BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Maksud dan Tujuan Penelitian ini dimaksudkan untuk mempelajari dan memahami tatanan geologi daerah penelitian serta untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan studi strata satu (S1) di Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung, sedangkan tujuan penelitian ini adalah melakukan penelitian di lapangan berupa pemetaan geologi, yang meliputi geomorfologi, stratigrafi, dan struktur geologi, serta sejarah geologi di daerah Desa Kalikangkung dan sekitarnya, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. 1.2 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian secara administratif berada di wilayah Desa Kalikangkung dan sekitarnya, Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah. Daerah penelitian berada di wilayah paling utara dari Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah, yang berbatasan dengan Kabupaten Bojonegoro yang secara geografis terletak pada 7 19' 30" LS - 7 21' 30" LS dan 111 24' 30" BT - 111 27' 00" BT (Gambar 1). Daerah penelitian memiliki luas kurang lebih 17 km 2, terletak di sebelah barat laut Kota Ngawi. Di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Ngawi dan sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Margomulyo, berdasakan peta Tata Guna Lahan dari Bakosurtanal (2000) lembar Kalimojo, No. 1508-424. Daerah penelitian dapat dicapai dengan menggunakan transportasi darat dan dapat juga dicapai menggunakan transportasi udara melalui Kota Solo. Daerah penelitian dapat dicapai dengan menggunakan transportasi darat dengan turun di kota Ngawi. Setelah mencapai kota Ngawi, perjalanan dilanjutkan dengan kendaraan bermotor menuju Desa Kalikangkung selama 20 menit. 1
A = Daerah Penelitian B Daerah penelitian Kabupaten Ngawi Gambar 1. Peta Indeks dan Lokasi Daerah Penelitian, berdasarkan peta dari www.purbalinggakab.go.id (28 februari 2010, A) dan peta Tata Guna Lahan Bakosurtanal (No. 1508-424, B). 2
1.3 Kondisi Daerah Penelitian Daerah penelitian pada umumnya disusun oleh daerah dengan bentang alam perbukitan bergelombang dan datar, sebagian masih merupakan daerah yang diselimuti oleh perkebunan tebu dan hutan jati. Masyarakat yang tinggal pada daerah ini pada umumnya berasal dari suku Jawa dan Madura, dan sebagian besar berprofesi sebagai petani dan pedagang, serta sebagian kecil merupakan pegawai negeri sipil dan buruh bangunan. Lahan di daerah ini pada umumnya digunakan sebagai tanah untuk bertani dan pemukiman. Pemukiman pada daerah ini masih tergolong sangat jarang dan jarak antara satu rumah dengan rumah lainnya cukup jauh. Jalan utama pada daerah ini menghubungkan Kota Ngawi dan Desa Kalikangkung, namun kondisi jalanan pada umumnya dalam kondisi rusak dan belum diaspal, sehingga sulit bagi kendaraan bermotor berukuran besar untuk melewati daerah ini. Jalan utama yang melintasi Desa Kalikangkung merupakan jalan yang dipergunakan untuk mencapai daerah Ngandong. Sungai besar yang terdapat pada daerah penelitian adalah Sungai Bengawan Solo yang dimanfaatkan oleh penduduk sebagai sumber perikanan, sarana transportasi dan irigasi. Daerah penelitian ini terletak pada ketinggian 50 125 meter dari permukaan laut. 1.4 Batasan Masalah Masalah utama dalam penelitian geologi ini dibatasi pada masalah yang menyangkut tentang keadaan geologi daerah penelitian dengan melakukan pemetaan geologi umum, stratigrafi daerah penelitian dan pengamatan struktur geologi daerah penelitian. 1.5 Metode dan Tahapan Penelitian Tahapan penelitian terdiri dari 4 tahap yaitu: Tahap pendahuluan Tahap pengambilan data lapangan Tahap analisis dan pengolahan data Tahap penyusunan laporan dan penyajian data 3
1.5.1 Tahap Pendahuluan Pada tahapan ini dilakukan persiapan penelitian di antaranya dengan penentuan batas lokasi daerah penelitian, perizinan dan administrasi, studi literatur serta analisis peta topografi. 1.5.2 Tahap Pengambilan Data lapangan Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini adalah pemetaan geologi permukaan dengan skala 1:10.000 yang bertujuan untuk memperoleh data geologi primer yang kemudian akan dianalisis dan diolah pada tahapan berikutnya. Kegiatan pada tahapan ini di antaranya adalah: Observasi geomorfologi, yang terdiri dari: pengamatan morfologi dan bentang alam, pengamatan pola aliran sungai meliputi tipe genetik sungai serta penentuan satuan geomorfologi berdasarkan klasifikasi Lobeck (1939). Observasi singkapan, meliputi: deskripsi litologi mencakup aspek sedimentologi dan stratigrafi, pengukuran elemen struktur geologi dan juga pengambilan contoh batuan untuk analisis laboratorium. Pengambilan data struktur geologi, yang terdiri dari kelurusan atau breksiasi, bidang sesar minor, kekar gerus dan kekar tarik. Dokumentasi dan pembuatan peta lintasan sementara. 1.5.3 Tahap Analisis dan Pengolahan Data Pada tahapan ini dilakukan analisis dan pengolahan data yang dilakukan di laboratorium dan studio. Analisis dan pengolahan data ini berdasarkan konsep-konsep geologi dan juga didukung dari studi referensi tentang topik terkait. Adapun analisis yang dilakukan pada tahapan ini di antaranya: Analisis mikropaleontologi. Diperlukan untuk mengetahui umur relatif dan untuk menentukan lingkungan pengendapannya. 4
Analisis petrografi Analisis ini diperlukan untuk mengetahui komposisi, tekstur untuk menentukan jenis dan nama batuan. Analisis sedimentologi dan stratigrafi Diperlukan untuk mengetahui mekanisme dan lingkungan pengendapan serta untuk penentuan urutan satuan batuan. Analisis struktur geologi Diperlukan untuk menganalisis deformasi yang telah terjadi pada daerah terkait, berupa analisis dinamika maupun analisis kinematika, menggunakan metoda stereografi dengan bantuan program Stereonet yang dijalankan pada komputer bersistem operasi Windows Vista Basic. 1.5.4 Tahap Penyusunan Laporan dan Penyajian Data Tahap ini merupakan tahap akhir dari rangkaian penelitian lapangan dan laboratorium berupa laporan hasil penelitian dalam bentuk skripsi dan tugas akhir untuk S1, yang diantaranya memuat hasil analisis geologi, peta geomorfologi, peta lintasan dan peta geologi sebagai lampiran. 5