BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan kesejahteraan suatu negara yaitu dengan meningkatkan faktor

TINJAUAN PUSTAKA. Pembangunan secara tradisional diartikan sebagai kapasitas dari sebuah

TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi, foreign direct investment, dan perdagangan internasional. Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA. padahal pertumbuhan dan pembangunan itu berbeda. Menurut sadono sukirno

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Dinamika penanaman modal memengaruhi tinggi rendahnya

BAB II STUDI KEPUSTAKAAN. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori yang menjadi dasar

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk

I. PENDAHULUAN. baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai

MAKALAH PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA. Oleh

I. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya apabila tingkat kegiatan ekonomi lebih tinggi daripada yang

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu unsur utama dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pandang yang berbeda oleh para ekonom. Boediono (1999) mengemukakan bahwa

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang memiliki karakteristik perekonomian yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Definisi infrastruktur dalam kamus besar bahasa Indonesia, dapat diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian menuju perekonomian yang berimbang dan dinamis. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan proses berkelanjutan merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERTEMUAN 5 dan 6 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI

MATERI PERDAGANGAN LUAR NEGERI

Perekonomian Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan ekonomi sebagai kenaikan jangka panjang dalam kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Foreign Direct Investment (FDI) sebagai komponen yang meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. modal. Penambahan modal ini berupa investasi dan tabungan. Di satu sisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada tinjauan pustaka ini akan disampaikan teori-teori yang digunakan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Permodalan tersebut salah

VII. SIMPULAN DAN SARAN

BAB II URAIAN TEORITIS. Menurut Prof. Simon Kuznets, mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. dari negara-negara maju, baik di kawasan regional maupun kawasan global.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. nasional dan pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui

I. PENDAHULUAN. Iklim investasi yang baik akan mendorong terjadinya pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. sedangkan untuk negara yang sedang berkembang digunakan istilah pembangunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan Gross Domestik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara ketimpangan dan pertumbuhan ekonomi. pembangunan ekonomi yang terjadi dalam suatu negara adalah pertumbuhan

Teori-teori Alternatif dan Arti Pembangunan

BAB II URAIAN TEORITIS. jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi. Salah satu indikator yang sangat penting daam menganalisis

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Ekonomi 2.2 Pengertian Makro Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara sedang berkembang di kawasan

LANDASAN TEORI. membeli barang-barang modal dan peralatan-peralatan produksi dengan tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perdagangan internasional merupakan kegiatan pertukaran barang dan jasa

ANALISIS PERKEMBANGAN EKSPOR DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB II LANDASAN TEORI. ekonomi sendiri berasal dari kata Yunani οἶκος (oikos) yang berarti keluarga,

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang

I. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan indikator

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan serta pengentasan kemiskinan (Todaro, 1997). ekonomi. Indikator ini pada dasarnya mengukur kemampuan suatu negara untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang fokus

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan pendudukyang

PERTUMBUHAN EKONOMI,PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI, DAN KRISIS EKONOMI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam. perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang bekerja terserap dan tersebar di berbagai sektor. Pendapat lain mengatakan, kesempatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. proses di mana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan

PENGARUH BELANJA MODAL, PENGANGGURAN DAN PENDUDUK TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN AGAM DAN KABUPATEN PASAMAN

BAB 1 PENDAHULUAN. sektor utama ke ekonomi modern yang didominasi oleh sektor-sektor

II. TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat secara keseluruhan yang terjadi di wilayah tersebut, yaitu kenaikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. rata-rata pendapatan riil dan standar hidup masyarakat dalam suatu wilayah. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan proses berkelanjutan. merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, nilai serta norma masyarakat,

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian suatu negara di berbagai belahan dunia, termasuk negara

BAB I PENDAHULUAN. baik selama periode tertentu. Menurut Sukirno (2000), pertumbuhan ekonomi

1. BAB I PENDAHULUAN. produk domestik bruto. Menurut BPS (2014) Produk Domestik Bruto (PDB)

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. wilayah telah dilaksanakan oleh beberapa peneliti yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau. dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembangunan ekonomi nasional bertujuan untuk. membangun manusia Indonesia seutuhnya, dan pembangunan tersebut harus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. baik. Pembangunan ekonomi menurut Todaro dan Smith (2006) adalah suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi selalu menjadi topik utama dalam bidang Ilmu Ekonomi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barang-barang dan jasa-jasa. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu

III. KERANGKA PEMIKIRAN. sektor produksi merupakan salah satu kunci keberhasilan pembangunan ekonomi.

Perdagangan, Globalisai, dan Neraca Pembayaran Internasional. Pengantar Ilmu Ekonomi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembangunan merupakan suatu proses perbaikan kualitas seluruh bidang

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang yang mampu membayar serta tidak demokratis, telah

BAB I PENDAHULUAN. proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia

PMA Terhadap Pertumbuhan Ekonomi, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

NERACA PEMBAYARAN, PENDAPATAN NASIONAL, GDP DAN GNP

II. TINJAUAN PUSTAKA. kenaikan dalam produk domestik bruto (PDB) yang dapat didefinisikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi (economic growth); pembangunan ekonomi mendorong

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dijabarkan beberapa teori yang menjadi landasan analisis penulis mengenai hubungan kedua variabel utama, yaitu Foreign Direct Investment (FDI) dan pertumbuhan ekonomi di ASEAN. Penelitian terdahulu, yang merupakan acuan dari penelitian ini juga akan disampaikan dalam bab ini dan selanjutnya akan diakhiri dengan kerangka pemikiran yang menganalisis hubungan kedua variabel diatas, sehingga nantinya dapat diambil kesimpulan penelitian yang benar mengenai hubungan dan pengaruh antara kedua variabel tersebut. 2.1. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dimana penekanannya terdapat pada tiga hal yaitu proses, output per kapita dan jangka panjang. Dalam kegiatan perekonomian yang sebenarnya pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan fisikal produksi barang dan jasa yang berlaku di suatu negara, seperti pertambahan dan jumlah produksi barang industri, perkembangan infrastruktur, pertambahan jumlah sekolah, pertambahan produksi sektor jasa dan pertambahan produksi barang modal (Sukirno, 2006:9) Menurut Kuznets, pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak barangbarang ekonomi kepada penduduknya (Todaro dan Smith, 2003). Ada tiga 7

komponen utama yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi suatu masyarakat (Todaro:2000), yaitu: 1. Akumulasi modal Akumulasi modal meliputi bentuk atau jenis investasi baru yang ditanamkan pada tanah, peralatan fisik dan modal atau sumber daya manusia. Akumulasi modal terjadi apabila sebagian dari pendapatan ditabung dan diinvestasikan dengan tujuan memperbesar output dan pendapatan dikemudian hari. Demikian pula investasi dalam sumber daya manusia dapat meningkatkan kualitasnya dan dengan demikian akan menghasilkan efek yang sama terhadap produksi, bahkan akan lebih besar lagi bertambahnya jumlah manusia. 2. Pertumbuhan penduduk Penduduk yang bertambah dari waktu ke waktu dapat menjadi pendorong terhadap pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan penduduk pada akhirnya akan meningkatkan jumlah angkatan kerja. Disamping itu sebagai akibat pendidikan, latihan dan pengalaman kerja, keterampilan penduduk akan selalu bertambah tinggi. Jumlah tenaga kerja yang lebih besar akan menambah jumlah tenaga produktif, sedangkan pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti meningkatkan ukuran pasar domestiknya. Perkembangan penduduk menyebabkan besarnya luas pasar dari barangbarang yang dihasilkan sektor perusahaan akan bertambah pula. Dengan demikian, perkembangan penduduk akan menimbulkan dorongan kepada pertambahan dalam produksi nasional dan tingkat kegiatan ekonomi. 8

3. Kemajuan teknologi Kemajuan teknologi bagi para ahli ekonomi merupakan sumber pertumbuhan ekonomi yang lebih penting. Dengan adanya kemajuan teknologi, maka ditemukan pula cara berproduksi atau perbaikan produksi yang dapat meningkatkan nilai tambah yang tinggi. 2.2. Teori-teori Pertumbuhan Ekonomi 2.2.1. Teori Pertumbuhan Klasik Teori pertumbuhan klasik dipelopori oleh beberapa tokoh, yaitu Adam Smith, David Ricardo, Robert Malthus, dan John Stuart Mill. Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik ada empat faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu: jumlah penduduk, jumlah stok barang-barang modal, luas tanah dan kekayaan alam, serta tingkat teknologi yang digunakan. Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik, The Law of Diminishing Returns akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Ini berarti pertumbuhan ekonomi tidak akan terus-menerus berlangsung. Apabila jumlah penduduk sedikit dan kekayaan alam relatif berlebihan, tingkat pengembalian modal dari investasi yang dibuat adalah tinggi. Maka para pengusaha akan mendapatkan keuntungan yang besar. Ini akan menimbulkan investasi baru dan pertumbuhan ekonomi terwujud. Apabila jumlah penduduk terlalu banyak, pertambahannya akan menurunkan tingkat kegiatan ekonomi karena produktivitas setiap penduduk akan menjadi negatif, maka kemakmuran masyarakat menurun kembali. Ekonomi dapat 9

mencapai tingkat perkembangan yang sangat rendah. Apabila keadaan ini dicapai, ekonomi dikatakan telah mencapai keadaan tidak berkembang (stationary state). Pada keadaan ini pendapatan pekerja hanya mencapai tingkat cukup hidup (subsistence). Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik setiap masyarakat tidak mampu menghalangi terjadinya keadaan tidak berkembang tersebut. 2.2.2. Teori Schumpeter Teori Schumpeter menekankan tentang pentingnya peranan pengusaha di dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Dalam mengemukakan teori pertumbuhannya, Schumpeter memulai analisisnya dengan memisalkan bahwa perekonomian sedang dalam keadaan tidak berkembang. Tetapi keadaan ini tidak berlangsung lama. Pada waktu keadaan tersebut berlaku, segolongan pengusaha menyadari tentang berbagai kemungkinan untuk mengadakan inovasi yang menguntungkan. Didorong oleh keinginan mendapatkan keuntungan dari mengadakan pembaharuan tersebut, mereka akan meminjam modal dan melakukan penanaman modal. Maka pendapatan masyarakat akan bertambah dan seterusnya konsumsi masyarakat menjadi bertambah tinggi. Kenaikan tersebut akan mendorong perusahaan-perusahaan lain untuk menghasilkan lebih banyak barang dan melakukan penanaman modal baru. Maka menurut Schumpeter, investasi dapat dibedakan atas dua golongan yaitu penanaman modal otonomi dan penanam modal terpengaruh. Menurut Schumpeter semakin tinggi tingkat kemajuan suatu ekonomi semakin terbatas kemungkinan untuk mengadakan inovasi, maka pertumbuhan ekonomi akan bertambah lama. Pada akhirnya akan tercapai tingkat keadaan 10

tidak berkembang atau stationary state. Akan tetapi, berbeda dengan pandangan klasik, dalam pandangan Schumpeter keadaan tidak berkembang itu dicapai pada tingkat pertumbuhan yang tinggi. 2.2.3. Teori Harrod-Domar Teori pertumbuhan Harrord-Domar dikembangkan oleh Evsey Domar dan Roy F.Harrod. Model pertumbuhan Harrod-Domar menjelaskan mekanisme perekonomian yang mengandalkan peningkatan investasi dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi. Model ini menyarankan bahwa setiap perekonomian pada dasarnya harus senantiasa mencadangkan atau menabung sebagian dari pendapatan nasionalnya untuk menambah atau menggantikan barang-barang modal (gedung, alat-alat dan bahan baku) yang telah susut atau rusak. Namun, untuk memacu pertumbuhan ekonomi dibutuhkan investasi baru yang merupakan tambahan netto terhadap cadangan atau stok modal (capital stock). Bila kita asumsikan bahwa ada hubungan ekonomi langsung antara besarnya total stok modal (K), dengan GNP total (Y), maka hal itu berarti bahwa setiap tambahan netto terhadap stok modal dalam bentuk investasi baru akan menghasilkan kenaikan arus output nasional atau GNP.... (2.1) Persamaan diatas merupakan versi sederhana dari persamaan teori pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar. Persamaan tersebut menjelaskan bahwa tingkat pertumbuhan Produk Domestik Bruto ( ) ditentukan secara bersamasama oleh tabungan nasional (s) serta rasio modal-output nasional (k). 11

2.2.4. Model Pertumbuhan Solow Teori ini menjelaskan bagaimana tingkat tabungan investasi, pertumbuhan dan populasi dan kemajuan teknologi mempengaruhi tingkat output perekonomian dan pertumbuhannya sepanjang waktu (Mankiw, 2000:114). Dalam teori ini perkembangan teknologi diasumsikan sebagai variabel yang eksogen. Hubungan antara output, modal dan tenaga kerja dapat ditulis dalam bentuk fungsi sebagai berikut.... (2.2) Dari persamaan 2 terlihat bahwa output per pekerja (Y) adalah fungsi dari capital stock per pekerja. Sesuai dengan fungsi produksi yang berlaku hukum the law of deminishing return, dimana pada titik produksi awal, penambahan kapital per labor akan menambah output per pekerja dan bahkan dapat mengurangi output per pekerja. Sedangkan fungsi investasi dituliskan sebagai berikut.... (2.3) Dalam persamaan tersebut, tingkat investasi per pekerja merupakan fungsi capital stock per pekerja. Capital stock sendiri dipengaruhi oleh besarnya investasi dan penyusutan dimana investasi akan menambah capital stock dan penyusutan akan menguranginya. t... (2.4),dimana adalah porsi penyusutan terhadap capital stock. 12

Tingkat tabungan yang tinggi akan berpengaruh terhadap peningkatan capital sock dan akan meningkatkan pendapatan sehingga memunculkan pertumbuhan ekonomi yang cepat. Tetapi dalam kurun waktu tertentu pertumbuhan ekonomi akan mengalami perlambatan jika telah mencapai apa yang disebut steady-state level of capital. Kondisi ini terjadi jika investasi sama dengan penyusutan sehingga akumulasi modal. Selain tingkat tabungan, pertumbuhan juga dipengaruhi oleh pertumbuhan populasi. Pertumbuhan populasi lebih dapat menjelaskan pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan. Populasi meningkatkan jumlah labor dan dengan sendirinya akan mengurangi capital stock per pekerja. Tingkat pertumbuhan populasi dan tingkat penyusutan secara bersama-sama akan mengurangi capital stock. Pengaruh pertumbuhan populasi secara matematis dapat ditulis sebagai berikut. t,...... (2.5) dimana n adalah tingkat pertumbuhan populasi. Dalam teori in diprediksi bahwa negara-negara dengan pertumbuhan populasi yang tinggi akan memiliki GDP perkapita yang rendah (Mankiw, 2000:101). Dalam perumusan selanjutnya fungsi produksi adalah Y = f (K,L,E), dimana E adalah efisiensi tenaga kerja. Selanjutnya Y/LE dimana LE menunjukkan jumlah tenaga kerja efektif. Pengaruh dari kemajuan teknologi terhadap perubahan modal dapat dirumuskan sebagai t,... (2.6) dimana g menggambarkan kemajuan teknologi melalui efisiensi tenaga kerja. Dampak dari kemajuan teknologi adalah dapat memunculkan pertumbuhan 13

ekonomi secara berkelanjutan karena mengoptimalkan efisiensi tenaga kerja yang terus tumbuh. Menurut teori Solow ada beberapa hal yang dilakukan untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Meningkatkan porsi tabungan akan meningkatkan akumulasi modal dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Selain itu meningkatkan investasi yang sesuai dalam perekonomian baik dalam bentuk fisik maupun non-fisik. Mendorong kemajuan teknologi dapat meningkatkan pendapatan per tenaga kerja sehingga pemberian kesempatan untuk berinovasi pada sektor swasta akan beerpengaruh besar dalam pertumbuhan ekonomi. 2.3. Foreign Direct Investment (FDI) FDI merupakan salah satu bentuk aliran modal internasional. Menurut Krugman (1991) yang dimaksud dengan FDI adalah arus modal internasional dimana perusahaan dari suatu negara mendirikan atau memperluas perusahaannya di negara lain. Bentuk aliran modal internasional tersebut biasanya dimulai dengan pendirian subsidiary atau pembelian saham mayoritas dari suatu perusahaan. Oleh karena itu tidak hanya terjadi pemindahan sumber daya, tetapi juga terjadi pemberlakuan kontrol terhadap perusahaan di luar negeri. Dalam konteks internasional, bentuk investasi ini biasanya dilakukan oleh multinational corporation (MNC) dengan operasi di bidang manufaktur, industri pengolahan, ekstraksi sumber alam, industri jasa, dan sebagainya. 2.3.1. Motif Foreign Direct Investment Berikut merupakan motif suatu negara melakukan investasi dalam bentuk FDI, diantaranya: 14

a. Untuk mendapatkan return yang lebih tiggi, perpajakan yang lebih menguntungkan, dan infrastruktur yang lebih baik. b. Untuk menghindari hambatan tarif dan non-tarif yang dibebankan kepada impor sekaligus memanfaatkan berbagai insentif dalam bentuk subsidi yang diberikan oleh pemerintah lokal untuk mendorong FDI. c. Untuk memiliki competitive advantage melalui direct control dengan melakukan hal-hal berikut ini: Horizontal Integration Hal ini banyak dilakukan oleh perusahaan besar yang biasanya berada dalam posisi monopolistic atau oligopolistic dengan tujuan untuk melakukan direct control, khususnya yang berkenaan dengan penguasaan ilmu pengetahuan atau teknologi, dan managerial skill tertentu sehingga tetap memiliki competiive advantage di setiap pasar luar negeri yang dimasuki. Vertical Integration Competitive advantage melalui direct control juga dapat dilakukan dengan vertical integration, baik melalui backward maupun forward integration. Backward integration dilakukan dengan jalan FDI di bidang pertambangan dan pertanian/perkebunan untuk memperoleh jaminan supply bahan baku tertentu dengan harga semurah mungkin. Forward integration dilakukan dengan jalan membangun jaringan distribusi, misalnya untuk produk automotive dan elektronik. 15

2.3.2. Dampak Foreign Direct Investment a. Dampak Positif Sebagai sumber dana untuk pembangunan, terutama bagi negara berkembang seperti Indonesia. Terjadinya transfer teknologi dan pengetahuan di bindang manajerial perusahaan. Mendorong pembangunan regional dan sektoral. Membuka lapangan pekerjaan. Kenaikan produksi dan pendapataan nasional negara sasaran. Meningkatkan jiwa kewirausahaan dan persaingan sehat dalam negeri. b. Dampak negatif Munculnya dominasi industrial, yang berpotensi mematikan industri dalam negeri yang kalah dalam segi modal. Perubahan budaya. Ketergantungan teknologi. Return berpotensi lari ke luar negeri. Hal ini tergantung pada kebijakan pemerintah untuk mengatur perputaran uang di dalam negeri agar dapat terserap optimal. 16

2.4. Hubungan Foreign Direct Investment (FDI) dan Pertumbuhan Ekonomi Secara teori, FDI berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi khususnya bagi negara tuan rumah lewat beberapa jalur seperti yang dikemukakan oleh Tulus Tambunan (2008). Gambar 2.1 Efek Positif dari FDI terhadap Pertumbuhan Ekonomi Lewat Beberapa Jalur Pertama, melalui pembangunan pabrik-pabrik baru (PP) yang berarti terjadinya penambahan output atau PDB, total ekspor (X) dan kesempatan kerja (KK). Hal ini merupakan dampak langsung. Pertumbuhan X berarti adanya penambahan cadangan devisa (CD) yang selanjutnya terjadinya peningkatan kemampuan suatu 17

negara penerima untuk membayar utang luar negeri (ULN) dan impor (M). Kedua, masih dari sisi suplai, bahan baku dan input-input lainnya. Jika permintaan sepenuhnya dipenuhi oleh sektor-sektor lain (SSL) di dalam negeri (tidak adanya impor), maka dengan sendirinya efek positif dari keberadaan atau kegiatan produksi di pabrik-pabrik baru tersebut sepenuhnya dinikmati oleh sektor-sektor domestik lainnya; jadi output di SSL tersebut mengalami pertumbuhan. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi suatu efek penggandaan dari keberadaan FDI terhadap output agregat di negara penerima. Dalam kata lain, semakin besar komponen M dari sebuah proyek FDI maka semakin kecil efek penggandaan tersebut. Ketiga, peningkatan kesempatan kerja akibat adanya pabrik-pabrik baru tersebut berdampak positif terhadap ekonomi domestik lewat sisi permintaan: peningkatan kesempatan kerja menambah kemampuan belanja masyarakat dan meningkatkan permintaan di pasar dalam negeri. Jika penambahan permintaan konsumsi tersebut tidak serta merta menambah impor, maka efek positifnya terhadap pertumbuhan output di sektor-sektor domestik sepenuhnya terserap. Sebaliknya jika permintaan konsumsi tersebut dalam bentuk peningkatan impor, maka efeknya tidak ada. Jika pertumbuhan impor lebih pesat daripada pertumbuhan ekspor yang disebabkan oleh adanya FDI, maka terjadi defisit neraca perdagangan. Dengan demikian kehadiran FDI memberi lebih banyak dampak negatif daripada dampak positif terhadap negara tuan rumah. Keempat, peran FDI sebagai sumber penting peralihan teknologi dan knowledge lainnya. Peran ini bisa lewat dua jalur utama, yaitu lewat pekerja-pekerja lokal yang bekerja di perusahaan-perusahaan FDI, ketika pindah ke perusahaan domestik 18

mereka telah membawa pengetahuan dan keahlian baru dari perusaan FDI ke perusaan domestik dan lewat keterkaitan produksi antara FDI dan perusahaanperusahaan lokal, termasuk usaha kecil dan menengah. 2.5. Penelitian Terdahulu Hubungan antara FDI dan pertumbuhan ekonomi telah menjadi satu topik yang menarik bagi para ekonom dalam beberapa tahun terakhir. Dalam melakukan penelitian ini, penulis mencoba untuk mengumpulkan beberapa penelitian/studi empiris terdahulu mengenai hubungan FDI dan pertumbuhan ekonomi, yakni: Luiz De Mello pada tahun 1999 meneliti hubungan FDI dan pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti mengenai dampak FDI pada akumulasi modal, output dan pertumbuhan total faktor produktifitas (TFP). Penelitian ini menggunakan data time series dan panel dengan sampel negaranegara OECD dan non-oecd pada periode 1970-1990. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa meskipun FDI diekspektasikan akan mendorong pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang melalui transfer teknologi dan pengetahuan, namun hubungan ini dipengaruhi oleh derajat saling melengkapi (complementary) dan derajat substitusi antara FDI dan investasi dalam negeri. Dritsaki dan Adamopoulos pada tahun 2004 melakukan penelitian untuk mengkaji hubungan antara perdagangan, FDI dan pertumbuhan ekonomi di negara Yunani pada periode waktu 1960 2002. Melalui analisa kointegrasi menunjukkan bahwa adanya hubungan keseimbangan jangka panjang. Sedangkan hasil dari pengujian kausalitas Granger menunjukkan bahwa terdapat hubungan 19

satu arah antara ekspor dan pertumbuhan ekonomi, hubungan saling mempengaruhi antara FDI dan pertumbuhan ekonomi serta hubungan saling mempengaruhi antara FDI dan ekspor. Li dan Liu pada tahun 2005 melakukan penelitian untuk menguji hubungan endogen antara FDI dan pertumbuhan ekonomi di 84 negara. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa terdapat hubungan komplemen yang kuat antara FDI dan pertumbuhan ekonomi baik di negara-negara maju maupun di negara-negara berkembang. Modal manusia dan kemampuan menyerap teknologi sangat penting bagi aliran masuk FDI dalam upaya mencapai pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang. Selama ada hubungan endogen yang terus meningkat antara FDI dan pertumbuhan ekonomi, peningkatan modal manusia, kecanggihan teknologi, dan pembangunan ekonomi akan membuat aliran masuk FDI lebih banyak. Hal ini akan menaikkan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya saing. Khaliq dan Noy pada tahun 2007 meneliti mengenai dampak FDI pada pertumbuhan ekonomi selama periode 1997-2006. Dalam penelitian ini, FDI disimpulkan mempunyai efek positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada level agregat. Akan tetapi keuntungan ini tidak ditemukan kembali saat diteliti dampaknya secara sektoral karena berdasarkan hasil estimasi penelitian menunjukkan bahwa hanya ada beberapa sektor yang menunjukkan dampak positif dari FDI secara signifikan, bahkan ada satu sektor yang menunjukkan dampak negatif akibat aliran FDI yang masuk (sektor pertambangan). 20

Eni Setyowati, Wuryaningsih dan Rini Kuswari pada tahun 2008 meneliti kausalitass investasi asing terhadap pertumbuhan ekonomi menggunakan error correction model. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa variabel yang memiliki dampak siginifikan dalam jangka pendek adalah investasi asing langsung (FDI) terhadap PDB dan sebaliknya. Hasil penelitian ini telah membuktikan adanya kausalitas dua arah. Andrian Tony Prakoso pada tahun 2009 menganalisis hubungan perdagangan internasional dan FDI terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia selama periode 1990-2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perdagangan internasional dan pertumbuhan ekonomi mempunyai hubungan kausalitas dua arah, pertumbuhan ekonomi menyebabkan FDI, dan perdagangan internasional menyebabkan FDI. Deviyantini pada tahun 2012 melakukan penelitian dampak FDI dan kinerja ekspor-impor terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dengan studi komparatif negara maju dan negara berkembang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum terdapat hubungan satu arah antara FDI dan GDP, dimana FDI secara signifikan mempengaruhi GDP. Hubungan satu arah ditemukan antara tenaga kerja dan GDP, dimana GDP secara signifikan berpengaruh terhadap tenaga kerja. Sementara antara variabel ekspor dan GDP, impor dan GDP, serta kapital dan GDP ditemukan hubungan kausalitas dua arah. Untuk kasus di negara maju, hasil analisis menunjukkan bahwa FDI merupakan faktor yang mempunyai pengaruh positif bagi pertumbuhan ekonomi. 21

2.6. Kerangka Pemikiran Globalisasi Integrasi Ekonomi Foreign Direct Investment (FDI) Pertumbuhan Ekonomi di ASEAN Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran 2.7. Hipotesis Penelitian Berdasarkan permasalahan dan literatur yang terkait dengan penelitian ini, maka dapat diterapkan dua hipotesis sebagai berikut : 1. Terdapat hubungan jangka panjang antara FDI dengan pertumbuhan ekonomi di ASEAN. 2. Terdapat hubungan timbal balik (dua arah) antara FDI dan pertumbuhan ekonomi di ASEAN. 22