Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

Yusra Guru Matematika SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

Implementasi Model Pembelajaran... (Iqbal Wahyu Perdana) 1

PENERAPAN MODEL GI DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA X2 SMA NEGERI 4 SINGARAJA

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW DI SDN 08 SUNGAI AUR PASAMAN BARAT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

Ira Budayani Guru Bahasa Inggris SMP Negeri 30 Pekanbaru ABSTRAK ABSTRACT

Keywords: cooperative learning, Two Stay Two Stray, learning outcomes.

ARTIKEL SKRIPSI OLEH NAHWAN SHOLIHAN ZIKKRI E1R PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KEPADATAN POPULASI MANUSIA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI SMP ARTIKEL PENELITIAN OLEH

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

Sitti Rosida 1 Syarif Ibnu Rusydi, S.S 2

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PETA PADA SISWA KELAS V SDN 005 BUKIT TIMAH DUMAI

LINDA ROSETA RISTIYANI K

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI USAHA MEMPERTAHANKAN REPUBLIK INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS LINGKUNGAN

Dassucik 1) 1) 104 Education Journal :Journal Educational Research and Development. STKIP PGRI Situbondo.

PENERAPAN MOTODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR MERAKIT PERSONAL KOMPUTER MENGGUNAKAN STRUCTURED DYADIC METHODS (SDM)

Rusmartini Guru SDN 2 Nambahrejo

Arif Darmawan* Tarto Sentono** ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PETA DI KELAS V SDN 002 BAGAN BESAR DUMAI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN IPA DI SD

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DENGAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DI KELAS IV SDN 01 PAYAKUMBUH BALAI GADANG.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DRILL

Darmawati, Arnentis dan Henny Julianita Husny Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI FLUIDA

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PESAWAT SEDERHANA DI SMP

Tersedia online di EDUSAINS Website: EDUSAINS, 7 (2), 2015,

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

ARTIKEL KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

Kata kunci : Model Pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS), Aktivitas, dan Hasil Belajar Siswa ABSTRACT

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PANJER TAHUN AJARAN 2014/1015

THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI POKOK HIMPUNAN SEMESTER 1 KELAS VII MTsN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS DAN MIND MAPPING

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

Abstrak. Kata Kunci : Metode pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share (TPS), aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE GLOBAL PADA SISWA KELAS I SD NEGERI KAPUKANDA ARTIKEL JURNAL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TEAM QUIZ SISWA KELAS V SDN 42 PALEMBANG

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

Key Word : Students Math Achievement, Realistic Mathematics Education, Cooperative Learning Model of STAD, Classroom Action Research.

METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS V SDN 07 TUIK BATANG KAPAS

PENERAPAN MODEL MASTERY LEARNING BERBANTUAN LKPD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK DI KELAS VIII.3 SMP NEGERI 4 KOTA BENGKULU

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA MELALUI PERAN TUTOR SEBAYA SISWA KELAS X.A SMA

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS V-A PADA PEMBELAJARAN PKn DENGAN MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT DI SDN 01 KOTO BALINGKA

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALISATION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.2, Tahun 2015 Chellyana Kusuma Wardani & Siswanto 89-96

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika di FKIP Universitas Mataram.

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN 27 SAGO PESISIR SELATAN

Jurnal Pena Sains Vol. 3, No. 2, Oktober 2016 p-issn: e-issn:

Fefti Asnia, Jejem Mujamil, M. Hadeli, L (Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sriwijaya)

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS V.A PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN RESOURCE BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang

ISSN: Vol 1, No 1

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V SDN 13 PASAMAN

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE PADA KONSEP DAUR HIDUP

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV DENGAN MENGGUNAKAN MODEL JIGSAW DI SDN 17 PINTI KAYU KETEK SOLOK SELATAN

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Rahmawati et al., Metode Problem Solving...

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER

Darmawati, Imam Mahadi dan Ria Syafitri Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

Darmawati, Arnentis dan Sri Iryani Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru 28293

PENINGKATAAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN STRATEGI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS, MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE PARTISIPATIF. Suparmi¹, John Sabari².

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ORGANISASI KEHIDUPAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK, TALK, WRITE

Rosdiani SMA Negeri I Sigli Jl. Banda Aceh-Medan, Tijue Kabupaten Pidie Abstrak

Kurnia Restu, Lazim N, Zariul Antosa

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI POKOK BAHASAN KETENAGAKERJAAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS IV MELALUI MODEL THINK PAIR AND SHARE

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR AND SHARE (TPS)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV A DENGAN MENGGUNAKAN MODEL GROUP INVESTIGATION DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SDN 08 SURAU GADANG SITEBA PADANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS II SD NEGERI TEBING TINGGI

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN STRATEGI COURSE REVIEW HORAY PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KENDEL BOYOLALI TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) DI SD NEGERI 02 PULOSARI

Transkripsi:

Jurnal Geografi Volume 12 No 1 (29 dari 114) Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS KOMPETENSI MEMAHAMI HUBUNGAN MANUSIA DAN BUMI MELALUI PENERAPAN METODE KOOPERATIF JIGSAW Hartadi Guru IPS SMP Negeri 5 Kudus Email: hartadi@yahoo.co.id Sejarah Artikel Diterima: Agustus 2014 Disetujui: Desember 2014 Dipublikasikan: Januari 2015 Abstract This study aims to improve learning achievement Social Sciences Competence understand human relations and the earth through the application of jigsaw cooperative method. The subjects were students of class IX D SMP 5 Kudus, in the second semester of the school year 2013/2014, amounting to 34 students consisting of 18 male students and 16 female students. The data collection techniques using tests, observations and field notes. The results showed an increase both in teamwork and learning outcomes, observations discussion group activity on average in the first cycle of (69.21%), while in the second cycle increased to (77.26%). While the results of the evaluation showed that there was increase in the complete study of 24 students (70.59%) in the pre-action to 26 students (76.47%) in the first cycle and to 30 students (88.24%) in the second cycle. Keyword: achievement, social sciences, cooperative jigsaw Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Kompetensi memahami hubungan Manusia dan Bumi melalui penerapan metode kooperatif tipe jigsaw. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX D SMP Negeri 5 Kudus pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 34 siswa terdiri dari laki-laki 18 siswa dan perempuan 16 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan tes, observasi dan catatan lapangan. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan baik dalam kerjasama kelompok maupun hasil belajar, hasil pengamatan kegiatan kelompok diskusi rata-rata pada siklus I sebesar (69,21%), sedangkan dalam siklus II mengalami peningkatan menjadi (77,26%). Sedangkan hasil evaluasi menunjukkan adanya kenaikan yang tuntas belajar dari 24 siswa (70,59 %) pada pra tindakan menjadi 26 siswa (76,47 %) pada siklus I dan menjadi 30 siswa (88,24 %) pada siklus II. Kata Kunci: prestasi belajar, ilmu pengetahuan sosial, kooperatif jigsaw.

Jurnal Geografi Volume 12 No 1 (30 dari 114) 1. PENDAHULUAN Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan materi pelajaran yang cukup padat dan sering berganti materi karena mengikuti perkembangan kurikulum. Hal ini menyebabakan hasil belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial masih rendah, Ada beberapa permasalahan yang dipandang sebagai penyebab prestasi belajar rendah, antara lain: (1) Materi Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial terlalu banyak, (2) siswa kurang berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar, (3) variasi metode pembelajaran menoton atau menjenuhkan, (4) kerja kelompok belum maksimal, dan (5) Guru kurang memberi tugas tambahan pada siswa. Kondisi-kondisi tersebut dianggap sebagai penyebab rendahnya prestasi belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Melihat kondisi tersebut di sekolah perlu dilakukan upaya secara serius dan terus menerus agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Agar prestasi belajar dapat ditingkatkan maka guru harus dapat menumbuhkan minat belajar pada peserta didik, sehingga dalam setiap proses belajar mengajar peserta didik dapat secara aktif dan kreatif serta memiliki semangat untuk belajar, dan merasa bahwa bahan ajar yang dipelajari bermanfaat bagi dirinya. Untuk itu peran guru semakin besar dengan memilih metode yang tepat dalam proses belajar mengajar. Metode yang digunakan harus dapat mengatasi kondisikondisi yang membuat peserta didik merasa kurang bergairah dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Proses belajar mengajar harus diupayakan agar lebih menarik dan berkesan bagi anak didik, siswa belajar dalam suasana yang menyenangkan. Metode yang dianggap dapat menumbuhkan minat belajar pada peserta didik adalah metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw secara tepat diharapkan akan dapat menumbuhkan lingkungan belajar yang kondusif dan memberikan kesempatan pada siswa untuk saling berinteraksi. Siswa yang saling menjelaskan pengertian suatu konsep pada temannya sebenarnya sedang mengalami proses belajar yang sangat efektif yang bisa memberikan hasil belajar yang jauh lebih maksimal daripada mereka mendengarkan penjelasan guru. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan pada siswa untuk saling berinteraksi. Pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan kecakapan berkomunikasi dan kecakapan bekerja sama. Kecakapan ini memiliki peranan penting dalam kehidupan nyata. Penerapan metode pembelajaran

Jurnal Geografi Volume 12 No 1 (31 dari 114) kooperatif tipe jigsaw akan memberikan hasil yang efektif kalau memperhatikan dua prinsip berikut: 1) adanya saling ketergantungan yang positif, semua anggota dalam kelompok saling bergantung kepada anggota yang lain dalam mencapai tujuan kelompok dalam menyelesaikan tugas dari guru. 2) adanya tanggung jawab pribadi (individual accountability) di sini setiap anggota kelompok harus memiliki kontribusi aktif dalam bekerja sama. Dalam pembelajaran ini kelompok siswa bekerja sebagai sebuah tim yang memiliki tujuan yang sama, dengan demikian kelompok siswa bekerja sama dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah mencapai tujuan yang ditetapkan (Trianto, 2009). Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif, dengan siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 6 orang secara heterogen dan bekerjasama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw didisain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian, siswa saling tergantung satu dengan yang lain harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif jigsaw adalah (1) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Tiap kelompok terdiri atas empat orang. Tiap anggota kelompok diberi nama A, B, C, D. Pada tahap ini kelompok disebut kelompok asal / induk (home group). (2) Guru menginformasikan bahwa tiap anggota kelompok akan mendapat tugas mendalami bagian-bagian tertentu bacaan karena mereka harus menjadi ahli dalam bagian / topik tersebut: A mempelajari materi 1, B mempelajari materi 2, C mempelajari materi 3, D mempelajari materi 4, (3) Guru membagi siswa ke dalam kelompok berikutnya (kelompok ahli). Mintalah A berkumpul dengan A, B berkumpul bersama B, C dengan C, D dengan D. Pada tahap ini kelompok disebut kelompok ahli (expert group). (4) Setelah berkumpul dalam kelompok ahli, tiap kelompok membaca lagi dan mendiskusikan bagiannya. Guru memberi tugas pada masingmasing kelompok ahli untuk membahas dan membuat ringkasan tentang topik masingmasing, atau diagram grafis tentang isi topik masing-masing. Tiap anggota harus aktif

Jurnal Geografi Volume 12 No 1 (32 dari 114) karena dalam kelompok ini mereka harus menjadi ahli dalam menjawab pertanyaan tentang topiknya. (5) Setelah tugas kelompok ahli selesai dilaksanakan, guru meminta siswa berkumpul lagi ke kelompok asal (home group). (6) Guru meminta setiap kelompok asal menyiapkan presentasi tentang materi yang dibahas dengan menggunakan diagram alur atau cara lain yang dianggap lebih komunikatif. Ringkasan yang telah dibuat tiap anggota ketika berada di kelompok ahli dimanfaatkan setelah dimodifikasi sesuai kesepakatan dalam kelompok asal. (7) Guru meminta kelompok asal memajangkan hasil kerjanya. Belajar haruslah berbuat untuk memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Menurut Sanjaya (2008), belajar seharusnya bukanlah sekedar menghafal sejumlah fakta atau informasi. oleh karena itu agar siswa belajar maka siswa harus didorong untuk melakukan aktivitas, ini sejalan dengan pendapat Sardiman (2010), Slameto ( 2003 : 20 ) belajar adalah merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab moral yang cukup berat. Berhasilnya pendidikan pada siswa sangat bergantung pada pertanggung jawaban guru dalam melaksanakan tugasnya. Tardif (dalam Adrian, 2004) mendefinisikan, mengajar adalah any action performed by an individual (the teacher) with the intention of facilitating learning in another individual (the learner), yang berarti mengajar adalah perbuatan yang dilakukan seseorang (dalam hal ini pendidik) dengan tujuan membantu atau memudahkan orang lain (dalam hal ini peserta didik) melakukan kegiatan belajar. 2. METODOLOGI Penelitian dilaksanakan di kelas IX D SMP Negeri 5 Kudus, jumlah siswa 34 terdiri dari laki-laki 18 siswa dan perempuan 16 siswa. Objek penelitian adalah penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Dalam penelitian ini ada beberapa instrumen yang digunakan untuk menjaring data penelitian, antara lain pedoman observasi, dokumen, tes dan catatan lapangan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari 2 siklus. Prosedur penelitian yang dilakukan tiap siklus mencakup 4 tahap yaitu 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan Tindakan, 3) Pengamatan dan Observasi, 4) Evaluasi dan Refleksi. Perencanaan pelaksanaan penelitian tindakan kelas, peneliti melakukan berbagai persiapan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a) Mengidentifikasi permasalahan

Jurnal Geografi Volume 12 No 1 (33 dari 114) aktifitas belajar siswa di kelas, b) Menetapkan indikator-indikator disain pembelajaran dengan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, c) Menyusun rancangan strategi belajar mengajar dengan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, d) Menyusun catatan di lapangan, e) Mempersiapkan penyusunan laporan hasil dari penelitian tindakan kelas yang dilakukan. Pelaksanaan tindakan penelitian ini dibagi dalam 2 siklus. Setiap siklus dibagi dalam dua kali pertemuan. Kegiatan pelaksanaan tindakan dalam setiap siklus dilakukan sebagai berikut: a) Guru melaksanakan disain pembelajaran dengan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang telah direncanakan, b) Guru memberikan tugas kepada masing-masing kelompok untuk diskusi. tindakan Pelaksanaan pengamatan dilakukan saat berlangsung yang dapat dilakukan sebagai berikut: a) Guru melakukan pengamatan dari kegiatan diskusi yang dilakukan oleh siswa, b) Guru mengamati presentasi yang dilakukan oleh siswa secara kelompok, c) Guru merekam data dan mengamati kegiatan siswa sesuai dengan laporan yang telah disusun dengan menggunakan pengamatan serta catatan lapangan. Dalam merefleksi peneliti mengadakan telaah terhadap data-data hasil penelitian yang telah dilakukan. Hasil yang diperoleh berupa temuan tingkat efektifitas disain pembelajaran dengan metode diskusi jigsaw yang telah dirancang, dan menginfentarisir daftar permasalahan yang muncul di lapangan. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan penelitian dilakukan karena dalam pembelajaran ditemukan permasalahan yaitu prestasi belajar siswa rendah. Agar prestasi belajar dapat ditingkatkan, maka guru harus dapat menumbuhkan minat belajar pada peserta didik, sehingga dalam setiap proses belajar mengajar, peserta didik dapat secara aktif dan kreatif, memiliki semangat untuk belajar, dan merasa bahwa bahan ajar yang disampaikan bermanfaat bagi dirinya. Untuk itu peran guru semakin besar dengan memilih metode yang tepat dalam proses belajar mengajar. Metode yang digunakan guru harus dapat mengatasi kondisi-kondisi yang menyebabkan peserta didik merasa kurang bergairah, kurang semangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. 3.1 Siklus I Siklus I terdiri dari dua pertemuan, pertemuan ke-1 dilaksanakan pada tanggal 8 januari 2014 dan pertemuan ke-2 dilaksanakan pada tanggal 13 januari 2014. Untuk masingmasing pertemuan dengan alokasi waktu 2 X 40 menit (dua jam pelajaran). Untuk siklus ke- 1 tersedia waktu 4 jam pelajaran (160 menit) dengan perincian 20 menit untuk persiapan dan

Jurnal Geografi Volume 12 No 1 (34 dari 114) pendahuluan, 80 menit pelaksaan tindakan, 20 menit pemberian soal kuis, 40 menit pelaksanaan tes formatif. Siklus I dari 34 siswa ternyata banyak siswa yang kurang aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar, hal ini disebabkan selain model pembelajaran yang baru dikenal anak, juga karena pembagian kelompok yang kurang memperhatikan penyebaran tingkat kecerdaan anak, ini memang sengaja dirancang oleh peneliti dengan pembagian kelompok berdasarkan jarak rumah terdekat, hal ini dimaksudkan seberapa jauh aktifitas kelompok dapat berjalan, ternyata kurang aktif dan banyak siswa yang pasif. Maka untuk siklus yang akan datang pembagian kelompok didasarkan pada penyebaran tingkat kecerdasan anak. Pada siklus I keberanian anak tampil ke depan kelas masih kurang, dikarenakan kurang percaya diri dan takut, maka bimbingan guru dan motivasi sangat diperlukan agar tumbuh semangat dan pencaya diri. Dalam mengikuti proses belajar mengajar siswa hendaklah diberi motivasi agar bersemangat dalam proses pembelajaran, bila siswa dapat menyelesaikan dengan benar guru memberi penghargaan agar siswa merasa dihargai. Dengan melihat hasil belajar dari jumlah 34 siswa yang belum tuntas belajar ada 8 siswa (23,53 %), sedangkan yang sudah tuntas belajar ada 26 siswa (76,47 %). Nilai rata-rata 78,82 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 66. Secara klasikal kegiatan pembelajaran belum tuntas karena jumlah siswa yang telah memperoleh KKM atau nilai 77 atau lebih mencapai 76,47%, dengan persentase keaktifan siswa sebesar 63,18 %. Hasil tersebut sudah ada peningkatan jika dibandingkan dengan hasil evaluasi pra tindakan dimana siswa yang sudah tuntas belajar yang memperoleh nilai 77 atau lebih ada 24 siswa atau sebesar (70,59 %), sedangkan yang belum tuntas belajar ada 10 siswa atau sebesar (29,41 %) nilai rata-rata 74,88 dengan nilai tertinggi 83 dan nilai terendah 63. Secara klasikal kegiatan pembelajaran belum tuntas, karena jumlah siswa yang memperoleh nilai 77 atau lebih hanya 70,59 %. Dengan melihat hasil diatas dapat dijelaskan bahwa dalam siklus I penguasaan materi pelajaran sudah baik, tetapi karena terlalu cepat dalam memberi penjelasan, sehingga anak yang lamban tidak bisa memahami guru juga perhatian guru kurang merata pada seluruh siswa, ada beberapa siswa yang kurang aktif dan bermain sendiri. Mengingat pada siklus ke I ini masih banyak kekurangan, maka perlu dicoba lagi pada siklus ke II agar kegiatan belajar mengajar model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat lebih ditingkatkan, serta tujuan pembelajaran tercapai.

Jurnal Geografi Volume 12 No 1 (35 dari 114) 80 75 70 Nilai Awal Siklus 1 65 Rata-rata Ketuntasan Gambar 1. Diagram Hasil Tes Awal dan Siklus I Berdasarkan tabel kualifikasi ketrampilan kerjasama dalam kelompok, maka kegiatan siswa dalam melakukan diskusi masih kurang baik, yang ditunjukkan dengan rata-rata persentase sebesar 63,18%. Kelompok yang hasilnya paling rendah yaitu kelompok Indonesia, yang hanya memperoleh rata-rata persentase sebesar 60,42 %. Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil evaluasi dalam siklus I, maka kegiatan pembelajaran dapat direfleksikan sebagai berikut: 1) Ada beberapa siswa yang masih bingung terhadap model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw karena kurang informasi dari guru. Oleh karena itu agar kegiatan belajar mengajar berjalan efektif, guru selain menjelaskan juga perlu mendemonstrasikan model pembelajaran ini dengan jelas, 2) Ada beberapa kelompok yang pasif dan juga ada kelompok yang aktif dalam menyelesaikan masalah, 3) Ada beberapa siswa dalam suatu kelompok yang masih takut dan kurang berani maju ke depan mempresentasikan hasil pekerjaanya dikarenakan kurang percaya diri bahwa hasil temuannya adalah benar, oleh karena itu bimbingan dan motivasi guru sangat diperlukan agar tumbuh keyakinan dan semangat dalam menyelesaikan masalahnya, 4) Masih ada beberapa siswa yang belum benar dalam menjawab soal-soal kuis maupun tes formatif meskipun sudah lengkap namun masih terdapat kesalahan. 3.2 Siklus II Siklus II ini juga terdiri dari dua pertemuan, pertemuan ke-1 dilaksanakan pada tanggal 20 januari 2014 dan pertemuan ke-2 dilaksanakan pada tanggal 22 januari 2014. Untuk masing-masing pertemuan dengan alokasi waktu 2 X 40 menit. Maka untuk siklus II tersedia waktu 4 jam pelajaran ( 160 menit ) dengan perincian 20 menit untuk persiapan dan pembukaan pelajaran, 80 menit pelaksaan tindakan, 20 menit pemberian soal kuis, 40 menit pelaksanaan tes formatif. Pada siklus ke-2 ini siswa yang tidak aktif sudah berkurang jika dibandingkan dengan siklus ke-1, hal ini karena pembagian

Jurnal Geografi Volume 12 No 1 (36 dari 114) kelompok berdasarkan penyebaran tingkat kecerdasan siswa, tiap kelompok ada siswa pandai sehingga suasana kelompok diwarnai dengan diskusi dan tanya jawab, suasana kelas mulai hidup, hanya saja masih ada kelompok terlalu ramai karena kebetulan siswa-siswi cerewet berada pada kelompok tersebut. Oleh karena itu dalam pembentukan kelompok pada siklus berikutnya selain memperhatikan tingkat kecerdasan juga memperhatikan karakteristik siswa, sehingga suasana tiap kelompok seimbang. Sudah ada peningkatan kepercayaan pada diri siswa untuk tampil di depan kelas mempresentasikan hasil temuannya. Hasil prestasi belajar yang ditunjukkan oleh hasil evaluasi setelah siklus II secara individual, siswa yang belum tuntas belajar ada 4 siswa (11,76 %), sedangkan yang sudah tuntas belajar ada 30 siswa (88,24 %). Secara klasikal kegiatan pembelajaran sudah tuntas karena jumlah yang telah mencapai KKM memperoleh nilai 77 atau lebih adalah 88,24%. Terdapat kenaikan yang signifikan jika dibandingkan dengan hasil evaluasi pada siklus 1. 100 80 60 40 20 0 Nilai Awal Siklus 1 Siklus 2 Rata-rata Ketunta 1 2 3 Gambar 2. Diagram Hasil Tes Awal, Tes Siklus I dan Tes Siklus II Refleksi tindakan setelah melaksanakan siklus II yaitu : 1) Tidak ada lagi siswa yang merasa bingung dalam pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw, hanya mengalami kendala dalam perpindahan dari kelompok asal ke dalam kelompok baru maupun sebaliknya, dikarenakan harus memindah kursi. Oleh karena itu agar kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung efektif, maka hendaklah dipersiapkan situasi dan kondisi kelas dengan sebaik-baiknya, 2) Suasana kelompok dalam pembelajaran sudah mulai aktif, sebagian besar anggota kelompok kelihatan hidup dalam berdiskusi dikarenakan sudah merata tingkat kecerdasan siswa dalam kelompok, hanya saja masih ada kelompok terlalu ramai karena kebetulan siswa-siswi cerewet berada pada kelompok tersebut, Oleh karena itu dalam pembentukan kelompok pada siklus berikutnya selain memperhatikan tingkat kecerdasan juga memperhatikan watak siswa sehingga suasana tiap kelompok seimbang, 3) Masih ada siswa dalam suatu kelompok yang masih malu dan kurang percaya diri untuk maju ke depan mempresentasikan hasil pekerjaannya, oleh karena itu bimbingan guru dan motivasi sangat

Jurnal Geografi Volume 12 No 1 (37 dari 114) diperlukan agar tumbuh rasa percaya diri, 4) Sebagian besar siswa sudah benar dalam menjawab soal-soal kuis maupun tes formatif, walaupun masih ada sebagian siswa yang menjawab salah dikarenakan keterlambatan berfikir sehingga penjelasan guru kurang dipahami. Oleh karena itu guru harus lebih memperhatikan siswa yang lambat sehingga hasil belajar siswa meningkat secara merata. Berdasarkan hasil refleksi tersebut dan berbagai pertimbangan maka yang perlu diperhatikan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar berikutnya adalah: a) Guru lebih intensif dalam menggunakan metode mengajar yang dipilih, b) Guru hendaknya selalu mendorong siswa untuk dapat melakukan kerja kelompok, c) Bimbingan guru secara intensif perlu terus dikembangkan untuk menumbuhkanan motivasi siswa. Berdasarkan tabel kualifikasi ketrampilan kerjasama dalam kelompok, maka kegiatan siswa dalam melakukan diskusi sudah baik, yang ditunjukkan dengan rata-rata persentase sebesar 77,16 %. 100 50 0 Rata-rata Siklus 1 Siklus 2 1 2 Rata-rata Gambar 3. Diagram Perbandingan Hasil Diskusi Kelompok Siklus I dan Siklus II Berdasarkan hasil pengamatan tentang kerjasama siswa dalam kelompok yang dilakukan pada siklus I dan siklus II, maka dapat diketahui bahwa kerjasama siswa dalam kelompok diskusi rata-rata persentase pada siklus I sebesar 63,18%, kerjasama kelompok masih kurang baik pada siklus I, namun pada siklus II kerjasama siswa dalam kelompok mengalami peningkatan menjadi 77,16 %. 4. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: 1). Melalui pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw hasil belajar siswa kelas IX D tahun pembelajaran 2013/2014 dapat ditingkatkan. Prestasi belajar siswa mengalami kenaikan yang ditunjukkan oleh hasil evaluasi belajar siswa yang tuntas belajar dari 24 siswa (70,59%) pada pra tindakan menjadi 26 siswa (76,47%) pada siklus I dan meningkat menjadi 30 siswa (88,24%) pada siklus II. Sedangkan yang belum tuntas belajar mengalami penurunan dari 10 siswa (29,41%) pada pra tindakan, menjadi 8 siswa (23,53%) pada siklus

Jurnal Geografi Volume 12 No 1 (38 dari 114) I, dan menjadi hanya 4 siswa (11,76%) pada siklus II. 2). Melalui pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw keaktifan siswa dalam pembelajaran dapat ditingkatkan. Kerjasama siswa dalam kelompok diskusi ratarata pada siklus I sebesar (69,21%) dan dalam siklus II rata-rata kerjasama siswa dalam kelompok mengalami peningkatan menjadi (77,26%) kerjasama kelompok terendah pada siklus I (67,26%) sedangkan kerjasama kelompok terendah pada siklus II mencapai (76,67%). Berdasarkan hasil kesimpulan di atas maka dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut :1) Penggunan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang dilakukan secara intensif disertai kegiatan presentasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Kepada para guru diharapkan dapat memilih metode mengajar yang sesuai dan dilaksanakan secara intensif agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. 2) Kepala Sekolah hendaknya dapat mengambil kebijakan tentang perlunya melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi setiap guru, agar motivasi belajar siswa semakin meningkat sehingga prestasi belajarnya juga meningkat. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Sardiman. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Slameto. 2003. Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester (SKS). Jakarta: Bumi Aksara. Trianto. 2009. Mendisain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Prenada Media Group. 5. DAFTAR PUSTAKA Adrian. 2004. Metode Mengajar Berdasarkan Tipologi Belajar Siswa. Sanjaya, Wina.