LEARNING RECOURSES DALAM PEMBELAJARAN Oleh: Gusyanti Pendahuluan Berkembangnya ilmu dan teknologi mengimplikasikan perubahan terhadap konsep pembelajaran. Paradigma guru yang diartikan di gugu (Jawa: di anut = panutan) dan di tiru (Jawa: di tiru = di ikuti) pada era sekarang tidak masih dapat diterapkan. Karena sumber ilmu bergeser tidak harus hanya berasal dari guru, seperti pada era konvensional. Di era konvensional, guru sebagai satu-satunya sumber informasi dalam pembelajaran di jenjang sekolah. Hai ini mensyaratkan satu-satunya sumber pembelajaran adalah guru. Namun di era sekarang paradigma tugas guru mengalami pergeseran. Tugas guru menjadi penyedia fasilitas belajar, membuat suasana serta bagaimana caranya agar siswa mau belajar. Dalam pengertian yang lain bahwa guru merupakan sosok yang harus mampu mengondisikan siswa belajar.
Tuntutan guru kreatif tidak terelakkan lagi. Bagaimana mengemas pembelajaran agar menarik dan efektif menjadikan siswa aktif, menjadi tanggung jawab yang tidak mudah. Perkembangan kurikulum tidak menjadi kendala, asalkan guru berinovasi dan berkreasi dalam mengelola pembelajaran. Guru kreatif akan mengoptimalkan learning recourses (sumber belajar) yang ada. Segala potensi, baik di lingkungan sekolah maupun yang ada di masyarakat merupakan lerning recourses (sumber belajar). Potensi-potensi tersebut hendaknya dimanfaatkan secara positif untuk mendukung ketercapaian tujuan pembelajaran, implikasinya terhadap keberhasilan belajar siswa. Berbagai sumber belajar dapat digolongkan menjadi sumber belajar yang dirancang berdasarkan analisis pembelajaran. Namun ada juga yang tidak dirancang, tapi dapat dimanfaatkan untuk membantu proses pembelajaran. Sesuai dengan keterlaksanaan kurikulum 2013 pembelajaran bersifat kontekstual dan materi pembelajaran dapat diakses dari berbagai sumber belajar yang tersedia. Buku teks tidaklah menjadi satu-satunya acuan serta sumber materi pembelajaran. Hal demikian tugas guru harus mampu memanfaatkan sumber belajar dengan berbagai macamnya. Pemanfaatan sumber belajar lingkungan dan budaya lokal merupakan wahana yang bermakna bagi pemahaman dan pengalaman peserta didik. Tercapainya tujuan pendidikan bukan menjadi tanggung jawab pendidik (guru) semata. Namun peran serta orang dewasa memberikan kontribusi dalam mewujudkannya. Orang dewasa yang dimaksud, adalah: orang tua, guru (sekolah), dan masyarakat. Butuh sinergi antar ketiga komponen tersebut untuk mewujudkan pendidikan yang berhasil. Hal ini sesuai dengan ungkapan Ki Hadjar Dewantara (Pendidikan:70) Akan mudah dan sempurnanya pendidikan tidaklah cukup usaha pendidikan itu hanya disandarkan pada sikap dan tenaganya si pendidik, tetapi harus juga bersera suasana (atmosfeer) yang sesuai dengan maksudnya pendidikan: oleh karena itu wajiblah kepentingan tiga alam atau pusat pendidikan tersebut dimasukkan di dalam cara atau sistem pendidikan. (Shanti Niketan, Taman Siswa).
Pembahasan Pengertian Sumber Belajar Beberapa ahli mengemukakan pendapat tentang pengertian sumber belajar sebagai berikut: 1. Menurut Edgar Dale (1968) dalam bukunya dirumuskan sumber belajar adalah sesuatu yang dapat dipergunakan untuk mendukung dan memudahkan terjadinya proses belajar. 2. Dictionary of Instruksional Technology (1986) dalam (B.P Sitepu 2014:14) menyebutkan sumber belajar adalah Any recourses a (people, instructional materials, instructional hardwares, ect) wich may be used by e learner to brink about or facilitate learning. 3. Menurut Yusuf Hadi Miarso, sumber belajar adalah segala sesuatu yang meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan, baik secara tersendiri maupun ter kombinasikan dapat memungkinkan terjadinya belajar. 4. Menurut Rohani, sumber belajar (learning resources) adalah segala macam sumber yang ada di luar diri seseorang (peserta didik) dan yang memungkinkan (memudahkan) terjadinya proses belajar. 5. Association for Educational Communications and Technology (AECT), yang menyatakan bahwa sumber dan wujud tertentu yang dapat digunakan siswa dalam belajar, baik secara terpisah maupun terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar. Pengertian beberapa ahli mengenai sumber belajar dapat disimpulkan bahwa sumber belajar adalah segala sesuatu yang keberadaannya sengaja direncanakan ataupun tidak, berupa hardware maupun software yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung proses pembelajaran. Macam-macam Sumber Belajar. Sumber belajar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: 1. Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design) yaitu sumber belajar yang memang sengaja dibuat untuk tujuan pembelajaran. Contohnya adalah : modul, buku paket program audio, transparansi (OHP). 2. Sumber belajar yang kedua adalah sumber belajar yang sudah tersedia dan tinggal dimanfaatkan (learning resources by utilization), yaitu sumber belajar yang tidak secara khusus dirancang untuk keperluan pembelajaran, namun dapat ditemukan, dipilih dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Contohnya:, tenaga ahli, terminal, siaran televisi, dan masih banyak lagi yang lain. kebun binatang, waduk, museum, candi, film, sawah, Sumber belajar yang digunakan pada pembelajaran hendaknya benar-benar berdaya guna pada proses pembelajaran dan membuat kemudahan dalam belajar. Sama halnya dengan pemanfaatan media pembelajaran yang harus memenuhi kaidah efektif, efisien, dan bermakna bagi proses belajar. Prinsip pengembangan sumber belajar menurut B.P Sitepu (179) mencakup 3 hal, yaitu: (1). dasar pengembangan, (2). tujuan pengembangan, dan (3). komponen pengembangan. Rusman pada Manajemen Kurikulum (137) menyatakan klasifikasi jenis-jenis sumber belajar dan dalam Komponen Pengembangan Sumber Belajar B.P Sitepu (181): Jenis Sumber Belajar Pengertian Contoh Dirancang Dikembangkan 1. Pesan (message) Informasi yang harus disalurkan oleh komponen lain berbentuk ide, fakta, pengertian, data Bahan-bahan pelajaran Cerita rakyat, dongeng, nasihat 2. Manusia (people) Orang yang menyimpan informasi. Tidak termasuk yang menjalankan fungsi pengembangan dan pengelola-an sumber belajar Guru, aktor, siswa, pembicara, pemain (tidak termasuk teknisi dan tim kurikulum) Narasumber, tokoh masyarakat, pimpinan lembaga, responden 3. Bahan (material) Sesuatu bisa disebut software yang mengandung pesan untuk disajikan melalui pemakaian alat Transparansi, film, slides, tape recorder,buku gambar. Relief, candi, area, peralatan, teknik 4. Peralatan (device) Sesuatu bisa disebut hardware yang menyalurkan pesan untuk disajikan yang ada di dalam software OHP, proyektor, slides, film,t V, kamera, papan tulis Generator, mesin alat-alat, dan mobil 5. Teknik/ metode (technique) Prosedur yang disiapkan dalam mempergunakan bahan pelajaran, peralatan, situasi, dan orang yang menyampaikan pesan Ceramah, diskusi, sosiodrama, simulasi, kuliah, belajar mandiri Permainan, sarasehan, percakapan biasa
6. Lingkungan (setting) Situasi sekitar di mana pesan disalurkan Ruangan kelas, studio,perpustakaan, aula, auditorium Taman, kebun, pasar, toko, museum 7. Pengelolaan (management) Pelayanan pemanfaatan media bagi pembelajar dan pendidik dalam proses pembelajaran Media pembelajaran yang dibuat pendidik dan pengembang teknologi pembelajaran. Media pembelajaran yang dikembangkan oleh guru dan pengembang teknologi pembelajaran. Marquardt (2002) menerangkan model organisasi yang berbasis sistem dan di dalam sistem tersebut terdapat sumber belajar utama, yaitu: (1). Orang, (2). Organisasi, (3). Pengetahuan, dan (4). Teknologi. Orang yang bekerja sama pasti terjadi komunikasi dalam menggapai suatu tujuan. Proses yang terjadi menimbulkan interaksi sosial yang disengaja maupun tidak. Kinerja seperti ini merupakan proses yang terwadahi dalam organisasi. Organisasi memiliki budaya kerja yang unik yang membedakan dengan organisasi yang lain. Antar anggota organisasi memiliki latar belakang, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang berbeda. Di situlah akan komunikasi dan memungkinkan terjadinya proses belajar di antara anggota organisasi. Pengetahuan dibedakan menjadi tacit knomledge dan explicit knowledge (B.P Sitepu: 33). Tacit Knowledge adalah pengetahuan yang telah diterapkan tetapi belum di susun dan diwujudkan dalam bentuk pengetahuan. Explicit konowledge adalah pengetahuan yang sudah diterapkan dan telah disusun dan diwujudkan sebagai ilmu pengetahuan. Kinerja dan komunikasi antar anggota secara sadar ataupun tidak akan menimbulkan proses saling belajar antara anggota organisasi. Pada konteks ini, orang menjadi sumber belajar bagi orang lain dalam sebuah organisasi. Teknologi merupakan alat (tool) untuk menjalankan organisasi mencapai tujuan. Model organisasi belajar berbasis sistem digambarkan sebagai berikut:
ORGANISASI PESAN BELAJAR TEKNOLOGI ORANG Manfaat Sumber Belajar Menurut Rohani manfaat sumber belajar antara lain meliputi: 1. Memberikan pengalaman belajar secara langsung dan konkret kepada peserta didik. 2. Dapat menyajikan sesuatu yang tidak mungkin diadakan, dikunjungi atau dilihat secara langsung dan konkret. 3. Dapat menambah dan memperluas cakrawala sajian yang ada di dalam kelas 4. Dapat memberi informasi yang akurat dan terbaru. 5. Dapat membantu memecahkan masalah pendidikan (instruksional) baik dalam lingkup mikro maupun makro. 6. Dapat memberi informasi yang positif, apa bila diatur dan direncanakan pemanfaatannya secara tepat. 7. Dapat merangsang untuk berpikir, bersikap dan berkembang lebih lanjut. (http://zanikhan.multiply.com/journal/item/5399, diakses 17 Januari 2018.) Sumber belajar memiliki fungsi : 1. Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan: 2. Mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik; dan 3. Mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah. 4. Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual, dengan cara:
5. Mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional; dan 6. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuannya. 7. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara: 8. Perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis; dan 9. Pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian. 10. Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan: 11. Meningkatkan kemampuan sumber belajar; 12. Penyajian informasi dan bahan secara lebih kongkret. 13. Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu: 14. Mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang sifatnya kongkret; 15. Memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung. 16. Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan menyajikan informasi yang mampu menembus batas geografis. (http://wijayalabs.wordpress.com/2008/09/19/belajar-pembelajaran-dan-sumberbelajar-2/, diakses 17 Januari 2018). Penggunaan sumber belajar hendaknya benar-benar bermanfaat untuk pencapaian tujuan pembelajaran. Beragam sumber belajar yang tersedia menyediakan bermacam bentuk, variasi, dan menarik. Namun belum tentu kriteria tersebut sesuai dengan materi pembelajaran. Untuk itu perlu diperhatikan kriteria memilih sumber belajar yang tepat. Kriteria memilih sumber belajar, adalah: 1. Ekonomis; tidak harus terpatok pada harga yang mahal; 2. Praktis; tidak memerlukan pengelolaan yang rumit, sulit dan langka; 3. Mudah; dekat dan tersedia di sekitar lingkungan kita; 4. Fleksibel; dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan instruksional dan; 5. Sesuai dengan tujuan; mendukung proses dan pencapaian tujuan belajar, dapat membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa. (http://wijayalabs.wordpress.com/2008/09/19/belajar-pembelajaran-dan-sumberbelajar-2/, diakses 17 Januari 2018).
Internet bagian dari sumber belajar yang dapat dengan mudah diakses oleh siapa pun. Selain sebagai sumber informasi, era sekarang internet banyak memberikan layanan dalam kebutuhan. Bisnis dengan segala kemudahan dapat dilakukan. Sebagai media sosial dalam rangka persahabatan dan penggalangan komunitas dengan berbagai tujuan. Difusi dan inovasi sangat mudah dihembuskan melalui media jejaring secara efektif. Media ini dapat dikatakan sebagai big data, artinya segala data secara individu dan komunitas dengan mudah dapat disimpan. Sebagai media yang menyuguhkan segala informasi yang up to date. Di sisi lain internet sangat bermanfaat, namun di sisi yang lain dapat dikatakan sebagai malapetaka jika pemanfaatannya tidak terkondisi. Memerlukan kejelian dan analisis dalam pemanfaatan informasi sebagai sumber acuan, karena segala informasi belum tentu teruji kebenarannya secara valid. Risiko rusaknya nilai moral pengguna rentan akibat dari penyusupan dan penyalahgunaan (cyber crime) dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab secara sengaja maupun tidak merusak mental dan moral.
Daftar Pustaka Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana:2009) B.P. Sitepu, Pengembangan Sumber Belajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014) Rusman, Manajemen Kurikulum, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009). Marquardt, Building the Learning Organisation. New York: McGraw-Hill. 2002 http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/04/15/sumber-belajar-untuk-mengefektifkan pembelajaran-siswa/, diakses tanggal 17 Januari 2018. http://zanikhan.multiply.com/journal/item/5399, diakses 17 Januari 2018. http://wijayalabs.wordpress.com/2008/09/19/belajar-pembelajaran-dan-sumber-belajar-2/ diakses 17 Januari 2018. http://wijayalabs.wordpress.com/2008/09/19/belajar-pembelajaran-dan-sumber-belajar-2/, diakses 17 Januari 2018. Ki Hadjar Dewantara, Pendidikan, (Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa, 2004)