BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas tentang keefektifan pembelajaran model kooperatif tipe TAI dengan pendekatan CTL dan pembelajaran konvensional. Selain itu akan diperbandingkan kedua model pembelajaran tersebut untuk mengetahui model yang lebih efektif. Berikut ini akan disajikan hasil penelitian dan pembahasan berdasarkan pengumpulan data yang telah dilakukan. A. HASIL PENELITIAN 1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Pada bagian ini akan diuraikan tentang pelaksanaan penelitian dalam rangka pengambilan data. Kegiatan penelitian ini telah dilaksanakan di SMP Negeri 1 Blado kelas VIII semester II, sesuai dengan rencana penelitian dimana kegiatan pembelajaran dilaksanakan pada tanggal 16 Mei sampai dengan tanggal 28 Mei 2016. Berdasarkan informasi guru pelajaran matematika bahwa setiap kelas adalah kelompok belajar yang heterogen, maka peneliti melakukan pengundian untuk memilih kelas yang akan digunakan sebagai sampel penelitian. Kelas yang terpilih adalah kelas VIIIC (kelas eksperimen) dan kelas VIIIE (kelas kontrol) dengan jumlah kelas VIIIC 32 siswa dan kelas VIIIE 32 siswa. 52
Penelitian ini dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan untuk kelas Kontrol, 5 kali pertemuan untuk kelas eksperimen dan 1 pertemuan untuk kelas uji coba. Pembelajaran dilakukan dalam 3 kali pertemuan setiap pekan. Adapun jadwal pembelajaran matematika untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Jadwal pelaksanaan pembelajaran Pertemuan Materi ke- 1 Pretest Identifikasi unsur-unsur 2 lingkaran 3 Keliling Lingkaran 4 Luas Lingkaran 5 Posttest Kelas eksperimen Kelas kontrol Selasa, 17 Mei Sabtu, 21 Mei 2016 2016 Jumat, 20 Mei Senin, 23 Mei 2016 2016 Senin, 23 Mei 2016 Jumat, 20 Mei Selasa, 24 Mei 2016 2016 Jumat, 27 Mei Sabtu, 28 Mei 2016 2016 Proses pembelajaran di kelas eksperimen dilakukan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran Kooperatif Tipe TAI sedangkan pembelajaran dikelas kontrol dilakukan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran konvensional. Model pembelajaran konvensional diterapkan di kelas VIII E yang merupakan kelas kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 32 anak. Pada awal pembelajaran kelas konvensional peneliti juga memberikan 53
pretest kepada siswa. Hasil pretest digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa mengenai materi lingkaran. Data nilai pretest kelas kontrol dapat dilihat pada lampiran 1.6. Sebelum memulai model pembelajaran konvensional, peneliti menjelaskan tentang tahap-tahap pembelajaran yang akan dilakukan. Dimana langkah-langkah pembelajaran konvensional adalah sebagai berikut; guru menjelaskan materi yang akan diajarkan, guru memberikan contoh soal, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami, guru memberikan latihan soal kepada siswa untuk dikerjakan, guru menunjuk salah satu siswa untuk mengerjakan latihan soal didepan kelas, guru membahas latihan soal bersama siswa. Setelah kegiatan pembelajaran selesai peneliti memberikan posttest yang dilakukan pada pertemuan terakhir pada kegiatan pembelajaran guna untuk mengetahui nilai akhir siswa. Data nilai posttest kelas kontrol dapat dilihat pada lampiran 1.6. Model pembelajaran TAI diterapkan di kelas VIII C dengan jumlah siswa sebanyak 32 anak. Pada pertemuan awal peneliti memberikan pretest kepada siswa. Soal pretest yang digunakan sama dengan soal pretest kelas kontrol. Hasil pretest digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa mengenai materi lingkaran dan digunakan untuk membentuk kelompok belajar. Sebelum memulai dengan model pembelajaran TAI, peneliti terlebih dahulu memberikan 54
penjelasan kepada siswa tentang model pembelajaran TAI dan tahaptahap yang harus dilakukan oleh siswa. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa setelah kegiatan pembelajaran, peneliti memberikan posttest yang diberikan pada pertemuan terakhir dari kegiatan pembelajaran. Data nilai siswa yang diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dengan pendekatan CTL dapat dilihat pada lampiran 1.7. 2. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian 2.1. Uji Validitas Instrumen Penelitian Validitas berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diuji sehingga benar-benar menguji apa yang diuji. Uji validitas dilakukan dengan tujuan untuk menunjukkan tingkat kevalidan instrument yang akan dipergunakan pada penelitian. Perhitungan validitas instrumen penelitian dilakukan dengan bantuan anates V4. Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan anates V4 dari 15 item soal diperoleh 11 item soal yang valid ( nomor item soal : 1,3,5,6,7,8,10,11,13,14,15) dan 4 tidak valid ( nomor item : 2,4,9,12). Dari item soal yang tidak valid tersebut, peneliti melakukan revisi untuk digunakan sebagai soal pretes pada penelitian yang akan dilakukan. (untuk lebih jelas lagi lihat pada lampiran 1.8) 2.2. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Berdasarkan hasil uji reliabilitas terhadap instrument penelitian pada sampel sebanyak 32 siswa dengan jumlah item soal 15 dan dihitung 55
dengan bantuan Anates V4 dapat dilihat bahwa reliabilitas tes sebesar 0,75. Hal tersebut berarti bahwa soal yang berjumlah 15 yang dijadikan tes dalam uji coba tersebut dapat dinyatakan reliabel karena berada pada rentang 0,6-0,8. Sehingga butir-butir soal tersebut dapat dijadikan instrument dalam melakukan tes. (untuk lebih jelas lagi lihat pada lampiran 1.9) 2.3. Penafsiran Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Uji tingkat kesukaran dan daya beda pada 15 item soal instrumen tes hasil belajar pada pokok bahasan lingkaran dengan bantuan anates, yaitu: Hasil perhitungan tingkat kesukaran adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Jumlah Interpretasi Nomor Item Soal Item Soal Mudah 2 2,6 Sedang 11 1,3,4,5,7,8,9,10,13,14,15 Sukar 2 11,12 3. Deskripsi Data Hasil Penelitian Dalam penelitian ini, data yang diperoleh dari pretest dan posttest memberikan gambaran kemampuan pemecahan masalah siswa pada pokok bahasan lingkaran. Berdasarkan data pretest dan posttest tersebut maka diperoleh data peningkatan (gain) kemampuan siswa. Deskripsi data pretest, posttest dan peningkatan (gain) dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 19. 56
3.1. Deskripsi Data Pretest Data pretest memberikan gambaran kemampuan awal siswa sebelum memperoleh materi pelajaran. Deskripsi data hasil pretest kelas Kontrol dan kelas eksperimen diperlihatkan pada tabel 4.3 Berikut: Tabel 4.3 Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Jumlah Sampel ( N ) 32 32 Skor minimum 0,7 1,3 Skor maksimum 8,0 8,3 Rata-rata 4,67 3,98 Standar deviasi 2,04 1,63 Dari Tabel 4.3 dapat dijelaskan bahwa, nilai tertinggi dan terendah dari kelas eksperimen berturut-turut adalah 8,0 dan 0,7 dengan mean/ratarata 4,67 dan standar deviasi 2,04 sedangkan kelas untuk kelas kontrol secara berturut-turut adalah 8,3 dan 1,3 dengan rata-rata nilai 3,98 dan standar deviasi 1,86. 3.2. Deskripsi Data Posttest Data posttest memberikan gambaran kemampuan akhir siswa setelah memperoleh materi pelajaran (perlakuan). Data posttest ini diperoleh dari tes tertulis dengan jenis tes dan jumlah soal sama dengan pretest. Deskripsi data hasil posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen diperlihatkan pada tabel 4.4 Berikut: 57
Tabel 4.4 Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Jumlah sampel (N) 32 32 Nilai Minimum 4 2,7 Nilai Maksimum 9,3 8,3 Rata-rata 6,5 5,4 Standar deviasi 1,48 1,43 Dari Tabel 4.4 dijelaskan bahwa nilai tertinggi dan terendah dari kelas eksperimen berturut-turut adalah 9,3 dan 4 dengan mean/rata-rata 6,5 dan standar deviasi 1,48 sedangkan kelas untuk kelas kontrol secara berturut-turut adalah 8,3 dan 2,7 dengan rata-rata nilai 5,4 dan standar deviasi 1,43. 3.3. Data Peningkatan (Gain) Data peningkatan merupakan data yang diperoleh dari selisih antara hasil posttest dan pretest yang diperoleh siswa. Analisis data selanjutnya akan dilakukan terhadap peningkatan (gain). Oleh karena itu, pada bagian ini akan disajikan terlebih dahulu tentang data peningkatan (gain) berdasarkan kelas. Tabel 4.5 Deskripsi Data Peningkatan (Gain) berdasarkan kelas Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Jumlah Sampel 32 32 Skor minimum 0,12 0 Skor maksimum 0,81 0,56 Rata-rata 0,39 0,26 Standar deviasi 0,18 0,17 58
Berdasarkan Tabel 4.5 di atas dapat dijelaskan bahwa dengan jumlah siswa yang sama, kedua kelas mengalami rata-rata peningkatan yang berbeda. Untuk kelas kontrol rata-rata peningkatan (gain) 0,26 dengan rata-rata pretest 3,9 dan rata-rata posttest 5,4. Sedangkan kelas eksperimen rata-rata peningkatan (gain) 0,39 dengan rata-rata pretest 4,67 dan rata-rata posttest 6,5. 4. Analisis Data 4.1. Analisis Data Pretest Pretest dilakukan untuk melihat kemampuan siswa dari dua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Oleh karena itu, pengujian yang dilakukan terhadap hasil pretest adalah pengujian untuk melihat perbedaan kedua rata-rata. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji t. hal ini dapat dilakukan dengan asumsi data berdistribusi normal dan homogeny. Artinya sebelum melakukan uji-t, maka harus melalui normalitas dan homogenitas. 1. Uji Normalitas Distribusi Data Pretest Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari kedua kelas ekperimen dan kontrol berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas digunakan pada nilai pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol. 59
Hipotesis uji normalitas adalah sebagai berikut: H 0 : data berdistribusi normal H 1 : data berdistribusi tidak normal H 0 akan diterima jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 Pada tabel dibawah ini disajikan hasil uji normalitas dari hasil pretest siswa pada masing-masing kelas dengan menggunakan uji normalitas one-sample kolmogorov-smirnov test dengan menggunakan SPSS 19. Data hasil uji distribusi normal pada pretest siswa pada masingmasing kelas tampak pada Tabel 4.6 berikut ini: Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Pretest Taraf Kelas Signifikan α Keterangan Kontrol 0,902 0,05 Normal Eksperimen 0,641 0,05 Normal (hasil selengkapnya pada lampiran 1.12) Kelas kontrol Dari perhitungan dengan bantuan SPSS 19 untuk pretest pada kelas kontrol, uji normalitas distribusi diperoleh taraf signifikan 0,902. Hal ini menunjukkan bahwa taraf signifikan lebih besar dari 0,05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pretest pada kelas kontrol berdistribusi normal. 60
Kelas eksperimen Dari perhitungan dengan bantuan SPSS 19 untuk pretest pada kelas eksperimen, uji norrmalitas distribusi diperoleh taraf signifikan 0,641. Hal ini menunjukkan bahwa taraf signifikan lebih besar dari 0,05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pretest pada kelas eksperimen berdistribusi normal. 2. Uji Homogenitas Data Pretest Analisis berikutnya adalah dengan melakukan uji homogenitas untuk mengetahui populas varians. Untuk mengetahui apakah data tersebut mempunyai varians yang sama atau berbeda. Hipotesis yang digunakan sebagai berikut: H 0 : Data kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai varians yang homogen H 1 : Data kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak mempunyai varians yang homogen H 0 diterima jika nilai signifikansi lebih dari 0,05. Hasil perhitungan untuk pengujian homogenitas dengan bantuan SPSS 19 dapat dilihat pada table 4.7 berikut: Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Data Pretest Data Df Signifikansi Α Hasil Pretest 62 0,290 0,05 Homogen Dari table 4.7 di atas diketahui bahwa nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai pretest pada 61
kelas eksperimen dan kelas kontrol bersifat homogen. (hasil selengkapnya pada lampiran 1.13) 3. Uji-t Data Pretest Dari uji normalitas dan homogenitas yang telah dilakukan sebelumnya didapatkan kesimpulan bahwa data pretest dari kedua sampel yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi normal dan berasal dari populasi dengan varians yang sama. Tahap berikutnya, yaitu dengan melakukan uji-t untuk melihat apakah kedua sampel memiliki rata-rata pretest yang sama dengan menguji signifikansi perbedaan rata-rata. Hasil pengujian t dapat dilihat pada tabel 4.8 sebagai berikut: Tabel 4.8 Hasil Uji-t Data Pretest Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Jumlah Sampel (n) 32 32 Standar deviasi (s) 2,03 1,63 Std.deviasi gabungan 1,84 Rata-rata 4,67 3,99 t hitung 1,47 t tabel 1,672 Berdasarkan uji t pada tabel 4.8, menggambarkan bahwa data nilai pretest dari kelas eksperimen dan kontrol didapat t hitung sebesar 1,47. Nilai t tabel pada dk = 62 pada derajat kepercayaan 95% diperoleh sebesar 1,672. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung < t tabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan penguasaan 62
sebelum diberikan perlakuan atau H 0 diterima. (Perhitungan ada pada lampiran 1.14) 4.2. Analisis Data Posttest Analisis data posttest dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan akhir yang diperoleh siswa setelah pembelajaran (perlakuan). Mengacu pada aturan analisis data pretest, maka untuk analisa data posttest diperoleh sebagai berikut: 1. Uji Normalitas Distribusi Data Posttest Hasil uji normalitas untuk data posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol terlihat pada tabel 4.9 berikut: Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Data Posttest Taraf Kelas Signifikan α Keterangan Kontrol 0,755 0,05 Normal Eksperimen 0,853 0,05 Normal (hasil selengkapnya pada lampiran 1.5) Kelas kontrol Dari perhitungan dengan bantuan SPSS 19 untuk posttest pada kelas kontrol, uji normalitas distribusi diperoleh taraf signifikan 0,755. Hal ini menunjukkan bahwa taraf signifikan lebih besar dari 0,05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data posttest pada kelas kontrol berdistribusi normal. 63
Kelas eksperimen Dari perhitungan dengan bantuan SPSS 19 untuk posttest pada kelas eksperimen, uji norrmalitas distribusi diperoleh taraf signifikan 0,853. Hal ini menunjukkan bahwa taraf signifikan lebih besar dari 0,05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data posttest pada kelas eksperimen berdistribusi normal. 2. Uji Homogenitas Data Posttest Uji homogenitas data posttest untuk mengetahui populasi varians. Untuk mengetahui apakah data tersebut mempunyai varians sama atau berbeda. Hasil perhitungan untuk pengujian homogenitas dengan bantuan SPSS 19 dapat dilihat pada tabel 4.10 sebagai berikut: Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas Data Posttest Data Df Signifikansi Α Hasil Posttest 62 0,929 0,05 Homogen (hasil selengkapnya pada lampiran 1.16) Dari tabel 4.10 di atas diketahui bahwa nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol bersifat homogen. 3. Uji-t Data Posttest Dari uji normalitas dan homogenitas yang telah dilakukan sebelumnya didapatkan kesimpulan bahwa data pretest dari kedua sampel yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi normal dan berasal dari populasi dengan varians yang sama. 64
Tahap berikutnya, yaitu dengan melakukan uji-t untuk melihat apakah kedua sampel memiliki rata-rata posttest yang sama dengan menguji signifikansi perbedaan rata-rata. Hasil pengujian t dapat dilihat pada tabel 4.11 sebagai berikut: Tabel 4.11 Hasil Uji-t Data Posttest Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Jumlah Sampel (n) 32 32 Standar deviasi (s) 1,48 1,43 Std.deviasi gabungan 1,46 Rata-rata 6,5 5,4 t hitung 3,055 t tabel 1,672 (hasil selengkapnya pada lampiran 1.17) Berdasarkan uji-t pada tabel 4,11 menggambarkan bahwa data nilai posttest dari kelas eksperimen dan kontrol didapat t hitung sebesar 1,774. Nilai t tabel pada dk = 62 pada derajat kepercayaan 95% diperoleh sebesar 1,672. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung > t tabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan penguasaan setelah diberikan perlakuan atau H 0 ditolak. 4.3. Analisis Gain Peningkatan (gain) didapat dari selisih nilai posttest dan nilai pretest. Karena hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah pembelajaran maka hasil belajar yang dimaksud yaitu peningkatan yang dialami siswa. Analisis gain bertujuan untuk menjawab hipotesis penelitian, yaitu melihat apakah metode pembelajaran TAI 65
dengan pendekatan CTL pada kelas eksperimen lebih efektif dari pada model pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Dimana pembelajaran TAI dengan pendekatan CTL (kelas eksperimen) dikatakan lebih efektif dari pembelajaran model konvensional (kelas kontrol) apabila hasil belajar pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. 1. Uji Normalitas Distribusi Data Gain Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas Data Gain Taraf Kelas Signifikan α Keterangan Kontrol 0,875 0,05 Normal Eksperimen 0,357 0,05 Normal (hasil selengkapnya pada lampiran 1.18) Kelas kontrol Dari perhitungan dengan bantuan SPSS 19 untuk gain pada kelas kontrol, uji normalitas distribusi diperoleh taraf signifikan 0,857. Hal ini menunjukkan bahwa taraf signifikan lebih besar dari 0,05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data gain pada kelas kontrol berdistribusi normal. Kelas eksperimen Dari perhitungan dengan bantuan SPSS 19 untuk gain pada kelas eksperimen, uji norrmalitas distribusi diperoleh taraf signifikan 0,357. Hal ini menunjukkan bahwa taraf signifikan lebih 66
besar dari 0,05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data gain pada kelas eksperimen berdistribusi normal. 2. Uji Homogenitas Data Gain Uji homogenitas data gain untuk mengetahui populasi varians. Untuk mengetahui apakah data tersebut mempunyai varians sama atau berbeda. Hasil perhitungan untuk pengujian homogenitas dengan bantuan SPSS 19 dapat dilihat pada tabel 4.13 sebagai berikut: Tabel 4.13 Hasil Uji Homogenitas Data Gain Data Df Signifikansi Α Hasil Gain 62 0,893 0,05 Homogen (hasil selengkapnya pada lampiran 1.19) Dari tabel 4.13 di atas diketahui bahwa nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai gain pada kelas eksperimen dan kelas kontrol bersifat homogen. 3. Uji-t Data Gain Hasil perhitungan uji-t pada nilai gain dari kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.14, sebagai berikut: Tabel 4.14 Hasil Uji-t Data Gain Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Jumlah Sampel (n) 32 32 Standar deviasi (s) 0,18 0,17 Std.deviasi gabungan 0,27 Rata-rata 0,39 0,26 t hitung 1,925 67
t tabel 1,672 (untuk perhitungan ada pada lampiran 1.20) Berdasarkan uji-t pada tabel 4.14, menggambarkan bahwa rata-rata gain kelas eksperimen sebesar 0,39 dan kelas kontrol sebesar 0,26. Didapat t hitung sebesar 1,925dan t tabel(0,95)(62) = 1,672, karena t hitung =1,925>t tabel(0,95)(62) =1,672. Sehingga dapat diasumsikan bahwa H 0 ditolak yang berarti nilai kemampuan pemecahan masalah matematis kelas eksperimen lebih tinggi dari pada nilai kemampuan pemecahan masalah matematis kelas kontrol. Dari pengolahan gain, dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada pokok bahasan lingkaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. B. TEMUAN DAN HASIL PEMBAHASAN 1. Temuan Berdasarkan hasil analisis gain data pretest,posttest dan peningkatan (gain) terhadap kelas eksperimen dan kontrol dengan menggunakan perhitungan manual, bantuan SPSS 19 dan Microsoft excel 2007, maka diperoleh beberapa temuan sebagai berikut: 68
a. Nilai rata-rata pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol berturutturut sebesar 4,67 dan 3,98. Data nilai pretest kedua kelas itu berdistribusi normal dan homogen (memiliki varians yang sama). Selanjutnya dilakukan uji-t dua arah untuk mengetahui kesamaan dua rata-rata terhadap nilai pretest tersebut. Hasilnya didapat nilai t hitung = 1,47. Apabila nilai t hitung dibandingkan dengan t tabel pada taraf nyata 5% (0,05) dan derajat kebebasan/dk = 62, maka didapat t hitung <t tabel(0,95)(62) (1,672). Keputusan yang diambil yaitu H 0 diterima artinya tidak terdapat perbedaan kemampuan awal siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. b. Nilai rata-rata posttest kelas eksperimen adalah 6,5 lebih besar dibandingkan dengan kelas kontrol yang sebesar 5,4. Maka dapat disimpulkan kemampuan akhir siswa kelas eksperimen relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. c. Rata-rata Gain (peningkatan) berdasarkan kelas, kelas eksperimen sebesar 0,39 dan kelas kontrol sebesar 0,26, selisih sebesar 0,13. 2. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil temuan penelitian di atas yang dibuktikan melalui analisis statistik yang dilakukan dengan perhitungan manual dan dengan bantuan SPSS 19 dan Microsoft excel 2007 menunjukkan bahwa: 1. Dari analisa hasil tes awal (pretestt), menunjukkan bahwa kemampuan awal antara siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Hal ini dapat dilihat dari hasil rata- 69
rata pretestt kedua kelas dan dibuktikan dengan uji independent t test untuk melihat perbedaan dua rata-rata. Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung sebesar 1,47 dan t tabel(0,95)(62) diperoleh sebesar 1,672. Karena t hitung < t tabel maka keputusan yang diambil adalah menerima H 0 artinya tidak terdapat perbedaan kemampuan awal antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Dalam hal ini sangat memungkinkan karena kedua kelas tersebut belum diberi perlakuan. 2. Setelah proses pembelajaran dilaksanakan dan dengan memberi model pembelajaran Konvensional untuk kelas kontrol dan model pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk kelas eksperimen, kemampuan akhir kedua kelompok mengalami perbedaan. Hal ini dapat dilihat pada hasil perhitungan diperoleh t hitung sebesar 3,055 dan t tabel(0,95)(62) diperoleh sebesar 1,672. Ternyata harga t hasil perhitungan tidak terletak antara -t tabel dan t tabel. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan akhir yang dimiliki antara siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terdapat perbedaan pada taraf signifikansi setelah diberi perlakuan melalui model pembelajaran yang berbeda. Oleh karena itu keputusan yang diambil adalah menolah H 0 artinya terdapat perbedaan kemampuan akhir antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hal ini dikarenakan kedua kelas telah diberi dua model 70
pembelajaran yang berbeda, wajar bila pada hasil posttest terdapat perbedaan hasil prestasi belajar siswa antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. 3. Dari analisa data gain dengan menggunakan uji-t diperoleh t hitung sebesar 1,925 sedangkan nilai t tabel(0,95)(62) sebesar 1,672. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada pokok bahasan lingkaran kelas VIII SMP pada penelitian ini lebih efektif dibandingkan dengan penggunaan model konvensional, karena hasil belajar pada kelas eksperimen dengan penggunaan model pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. 4. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa model pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) lebih baik terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dibandingkan dengan model pembelajaran Konvensional. Hal ini dikarenakan dalam model pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning 71
(CTL), siswa diberikan kesempatan untuk lebih aktif dalam kelompok dan saling bekerja sama dalam kelompok serta menuntut individu untuk berperan aktif dalam mengemukakan pendapat. Selain itu siswa juga mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) lebih efektif dan dapat meningkatkan keaktifan serta hasil belajar siswa. Siswa lebih memahami materi yang diajarkan karena mereka dilatih untuk mengaitkan materi pelajaran dengan sesuatu yang ada pada kehidupan sehari-hari. 72