BAB I PENDAHULUAN. termasuk perkara munkar (keji/kejahatan) sebagai kebalikan dari ma ruf (kebijakan/

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah Islam, awal abad 19 dikenal sebagai permulaan periode

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan

BAB I PENDAHULUAN. instansi atau kementerian, pada masa kemerdekaan masalah-masalah agama secara

BAB I PENDAHULUAN. Ulama di Indonesia dan negara-negara muslim lainnya telah memainkan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Selama masa penjajahan Belanda, terjadi berbagai macam eksploitasi di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun ,

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik, mereka dapat mengenyam pendidikan sistem Barat.

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Belanda yang kedua ke Indonesia, tahun 1598, dengan tujuan Banten dan Maluku.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. akronim yang menggabungkan dua nama nabi dan satu sifat Allah Subhanahu

BAB I PENDAHULUAN. kedalaman ilmu, kelurusan perilaku, dan keberanian. Karenanya, Allah

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah merupakan totalitas pengalaman yang dapat dipandang dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sejarah yang merupakan salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut.

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan salah satu penelitian yang bertujuan untuk merekonstruksi kembali

BAB I PENDAHULUAN. dimasa lampau itu dapat kita pelajari dari bukti-bukti yang ditinggalkan, baik yang berupa bukti

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

BAB 1 PENDAHULUAN. Wacana pemikiran Islam tentang sistem pemerintahan Islam mengalami sebuah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pendakwah atau da i kepada khalayak atau mad u. Dakwah yang. diperhatikan oleh para penggerak adalah strategi dakwah.

BAB I PENDAHULUAN. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA

BAB III DESAIN/PENDEKATAN PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah yang berusaha menelaah kembali

BAB I PENDAHULUAN. 34, disebutkan pada ayat 1 bahwa Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara

BAB I PENDAHULUAN. akhir bulan itu, tentara Jepang menghancurkan armada gabungan Belanda,

BAB I PENDAHULUAN. dengan Kristen hingga saat ini. Di Indonesia, persinggungan antara Islam dan

BAB I PENDAHULUAN. Ibid hlm. 43

III. METODE PENELITIAN. Untuk memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode, di mana

I. PENDAHULUAN. Margakaya pada tahun 1738 Masehi, yang dihuni masyarakat asli suku Lampung-

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis, penelitian

2014 PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL-ISLAMIYYAH DESA MANDALAMUKTI KECAMATAN CIKALONGWETAN KABUPATEN BANDUNG BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan. generasi sebelumnya bahkan generasi yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini di masyarakat Indonesia terdapat kelompok-kelompok

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Menurut Winarno Surachmad, Metode adalah cara utama yang digunakan untuk

Pancasila dalam kajian sejarah perjuangan bangsa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organ-organ yang menjalankan fungsi masyarakat. Lembaga dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai

PROSES PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA TNI di DENPOM IV/ 4 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya

penelitian ini mengambil objek dari peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. yang menyatakan bahwa metode merupakan suatu cara atau jalan yang

BAB I PENDAHULUAN. Eksistensi budaya dalam kehidupan sosial masyarakat suatu bangsa

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode Historis dengan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kemerdekaan sampai hingga era pengisian kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam periode , yang ditandai dengan munculnya konflik-konflik

III METODELOGI PENELITIAN. Sebelum membuat suatu penulisan penelitian sebagai peneliti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

PENDIDIKAN PANCASILA

PANCASILA ERA PRA KEMERDEKAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebelum kedatangan bangsa Belanda, etnis Tionghoa sudah menyebar ke seluruh Nusantara.

BAB IV METODE PENULISAN SEJARAH YANG DIGUNAKAN OLEH DELIAR NOER. A. Sumber-sumber yang Digunakan Deliar Noer

BAB I PENDAHULUAN. TRI, TNI, selama perang kemerdekaan H/ M, melawan

Soedirman ( ).Soedirman sebenanya keturunan wong cilik yaitu dari

I. METODE PENELITIAN. masalah bagi sebuah penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Husin Sayuti

III. METODE PENELITIAN. mencapai tujuan, maka langkah-langkah yang ditempuh harus sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bernegara. Islam telah mengaturnya sedemikian rupa sehingga

BAB I PENDAHULUAN. pusat pengajian untuk menghafal dan mengkaji Al-Qur an atau pusat

III. METODE PENELITIAN. masalah penelitian. Menurut Hadari Nawawi metode pada dasarnya berarti cara

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan sebutan Kyai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan

M PERANAN HASAN SADIKIN DALAM BIDANG KESEHATAN DI JAWA BARAT TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan Islam, yakni munculnya kelompok Jama ah Tabligh yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. individu atau kegagalan suatu bangsa oleh sebab itu sejarawan perlu untuk

BAB I PENDAHULUAN. wilayahnya dan berbatasan langsung dengan beberapa negara lain. Sudah

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki akhlak yang sangat mulia. Lahir di kampung Ampel Maghfur, pada

BAB I PENDAHULUAN. sebelah tenggara kota Yogyakarta, yakni di Kotagede. Di dalam sejarah Islam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. teknik serta alat tertentu. (Winarno Surakhmad, 1982; 121).

A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. tradisional tertua di Indonesia. Pesantren adalah lembaga yang bisa dikatakan

KISI KISI DAN SOAL ULANGAN TENGAH SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. dari 13 fakultas yang ada di USU.Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemilihan lokasi penelitian adalah: (usaha perintis) oleh pemerintah. tersebut dipilih atas pertimbangan:

2015 PERANAN PEREMPUAN DALAM POLITIK NASIONAL JEPANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Masuknya Timor Timur ke dalam Negara Republik Indonesia disahkan

BAB I PENDAHULUAN. aktivitasnya berada di luar lingkup universitas atau perguruan tinggi. Organisasi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian, analisa, dan interpretasi data yang penulis

III. METODELOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepemimpinan bukan jatuh dari langit, ia harus tumbuh dalam pribadi

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial yang dibahas dalam studi ini terjadi di Semenanjung

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam

BAB I PENDAHULUAN. kemudian di bangun pondok-pondok sebagai tempat tinggalnya. berubah menjadi agen pembaharuan (Agen Of Change) dan agen

III. METODE PENELITIAN. Metode adalah cara atau jalan yang digunakan peneliti untuk menyelesaikan suatu

menyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama khususnya Pendidikan agama Islam sangat dibutuhkan

III. METODE PENELITIAN. yaitu suatu cara atau metode yang dimaksudkan dan terdapat dalam suatu ilmu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penjajahan, bagaimanapun bentuk dan dimanapun tempatnya selalu saja membawa penderitaan, baik lahir terutama batin. Dalam perspektif ajaran agama Islam, penjajahan atau yang disebut dengan kolonialisme (dalam segala bentuknya) termasuk perkara munkar (keji/kejahatan) sebagai kebalikan dari ma ruf (kebijakan/ perdamaian). Dimana setiap umat Islam (pria dan wanita) secara individual maupun kolektif berkewajiban melengkapinya. Karena termasuk perkara munkar yang harus dilenyapkan sejak semula, sikap orang Islam maupun umat Islam dimanapun dan dalam zaman kapanpun melandasi mereka sikap mereka melawan penjajah berdasar ajaran Rasulullah SAW. Di Indonesia, penjajahan dimata umat Islam adalah orang-orang kafir yang anti Islam dan itu pula sebabnya dimanapun tempatnya disitu umat Islam berada dan terjajah selalu saja muncul reaksi perlawanan. 1 Kondisi umat Islam yang tidak sama dalam setiap periode perjuangan yang ada membuat sikap perlawanan yang di munculkan juga bervariasi dan beraneka ragam. Adakalanya melalui pemberontakan dalam perjuangan kemerdekaan melalui pergerakan politik, melalui jalur dakwah maupun perang kebudayaan dan melalui 1 Hasyim Latief, Laskar Hizbulloh Berjuang Menegakkan RI (Jakarta: PBNU, 1995), 1.

2 perjuangan di bawah tanah. Dalam kondisi yang paling burukpun, sikap perlawanan terhadap penjajahan dilakukan secara perorangan, bahkan kelihatan seolah-olah diam seribu bahasa. Namun, dalam hati bergejolak sikap perlawanan yang membara. Apapun keragaman tersebut, pada dasarnya tetaplah tidak menyimpang dari dasar ajaran agama Islam itu sendiri tentang kewajiban dalam mengantisipasi setiap bentuk kemungkaran yang dilancarkan oleh musuh-musuh Islam. Tiga setengah abad (bahkan jika dihitung sejak zaman Portugis, penjajahan di Indonesia justru berlangsung selama 433 tahun, yakni sejak 1511-1945). Belum lagi Agresi Militer Belanda II yang berakhir pada tahun 1949, begitulah sejarah mencatat masa-masa dimana kehidupan masyarakat bangsa Indonesia banyak diwarnai dengan pergerakan-pergerakan dan perjuangan di dalam rangka melepaskan diri dari belenggu penjajahan. Melihat sejarah Indonesia baik berupa perjuangan dan kemerdekaannya, fakta sejarah dalam bentuk apapun menyebutkan bahwa betapa keberadaan serta peranan dan sumbangsih umat Islam yang dimotori oleh para ulama adalah sangat besar. Bahkan menurut penuturan para pelaku-pelaku sejarah (para ulama dan pembantupembantunya yang sudah wafat maupun yang masih hidup) adalah diramalkan bahwa kemerdekaan Indonesia tidak akan pernah tercapai, bila mengingat keadaan rakyat dimasa itu yang serba kekurangan, akibat kekejaman penjajah. Akan tetapi berkat motivasi dan upaya transformasi besar-besaran beralihnya gerakan yang bersifat spontanitas kepada mekanik atau organik dari produk para

3 ulama pendahulu dengan disertai sugesti pensakralkan peperangan melawan penjajah. 2 Maka kemerdekaan itu tidak luput dari hasil perjuangan para ulama. Karenanya tidak heran jika dikemudian hari para ahli sejarah Indonesia menilai ketidaksempurnaan pemaparan sejarah nasional Indonesia tanpa disertai keberadaan dan perkembangan peranan umat Islam di dalamnya. Sebagai salah satu contoh yang dikemukakan oleh HM. Yunan Nasution dalam makalahnya pada seminar tahun 1984 di Universitas Islam Indonesia Yogyakarta bahwa: Apabila ditelusuri peranan ulama dalam kancah perjuangan kemerdekaan Indonesia, dapatlah disimpulkan bahwa pada umumnya para ulama mendorong, menggerakkan dan menjiwai perjuangan tersebut sejak zaman atau periode meretas, merintis hingga sampai dengan tercetusnya kemerdekaan Indonesia menjadi satu kenyataan. 3 Dengan demikian tidak diragukan lagi bahwa, umat Islam di bawah komando para ulama telah memberikan warna yang sangat terang dalam kanvas sejarah perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia, utamanya dalam perlawanan menentang penjajahan Belanda, merebut dan mempertahankan kemerdekaan pada masa revolusi fisik saat seluruh bangsa mempertaruhkan hidup dan mati untuk tetap tegaknya kemerdekaan Indonesia. Begitu mendalamnya torehan sejarah yang dipahat umat Islam sepanjang masa imperialisme di bumi nusantara ini, sehingga kemanapun kita mencoba melacak jejak-jejak perjuangan dimasa penjajahan maka senantiasa akan menemukan pijaran-pijaran api semangat Islam dimana-mana. 2 Hotman Siahaan, Peranan Ulama Dalam Perjuangan Kemerdekaan (Surabaya: PWNU, 1995), 148. 3 HM. Yunan Nasution, Peranan Ulama Dalam Kancah Perjuangan (Surabaya: PWNU, 1996), 48.

4 Sebagai kilas balik sejarah, uraian tersebut diatas menjelaskan bahwa keunggulan persenjataan bangsa-bangsa penjajah selama dua ratus tiga puluh lima tahun ternyata tidak mampu secara politik menguasai bumi nusantara apalagi mengendalikannya. Dari sini sebabnya Islam dan umat Islam menjadi penghalang bagi setiap laju imperialisme di Indonesia. Bebicara tentang perjuangan umat Islam, penulis ingin sekali mengangkat sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Sehingga penulis memasukkan tokoh yang mengalami sendiri proses dimana memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari awal sampai akhir. Disini penulis mengangkat judul Sejarah KH. Masjkur dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia (1938-1945 M), karena penulis sangat tertarik dengan pengabdian KH. Masjkur yang merupakan tokoh nasional dan mempunyai peran kesejarahan sangat besar baik saat perjuangan fisik melawan Belanda maupun perjuangan pergerakan nasional di era revolusi. B. Rumusan Masalah Dari deskripsi latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan permasalahan yang akan menjadi pokok pembahasan pada penelitian ini. Adapun rumusan masalah sebagai berikut: 1. Siapa KH. Masjkur? 2. Bagaimana kiprah KH. Masjkur dalam organisasi Nadhatul Ulama? 3. Bagaimana peran KH. Masjkur dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia?

5 C. Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang diharapkan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui biografi KH. Masjkur. 2. Mengetahui kiprah KH. Masjkur dalam organisasi Nadhatul Ulama. 3. Mengetahui peran KH. Masjkur dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. D. Kegunaan Penelitian Pada dasarnya penelitian ini memiliki arti penting bagi penulis untuk mengintegrasikan keseluruhan mata kuliah Sejarah dan Kebudayaan Islam secara ilmiah. Selain itu, penelitian ini juga mempunyai kegunaan lain yang penjelasannya sebagai berikut: 1. Secara akademik Sebagai upaya menambah dan memperluas wawasan serta pengetahuan tentang sejarah Indonesia. Di samping itu, KH. Masjkur adalah tokoh yang sangat penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. 2. Secara praktis Dengan skripsi ini diharapkan penulis dapat menyelesaikan kuliahnya di Strata satu (S-1) jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Ampel Surabaya dan mendapatkan gelar sarjananya.

6 E. Pendekatan dan Kerangka Teoritik Pendekatan yang digunakan dalam skripsi ini yaitu pendekatan yang bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang terjadi di masa lampau melalui pendekatan historis. Pendekatan ini diharapkan bisa mengungkapkan latar belakang sejarah awal perjuangan sampai peranan yang dilakukan oleh KH. Masjkur. Selain itu penulis juga menggunakan teori peran dan teori kepemimpinan. Menurut Soerjono Soekanto, peranan merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka dia menjalankan suatu peranan. 4 Peranan juga merupakan bagian dari tugas utama yang harus dilakukan dan terdapat sesuatu yang diharapkan orang lain melalui proses sosial, yaitu hubungan timbal-balik antara berbagai segi kehidupan bersama. 5 Penulis juga menggunakan teori kepemimpinan kharismatik, jenis kepemimpinan ini pertama kali diperkenalkan oleh ahli sosiologi Jerman yakni Max Weber. Kepemimpinan kharismatik didefinisikan oleh Weber berdasarkan persembahan pemimpin terhadap para pengikut dengan kesucian, kepahlawanan, karakter khusus seorang individu dan juga pola normatif atau keteraturan yang telah disampaikan. Pemimpin kharismatik muncul pada waktu krisis atau keadaan yang sukar, termasuk jika ada masalah-masalah ekonomi, agama, ras, politik dan sosial. 6 4 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), 243. 5 Soekanto, Sosiologi: Ruang Lingkup dan Aplikasinya, 100. 6 Anthony Giddens, Kapitalisme dan Sosial Modern: Suatu Analisis Karya Tulis Marx Durkheim dan Max Weber, terj. Soeheba Kramadibrata (Jakarta: UI Press, 1986), 215.

7 Teori ini bisa dipakai untuk menganalisis beberapa jenis pemimpin, termasuk pemimpin agama, spiritual dan politik. Dalam rangka untuk mengungkapkan pemahaman interpretatif mengenai tindakan sosial agar menghasilkan penjelasan kausal mengenai pelaksanaan dan akibat- akibatnya. Ia juga mengatakan bahwa: ciri yang mencolok dari hubungan-hubungan sosial adalah kenyataan bahwa hubunganhubungan tersebut bermakna bagi mereka yang mengambil bagian didalamnya. 7 Yang dikenal dengan teori tindakan. Selanjutnya dia juga mengatakan bahwa: ciri penting kependekatan (Ki ai) adalah spesialis sekelompok orang tertentu dalam menjalankan kegiatan penyembahan yang bersifat terus-menerus, yang senantiasa terkait dengan norma-norma, tempat-tempat dan saat-saat tertentu pula. 8 Dari uraian tersebut penulis gunakan untuk mengetahui bagaimana KH. Masjkur menjalankan fungsinya sebagai seorang Kiai, pejuang, tokoh politik, panutan dan sebagai seorang pemimpin. Menurut Weber ada tiga kepemimpinan yang dimiliki oleh para pemimpin agama. F. Penelitian Terdahulu Untuk menunjang hasil penelitian, penulis melakukan penelusuran terkait tulisan-tulisan yang mengenai judul diatas. Setahu penulis, hanya ada beberapa tulisan ilmiah yang membahas tentang judul tersebut. Tulisan pertama adalah Skripsi karya Muhammad Ali Dimyati yang berjudul KH. Masjkur Dalam Laskar Sabilillah 7 Tom Campbell, Tujuh Teori Sosial Sketsa, Penilaian dan Perbandingan, terj. F. Budi Hardiman (Yogyakarta: Kanisius, 1994), 199. 8 Betty R. Scraft, Kajian Sosiologi Agama, terj. Machun Husein (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1995), 200.

8 (1945-1949) di UIN Sunan Ampel Surabaya. Seperti yang ditunjukkan judulnya, tulisan ini membahas tentang peranan K.H. Masjkur dengan fokus pembahasan dalam Laskar Sabilillah. Karya selanjutnya yang membahas tentang judul tersebut adalah Peranan KH. Masjkur Dalam Mengembangkan Pendidikan Islam di Malang. Skripsi ini membahas tentang peran KH. Masjkur dalam memberikan suatu dorongan terhadap pemuda-pemudi muslimin dalam dunia pendidikan di kota Malang. Penulis juga menemukan buku yang membahas tentang judul tersebut yakni buku yang berjudul Menteri-Menteri Agama RI Biografi Sosial-Politik, buku ini berisi tentang profil KH. Masjkur dan mantan menteri-menteri agama dulu dan juga perjalanannya didunia perpolitikan. Berbeda dengan penelitian-penilitian diatas, pada kali ini penulis ingin membahas tentang peran KH. Masjkur dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dengan fokus pembahasan pada peran KH. Masjkur dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, dan juga kiprah KH. Masjkur dalam organisasi Nadhatul Ulama tahun 1938-1945. G. Metode Penelitian Penulisan ini adalah sebuah studi sejarah, maka metode yang digunakan adalah metode penelitian historis. Metode penelitian sejarah akan membahas tentang penelitian sumber, kritik, sintesis, sampai kepada penyajian hasil penelitian. Semua kegiatan atau proses ini harus mengikuti metode dan aturan yang benar. Adapun langkah-langkah yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

9 1. Heuristik Heuristik adalah suatu proses yang dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan sumber-sumber, data-data atau jejak sejarah. Sejarah tanpa sumber maka tidak bisa bicara. Maka sumber dalam penelitian sejarah merupakan hal yang paling utama yang akan menentukan bagaimana aktualitas masa lalu manusia bisa dipahami oleh orang lain. 9 Dalam tahap ini peneliti berusaha mengumpulkan sumber-sumber yang relevan dengan melalui studi kepustakaan, yaitu bertujuanmengumpulkan data dan informasi dengan bantuan macam-macam material yang terdapat di perpustakaan. 10 Sumber primer penulisan ini berasal dari buku arsip milik Negara yaitu Risalah Sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) 28 Mei 1945-22 Agustus 1945. Dibuku tersebut dijelaskan peran KH. Masjkur dalam anggota BPUPKI. Sumber sekunder diperoleh melalui riset kepustakaan meliputi buku-buku karangan ilmiah yang ditulis oleh para ahli yang relevan dengan masalah yang diteliti. Hal ini berdasarkan pada pertimbangan bahwa melalui penelusuran kepustakaan, dapat dipelajari bagaimana mengungkapkan buah pikiran secara sistematis dan kritis. Di samping itu data juga diperoleh dari internet yang terkait 9 Lilik Zulaicha, Metodologi Sejarah I (Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2011), 16. 10 Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial (Bandung: Mandar Maju, 1990), 33.

10 dengan permasalahan-permasalahan yang dikaji. Sumber sekunder digunakan untuk membantu dalam melengkapi data yang tidak diperoleh dari sumber primer. 2. Kritik Sumber Kritik sumber adalah satu kegiatan untuk meneliti sumber-sumber yang diperoleh agar memperoleh kejelasan apakah sumber tersebut kredibel atau tidak, dan apakah sumber tersebut autentik apa tidak. Pada proses ini dalam metode sejarah biasa disebut dengan istilah kritik intern dan kritik ekstern. a. Kritik intern adalah suatu upaya yang dilakukan oleh sejarawan untuk melihat apakah isi sumber tersebut cukup kredibel atau tidak. Di dalam buku yang berjudul KH. Masjkur, sebuah biografi karya Soebagijo I.N. yang bisa dikatakan sumber kredibel atau dapat dipercaya. Karena buku tersebut dibuat saat KH. Masjkur masih hidup. Dengan kata lain saat buku itu dibuat KH. Masjkur sendiri dapat mengoreksi kebenarannya. b. Kritik ekstern adalah kegiatan sejarawan untuk melihat apakah sumber yang didapatkan autentik atau tidak. Dengan kata lain peneliti wajib meneliti sumber secara seksama agar bisa dipercaya kebenarannya. 3. Interpretasi Interpretasi adalah suatu upaya sejarawan untuk melihat kembali tentang sumber-sumber yang didapatkan apakah sumber-sumber yang didapatkan dan yang telah diuji autentisnya terdapat saling hubungan atau yang satu dan yang lain. Dengan demikian sejarawan memberikan penafsiran terhadap sumber yang telah didapatkan.

11 Dalam fase ini, peneliti akan menginterpretasikan atau menafsirkan fenomena yang sudah diteliti tentang sejarah KH. Masjkur dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dengan menggunakan beberapa sumber yang sudah terkumpul dan memberikan perbandingan atas sumber yang sudah ada. 4. Historiografi Historiografi adalah menyusun atau merekonstruksi fakta-fakta yang telah tersusun yang didapatkan dari penafsiran sejarawan terhadap sumber-sumber sejarah dalam bentuk tertulis. Dalam bahasa lain, pada tahap ini penulis melakukan pemaparan hasil penelitian secara sistematis data sejarah menjadi kisah. 11 H. Sistematika Bahasan Agar dalam penyusunan skripsi ini dapat terarah dan sesuai dengan apa yang direncanakan atau diharapkan oleh peneliti untuk mengungkapkan alur bahasan sehingga dapat diketahui logika penyusunan dan koherensi antara satu bagian (bab dan sub-bab) dengan bagian (bab dan sub-bab) yang lain maka disusunlah sistematika pembahasan sebagai berikut. Bab I antara lain: Pendahuluan, Latar belakang masalah, Rumusan masalah, Tujuan penelitian, Kegunaan penelitian, Pendekatan dan kerangka teoritis, Penelitian terdahulu, Metode penelitian dan Sistematika bahasan. 11 Zulaicha, Metodologi Sejarah, 17.

12 Bab II tentang biografi KH. Masjkur yang berisi tentang informasi pribadi, pendidikan, karir dalam politik dan pemerintahannya. Bab III tentang kiprah KH. Masjkur dalam organisasi Nadhatul Ulama yang dimulai dari awal bergabung dengan organisasi Nadhatul Ulama sampai ditunjuk menjadi ketua umum PBNU. Bab IV tentang peran KH. Masjkur dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dimulai dari ditunjuk sebagai anggota PETA, BPUPKI, pengurus hizbullah sampai sejarah beliau dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Bab V yakni penutup, di bab terakhir ini akan berisi kesimpulan atas apa yang telah dijabarkan untuk menjawab rumusan masalah yang ada.