Gambar 62 Bagan Keterkaitan Polusi Udara dan Kebisingan dengan Lalu Lintas. Pusat Perbelanjaan Balubur. Tarikan Kendaraan

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL...

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kota lebih banyak mencerminkan adanya perkembangan

I. PENDAHULUAN. Kota Bandar Lampung merupakan sebuah pusat kota, sekaligus ibu kota Provinsi

Model Persamaan Tingkat Kebisingan Lalu Lintas Di Jalan Dr. Djunjunan Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup lainnya (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41. Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENCEMARAN UDARA AKIBAT KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN P. H. H. MUSTOFA, BANDUNG. Grace Wibisana NRP : NIRM :

PROFIL VOLUME LALU LINTAS DAN KUALITAS UDARA AMBIEN PADA RUAS JALAN IR. SOEKARNO SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. udara di sekitarnya di jalan Balaraja Serang tepatnya antara pertigaan pasar

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur unsur

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. pencemaran udara, serta pemodelan dari volume lalu lintas dan kecepatan lalu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan kota dengan kepadatan penduduk tertinggi di

BAB I PENDAHULUAN. ini dalam mendukung perkembangan kemajuan kota-kota besar di dunia, namun

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara

ANALISA TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS DI JALAN RAYA DITINJAU DARI BAKU TINGKAT YANG DIIJINKAN

SUMMARY. ANALISIS KADAR NITROGEN DIOKSIDA (NO₂) dan KARBONMONOKSIDA (CO) DI UDARA AMBIEN KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas udara berarti keadaan udara di sekitar kita yang mengacu pada

: 180 cm (as as) atau 150 cm (tepi tepi) Gambar IV.1. Penampang Melintang Jalan 3,5 M 3,5 M. Median Kerb. Perkerasan Jalan 2 M 1 M 7 M 7 M

KONSENTRASI POLUSI UDARA DARI KENDARAAN BERMOTOR PADA RUAS JALAN SAM RATULANGI MANADO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang semakin menurun untuk mendukung kehidupan mahluk hidup. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan oleh setiap kendaraan menjadi sumber polusi utama yaitu sekitar

4.1 Konsentrasi NO 2 Tahun 2011

BAB I PENDAHULUAN. konstan meningkat sebesar 5,64 % (BPS, 2012). Perkembangan pada suatu wilayah

BAB I PENDAHULUAN. dan sektor transportasi berjalan sangat cepat. Perkembangan di bidang industri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang

BAB 1 PENDAHULUAN. aspek. Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi

ANALISIS PENGARUH VOLUME DAN KECEPATAN KENDARAAN TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA JALAN DR. DJUNJUNAN DI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM, Vol. 10 No. 2

7/29/2010 STUDI PENGARUH LOKASI STASIUN POMPA PENGISIAN BAHAN BAKAR TERHADAP LALU LINTAS PADA JL. BILITON - SURABAYA. Pendahuluan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo dibagi menjadi 9 kecamatan, terdiri dari 50 kelurahan. Secara

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM)

ESTIMASI SEBARAN KERUANGAN EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA SEMARANG LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari saluran pembuangan kendaraan bermotor, sehingga industri industri

BAB I PENDAHULUAN. dalam usaha di bidang kesehatan seperti di jelaskan dalam Undang-Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. udara terbesar mencapai 60-70%, dibanding dengan industri yang hanya

BAB I PENDAHULUAN. campuran beberapa gas yang dilepaskan ke atmospir yang berasal dari

I. PENDAHULUAN. Motor bensin dan diesel merupakan sumber utama polusi udara di perkotaan. Gas

BAB 1 : PENDAHULUAN. kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang

BAB I PENDAHULUAN.

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 45 Tahun 1997 Tentang : Indeks Standar Pencemar Udara

STUDI TINGKAT KUALITAS UDARA PADA KAWASAN RS. Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO DI MAKASSAR

GREEN TRANSPORT: TRANSPORTASI RAMAH LINGKUNGAN DAN KONTRIBUSINYA DALAM MENGURANGI POLUSI UDARA

BAB I PENDAHULUAN. hidup terutama manusia. Di dalam udara terdapat gas oksigen (O 2 ) untuk

BAB I PENDAHULUAN I-1

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dilepaskan bebas ke atmosfir akan bercampur dengan udara segar. Dalam gas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

CONTOH SOAL UJIAN SARINGAN MASUK (USM) IPA TERPADU Institut Teknologi Del (IT Del) Contoh Soal USM IT Del 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas lingkungan yang baik merupakan hal penting dalam menunjang kehidupan manusia di dunia.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Joko Purwadi NIM : S

BAB I PENDAHULUAN. pengaruhnya terhadap ekosistem secara global. Udara yang kita pakai untuk

PENGAMBILAN SAMPEL ANALISA KUALITAS UDARA

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. Bagi masyarakat, transportasi merupakan urat nadi kehidupan sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran,

STUDI PENYEBARAN Pb, debu dan CO KEBISINGAN DI KOTA JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. sempurna. Kegiatan tersebut mengakibatkan adanya unsur-unsur gas, baik itu karbon

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang

EVALUASI PERUBAHAN EMISI GAS NOX DAN SO 2 DARI KEGIATAN TRANSPORTASI DI KAMAL BANGKALAN AKIBAT PENGOPERASIAN JEMBATAN SURAMADU

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan pun muncul seiring semakin padatnya jumlah penduduk. Salah. satunya permasalahan di bidang transportasi.

VI. DAMPAK PENINGKATAN VOLUME LALU LINTAS TERHADAP LINGKUNGAN. Volume lalu lintas pada dasarnya merupakan proses perhitungan yang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. Akan tetapi udara yang benar-benar bersih saat ini sudah sulit diperoleh, khususnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

Dosen pengasuh: Ir. Martono Anggusti.,S.H.,M.M,.M.Hum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

TINGKAT PENCEMARAN UDARA CO AKIBAT LALU LINTAS DENGAN MODEL PREDIKSI POLUSI UDARA SKALA MIKRO

BAB IX PENCEMARAN UDARA AKIBAT KEMACETAN LALU LINTAS DI PERKOTAAN

OP-030 Uji Validasi Program Caline4 terhadap Dispersi Gas NO2 dari Sektor Transportasi di Kota Padang

BEBERAPA ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA

Rhaptyalyani Fakultas Teknik Univeristas Sriwijaya Jl. Raya Prabumulih- Palembang km 32 Indralaya, Sumatera Selatan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. tahun 2010 hanya naik pada kisaran bph. Artinya terdapat angka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut MKJI (1997) ruas Jalan, kadang-kadang disebut juga Jalan raya

PENGARUH JUMLAH KENDARAAN DAN FAKTOR METEOROLOGI TERHADAP KONSENTRASI KARBON MONOKSIDA (CO) DI JALAN GAJAHMADA KAWASAN SIMPANGLIMA KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. meningkat dengan tajam, sementara itu pertambahan jaringan jalan tidak sesuai

BAB I PENDAHULUAN. dan pemukiman. Sebagaimana kota menurut pengertian Bintarto (1977:9)

TINGKAT POLUSI UDARA DARI EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR BERDASARKAN VOLUME LALU LINTAS (Studi Kasus : Simpang Empat Bersinyal Kota Lhokseumawe)

STUDI BIAYA EMISI CO AKIBAT ADANYA RENCANA PENGEMBANGAN TRANSPORTASI MASSAL CEPAT (TREM) DI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. vegetasi dan material karena ulah manusia (man made). Sedangkan menurut

BAB I PENDAHULUAN. sungai maupun pencemaran udara (Sunu, 2001). dan dapat menjadi media penyebaran penyakit (Agusnar, 2007).

PENERAPAN MODEL FINITE LENGTH LINE SOURCE UNTUK MENDUGA KONSENTRASI POLUTAN DARI SUMBER GARIS (STUDI KASUS: JL. M.H. THAMRIN, DKI JAKARTA)

ABSTRAK. Kata Kunci : Kebisingan, Jalan Raya.

II. TINJAUAN PUSTAKA. terjadinya perpindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lain.

berbagai cara. Pencemaran udara terutama datang dari kendaraan bermotor, industri,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berpacu untuk menginovasi produk produk kendaraan yang mereka

kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu

MODUL X CALINE4. 1. Tujuan Praktikum

Transkripsi:

280 BAB VI DAMPAK LALU LINTAS TERHADAP LINGKUNGAN 6. Damp 7. Begitu juga dengan dampak lingkungan yang akan terjadi akibat beroperasinya Pusat Perbelanjaan Balubur. Dampak lingkungan tersebut akan dirasakan akibat adanya lalu lintas yang semakin meningkat. Adapun keterkaitannya dapat dilihat pada bagan berikut. Gambar 62 Bagan Keterkaitan Polusi Udara dan Kebisingan dengan Lalu Lintas Pusat Perbelanjaan Balubur Tarikan Kendaraan Suara Knalpot Emisi gas buang Gesekan Udara dengan kendaraan Gas dari tangki bensin Gesekan ban dengan jalan Gas dari karburator Suara mesin kendaraan Gas dari tempat engkel Suara rem, gear boks, sistem kemudi, sirine, dan sistem audio yang berlebihan Polusi Suara/ Kebisingan Polusi Udara Berdasarkan Alamsyah, 2008. 6.1 Kebisingan Untuk menghitung tingkat kebisingan akibat lalu lintas yang terjadi, dapat digunakan rumur berikut : (Slater;1985). T = 42,2 + 10 log Q (dba) 280

281 T Q : Tingkat kebisingan rata-rata pada penerima : yang berjarak d dari sumber suara (dba) : volume lalu lintas (kendaraan/jam) Tabel 135 Hasil Perhitungan Tingkat Kebisingan LV HV MC Jumlah (dba) No. Ruas Jalan (unit/jam) (unit/jam) (unit/jam) H.K H.L H.K H.L H.K H.L H.K H.L 1. Jl. Tamansari 977 1.088 3 3 769 1.714 48,55 49,37 1,69 2. Jl. Kebon Kembang 55 56 7 8 237 249 47,16 47,25 0,19 Keterangan : LV, Kendaraan Ringan H.K, Hari Kerja HV, Kendaraan Berat H.L, Hari Libur MC, Sepeda Motor Berdasarkan perkiraan jumlah kendaraan yang melintas di Jl. Tamansari dan Jl. Kebon Kembang, tingkat kebisingan di ruas jalan-jalan tersebut adalah masing-masing 48,55 dba dan 47,16 dba untuk hari kerja atau dengan perbandingan presentase perubahan sebelum dan sesudah beroperasi Pusat Perbelanjaan Balubur secara maksimal adalah sebesar 1,69. Sedangkan untuk hari libur tingkat kebisingan di ruas jalan tersebut masing-masing sebesar 49,37 dba dan 47,25 dba atau dengan perbandingan persentase perubahan tingkat kebisingan sebesar 0,19. Menurut standar tingkat kebisingan, nilai-nilai tersebut belum melebihi baku mutu tingkat kebisingan yang ditetapkan dan belum memberikan dampak yang cukup berarti. Artinya dampak kebisingan di ruas-ruas jalan tersebut dapat dikatakan tidak menimbulkan gangguan. Nilai-nilai tersebut hanya dirasakan oleh orang-orang yang berada atau berkegiatan di sekitar ruas jalan tersebut, sedangkan untuk dampaknya terhadap permukiman di bawahnya tidak terlalu mengganggu karena letaknya yang terhalang Pusat Perbelanjaab Balubur dan bangunan lain di sekitar ruas jalan tersebut. 281

282 Tabel 136 Perbandingan Tingkat Kebisingan LV HV MC Jumlah (dba) Ruas Jalan (unit/jam) (unit/jam) (unit/jam) sblm ssdh sblm ssdh sblm ssdh sblm ssdh Jl. Tamansari 761 1.088 5 3 923 1.714 48,71 49,37 1,3 Jl. Kebon Bibit 7 33 0 0 156 764 45,24 46,60 2,1 Keterangan : LV, Kendaraan Ringan HV, Kendaraan Berat MC, Sepeda Motor Berdasarkan Tabel 136 di atas, jumlah tingkat kebisingan sebelum beroperasi di Jl. Tamansari adalah sebesar 48,71 dba dan sesudah beroperasi secara maksimal sebesar 49,37 dba, dimana dapat memberikan perubahan tingkat kebisingan untuk Jl. Tamansari sebesar 1,3. Sedangkan untuk perbandingan tingkat kebisingan yang dianalisis pada Jl. Kebon Bibit sebelum beroperasi sebesar 45,24 dba dan sebesar 46,60 dba sesudah beroperasi secara maksimal, dimana dapat memberikan perubahan tingkat kebisingan untuk Jl. Kebon Bibit ini sebesar 2,1. 6.2 Polusi Udara Selain kebisingan, polusi udara adalah dampak lainnya dari adanya arus lalu lintas. Hal ini dikarenakan kendaraan bermotor yang melintas mengeluarkan gas buang. Gas buang tersebut mengandung bahan-bahan kimia yang dapat mencemari udara. Menurut Homborger dan Kell;1982, polusi udara merupakan pencemaran kualitas udara oleh komposisi kimiawi atau partikel padat dalam konsentrasi yang mempengaruhi secara buruk kesehatan manusia, material, tumbuhan, dan estetika. Berdasarkan hasil perhitungan lalu lintas, volume lalu lintas di Jl. Tamansari dan Jl. Kebon Kembang akan meningkat ketika Pusat Perbelanjaan Balubur beroperasi secara maksimal. Oleh karena itu, dihitung perkiraan polusi udara yang muncul akibat lalu lintas yang meningkat ini. Sehingga, apabila diketahui polusi tersebut akan berdampak besar akan dapat ditemukan solusi sebagai pencegahannya atau penekanan besarnya dampak yang timbul. Untuk 282

283 lebih lengkapnya, hasil perhitungan polusi di ruas jalan studi dapat dilihat pada Tabel 137 berikut. No. Tabel 137 Hasil Perhitungan Polutan Berdasarkan Ruas Jalan Ruas Jalan C (µ g/m 3 ) N (µ g/m 3 ) S (µ g/m 3 ) H.K H.L H.K H.L H.K H.L 1. Jl. Tamansari 17,52 30,12 139,57 204,58 143,90 213,60 2. Jl. Kebon Kembang 9,43 9,47 132,31 132,04 48,20 49,13 Keterangan : H.K, Hari Kerja H.L, Hari Libur Berdasarkan hasil perhitungan, untuk elemen karbon monoksida (C) mengalami peningkatan pada hari libur sebesar 12,6 µg/m 3 atau 71,91 di Jl.Tamansari, sedangkan di Jl. Kebon Kembang meningkat sebesar 0,04 µg/m 3 atau 0,4. Sedangkan untuk nitric oksida (N) pada Jalan Tamansari meningkat 65 µg/m 3 atau 46,58, serta untuk Jl. Kebon Kembang peningkatannya adalah 10,35 µ g/m 3 atau 32,36. Sementara untuk partikulat (S), terjadi peningkatan di Jl. Tamansari sebesar 69,7 µg/m 3 nilainya menurun sebesar 0,27 µ g/m 3 atau 0,2. atau 48,43, dan untuk Jl. Kebon Kembang Tabel 138 Perbandingan Perhitungan Tingkat Polutan Ruas Jalan C (µ g/m 3 ) N (µ g/m 3 ) S (µ g/m 3 ) sblm ssdh sblm ssdh sblm ssdh Jl. Tamansari 689,13 37,5-94,56 44,07 204,58 364,22 37,97 213,60 462,55 Jl. Kebon Bibit 785 11,84-98,49 31,12 132,04 324,29 62,34 49,13-21,19 Keterangan : H.K, Hari Kerja H.L, Hari Libur Berdasarkan Tabel 138 tentang perbandingan tingkat polutan yang terjadi disekitar ruas jalan sekitar kawasan Pusat Perbelanjaan Balubur ini terlihat jelas bahwa untuk gas Carbon Monoksida perbandingan tingkat polutan mengalami penurunan sebesar 94,56 di Jl. Tamansari dan 98,49 di Jl. Kebon Bibit. Untuk Nitrit Oksida terjadi kenaikan dampak polutan sebesar 364,22 di Jl. Tamansari dan 324,29 di Jl. Kebon Bibit. Sedangkan Partikulat yang ada di ruas jalan Pusat Perbelanjaan Balubur tersebut pada Jl. Tamansari terjadi kenaikan dampak partikulat sebesar 426,55, namun untuk partikulat di Jl. Kebon Bibit terjadi penurunan dampak sebesar 21,19. 283

284 Polusi udara tersebut dikaitkan dengan arah angin, sehingga diperoleh arah polutan tersebut menyebar. Berdasarkan data dari BMKG Indonesia, bahwa pada 13 Juli 2011 rata-rata kecepatan anginnya adalah 20 knots dengan arah dari timur ke barat. Oleh karena itu, wilayah yang menerima dampak polusi udara untuk ruas Jl. Tamansari dan Jl. Kebon Kembang adalah kawasan permukiman di belakang Pusat Perbelanjaan Balubur. 284

285 Gambar 63 Arah Polusi Udara 285

286 Gambar 64 Arah Polusi Udara 286