WARUNG MATEMATIKA SEBAGAI PENGEMBANGAN KECERDASAN MATEMATIS-LOGIS ANAK BAGI GURU TAMAN KANAK-KANAK (TK)

dokumen-dokumen yang mirip
Definisi Teknologi Pendidikan

MENGENAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN. Sisca Rahmadonna *) lain. Secara teorititis maupun profesional, teknologi pembelajaran menggarap tentang bagaimana

MENGGALI SEPOTONG MAKNA. Diadopsi dari Berbagai sumber

SISCA RAHMADONNA, M.Pd Diadopsi dari Berbagai Sumber

TEKNOLOGI PENDIDIKAN

Umi Rochayati (Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika FT-UNY)

TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENGELOLAAN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia. pesan-pesan konstitusi serta suasana dalam membangun watak bangsa (nation

BAB I PENDAHULUAN. karakter dan kepribadian anak. Berdasarkan Undang - undang Sistem. Pendidikan Nasional NO.20 Tahun 2003 BAB I ayat 14, menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dan terutama,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Riva Lesta Ariany, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ARTIKEL ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Anak Usia Dini SRI SUMARMI A53B090201

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kewajiban. Berhasil atau tidaknya seorang siswa dalam pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan Sumber daya insani yang sangat diperlukan bagi

PROFIL PEMECAHAN MASALAH SPLDV DENGAN LANGKAH POLYA DITINJAU DARI KECERDASAN LOGIS MATEMATIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. guru. Diantaranya permasalahan yang dialami di Taman Kanak-Kanak. TK

BAB I PENDAHULUAN. No. Daftar 1 : 185/S/PGSD-Reg/8/Agustus/2014

TEKNOLOGI PEMBELAJARAN Definisi dan Domain. oleh Ishafit Program Studi Pendidikan Fisika UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN 2007, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu

PERANAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN DALAM PEMECAHAN MASALAH-MASALAH STRATEGI PEMBELAJARAN *) Oleh: Anik Ghufron **)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah

tuntut menyelesaikan permasalahan secara mandiri dan dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran. Di dalam proses pembelajaran, terjadi proses

BAB I PENDAHULUAN. Ada kecenderungan perbedaan kemampuan antara pria dan wanita dalam

BAB I PENDAHULUAN. mendatangkan berbagai efek negatif bagi manusia. Penyikapan atas

TEKNOLOGI PEMBELAJARAN Definisi dan Domain. oleh Ishafit Program Studi Pendidikan Fisika UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN 2016

PENGEMBANGAN RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCE. Oleh. Isniatun Munawaroh,M.Pd*)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. nama lembaganya, yakni taman bukan sekolah. Sebutan Taman pada Taman

PERANAN METODE BERCAKAP-CAKAP DALAM PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA TERPADU PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK. Abstrak

2014 PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN MATEMATIKA-LOGIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional). Masa kanak-kanak adalah masa Golden

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang dan Tujuan I.2 Batasan Masalah I.3 Sasaran

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, manusia membutuhkan pendidikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak Usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah seorang laki-laki ataupun perempuan yang belum dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kehidupan terus berjalan dinamis seiring waktu yang terus beranjak

Hand Out TEP-PLB KAWASAN TEP DAN PENERAPNNYA DALAM BIDANG PLB (ISHARTIWI, PLB-FIP_ UNY)

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN JAM PINTAR DI TAMAN KANAK - KANAK PEMBINA KEC. BARANGIN SAWAHLUNTO

TINJAUAN MATA KULIAH...

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Pendidikan dijadikan sebagai dasar manusia untuk. yang timbul dalam diri manusia. Pembelajaran matematika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan sumber daya manusia merupakan faktor kunci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berlaku untuk semua, mulai usia dini sampai jenjang perguruan tinggi. Usia

BAB I PENDAHULUAN. arah yang positif baik bagi dirinya maupun lingkungannya. Pendidikan bukan

BAB I PENDAHULUAN. tampil berkarya serta mengkomunikasikan ide-ide dan keyakinannya. berperan bagi perkembangan anak. Menurut Gagner dalam Multiple

BAB I PENDAHULUAN ANALISIS PENGENALAN LAMBANG BILANGAN MELALUI PERMAINAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Struktur aljabar merupakan salah satu cabang matematika abstrak, yang umumnya

PROSES BERPIKIR DENGAN KECERDASAN LINGUISTIK DAN KECERDASAN LOGIS- MATEMATIS

BAB I PENDAHULUAN. merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. kini, dan pendidikan berkualitas akan muncul ketika pendidikan di sekolah juga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kecerdasan, tidak hanya satu.

B. Komponen-Komponen Perencanaan Pembelajaran 1. Tujuan pembelajaran 2. Isi (materi pembelajaran) a. Pengertian Tema

I. PENDAHULUAN. mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang mampu mengembangkan akademik

BAB 2 LANDASAN TEORI. Anak anak yang cerdas secara matematis sering tertarik dengan bilangan dan

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB V PEMBAHASAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Grenita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dimana seorang anak akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti perkembangan tersebut. Berdasarkan perkembangan tersebut, baik

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

PERAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SDM

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsi untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul sehingga nantinya akan

Latar Belakang Pembelajaran Terpadu

BAB II KAJIAN TEORI. Kecerdasan atau inteligensi adalah kombinasi sifat-sifat manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. mengkomunikasikan ide-ide dan keyakinannya. atau perkembangan, yang salah satunya melalui pendidikan di Taman Kanak-

BAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal. Berikut pernyataan tentang pendidikan anak usia

Kontribusi Teknologi Pembelajaran bagi Pengembangan Profesi Guru *) Oleh: Anik Ghufron **)

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan proses pembangunan suatu negara ditentukan oleh banyak

AECT (Association for Educational Communication and Technology) membedakan enam jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar,

TINJAUAN MATA KULIAH...

BAB I PENDAHULUAN. depan, jika pondasi lemah maka akan susah berharap bangunannya berdiri kokoh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Entar Tarji, 2014 Efektivitas Permainan ORFF Percussion Terhadap Kecerdasan Musikal Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diterima dari lingkungan. Rasa ingin tahunya yang sangat tiggi akan

BAB I PENDAHULUAN Secara sederhana Flavell mengartikan metakognisi sebagai knowing

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga

Adakah anda memiliki siswa yang bisa menciptakan seni visual yang indah?,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berperan bagi perkembangan anak. Menurut Gagner dalam Multiple

BAB I PENDAHULUAN. dan kerja keras sedini mungkin. Walaupun hal tersebut telah diupayakan, namun

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PEMBELAJARAN DI TK AL AZHAR SOLO BARU DITINJAU DARI SUDUT PANDANG MULTIPLE INTELLIGENCES SKRIPSI

Transkripsi:

WARUNG MATEMATIKA SEBAGAI PENGEMBANGAN KECERDASAN MATEMATIS-LOGIS ANAK BAGI GURU TAMAN KANAK-KANAK (TK) PENDAHULUAN Sumber daya manusia yang handal sangat dibutuhkan dalam usaha membangun kembali renovasi bangsa Indonesia dari terpaan gelombang krisis di segala hal dan aspek kehidupan. Pendidikan merupakan wadah, media sekaligus langkah strategis guna menciptakan mutu sumber daya manusia, baik dari segi moral, sosial maupun intelektual. Pemerintah Republik Indonesia (RI) telah bertekad untuk memberikan kesempatan kepada seluruh warga negara Indonesia menikmati pendidikan yang bermutu, sebagai langkah utama meningkatkan taraf hidup warga negara dalam menghadapi krisis. Upaya ini harus dimulai dari titik awal, dengan menekankan pendidikan pada manusia usia dini atau lazim disebut anak-anak. Anak-anak merupakan awal dari sebuah kehidupan. Masa ini sangat mempengaruhi perkembangan seorang manusia, sehingga diperlukan suatu perhatian khusus. Tidak mengherankan jika terdapat suatu program Pendidikan Anak Usia Dini (Early Childhood Education) yang bergerak sesuai dengan perkembangan masyarakat, termasuk di Indonesia. Pendidikan usia dini termasuk didalamnya Taman Kanak-kanak memperhatikan segala pembiasaan dan pengetahuan dasar yang dibutuhkan anak sesuai dengan perkembangannya. Cara pembelajarannya juga disesuaikan dengan cara belajar anak yang khas, spontan tanpa tekanan melalui bermain. Untuk mewujudkan pembelajaran yang sesuai dengan anak, diperlukan metode pembelajaran serta media pembelajaran yang dapat mengembangkan seluruh aspek dan kecerdasan yang ada pada diri anak, termasuk kecerdasan matematis-logis. Mengapa kecerdasan matematis-logis yang menjadi sorotan? Karena kecerdasan matematis-logis terkadang dianggap sulit dan disinyalir setelah 1

anak beranjak remaja, mata pelajaran matematika dianggap mata pelajaran yang menakutkan. Guru yang kompeten di bidangnya pun sangat dibutuhkan. Namun terkadang guru kesulitan untuk menentukan metode ataupun media pembelajaran yang cocok untuk proses pembelajaran dan disukai anak. Hal ini dikarenakan harga media pembelajaran yang mahal dan sulit mendapatkannya, serta metode pembelajaran yang biasa digunakan kurang disukai anak. Guru diharapkan mampu meng-kolaborasikan metode pembelajaran dan media pembelajaran agar disukai anak dan mampu mengembangkan aspek serta kecerdasan anak, termasuk kecerdasan matematis logis. Salah satunya adalah dengan men-desain dan memanfaatkan warung matematika yang merupakan integrasi antara metode dan media pembelajaran, untuk mengembangkan kecerdasan matematis logis anak. DEFINISI TEKNOLOGI PENDIDIKAN Teknologi instruksional merupakan bagian dari teknologi pendidikan (Mudhoffir, 1986: 1). Pendidikan lebih luas dari pada instruksional (pembelajaran) karena instruksional merupakan suatu kegiatan yang ada dalam pendidikan. Pendapat tersebut senada dengan AECT (1977: 3) yang mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan bagian dari pendidikan. Kedua istilah yang berbeda tersebut dianggap sinonim karena keduanya menerangkan tentang permasalahan pengajaran dan belajar terutama mengenai pemecahan masalah belajar yang kompleks di mana hal itu terjelma dalam bentuk sumber belajar. Istilah teknologi pendidikan dan teknologi instruksional dipakai secara bergantian oleh kebanyakan ahli dalam bidang pendidikan. Istilah teknologi pendidikan digunakan oleh AECT untuk definisi tahun 1977. Sedangkan istilah teknologi instruksional digunakan oleh Barbara B Seels dan Rita C Richey untuk definisi tahun 1994. Menurut AECT (1977: 1-9), untuk memberikan definisi 2

teknologi pendidikan yang memadai, setidaknya ada 16 bagian definisi teknologi pendidikan yang harus difahami sebagai satu keutuhan. Hal tersebut dikarenakan sebuah konsep yang kompleks seperti teknologi pendidikan memerlukan definisi yang kompleks pula. Dari 16 bagian definisi tersebut, dapat ditarik sebuah definisi yang menyatukan keenambelas definisi tersebut. Definisi teknologi pendidikan menurut AECT adalah proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, alat dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah yang menyangkut aspek belajar manusia (1977:1). Sedangkan menurut Barbara B Seels dan Rita C Richey dalam AECT, instructional technology is theory and practice of design, development, utilization, management and evaluation of processes and resources for learning (1994: 1). Definisi tersebut kurang lebih dinyatakan bahwa teknologi instruksional merupakan suatu teori dan praktek yang merancang, mengembangkan, memanfaatkan, mengelola dan mengevaluasi proses dan sumber belajar. Semua domain dalam bidang itu memberikan kontribusi pada teori dan praktek yang menjadi dasar profesi itu. DOMAIN TEKNOLOGI PENDIDIKAN Seperti telah dikemukakan di atas, dalam definisi teknologi instruksional pada AECT 1994 ada lima domain yang mendasari teknologi instruksional. Hubungan antar domain tersebut tidak linier namun saling melengkapi (AECT, 1994: 11). Kelima domain yang meliputi desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan evaluasi itu saling melengkapi dan mendukung dalam menyokong teori dan praktek yang menjadi dasar seperti termaktub dalam definisinya. Setiap domain dalam teknologi pembelajaran mencakup khasanah pengetahuan yang didasarkan pada penelitian dan pengalaman. 3

Hubungan antara domain-domain tersebut ditunjukkan Barbara dan Rita sebagai berikut: Development Print Technologies Audiovisual Technologies Computer Basic Technologies Integrated Technologies Utilization Media Utilization Diffusion of Innovations Implementation and Institutionalization Policies and Regulation Design Instructional System Design Message Design THEORY PRACTICE Instructional Strategies Learner Characteristics Evaluation Problem Analysis Creation Referenced Measurement Formative Evaluation Summative Eveluation Management Project Management Resource Management Delivery System Management Information Management Gambar 1. Domain Teknologi Instruksional Domain desain meliputi desain sistem instruksional, desain pesan, strategi instruksional, dan karakteristik peserta didik. Domain pengembangan meliputi teknologi cetak, teknologi audiovisual, teknologi dasar komputer, dan teknologi terpadu. Domain pemanfaatan meliputi pemanfaatan media, penyebaran inovasi, implementasi dan pelembagaan, serta kebijakan dan peraturan. Domain pengelolaan meliputi pengelolaan proyek, pengelolaan sumber, pengelolaan 4

sistem pengiriman, dan pengelolaan informasi. Domain eveluasi meliputi analisis masalah, pengukuran kriteria patokan, evaluasi formatif, dan evaluasi sumatif. Mengacu pada domain teknologi instruksional tersebut, maka men-desain dan memanfaatkan warung matematika ini termasuk dalam domain desain (desain pesan dan strategi instruksional) dan domain pemanfaatan (pemanfaatan media dan penyebaran inovasi). WARUNG MATEMATIKA Warung matematika adalah model permainan yang dibuat oleh pengabdi. Dinamakan warung karena dalam proses permainannya terdapat proses jual beli yang (transaction of role playing). Anak dilatih berhitung dan berlogika dengan setting lingkungan dan situasi seperti kehidupan sehari-hari (keadaan warung pada umumnya). Barang yang diperjual-belikan disediakan oleh guru/pihak TK berbentuk APE dan makanan maupun minuman ringan. Yang menjadi penjual dan pembeli adalah anak; guru mengawasi, membimbing, dan mengarahkan. Anak diberi kebebasan untuk membeli dan menjual. Uang yang digunakan adalah APE berbentuk uang yang dibuat oleh guru dan mempunyai harga selayaknya uang yang sebenarnya. Warung matematika dapat dibuka di saat-saat tertentu secara insidental ataupun pada saat proses pembelajaran di kelas. Setting ruang untuk permainan warung matematika sangatlah sederhana namun dibuat menarik. Adapun setting warung matematika adalah sebagai berikut: P MEJA JUAL I N T U Area Jual Beli 5

Sedangkan contoh bentuk uang adalah sebagai berikut: Gambar benda/ hewan/ tumbuhan (sesuai kreativitas guru Kertas uang diberi back-ground Angka watch-out Gambar 2. Warung Matematika PENGEMBANGAN KECERDASAN MATEMATIS-LOGIS ANAK Menurut Gardner dalam Paul Suparno (2004), kecerdasan matematis-logis adalah kemampuan yang lebih berkaitan dengan penggunaan bilangan dan logika secara efektif, seperti dipunyai seorang matematikus, saintis, programer, dan logikus. Termasuk dalam kecerdasan tersebut adalah kepekaan pada pola logika, abstraksi, kategorisasi, dan perhitungan. Orang yang mempunyai kecerdasan matematis-logis sangat mudah membuat klasifikasi dan kategorisasi dalam pemikiran serta cara mereka bekerja. Pemikiran orang berkecerdasan matematislogis adalah induktif dan deduktif. Jalan pikirannya bernalar dan dengan mudah mengembangkan pola sebab akibat. Orang yang kuat dalam kecerdasan matematis-logis secara menonjol dapat melakukan tugas pemikiran sistem-sistem yang abstrak, seperti matematika dan filsafat. Orang yang berkecerdasan matematis-logis mudah belajar berhitung, kalkulus, dan bermain dengan angka. Bahkan, ia dengan senang menggeluti simbol angka dalam buku matematika daripada kalimat yang panjang-panjang. Anak yang mempunyai kecerdasan matematis-logis menonjol biasanya mempunyai nilai matematika yang baik, jalan pikirannya bila bicara dan memecahkan persoalan logis. Pikirannya rasional. Ia mudah belajar matematika dan sains. Anak ini biasanya suka belajar dengan skema, bagan, dan tidak begitu suka dengan bacaan yang panjang kalimatnya. Dengan karakter anak yang demikian, bagaimana guru mengembangkan kecerdasan matematis-logis anak? Paul Suparno (2004) mengatakan bahwa secara umum, guru dapat membantu 6

siswa untuk meningkatkan kecerdasan ini dengan beberapa latihan, seperti membuat formula atau simbol, melatih siswa untuk membuat kesimpulan dari yang konkret ke abstrak, membuat garis besar jalan pikiran, mengorganisir banyak hal dengan grafik, melatih mengurutkan sesuatu dalam bilangan, melatih berhitung, melatih silogisme, membiasakan problem solving, atau memberikan permainan-permainan yang punya pola. Adapun salah satu contoh model pembelajaran yang dapat mengembangkan kecerdasan matematis-logis pada siswa TK adalah sebagai berikut: Matematika TK Mengenal Bentuk Lingkaran (Armstrong: 1994 dalam Paul Suparno: 2004) Tujuan Alat : mengenal berbagai bentuk benda yang berwujud lingkaran. : berbagai benda yang berupa lingkaran, dengan berwarna-warni, dan besarnya berbeda. Kecerdasan yang ditekankan: interpersonal, kinestetik-badani, intrapersonal, ruang-visual, musik, linguistik, lingkungan, dan matematis-logis. Cara : 1) Siswa diajak membuat lingkaran dengan bergandengan tangan (interpersonal dan kinestetik) 2) Siswa diajak membentuk lingkaran dengan tubuh mereka saling berdempetan dan merasakan sentuhan teman (intrapersonal dan kinestetik) 3) Siswa diajak berkeliling kelas untuk melihat, mengamati, meraba semua benda berbentuk lingkaran yang disiapkan; lalu siswa diminta menggambar lingkaran seperti yang mereka lihat (ruang-visual) 4) Siswa diajak menyanyi: lingkaran-lingkaran, yang dibuat guru 7

(musikal) 5) Siswa bercerita tentang lingkaran yang telah dilihatnya\ (linguistik) 6) Siswa membandingkan lingkaran mana yang besar dan kecil, yang berwarna sama, mengurutkan (matematis-logis, ruangvisual, dan lingkungan) Bila model itu diringkaskan dalam tabel akan menjadi seperti berikut: Topik Kecerdasan Bentuk Pembelajaran Bentuk lingkaran Interpersonal Bergandengan bentuk lingkaran Kinestetik-badani Membentuk lingkaran Intrapersonal Merasakan sentuhan tubuh teman Ruang-visual Mengamati & menggambar lingkaran Musikal Menyanyi Linguistik Bercerita Matematis-logis Membandingkan & mengurutkan Lingkungan Membedakan PENUTUP Melihat uraian di atas, dapat dikatakan bahwa warung matematika merupakan hal yang penting dalam pembelajaran TK karena warung matematika dapat membantu mengembangkan kecerdasan matematis-logis anak dan kecerdasan lain sebagai pengiring (macam-macam kecerdasan sesuai pendapat Gardner). Dalam pembuatannya, warung matematika harus mempertimbangkan keamanan anak dan usaha guru adalah faktor yang utama. Perlu diingat bahwa membuat warung matematika tidak harus dari bahan yang mahal atau sulit didapat, tapi dapat menggunakan bahan yang sudah ada, sederhana, bahkan barang bekas. Warung matematika ini dapat dibuat oleh guru dan dapat langsung dimanfaatkan oleh guru tersebut. 8