ANALISIS BIAYA VOLUME - LABA PADA HOME INDUSTRY KONVEKSI JESSLYN TANAH ABANG JAKARTA PUSAT Nama : Hendra NPM : 23210204 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Akuntansi
PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam era globalisasi ini, perkembangan kemajuan dunia usaha semakin meningkat. Banyak perusahaan yang bermunculan untuk mendirikan dunia usaha sehingga menimbulkan persaingan diantara perusahaan-perusahaan di bidang yang sejenis. Perusahaan harus mampu mengikuti perkembangan yang terjadi untuk keberlangsungan kinerja perusahaan di masa depan. Oleh karena itu, manajemen berkewajiban untuk merencanakan masa depan perusahaan dengan meningkatkan eksistensi dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba serta mempertimbangkan kemungkinan- kemungkinan kesempatan yang ada di masa depan.setiap perusahaan pada dasarnya mempunyai tujuan memperoleh laba yang maximal dan mampu mempertahankan kelangsungan usahnya di masa yang akan datang. Dengan laba tersebut, modal perusahaan menjadi bertambah besar dan dapat digunakan untuk mengembangkan usahanya.
PENDAHULUAN Rumusan dan Batasan Masalah Penulis merumuskan masalah dalam penulisan ilmiah ini yaitu : 1. Berapa unit dan rupiah penjualan pada titik impas? 2. Berapa volume penjualan maksimum boleh turun dari yang direncanakan agar perusahaan tidak mengalami kerugian? 3. Berapa persentase perubahan pendapatan penjualan akan mengakibatkan perubahan laba bersih? 4. Pada pendapatan penjualan berapakah suatu usaha sebaiknya dihentikan? Batasan masalah dalam penulisan ini adalah analisis biaya-volume-laba dengan metode titik impas (BEP), margin of safety (MOS), degree of operating leverage (DOL), shut down point (SDP) dan menggunakan data bulan Mei tahun 2013 pada Home Industry konveksi Jesslyn Tanah Abang Jakarta Pusat.
PENDAHULUAN Tujuan Penulisan Tujuan dari penelitian yang dilakukan ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pada volume penjualan berapa suatu usaha tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi. 2. Untuk mengetahui berapa volume penjualan maksimum boleh turun dari penjualan yang direncanakan agar tidak mengalami kerugian. 3. Untuk mengetahui berapa kali lipat persentase tertentu perubahan pendapatan penjualan akan mengakibatkan perubahan laba bersih. 4. Untuk mengetahui pada tingkat penjualan berapa suatu usaha harus dihentikan
Pembahasan Hasil Penelitian Ket. Tabel 4.10 Data Penjualan dan Biaya Kaos Kemeja katun Total Per unit Per unit Per unit Jumlah Produksi 400 unit 400 unit 800 unit Harga Jual Rp.40.000 Rp.16.000.000 Rp.60.000 Rp.24.000.000 Rp.40.000.000 B.variabel Rp.30.693,75 Rp.12.277.500 Rp.42.188,75 Rp.16.875.500 Rp.29.153.000 Laba kontribusi Rp.9.306,25 Rp.3.722.500 Rp.17.811,25 Rp.7.124.500 Rp.10.847.000 Biaya tetap Rp.8.062,33375 Rp.3.224.933,5 Rp.8.062,33375 Rp.3.224.933,5 Rp.6.449.867
Tabel 4.11 Laporan Laba/Rugi Konveksi Jesslyn Mei 2013 Keterangan Kaos Kemeja katun Total Volume penjualan 400 unit 400 unit 800 unit Harga jual / potong Rp.40.000 Rp.60.000 TOTAL PENJUALAN Rp.16.000.000 Rp.24.000.000 Rp.40.000.000 Biaya variabel (Rp.12.277.500) (Rp.16.875.500) (Rp.29.153.000) LABA KONTRIBUSI Rp.3.722.500 Rp.7.124.500 Rp.10.847.000 Biaya tetap (Rp.3.224.933,5) (Rp.3.224.933,5) (Rp.6.449.867) Laba Bersih Rp.497.566,5 Rp.3.899.566,5 Rp.4.397.133
Perhitungan Titik Impas atau Break Even Point (BEP) Multiproduk BEP multiproduk dalam satuan unit = Biaya Tetap (L.kontribusi unit x %) + (L.kontribusi unit x %) BEP multiproduk (unit) = Rp.6.449.867 (Rp.9.306,25x 50%) + (Rp.17.811,25x 50%) = Rp.6.449.867 Rp.4.653,125 + Rp.8.905,625 = Rp.6.449.867 Rp.13.558,75 laba kontribusi per unit BEP multiproduk = 475,6977597 => 476 unit BEP multiproduk kaos = 476 x 50% = 237,8488799 unit => 238 unit BEP multiproduk kemeja katun = 476 x 50% = 237,8488799 unit => 238 unit
BEP multiproduk dalam rupiah = Biaya tetap Rasio laba kontribusi Rasio Laba Kontribusi = Laba Kontribusi x 100% Penjualan = Rp.10.847.000 x100% Rp.40.000.000 = 27,1175 % => 27% BEP multiproduk (rupiah) = Rp.6.449.867 27% = Rp.23.784.887,99 => Rp.23.784.888
BEP multiproduk dalam rupiah juga dapat dihitung dengan menggunakan BEP multiproduk dalam satuan sesuai dengan harga jual produk per unit BEP multiproduk kaos = Rp.40.000 x 237,8488799 unit pembulatan = Rp.9.513.955,196 BEP multiproduk kemeja katun= Rp.60.000 x 237,8488799 unit pembulatan = Rp.14.270.932,79 BEP multiproduk dalam rupiah Rp.9.513.955,196 + Rp.14.270.932,79 = Rp.23.784.887,99
PEMBUKTIAN (Pembuktian dihitung dengan menggunakan hasil sebelum pembulatan) Penjualan Kaos (237,8488799 unit x Rp.40.000) Rp.9.513.955,196 Kemeja katun (237,8488799 unit x Rp.60.000) Rp.14.270.932,79 Total Penjualan Rp.23.784.887,99 = Rp.23.784.888 Kaos (237,8488799 unit x Rp.30.693,75) Rp.7.300.474,057 Kemeja katun (237,8488799 unit x Rp.42.188,75) Rp.10.034.546,93 Total Biaya Variabel Laba Kontribusi Biaya Tetap (Rp.17.335.020,99) = (Rp.17.335.021) Rp.6.449.867 (Rp.6.449.867) 0
Perhitungan Batas Keamanan atau Margin of Safety (MOS) MOS (Rp) = Penjualan yang Dianggarkan Penjualan BEP = Rp.40.000.000 Rp.23.784.888 = Rp.16.215.112 MOS (%) = Penjualan yang Dianggarkan Penjualan BEP x 100% Penjualan yang Dianggarkan = Rp.40.000.000 Rp.23.784.888 x 100% Rp.40.000.000 = 40,53778 % = 41 %
Perhitungan Tuasan Operasi atau Degree of Leverge (DOL) DOL = Laba Kontribusi Laba Bersih = Rp.10.847.000 Rp.4.397.133 = 2,46683464 = 2
Perhitungan Titik Penutupan Usaha atau Shut Down Point (SDP) SDP (Unit)= Biaya Tetap Tunai Laba Kontribusi per unit Tabel 4.12 Data Biaya Tetap Tunai SDP (Rp) = Biaya Tetap Tunai Rasio Laba Kontribusi Keterangan Biaya Tetap Biaya sewa gedung Rp.3.750.000 SDP (Unit) = Rp.4.768.117 Rp.13.558,75 = 351,6569806 unit = 352 unit Kaos = 352 x 50 % = 175,8284903 = 176 unit Kemeja katun = 352 x 50 % = 175,8284903 = 176 unit Biaya listrik Biaya telepon Total Rp.978.117 Rp.40.000 Rp.4.768.117 SDP (Rp) = Rp.4.768.117 = Rp.17.659.692,59 = Rp.17.659.693 27%
Perhitungan Target Laba Perusahaan Kenaikan laba yang diinginkan = 30% x laba bersih bulan Mei 2013 = 30% x Rp.4.397.133 = Rp.1,319.139,9 = Rp.1,319.140 Laba yang diharapkan pada bulan Juni 2013 adalah sebesar Rp.4.397.133+ Rp.1,319.140 = Rp.5.716.273 Penjualan Target = Biaya tetap + Laba Target Laba Kontribusi per unit = Rp.6.449.867 + Rp.5.716.273 Rp.13.558,75
= Rp12.166.140 Rp.13.558,75 Penjualan Target = 897,2741353 = 897 unit Dengan proporsi penjualan : Penjualan Kaos = 897 x 50% = 448,6370676 = 449 unit Penjualan Kemeja katun = 897 x 50% = 448,6370676 = 449 unit
PEMBUKTIAN (Pembuktian dihitung dengan menggunakan hasil sebelum pembulatan) Penjualan Kaos (449 unit x Rp40.000) Rp.17.960.000 Kemeja katun (449 unit x Rp60.000) Rp.26.940.000 Total Penjualan Rp.44.900.000 Biaya Variabel Kaos (449 unit x Rp.30.693,75) Rp.13.781.606 Kemeja katun (449 unit x Rp.42.188,75) Rp.18.942.861 Total Biaya Variabel (Rp32.724.467) Laba Kontribusi Rp.12.175.533 Biaya Tetap (Rp.4.397.133) Laba Bersih Rp.7.778.400 *hasil pembulatan
PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan analisis biaya-volume-laba yang telah dilakukan pada Home Industry Jesslyn konveksi, maka kesimpulannya adalah : 1. Pada bulan Mei 2013, perusahaan mencapai titik impas atau break event pada kapasitas penjualan sebesar 476 unit pakaian untuk kedua produk atau sebesar Rp.23.784.888 dengan komposisi 238 unit untuk penjualan kaos dan 238 unit untuk penjualan kemeja katun dimana pada titik tersebut perusahaan tidak mendapatkan keuntungan maupun mengalami kerugian 2. Batas keamanan perusahaan (MOS) adalah sebesar Rp.16.215.112 atau 41% yang berarti perusahaan boleh menurunkan produksi serta penjualannya tanpa harus mengalami kerugian.
PENUTUP 3. Tuasan operasi perusahaan (DOL) adalah sebesar 2, yang berarti perubahan komposisi penjualan perusahaan sebanyak 2% akan mempengaruhi laba perusahaan sebanyak 2%. 4. Dalam hal ini perusahaan disarankan untuk menutup usahanya apabila pendapatan penjualan perusahaan berada pada titik penutupan usaha (SDP) sebesar Rp.17.659.693 atau 352 unit dengan komposisi 176 unit kaos dan 176 unit kemeja katun. Jika pada bulan Juni perusahaan menargetkan laba sebesar 30% dari laba bersih bulan Mei maka perusahaan akan mendapatkan laba sebesar Rp.5.716.273, untuk itu perusahaan harus meningkatkan produksi dan penjualan untuk kedua produk yang dihasilkan menjadi 897 unit dengan komposisi 449 unit kaos dan 499 unit kemeja katun.
PENUTUP Saran Penulis merekomendasikan agar manajemen perusahaan menggunakan analisa biayavolume-laba dalam pengambilan keputusannya. Dan penulis berharap sekali agar penulisan ilmiah ini dapat bermanfaat bagi perusahaan untuk membantu dalam pengambilan keputusan dalam kegiatan operasional perusahaan. Alasan penulis merekomendasikan perhitungan analisis Biaya Volume Laba kepada Home Industry Konveksi Jesslyn yaitu : Karena sebagai suatu tempat usaha yang ingin terus meningkatkan usahanya, salah satu usaha yang perlu dilakukan adalah menggunakan analisis Biaya Volume Laba sebagai alat perencanaan laba. Analisis Biaya Volume Laba bermanfaat untuk menetapkan strategi jangka pendek usaha konveksi Jesslyn dan untuk mengambil keputusan terbaik dari berbagai pilihan alternatif yang tersedia. Selain itu, analisis Biaya Volume Laba juga berguna untuk membuat proyeksi-proyeksi tentang besarnya biaya, volume penjualan, dan laba yang diinginkan sehingga peluang kemampuan produk perusahaan untuk bersaing di pasaran dapat diperhitungkan terlebih dahulu.