BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap usaha di sektor informal dituntut memiliki daya adaptasi yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dampak positif juga memberi dampak negatif terutama ditunjukkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk yang pada gilirannya merupakan penawaran tenaga kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi pada dasarnya dicerminkan oleh terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. (Tjokroaminoto dan Mustopadidjaya, 1986:1). Pembangunan ekonomi dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mulyadi, 2014 Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. bagian penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Hal itu disebabkan dalam

Revitalisasi Pasar Tradisional, Jumlah Kunjungan, Pendapatan Pedagang, dan Pendapatan Pasar

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baik. Selain itu pasar juga menjadi alternatif utama untuk memperkenalkan dan

BAB I PENDAHULUAN. pasar tradisional menjadi salah satu wadah atau sarana untuk mencapai

POTENSI LOKASI PUSAT PERDAGANGAN SANDANG DI KOTA SOLO (Studi Kasus: Pasar Klewer, Beteng Trade Center dan Pusat Grosir Solo) TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. yang ditawarkannya pun semakin beraneka ragam. Setiap Pelaku usaha saling

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pembangunan nasional adalah untuk mewujudkan cita-cita bangsa yaitu

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor-sektor yang dapat memperlihatkan tingkat pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. Ketahanan ekonomi merupakan syarat mutlak bagi kemakmuran sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Pada sebuah pembangunan dapat mendatangkan dampak berupa manfaat yang

BAB I PENDAHULUAN. yang secara langsung melakukan transaksi jual beli yang biasanya dengan pola

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan krisis global pada tahun Kementrian Koperasi

BAB I PENDAHULUAN. besar-besaran dari perusahaan-perusahaan swasta nasional. Hal ini berujung pada

PENDAHULUAN. peranan penting dalam rangkaian pemasaran dan merupakan penghubung atau

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang terus berupaya

PROPOSAL PENGAJUAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) KHUSUS BIDANG SARANA PERDAGANGAN TAHUN ANGGARAN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini dampak kehadiran pasar modern terhadap keberadaan

BAB 1 PENDAHULUAN. industri lagi, tetapi mereka harus lebih mengandalkan SDM yang kreatif.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG. baik minimarket, supermarket, departmen store, hypermarket, dan mall. Hasil

BAB I PENDAHULUAN. adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sektor ini memegang peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB I PENDAHULUAN. mau memberi dampak yang sangat besar terhadap kehidupan bangsa terutama pada

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. menawarkan keunggulan bersaing produknya, mengenai keunggulan bersaing

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menjadi pasar yang sangat berpotensial bagi perusahaan-perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. penulis untuk membahas topik tersebut didasari oleh beberapa pokok pikiran;

I. PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak tahun 1997 telah mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. eceran di tengah-tengah masyarakat menjadi semakin penting. Peranan industri

I. PENDAHULUAN. permintaan tenaga kerja dan penawaran tenaga kerja di Indonesia. Indonesia

PENGARUH PERSEBARAN LOKASI UMKM BERBASIS RUMAH (HOME BASED ENTERPRISES) TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KEL. BUGANGAN DAN JL.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usaha atau bisnis ritel di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. domestik bruto (PBD) serta banyak menyerap tenaga kerja. Peran usaha

AN EXPLORATORY STUDY OF THE FACTORS AFFECTING THE LEVELS OF INCOMES AMONG TRADERS IN TUMENGGUNGAN MARKET, KEBUMEN REGENCY

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini persaingan bisnis antar industri ritel sangat ketat, baik di pasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pemerintah. Titik sentral pada faktor ekonomi didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkompetisi dalam lingkaran pasar persaingan global. Tidak hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. lagi. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Hasan dalam Republika

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

KRISIS EKONOMI DI INDONESIA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. cukup penting didalam pembangunan nasional. Kemampuannya untuk tetap

BAB I PENDAHULUAN an dimana terjadi krisis ekonomi. UKM (Usaha Kecil dan Menengah) demikian UKM tidak dapat dipandang sebelah mata.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional baik di bidang ekonomi maupun sosial, termasuk

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti pertumbuhan jumlah penduduk. Kelangsungan usaha eceran sangat

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memegang peranan yang

PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah suatu usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terjadi. Pada umumnya, semua pasar tradisional yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembangannya, keberadaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam menggerakkan perekonomian nasional di Indonesia. Usaha jasa konstruksi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Semakin majunya zaman, perekonomian, dan teknologi membuat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RANTAI NILAI DALAM AKTIVITAS PRODUKSI KLASTER INDUSTRI GENTENG KABUPATEN GROBOGAN JAWA TENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pasar dinyatakan sebagai kumpulan pembeli dan penjual yang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. juga cukup fleksibel dan dapat dengan mudah beradaptasi dengan pasang surut

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kusumaningrat (2009:4), bahwa pada awal tahun 2003 pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pasar ritel di Indonesia merupakan pasar yang memiliki potensi besar

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KOPERASI PASAR TRADISIONAL. A. Peran Strategis Pasar Tradisional Terhadap Perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. tertarik di bidang bisnis selalu memikirkan dan berusaha untuk melakukan bisnis

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bahkan hypermarket, yang menjadi lahan subur pemilik modal asing berebut

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Arti Judul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

sehingga mempunyai ciri-ciri dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat yang mencakup perubahan-perubahan penting dalam struktur sosial, sikap-sikap

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB l PENDAHULUAN. memiliki daya saing yang relatif baik sehingga dinilai belum mampu

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasarkan Pancasila. Pembangunan ekonomi merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara yang kuat sering di artikan sebagai negara dengan kondisi ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Perdagangan dunia kini diarahkan menjadi sistem pasar terbuka

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian saat ini Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

BAB I PENDAHULUAN. makmur yang merata secara material dan spiritual seperti yang tertuang pada

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap usaha di sektor informal dituntut memiliki daya adaptasi yang tinggi secara tepat dan usaha antisipasi perkembangan dalam lingkungan usaha agar sektor informal tersebut dapat bertahan dalam keadaan yang sulit sekalipun. Dibalik era perubahan yang terus-menerus terjadi dan lapangan tenaga kerja yang semakin sempit, tentunya peluang usaha yang dapat dimanfaatkan secara optimal. Dalam hal ini usaha di sektor informal diharapkan mampu mengidentifikasikan peluang lapangan kerja yang muncul akibat adanya perubahan tersebut (Harsiwi, 2003:2). Lapangan kerja pada sektor formal menjadi prioritas bagi para tenaga kerja. Namun akibat adanya krisis ekonomi yang melanda Indonesia, banyak terjadi PHK pada sektor formal ini. Untuk itu perlu dikembangkan lapangan kerja pada sektor informal. Bahwa kelihatannya sektor informal tidak mampu menampung tenaga kerja seperti harapan kita, pada kenyataannya sektor informal bisa menjadi penyelamat bagi masalah ketenagakerjaan yang kita hadapi. Banyak bidang informal yang berpotensi untuk diangkat dan digali menjadi salah satu bidang usaha yang menghasilkan keuntungan dan pendapatan keluarga sekaligus dapat menyerap tenaga kerja (Suryananto, 2005:1). Dalam suatu masyarakat pembangunan ekonominya dapat dikatakan berhasil dengan tingginya pendapatan perkapita masyarakat tersebut. Dengan 1

2 pendapatan perkapita yang tinggi, suatu masyarakat akan lebih mudah dalam melaksanakan proses dalam segala bidang. Dikarenakan dengan adanya pendapatan perkapita yang tinggi maka mencerminkan tingkat kesejahteraan yang tinggi pula dalam suatu masyarakat. Diantara berbagai negara terdapat perbedaan jumlah pendapatan perkapita yang mencerminkan perbedaan kesejahteraan diantara berbagai Negara (Sukirno, 1980:14). Peran penting dan kelebihan dari pasar tradisional yang merupakan salah satu budaya yang dimiliki oleh Indonesia dan pada saat ini hampir terkikis akibat dari persaingan sengit dari pasar modern sehingga pemerintah melalui kementrian perdagangan bertekad dan serius membenahi pasar tradisional. Pemerintah mempunyai program revitalisasi pasar tradisional dimana program tersebut pemerintah mencoba menata pasar-pasar menjadi pasar modern dan menghidupkan usaha-usaha masyarakat pada umumnya dan para pedagang dipasar tradisional pada khususnya. Revitalisasi tersebut meliputi pembenahan manajemen pasar dan peningkatan pengetahuan dasar bagi para pedagang. Dari program tersebut diharapkan pasar - pasar tradisional dapat menjadi barometer stabilitas harga, ketersediaan bahan pokok, dan dapat berperan secara strategis dalam meningkatkan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yang pada akhirnya berkiprah dalam kemajuan perekonomian nasional (Gilarso, 2004). Kegiatan perdagangan terdapat beberapa pelaku ekonomi, salah satunya yaitu pedagang dan pembeli. Pedagang adalah orang yang menjalankan usaha berjualan, usaha kerajinan, atau usaha pertukangan kecil. Pedagang merupakan pelaku ekonomi yang paling berpengaruh dalam sektor

3 perdagangan karena kontribusinya adalah sebagai penghubung dari produsen ke konsumen. Kesejahteraan seseorang pedagang dapat diukur dari pendapatannya, oleh karena itu faktor-faktor yang mempengaruhi pedagang harus diperhatikan supaya pendapatan pedagang stabil dan kesejahteraannya meningkat sehingga kegiatan transaksi jual-beli di pasar tetap berjalan dengan lancar, jumlah pedagang yang ada akan tetap bertahan dan akan semakin bertambah (Peraturan Daerah no.10 tahun 1998). Struktur masyarakat indonesia merupakan masyarakat yang didominasi oleh komunitas yang memiliki tingkat pendidikan yang rendah dan dengan modal yang rendah pula. Bagi penduduk yang mulai memasuki usia kerja dengan tingkat pendidikan yang rendah dan tidak memiliki modal maka akan sangat sulit dalam mendapatkan lapangan pekerjaan. Dengan tidak terserapnya penduduk tersebut maka akan membawa dampak kepada tingkat pengangguran. Dengan tingkat pengangguran yang tinggi maka untuk mencapai kesejahteraan masyarakat pun masih akan sangat sulit. Penduduk yang tidak terserap dalam lapangan kerja akan memilih jalan lain dalam memperoleh pekerjaan. Hal yang paling mungkin dilakukan adalah memasuki sektor lapangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Yustika, 2007). Keberadaan sektor UMKM saat ini menjadi salah satu solusi dalam menghadapi masalah ketenagakerjaan di Indonesia yaitu pengangguran. Saat terjadi krisis ekonomi pada tahun 1998, banyak perusahaan besar yang memiliki aset besar di Indonesia gulung tikar sebagai imbas dari memburuknya kondisi ekonomi moneter indonesia kala itu. Pada saat itu keberadaan sektor usaha kecil memiliki daya tahan yang cukup kuat dan

4 bertahan terhadap badai krisis ekonomi dan moneter. Fakta tersebut yang kemudian menimbulkan pernyataan, bahwa UMKM mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional (Yustika, 2007). Untuk mendapatkan dan memenuhi kebutuhan sehari-hari, manusia berjuang untuk tetap bertahan hidup dan mengatasi masalahnya dengan memanfaatkan sumber daya alam, tenaga dan pikiran yang dimilikinya, serta tersedianya modal yang ada pada diri serta lingkungannya. Di kota maupun desa, sama-sama tidak mudah untuk mendapatkan barang yang dibutuhkannya itu untuk kebutuhan sehari-hari mengingat kebutuhan manusia yang semakin tidak terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari manusia tidak bisa sendiri dalam mendapatkan barang yang dibutuhkannya itu, seseorang harus mencari atau membeli barang serta hasil dari UMKM yang sudah diperjual belikan ditempat tersebut. Seperti pasar contohnya, di pasarlah seseorang akan menemukan berbagai kebutuhan hidup seperti sandang, pangan, papan, dan sebagainya (Suparmoko, 1997). Pasar itu sendiri terbagi ada pasar modern dan juga pasar tradisional, seiringnya dengan perkembangan jaman dan kemajuan teknologi yang semakin canggih, pasar tidak hanya merupakan tempat terjadinya transaksi jual-beli dengan masyarakat yang ada di sekitar pasar, lebih dari itu pasar juga dijadikan sarana penggerak perekonomian dalam skala besar. Sebagai upaya dalam menjadikan pasar tradisional sebagai salah satu motor penggerak dinamika perkembangan perekonomian suatu kota, maka diperlukan adanya pasar yang beroperasi secara optimal dan efesien serta dapat melayani kebutuhan masyarakat (Nindya, 2007).

5 Adanya ancaman terhadap eksistensi dan keberadaan pasar tradisional sebagai penggerak perekonomian rakyat yang membumi dikarenakan legalitas kepemilikan asing terhadap perusahaan ritel serta belum terakomodirnya kepentingan pasar tradisional. Kesamaan fungsi yang dimiliki oleh pusat perbelanjaan modern dan tradisional, telah menimbulkan persaingan antara keduanya. Peningkatan pendapatan masyarakat merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap perubahan daya beli dan gaya hidup masyarakat. Pada awalnya konsumen hanya berbelanja dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, namun dengan berkembangnya usaha ritel maka permintaan konsumen terhadap pelayanan, kenyamanan, dan kebersihan dalam berbelanja pun meningkat (Ayuningsasi, 2010). Citra negatif yang biasa ditemui di pasar tradisional merupakan salah satu penyebab beralihnya konsumen menuju pasar modern. Citra negatif yang tidak pernah lepas mengenai pasar tradisional adalah tempat yang kotor, becek, berbau, tidak aman dan tidak sehat. Fasilitas yang disediakan pun sangat minim, misalnya saja toilet yang tidak terawat, tempat parkir yang terbatas dan lorong yang sempit. Hal ini menimbulkan ketidaknyamanan bagi pembeli untuk berbelanja di pasar tradisional. Apabila ditinjau dari keadaan non fisik berupa pengelolaan pasar, pengaturan kebijakan, serta penyuluhan kepada pedagang pasar tradisional mengenai pemeliharaan pasar. Kemampuan SDM para pedagang dan pengelola pasar dalam teknis dan manajerial sangat terbatas (Lukman, dkk : 2012). Para pedagang juga kurang memiliki pemahaman mengenai perilaku konsumen. Minimnya informasi dan pengetahuan yang dimiliki menyebabkan

6 produsen dan pedagang kurang mampu mengikuti cepatnya perubahan terhadap selera konsumen yang selalu berubah-ubah dari waktu. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kembali kondisi pasar tradisional dapat berupa peremajaan dan renovasi keadaan fisik maupun non fisiknya. Salah satu kebijakan pemerintah dalam upaya menyelamatkan pasar tradisional yaitu revitalisasi pasar tradisional. Revitalisasi pasar tradisional merupakan program pemerintah melalui Kementerian Perdagangan dan Kementerian Negara Urusan Koperasi dan Usaha Kecil dengan sasaran memberdayakan para pelaku usaha mikro yang selama ini tumbuh di pasar yang belum memiliki fasilitas transaksi tempat berusaha yang layak, sehat, bersih, dan nyaman, serta dimiliki dan dikelola oleh pedagang sendiri dalam wadah koperasi (Nikmah, 2015) Program revitalisasi pasar tradisional digagas dengan maksud menjawab semua permasalahan yang melekat pada pasar tradisonal. Penyebabnya, pasar tradisional dikelola tanpa inovasi yang berarti yang mengakibatkan pasar menjadi tidak nyaman dan kompetitif. Dalam menjalankan aktivitas ekonomi di pasar tradisional, kondisi fisik memegang peranan yang penting. Rancangan fisik pasar harus mempertimbangkan fungsi pasar sebagai tempat aktivitas ekonomi sosial komunitas penggunanya. Program revitalisasi pasar tradisional juga menyentuh tata kelola (kelembagaan) pasar. Mewujudkan pasar yang profesional haruslah dikelola dengan manajemen yang terpadu dimana seluruh manajemen pasar terintegrasi menjadi satu (Kasali, 2007). Dalam ilmu ekonomi kita bicara tentang pasar jika ada suatu pertemuan antara orang yang mau menjual dan orang yang mau membeli suatu barang

7 atau jasa tertentu dengan harga tertentu. Di pasar banyak terdapat para pembeli dan penjual yang sedang melakukan transaksi, para penjual yang menyediakan dan menjual dari hasil pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan serta produk-produk yang banyak jenisnya. Di sinilah terjadinya kegiatan ekonomi yaitu penjual yang sibuk menawarkan berbagai barang yang dijualnya dan para pembeli yang sibuk dengan barang yang dibutuhkannya. Dengan cara tersebut, penjual akan mendapatkan uang dari hasil penjualan (Gilarso, 1992: 154). Salah satu faktor yang bisa mempengaruhi pendapatan pedagang pasar yaitu modal. Modal merupakan salah satu faktor penting dalam suatu produksi. Modal usaha yang relatif besar jumlahnya, akan memungkinkan suatu unit penjualan dengan banyak jenis produk. Dengan cara itu, pendapatan yang akan diperoleh juga akan semakin besar. Akan tetapi, pasar tradisional mayoritas pedagangnya berasal dari masyarakat menengah kebawah. Jadi, dalam mendapatkan suatu modal kebanyakan para pedagang masih mengandalkan hasil pertanian maupun ketrampilannya saja. Padahal jika para pedagang pasar tersebut ingin menambah modal, para pedagang bisa meminjam modal tersebut di bank atau BPR. Pedagang harus pintar-pintar atau berani dalam menentukan modal, karena ketersediaan modal yang dimiliki akan sangat berpengaruh terhadap pendapatan mereka.(kasali, 2007) Selain modal, pemilihan lokasi juga sangat penting dalam suatu penjualan. Lokasi sangat berpengaruh besar terhadap pendapatan. Lokasi yang strategis merupakan salah satu faktor penting dan sangat menentukan keberhasilan suatu usaha. Banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam

8 memilih lokasi. Lokasi yang cocok dijadikan tempat berdagang karena berhubungan langsung dengan konsumen yaitu lokasi yang mudah dijangkau, lokasi yang mudah dilihat oleh para calon pembeli, serta lokasi yang sering dilalui oleh para konsumen yang biasanya berdekatan dengan jalan masuk. Seperti pasar contohnya, pasar adalah salah satu lokasi yang baik untuk dijadikan tempat usaha berjualan, karena di pasar banyak para konsumen berdatangan. Dengan memilih lokasi yang tepat, para pedagang pasar akan mudah untuk menjual atau menawarkan berbagai barang yang dijualnya kepada para calon pembeli, sehingga akan sangat berpengaruh terhadap pendapatan yang diperoleh. Jadi, dengan pemilihan lokasi yang tepat itulah, pedagang atau penjual di pasar akan mendapatkan pendapatan yang maksimal (Lukman, dkk: 2012). Pasar tradisional sampai sekarang masih menjadi pusat kegiatan ekonomi yang sangat penting bagi sebagian masyarakat di Indonesia. Di pasar, seseorang bisa mendistribusikan produk-produk yang dihasilkannya untuk dijual dan para penjual tersebut bisa memperoleh pendapatan, sehingga bisa mensejahterakan hidupnya sekaligus bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat di sekelilingnya. Di pasar, terdapat banyak penjual yang saling bersaing. Tujuan para penjual atau pedagang sama-sama mencari laba atau keuntungan. Kegiatan itulah yang menjadi sumber pendapatan bagi mereka (Harsiwi, 2002) Analisis bagaimana preferensi seseorang dalam mengonsumsi sesuatu, dapat ditinjau dari bagaimana suatu produk dapat memuaskan pedagang itu sendiri dalam kenyamanan berdagang. kepuasan pedagang sebagai evaluasi

9 secara sadar atau penilaian kognitif menyangkut apakah kondisi pasar setelah direvitalisasi menjadi nyaman dan berpengaruh terhadap pendapatan pedagang pasar dan juga berpengaruh terhadap ketertarikan konsumen dalam berbelanja di pasar tersebut. Swan, et al (1980) mendefinisikan kepuasan konsumen atau pelanggan sebagai evaluasi secara sadar atau penilaian kognitif menyangkut apakah produk relatif bagus atau jelek atau apakah produk bersangkutan cocok atau tidak cocok dengan tujuan atau pemakaiannya. Ini berarti kesukaan konsumen dalam berbelanja dapat diartikan sebagai hasil evaluasi konsumen atau pelanggan dalam berbelanja di suatu tempat perbelanjaan, sehingga menimbulkan suatu kecenderungan dalam pemilihan tempat berbelanja (Tjiptono, 2004:350). Jumlah pasar di Kota Malang cukup banyak yaitu sebanyak 28 pasar dari berbagai kecamatan di kota Malang. Pada kecamatan kedungkandang terdapat 6 pasar, kecamatan sukun terdapat 4 pasar yang salah satunya adalah pasar hewan, kecamatan klojen terdapat 14 pasar yang di lengkapi dengan pasar hewan, pasar bunga, dan pasar buku. Kemudian pada kecamatan blimbing dan lowokwaru terdapat 2 pasar. Dari data tersebut pada kecamatan klojen mendominasi pasar di kota Malang yaitu dengan 14 pasar. 14 pasar tersebut salah satunya adalah pasar Oro Oro Dowo yang pertama kali direvitalisasi oleh pemerintah (Dinas Pasar Kota Malang, 2016) Pada Kecamatan Klojen terdapat pedagang sebesar 3530. Pasar yang paling banyak pedagangnya adalah pasar besar dengan jumlah pedagangnya sebesar 1388, pasar baru barat sebanyak 520, kemudian pasar mergan sebesar 250 pedagang, sedangkan lainnya dibawah 200 pedagang. Sedangkan pasar

10 Oro Oro Dowo sendiri sebanyak 180 pedagang, akan tetapi pasar tersebut menjadi pasar percontohan pada kota Malang karena pasar tersebut selesai direvitalisasi oleh pemerintah pada awal Januari 2016 (Dinas Pasar Kota Malang, 2016) Pasar ini merupakan pasar pertama di Kota Malang yang telah direvitalisasi oleh pemerintah pusat pada awal September 2015 dan dibangun atas kerja sama Kementrian Perdagangan Republik Indonesia dengan Pemerintah Kota Malang melalui dana tugas bantuan tahun 2015. Pasar ini merupakan pasar terbersih yang ada di Kota Malang. Sehingga pasar ini nyaman untuk di kunjungi oleh para pengunjung termasuk turis mancanegara. Biasanya turis yang berasal dari Belanda, karena mereka ingin bernostalgia untuk mengingat leluhurnya. Selain dikenal sebagai pasar terbersih, pasar ini juga mempertahankan bangunan tuanya yang menghadap ke arah jalan Guntur. Bangunan tua sengaja tidak di hancurkan karena bangunan tersebut merupakan peninggalan kolonial Belanda (Dinas Pasar Kota Malang, 2016). Dengan diadakannya program revitalisasi, pasar tradisional siap menyaingi serbuan pasar modern. Pasar tradisional akan kembali dilirik oleh konsumen jika citra buruk yang melekat selama ini dihapuskan. Kuncinya adalah pasar tradisional harus ditata sedemikian rupa sehingga keadaannya menjadi bersih dan nyaman bagi pengunjung termasuk menjaga kualitas kesehatan produk yang dijual. Pemerintah haruslah proaktif untuk menghidupkan kembali pasar tradisional begitu juga dengan para pedagang dan pengelola pasar harus konsisten untuk menjaga aura pasar tradisional

11 untuk kebersihan pasar pasca revitalisasi tetap terjaga disertai juga dengan tata kelola pasar yang profesional (Dinas Pasar Kota Malang, 2016). Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, maka penulis tertarik untuk mengetahui faktor faktor apa saja yang yang berpengaruh terhadap pendapatan pedagang pasar di Pasar Oro Oro Dowo Kota Malang, sehingga penulis memutuskan untuk membuat penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh Modal Usaha, Jam Kerja dan Luas Tempat Terhadap Pendapatan Pedagang Pasar Tradisional Oro Oro Dowo Kota Malang. B. Rumusan Masalah Dengan melihat rumusan masalah di atas, maka dapat diketahui permasalahan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut : 1. Bagaimana kondisi dan kenyamanan di pasar Oro Oro Dowo Kota Malang? 2. Seberapa besar dampak pengaruh modal, jam kerja, dan luas tempat terhadap pendapatan pedagang pasar Oro Oro Dowo Kota Malang? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui kenyamanan pada kondisi pasar di pasar Oro Oro Dowo Kota Malang. 2. Untuk mengetahui dampak pengaruh modal, jam kerja, luas tempat pedagang terhadap pendapatan pedagang pasar Oro Oro Dowo Kota Malang

12 D. Batasan Masalah Agar penelitian ini tidak menyimpang dan mengambang dari tujuan semula yang telah direncanakan sehingga mempermudah mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, maka penulis menetapkan batasan batasan sebagai berikut : 1. Analisis dilakukan hanya berada di Pasar Oro Oro Dowo 2. Penelitian yang di lakukan fokus pada 9 bahan pokok pangan (sembako) di Pasar Oro Oro Dowo Kota Malang E. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah : 1. Secara teori, Memberikan pengetahuan bagi peneliti tentang pendapatan pedagang Pasar Oro Oro Dowo 2. Seebagai akademik, diharapkan bermanfaat sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang sejenis Secara praktis, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan informasi bagi pemerintah daerah setempat mengenai dampak pendapatan pedagang pasar Oro Oro Dowo dan kenyamanan pedagang di pasar Oro Oro Dowo Kota Malang dan diharapkan bisa membantu para pedagang untuk meningkatkan pendapatan.