Kayu manis merupakan salah satu tanaman yang dapat dilakukan untuk meningkatkan nilai jual daun kayu manis adalah dengan melakukan proses penyulingan daun kayu manis menjadi minyak atsiri dan ekstraksi untuk satu tahap, dua tahap dan multitahap. Ekstraksi satu tahap adalah ekstraksi dengan pelarut yang cukup sehingga Ekstraksi multitahap adalah ekstraksi dimana pelarut yang Ekstraksi dua tahap adalah pengabungan antara penyulingan dengan ekstraksi. Pada proses destilasi daun kayu manis berupa minyak atsiri daun kayu manis, sedangkan resin yang terkandung di dalam daun kayu manis belum terambil keuntungan pembuatan oleoresin daun kayu manis dengan ekstraksi dua tahap adalah mendapatkan oleoresin yang dapat dikontrol kadar minyak atsirinya karena adanya proses blending antara oleoresin hasil ekstraksi dengan minyak hasil blending antara oleoresin hasil ekstraksi ampas destilasi dengan minyak atsiri hasil penyulingan disebut sebagai oleoresin dua tahap. Bentuk oleoresin mempunyai beberapa keuntungan yaitu aroma dan cita rasanya lebih kuat dari bahan mentahnya, stabil dalam penyimpanan, dan tidak membutuhkan tempat memiliki konsistensi yang sangat pekat dan lengket, sehingga perlakuan lanjutan untuk mengatasi kelemahan tersebut. padatan, cairan dan gas oleh kapsul dalam bentuk mikro Spray drying adalah metode tertua dan merupakan teknik enkapsulasi yang paling banyak digunakan di sektor industri makanan. Berdasarkan Gharsallaoui dkk. golongan gum, karbohidrat, dan protein. Gum arab dapat menghasilkan emulsi yang stabil. Penggunaan gum arab Karbohidrat seperti pati, maltodekstrin, merupakan bahan skim, whey penyalut, susu skim menghasilkan mikrokapsul dengan rendemen, kadar minyak atsiri, dan surface oil yang lebih menggunakan gum arab telah banyak dilakukan. Kanakdande gum arab, maltodekstrin, dan pati Hi-cap bahan penyalut oleoresin jintan. Kemudian Carniero dkk. whey, dan gum masing bahan penyalut memiliki kekurangan dan kelebihan, mendapatkan hasil yang optimal. Penggunaan rasio bahan penyalut yang berbeda juga bertujuan untuk mengetahui gum mikrokapsul yang dihasilkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penyalut berupa maltodekstrin: gum rendemen, kadar air, kelarutan dalam air, dan mikrostruktur. Karakteristik kimia mikrokapsul oleoresin daun kayu manis dua tahap terpilih yang diuji meliputi kadar sisa pelarut dan METODE PENELITIAN Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun kayu manis (Cinnamomum burmannii dari Desa Bubakan, Kecamatan Girimarto, Kabupaten Wonogiri. Destilasi daun kayu manis menggunakan pelarut air. Ekstraksi daun kayu manis menggunakan pelarut etanol Brataco diperoleh dari Toko Kimia Associated British Budi yang diperoleh dari Toko Kimia Bratachem Yogyakarta, gum arab yang digunakan untuk keperluan analisis yaitu aquades,

Persiapan Daun Kayu Manis Daun kayu manis yang dipergunakan adalah daun kayu kayu manis kemudian dikeringanginkan di atas jaring selama Destilasi Daun Kayu Manis Ekstraksi Daun Kayu Manis Ampas Destilasi manis ampas destilasi. Daun kayu manis ampas destilasi dikeringanginkan di atas jaring hingga kadar air mencapai o digunakan dalam proses ekstraksi daun kayu manis ampas dilakukan penyaringan untuk memisahkan antara ampas dan dilakukan penguapan pelarut etanol menggunakan rotary evaporator o C dengan serta didapatkan oleoresin daun kayu manis ampas destilasi Pembuatan Oleoresin Daun Kayu Manis Dua Tahap cara mencampurkan oleoresin daun kayu manis ampas destilasi yang diperoleh dari proses ekstraksi dengan minyak atsiri daun kayu manis hasil penyulingan. Mikroenkapsulasi Oleoresin Daun Kayu Manis Dua Tahap Larutan bahan penyalut yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 500 ml. Proses pembuatan emulsinya yaitu bahan penyalut sebanyak 100 gr ditambahkan ke dalam aquades hingga didapatkan suspensi dengan total berupa maltodekstrin: gum homogenizer (Ultra-Turax kecepatan putaran 8000 rpm selama 5 menit. Bahan penyalut yang ditambahkan ke dalam aquades dimasukkan sedikit demi sedikit dengan tujuan untuk mempermudah proses merata, ditambahkan oleoresin daun kayu manis dua tahap yang dimasukkan juga ditambahkan secara perlahan dengan bantuan homogenizer dan oleoresin dilakukan hingga semua bahan tercampur merata. Proses homogenisasi dilakukan selama ± 15 menit. Campuran antara bahan penyalut dan oleoresin selanjutnya dikeringkan dengan spray dryer dengan suhu inlet o C dan suhu outlet 60 o C. Pengujian Rendemen dan Karakteristik Mutu Mikrokapsul Oleoresin Daun Kayu Manis Dua Tahap manis dua tahap, mikrokapsul tersebut diuji rendemen dan Pengujian Mikrokapsul Oleoresin Daun Kayu Manis Dua Tahap Terpilih keseluruhan sampel akan diperoleh mikrokapsul oleoresin daun kayu manis dua tahap terpilih. Kemudian akan Rancangan Penelitian dan Analisis Data Pada penelitian ini dilakukan dua kali ulangan perlakuan dan satu kali ulangan analisis. Untuk mengetahui pengaruh Jika terdapat perbedaan maka dilanjutkan dengan Duncan Multiple Range Test HASIL DAN PEMBAHASAN Oleoresin Daun Kayu Manis Dua Tahap satu produk olahan daun kayu manis yang berbentuk cairan kental atau pasta yang didapatkan melalui proses destilasi dan maserasi. Dari proses destilasi diperoleh minyak atsiri kayu manis ampas destilasi selanjutnya diekstraksi untuk mendapatkan oleoresin daun kayu manis ampas destilasi. Kemudian dilakukan pencampuran antara oleoresin daun

kayu manis ampas destilasi dengan minyak atsiri hasil penyulingan, menghasilkan oleoresin daun kayu manis dua tahap. Rendemen oleoresin daun kayu manis dua tahap rendemen oleoresin daun kayu manis yang dihasilkan sebesar mempengaruhi rendemen dan mutu oleoresin yaitu ukuran Dalam penelitian ini diduga kondisi bahan baku yang berbeda rendemen oleoresin daun kayu manis yang diperoleh. Karakteristik Fisik Mikrokapsul Oleoresin Daun Kayu Manis Dua Tahap manis dua tahap Rendemen Kadar air Kelarutan dalam a b b Gum b a ± 0,161 95,616 ab Gum 16,863 a a ab ± 1,095 Gum Gum b a ± 0,686 a Keterangan : superscript yang sama pada kolom yang sama menunjukkan manis dua tahap disajikan pada Tabel 1. Dalam proses mikroenkapsulasi, jumlah mikrokapsul yang diperoleh bahan penyalut maltodekstrin : gum arab : susu skim sebesar o o o o Viskositas yang tinggi menyebabkan rendemen semakin menurun. memiliki nilai TPT terendah memiliki nilai rendemen gum arab sebagai bahan penyalut menyebabkan pembentukan gel tinggi menyebabkan pengeringan tidak berjalan sempurna sehingga lebih banyak mikrokapsul yang jatuh ke chamber spray dyer daripada ke cyclone yang berarti tidak terhitung sebagai rendemen, sehingga terjadi penurunan rendemen mikrokapsul pada rasio penyalut yang menggunakan gum arab dalam jumlah besar yaitu pada sampel dengan rasio Kadar air merupakan parameter yang menentukan kualitas mikrokapsul. Kadar air yang rendah dapat mencegah mikrokapsul yang diperoleh dari spray drying Kadar air mikrokapsul dipengaruhi oleh penggunaan bahan penyalut, dalam penelitian ini adalah maltodekstrin, gum arab, dan susu skim. Korelasi antara komposisi bahan penyalut terhadap kadar air juga dapat dikaitkan dengan kekentalan akan menyebabkan kadar air produk mikroenkapsulasi menjadi tinggi. memiliki berat molekul yang lebih rendah (kurang dari dengan mudah air dapat diuapkan ketika proses pengeringan gum arab memiliki berat molekul yang lebih besar ± 500.000 dan struktur molekul yang lebih kompleks sehingga ikatan dengan molekul air lebih kuat maka ketika proses pengeringan berlangsung molekul air sulit diuapkan dan membutuhkan energi penguapan yang lebih komposisi susu skim dalam bahan pengkapsul, semakin rendah menggunakan bahan penyalut susu skim memiliki kadar air tersebut, dimana kadar air terbesar adalah sampel dengan Kelarutan dalam air merupakan parameter yang memiliki kelarutan yang tinggi dalam pelarut yang umum dalam air mikrokapsul oleoresin lada hitam yang baik adalah

kelarutan mikrokapsul ini disebabkan adanya maltodekstrin. sehingga dapat melepaskan secara tepat pada aplikasi kelarutan dalam air maltodekstrin adalah besarnya dextrose equivalency tinggi nilai DE, semakin baik pula tingkat kelarutannya. gum arab juga memiliki kelarutan yang tinggi di dalam air, sehingga kombinasi keduanya dapat menghasilkan produk mikrokapsul dengan nilai kelarutan dalam air tinggi. skim yang semakin banyak dalam bahan pengkapsul dengan pemanasan pada suhu tinggi menyebabkan penurunan tingkat kelarutan mikrokapsul. Protein susu dapat mengalami denaturasi pada suhu tinggi. Proses denaturasi yang berlebihan Pengamatan Mikrostruktur Mikrokapsul gum arab merupakan pengemulsi yang baik karena adanya gum ara bulat halus, meskipun masih terdapat beberapa mikrokapsul gum arab susu skim merupakan bahan penyalut berbasis protein dimana dengan minyak dan air yang menyebabkan emulsi menjadi pengemulsi namun jumlah yang ditambahkan sedikit sehingga belum mampu menstabilkan emulsi secara sempurna. Gambar 1.c merupakan mikrostruktur mikrokapsul dengan rasio penyalut maltodekstrin: gum arab: susu skim menjadi stabil, namun jumlah yang ditambahkan lebih sedikit dibandingkan gum rasio penyalut maltodekstrin : gum dikarenakan adanya susu skim dalam jumlah yang lebih besar sebagai penyalut. Dalam hal ini susu skim berperan sebagai pengemulsi yang mampu menciptakan kestabilan mengakibatkan lapisan pelindung menjadi lebih tebal dan memiliki kemampuan menyalut bahan inti yang lebih baik Pada mikrostruktur mikrokapsul oleoresin daun kayu ballooning selama spray drying. Ballooning merupakan suatu akibat pembentukan uap air di dalamnya saat proses spray drying. Penggelembungan ini dapat disebabkan oleh suhu spray drying yang terlalu tinggi atau ketidaksesuaian antara bahan pengkapsul dengan kondisi spray drying. Reineccius kuat untuk menahan tekanan di dalam partikel mikrokapsul, dinding akan pecah dan partikel akan mengempis. Pengempisan ini dapat pula terjadi apabila tekanan di dalam mikrokapsul tidak cukup kuat ditahan oleh dinding kapsul. Ballooning dari dalam kapsul karena adanya keretakan pada partikel mikrokapsul. Keretakan dapat disebabkan suhu spray drying

yang terlalu tinggi atau keku lemah. Pada mikroenkapsul dengan rasio bahan penyalut berbentuk bulat utuh dengan permukaan yang halus. Estimasi Mikrokapsul Oleoresin Daun Kayu Manis Dua Tahap Terpilih mempunyai rendemen tertinggi dibandingkan rasio lainnya kisaran kadar air yang baik untuk produk mikrokapsul yang diperoleh dari spray drying. menghasilkan bentuk mikrokapsul yang paling baik, yaitu daun kayu manis dua tahap terpilih berdasarkan parameter rendemen, kadar air, kelarutan dalam air dan mikrostuktur. Karakteristik Mikrokapsul Oleoresin Daun Kayu Manis Dua Tahap Terpilih batasan sisa pelarut etanol yang diperbolehkan untuk produk Kadar sisa pelarut etanol pada mikrokapsul oleoresin daun kayu manis dua tahap terpilih sebesar 0 ppm. Tidak adanya proses pengolahan oleoresin menjadi mikrokapsul dengan dua tahap terpilih metode spray drying dapat menghilangkan pelarut etanol. o ikut teruapkan. oleoresin daun kayu manis dua tahap terpilih Waktu retensi Persentase Nama 39,80 Linalool 18919391 9 31,055 Coumarin 11 11,19 9-Hexadecenoic Acid 6 1,8-Cineole 1 Benzene (3,3 dimethyl butyl) 5,19 8 Cinnamyl Acetate 10 3,35 Neophytadiene 3 5 L-Limonene kimia mayor yang terdeteksi meliputi linalool, coumarin, 9-hexadecenoic acid, 1,8-cineole serta benzene (3,3 dimehyl buthyl), cinnamyl acetat minyak atsiri daun kayu manis meliputieugenol bicyclogermacrene,,, aromadendrene,, dan 1,8-cineole oleoresin daun kayu manis terkandung eugenol, spathulenol, bicyclogermacrene,, serta. terdiri dari eugenol cinnamaldehyde, cinnamyl acetate, pinene, linalool, eugenol acetate daun kayu manis dua tahap terpilih adalah linalool. Linalool C 10 18 Linalool linalool merupakan komponen yang menentukan intensitas eksternal yaitu kondisi dan daerah tumbuh tanaman kayu manis yang menyebabkan perbedaan kandungan kimianya.

minyak murni ini tergantung sebagian besar kepada keadaan KESIMPULAN Variasi rasio bahan penyalut maltodekstrin: gum arab: daun kayu manis dua tahap yang meliputi rendemen dan kadar terhadap karakteristik lainnya yaitu kelarutan dalam air. sisa pelarut etanol mikrokapsul oleoresin daun kayu manis linalool coumarin 9-hexadecenoic acid 1,8-cineole benzene (3,3 dimehyl buthyl) UCAPAN TERIMA KASIH Cinnamomum burmanii DAFTAR PUSTAKA Analytical Chemist. Washington DC. Optimalisasi Ekstraksi Komponen Bioaktif Daun Tabat Barito (Ficus deltoida) Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor. technology. International Journal of Biological Macromolecules by spray drying: application to citral and linalyl acetat. Journal of Food Science 57 Proses Ekstraksi. Jurnal Teknik (Cinnamomum Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik 1 Food Hydrocolloids 17 Petunjuk Praktikum Teknik Analisa Sifat Kimia dan Fungsional Komponen Pangan. IPB Press, Bogor. karoten buah labu kuning dengan Jurnal Teknologi Pertanian Food Research International 40 Jurnal Bahan Terbarukan 1 Pengaruh Variasi Rasio Bahan Penyalut Maltodekstrin dan Whey terhadap Karakteristik Mutu Mikroenkapsulan Oleoresin Kayu Manis (Cinnamomum burmanii). starch. Carbohydrate Polymer 67 dan karakteristik mutu minyak atsiri daun kayu manis. Agritech Dalam Encapsulation and Control Release of Food Ingredients,

Pengaruh Variasi Rasio Bahan Penyalut Gum Arab dan Maltodekstrin terhadap Karakteristik Mutu Mikroenkapsulan Oleoresin Kayu Manis (Cinnamomum burmanii Pengaruh Komposisi Bahan Pengapsul Terhadap Kualitas Mikrokapsul Oleoresin Lada Hitam (Piper ningrum L.). Teknologi Pangan. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Pengaruh Perlakuan Pendahuluan dan Metode Destilasi Terhadap Karakteristik Mutu Minyak Atsiri Daun Kayu Manis (Cinnamomum Leaf Oil burmannii). Journal of Spices and Medicinal Crops oncom merah (Neurospora berbasis protein menggunakan metode pengeringan semprot. Jurnal Teknologi Pertanian 9 Gas dan Berat Jenis Pada Penetapan Kadar Etanol. percobaan oleoresin kulit kayu manis pada skala pilot plant. Jurnal Ekotrans 10 Food and Chemical Toxicology 45 compounds. Food Engeneering and Physical Properties Pengambilan Minyak Atsiri dan Oleoresin dari Kulit Kayu Manis. Tesis. Departemen Teknik Kimia Program Pascasarjana. Institut Teknologi Bandung, Bandung. Cinnamon 10 hydrolysate. Food Hydrocolloids terhadap bakteri patogen oleh serbuk bakteriosin asal Jurnal Teknologi Industri Pertanian Karakterisasi Oleoresin Daun Kayu Manis (Cinnamomum burmannii) Dengan Ekstraksi Dua Tahap Pada Rendemen Optimum Ekstraksi Oleoresin atau Bahan Aktif Tumbuhan dengan Pelarut. drying pada karakteristik mikrokaspul oleoresin jahe. Jurnal Pascapanen 4