BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang MEA adalah bentuk integrasi ekonomi ASEAN dalam arti terdapat sistem perdagangan bebas antara negara-negara ASEAN. Indonesia dan sembilan negara anggota ASEAN lainnya telah menyepakati perjanjian Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) atau Asean Economic Community (AEC). Masyarakat Ekonomi ASEAN dengan sasarannya yang mengintergrasikan ekonomi regional Asia Tenggara menggambarkan karakteristik utama dalam bentuk pasar tunggal dan basis produksi, kawasan ekonomi yang sangat kompetitif, kawasan pengembangan ekonomi yang merata atau seimbang, dan kawasan yang terintergrasi penuh menjadi ekonomi global (http/www.academia.edu). Indonesia untuk memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN yang membuka batas-batas aturan mengenai pajak, tarif dan bea untuk barang dan jasa di kawasan Asia Tenggara. Hadirnya MEA ini juga akan berpengaruh pada sektor perdagangan bebas untuk berbagai produk barang. Dengan MEA berbagai negara di ASEAN akan dengan bebas bersaing untuk mengisi di seluruh negara ASEAN Semakin pesatnya kerjasama ekonomi di negara Asean akan menciptakan peluang dan tantangan baru bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Asean Economic Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 adalah salah satu tujuan yang merupakan bentuk integrasi ekonomi Asean. (https://ericvega.wordpress.com). 56
Usaha kecil merupakan salah satu dari UMKM. Usaha kecil adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Terdapat beberapa tantangan yang dihadapi usaha mikro dalam MEA 2015 mendatang. Salah satu tantangannya meningkatkan kinerja usaha kecil untuk menyikapinya usaha kecil perlu menjaga dan meningkatkan kinerja yang baik sebagai industri yang inovatif. Selain itu usaha kecil diharapkan dapat meningkatkan standar, desain dan kualitas produknya. Kinerja nyata yang dihadapi oleh sebagian besar usaha terutama kecil di Indonesia yang paling menonjol adalah rendahnya tingkat produktivitas, rendahnya nilai tambah, dan rendahnya kualitas produk. Karena itu perbaikan usaha kecil perlu disiapkan agar memiliki kinerja yang baik (http://www.seputarukm.com). Usaha kecil merupakan usaha yang mampu bertahan karena usaha kecil juga berperan dalam pemerataan perekonomian Indonesia dan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat, serta memiliki potensi untuk menghasilkan devisa bagi negara. Peran wirausaha sangat tidak diragukan lagi dalam menghadapi perkembangan ekonomi saat ini.karena tumbuh tidaknya perekonomian suatu negara juga bergantung pada kehadiran dan keaktifan para wirausaha. Wirausaha yang dimaksud adalah para pengusaha yang mandiri yang memiliki kebebasan dalam memilih karier sesuai dengan bidang usaha yang diminatinya serta dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang sebesar-besarnya (Riyanti, 2003:7).. Pengembangan usaha kecil sebagai basis ekonomi kerakyatan merupakan salahsatu langkah strategi yang perlu ditindaklanjuti dengan langkah nyata.dalam 57
rangkapengembangan usaha kecil dan industri rumah tangga, telah banyak dilakukan upaya pembinaan dan pemberdayaannya, baik oleh pemerintah maupun swasta. Hanya saja,upaya pembinaan usaha kecil sering tumpang-tindih dengan program penanggulangan kemiskinan (Jatmiko,2006:74). Pemasaran oleh banyak pengusaha kecil dianggap sebagai aspek yang paling penting. Pendapat yang sering muncul adalah bahwa kemampuan menghasilkan produk tetapi tidak disertai kamampuan memasarkan produk tersebut adalah kehancuran. Oleh karena itu permasalahan dibidang pemasaran pada usaha kecilsering ditempatkan sebagai masalah utama diantara masalah-masalah lainnya. Pengusaha kecil juga kurang mampu membaca dan mengakses peluang-peluang pasar yang potensial dan yang memiliki prospek cerah. Akibatnya pemasaran produk cenderung statis dan monoton, baik dilihat dari segi diversifikasi produk, kualitas, maupun pasar. Hal ini terjadi karena pengetahuan dan keterampilan pengusaha masih lemah ditambah akses terhadap informasi pasar yang kurang serta kelembagaan penduduk yang belum berperan khususnya dalam hal membantu pemasaran. Motivasi berwirausaha merupakan salah satu pendorong tumbuh kembangnya jiwa wirausaha seseorang. Kesuksesan seseorang sering kali disertai dengan motivasinya yang kuat dalam menjalankan setiap usaha yang di jalankannya. Salah satu motivasi yang paling di butuhkan pelaku usaha adalah keinginannya untuk terus belajar dan menambah keterampilan. Seperti kita ketahui bersama, motivasi belajar menjadi modal awal bagi para pengusaha untuk mengembangkan raksasa bisnisnya. Karena itu belajarlah dari orang orang sukses di sekitar kita. Belajar dari kegagalan 58
yang pernah di alami dan belajar dari sumber ilmu yang tersedia di seluru belahan dunia. Entrepreneurial marketing merupakan konsep yang awalnya muncul pada pelaku usaha kecil atau pelaku usaha yang baru memulai bisnisnya. Pendekatan pemasaran yang lebih sesuai ditinjau dari keterbatasan sumber daya dan permasalahan yang ada pada industri kecil dan menengah.kemunculan konsep entrepreneurial marketing merupakan respon dari beberapa hasil penelitian yang menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara teori pemasaran konvensional dan praktek pemasaran pada pelaku usaha kecil dan menengah berdasarkan kondisi tersebut diketahui bahwa konsep pemasaran konvensional dikembangkan untuk perusahaan besar, tidak dapat langsung ditransfer ke dunia usaha kecil tanpa adaptasi (Septiani, 2013:92). Aspek penting dari pemasaran ini diteliti dalam konteks usaha kewirausahaan untuk melihat bagaimana teori pemasaran sesusai dengan praktek kewirausahaan. Konsep pemasaran yang dijalankan oleh wirausaha menunjukkan perbedaaan dari konsep yang dikemukakan dalam pemasaran konvensional. Adanya asumsi perilaku berbeda yang melandasi konsep teori dari pemasaran dan kewirausahaan, mungkin ini tidak menjadi suatu masalah. Pemasaran konvensional berasumsi bahwa untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen melalui penelitian pasar formal. Hasil analisa pasar akan digunakan sebagai dasar pengembangan produk atau jasa baru dalam merespon kebutuhan konsumen (Kotler dalam Andharini, 2012:126). Dalam menghadapi persaingan dunia usaha yang semakin ketat, sekarang ini dituntut untuk dapat mengembangkan usaha, supaya usaha kita dapat maju dan besar 59
serta menjadi pengusaha yang sukses. Pengembangan usaha terdiri dari sejumlah tugas dan proses yang pada umumnya bertujuan untuk mengembangkan dan mengimplementasikan peluang pertumbuhan. Tetapi pada kenyataannya untuk mengembangkan usaha yang pada awalnya dimulai dari nol besar atau baru memulai usaha sangatlah sulit. Pengembangan usaha adalah proses persiapan analisis peluang pertumbuhan potensial, dukungan dan pemantauan pelaksanaan peluang pertumbuhan usaha, tetapi tidak termasuk keputusan tentang strategi dan implementasi dari peluang pertumbuhan usaha. Pada level produk pengembangan usaha berarti mengembangkan produk atau teknologi baru. Dalam melakukan pengembangan usaha fokus pada suatu produk, kemudian dipasarkan, mempromosikan dan menjualkannya merupakan salah satu cara meningkatkan penjualan. Dengan fokus pada satu produk atau dua produk dan melakukannya dengan sangat baik akan mengurangi resiko dan lebih menguntungkan. Salah satu wujud usaha kecil dan menengah dalam perdagangan adalah pedagang textile. Pedagang tekstil adalah orang yang dengan modal yang relatif sedikit berusaha di bidang produksi dan penjualan barang-barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan kelompok tertentu di dalam masyarakat, usaha tersebut dilaksanakan pada tempat-tempat yang dianggap strategis dalam susunan lingkungan yang informal. Sektor pedagangan tekstil di Kota Medan pada umumnya sudah mengalami pertumbuhan yang pesat. Hampir di setiap pusat perbelanjaan dan pasar tradisional dijumpai pedagang textile. Hal ini menunjukkan bahwa pedagang textile sudah bukan 60
hanya sebagai kebutuhan pokok bagi masyarakat, tetapi juga sebagai pelengkap untuk mengikuti perkembangan model pakaian yang diminati para pelanggan dari waktu ke waktu. Jalan Perniagaan yang merupakan salah satu tempat yang paling banyak diminati masyarakat sebagai tempat membeli textile. Ditengah banyak dan maraknya pembangunan pusat-pusat perbelanjaan yang modern, jalan Perniagaan tetap menjadi tempat favorit dalam sektor perdagangan textile. Jalan Perniagaan merupakan suatu tempat usaha yang digunakan untuk menjual barang-barang kebutuhan rumah seperti gorden, selimut, alas tidur hingga pakaian siap pakai. Hal ini dapat diketahui dengan beberapa alasan antara lain dimulai dengan modal yang relatif sedikit dan mempunyai resiko kerugian yang kecil, artinya apabila pedagang tekstil tersebut sudah tidak laku karena ketiggalan model, maka pedagang memiliki cara untuk tetap bertahan yaitu dijual dengan harga yang lebih murah atau sale (diskon). Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang dilakukan di 2 toko textile masih terlihat kurangnya motivasi dan entrepreneurial marketing dalam mencapai keberhasilan usaha. Hal ini dapat dilihat fenomena sebagai berikut: i. Berdasarkan wawancara masih ada para pelaku UKM yang belum termotivasi dalam memajukan usahanya ii. Kurangnya keinginan pengusaha textile untuk melakukan suatu hal yang baru dalam menjalankan usahanya iii. Kurangnya daya bersaing pengusaha UKM dalam melakukan pemasaran produknya 61
iv. Rendahnya partisipasi pelaku UKM dalam mengikuti program-program kewirausahaan seperti pameran Usaha Kecil Mikro Menengah (UMKM) yang rutih dilakukan pemerintah daerah Sumatera Utara. Berdasarkan Fenomena di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Motivasi Berwirausaha Dan Pemasaran Kewirausahaan (Entrepreneurial Marketing) Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Pengusaha Textile di Jalan Perniagaan Medan. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka Perumusan penelitian ini adalah: Apakah motivasi berwirausaha dan pemasaran kewirausahaan (entrepreneurial marketing) berpengaruh terhadap keberhasilan usaha pada pengusaha textile di jalan Perniagaan Medan? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari disusunnya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh motivasi berwirausaha dan pemasaran kewirausahaan (entrepreneurial marketing) terhadap keberhasilan usaha pada pengusaha tekstil di jalan Perniagaan Medan. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Penelitian ini selain menambah wawasan pribadi juga sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi yang sedang peneliti ambil. 62
2. Bagi Wirausaha Penelitian ini dapat menjadi tambahan informasi dan wawasan serta memberikan masukan bagi para pedagang dalam pengembangan usahanya. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan rujukan pada penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan variabel-variabel yang dibahas pada penelitian ini, yaitu motivasi berwirausaha, entrepreneurial marketingdan keberhasilan usaha. 63