BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Baridwan dalam As ad (2010:26) merupakan ringkasan dari suatu

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PSAK KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian laporan keuangan adalah suatu laporan yang berisikan informasi seputar

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya untuk mengurangi ketidakpastian investasi adalah dengan

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Informasi akuntansi merupakan informasi kuantitatif dalam bentuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tidak menentu pada saat sekarang ini membuat perusahaan harus memiliki

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. serta kepastian dari hasil evaluasi laporan keuangan. terhadap pihak intern dan ekstern perusahaan selama periode tertentu.

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kas diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung Putra Bandung

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Para pemakai laporan keuangan dapat mengevaluasi kemampuan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah

BAB II LANDASAN TEORITIS. perusahaan. Pada pokoknya laporan keuangan ditujukan kepada pihak-pihak di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akuntansi dan total arus kas. Belkaoui (2000:32) menyatakan bahwa Laba

BAB I PENDAHULUAN. untuk bersedia menyalurkan dananya melalui pasar modal adalah perasaan aman

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Tinjauan Umum Laporan Keuangan. keputusan. Pengertian laporan keuangan menurut PSAK (2007: 1-2):

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menggunakan arus kas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan

Laporan Keuangan: Neraca

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kas diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Informasi keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan masih diyakini sebagai alat yang

BAB II URAIAN TEORITIS

Sartono ( 2001: 6 ) Manajemen keuangan adalah sebagai manajemen dana, baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan untuk mengambil suatu keputusan. Oleh karena itu, laporan. Pengertian laporan keuangan ada berbagai macam, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. sektor property dan real estate merupakan sektor bisnis yang cukup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUJUAN LAPORAN KEUANGAN

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat yang handal bagi para pemakainya untuk mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. Penilaian investor akan prospek laba dimasa yang akan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Financial distress merupakan kondisi saat keuangan perusahaan dalam keadaan

lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Laporan Keuangan. keputusan dan pertanggungjawaban (accountability). Menurut Kamus

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Pengertian koperasi

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan menurut Sutrisno (2007:3) adalah semua aktivitas

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTURDI KABUPATEN SRAGEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperoleh dengan mengadakan analisis atau interprestasi terhadap data

BAB II TINJAUAN TEORITIS. untuk menjamin kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan sehingga kas

PEMAKAI DAN KEBUTUHAN INFORMASI

BAB II LANDASAN TEORI. menjelaskan kondisi keuangan suatu entitas yang ingin disampaikan kepada pihak-pihak

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi. II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi merupakan suatu proses pencatatan, pengelompokan dan

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar

BAB I PENDAHULUAN. saham dan volume perdagangan. Untuk kepentingan informasi tersebut

MANFAAT INFORMASI LABA DAN ARUS KAS OPERASI DALAM MEMPREDIKSI LABA MASA YANG AKAN DATANG

IAS 7 Laporan Arus Kas

MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. corporate governance. Teori ini menjelaskan hubungan antara principal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Laporan Keuangan 2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan adalah laporan yang berisikan informasi yang berguna bagi pihak internal dan eksternal perusahaan. Laporan keuangan merupakan pusat dari akuntansi keuangan yang terdiri atas laporan keuangan utama yaitu neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas (Stice dan Skousen: 2004, 12). Berdasarkan PSAK No.1 paragraf 7 (IAI 2009), laopran keuangan adalah penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas yang ditunjukkan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan. 2.1.2. Tujuan Laporan Keuangan Berdasarkan PSAK No.1 paragraf 7 (IAI 2009), tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggung jawaban manajemen atas pengguna sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Untuk mencapai tujuan tersebut suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi aktiva, kewajiban,

ekuitas, pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik serta arus kas. 2.1.3. Manfaat Laporan Keuangan Di dalam Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No.8 yang menggantikan SFAC No.1 dinyatakan manfaat laporan keuangan, yaitu bahwa pelaporan keuangan harus menyajikan informasi yang: 1. dapat membantu investor, kreditor dan pengguna lain yang potensial dalam membuat keputusan lain yang sejenis secara rasional, 2. dapat membantu investor, kreditor dan pengguna lain yang potensial dalam memperkirakan jumlah, waktu dan ketidakpastian penerimaan kas di masa yang akan datang yang berasal dari pembagian deviden ataupun pembayaran bunga dan pendapatan dari penjualan, 3. berisi tentang sumber daya ekonomi perusahaan. Klaim atas sumber daya kepada perusahaan atau pemilik modal, 4. berisi tentang prestasi perusahaan selama satu periode. Investor dan kreditor sering menggunakan informasi masa lalu untuk membantu menaksir prospek perusahaan.

2.1.4. Komponen dan Karakteristik Laporan Keuangan 2.1.4.1. Komponen Laporan Keuangan Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini: a. neraca, adalah laporan posisi keuangan dari entitas pada suatu tanggal tertentu biasanya pada akhir tahun, b. laporan laba rugi, adalah laporan hasil operasi suatu entitas selama periode tertentu misalnya satu bulan atau satu tahun, c. laporan perubahan ekuitas, adalah laporan yang menyajikan ikhtisar perubahan yang terjadi dalam ekuitas pemilik pada suatu entitas untuk suatu periode tertentu, d. laporan arus kas, adalah laporan yang menggambarkan jumlah kas masuk (penerimaan kas) dan jumlah kas keluar (pengeluaran kas) dan jumlah kas keluar (pengeluaran kas) dalam suatu periode tertentu, e. catatan atas laporan keuangan, adalah catatan yang berisi informasi tambahan dan juga informasi mengenai hal-hal yang tidak terdapat dalam keempat laporan sebelumnya. 2.1.4.2. Karakteristik Laporan Kauangan Informasi dalam laporan keuangan bermanfaat untuk pengambilan keputusan oleh pemakainya maka laporan keuangan

harus memiliki karakter kualitatif. Kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan (KDPPLK) menyebutkan empat karakteristik kualitatif laporan keuangan yaitu dapat dipahami, relevan, keandalan, dapat dibandingkan dan pemakai laporan keuangan. a) Dapat dipahami Kualitas penting yang ada di dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis akuntansi serta kemauan mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. b) Relevan Informasi harus relevan agar bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam memproses pengambilan keputusan. Informasi mempunyai kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu dan masa kini, menegaskan atau mengkoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakekat dan materialitasnya. Informasi dipandang material kalau ada kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut yang dapat mempengaruhi keputusan ekonomi yang diambil atas dasar laporan keuangan.

c) Keandalan Informasi juga harus andal (realiable). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakaiannya sebagai penyajian yang tulus dan jujur (faithfull representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. Unsur-unsur subtansi mengungguli bentuk, netral pertimbangan sehat dan kelengkapan. d) Dapat dibandingkan Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kineja keuangan. Pemakai juga harus dapat membandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Informasi yang di sediakan oleh laporan keuangan tidak akan berguna seandainya tidak relevan. Dalam membuat keputusan, pemakai tidak hanya mengerti dan memahami informasi yang disajikan tetapi juga harus mampu menilai tingkat keandalan dan dapat diperbandingkan dengan informasi tentang kemungkinan alternatif dan pengalaman yang lalu.

e. Pemakai Laporan Keuangan Menurut Prastowo, dkk (2004:4), pemakai laporan keuangan merupakan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan atau disebut juga Business Stakeholders yang menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Pemakai laporan keuangan tersebut dapat dijelaskan yaitu investor, kreditor (pemberi pinjaman), pemasok dan kreditur usaha lainnya, shareholder s, pelanggan, pemerintah dan karyawan. 1) Investor Penanam modal beresiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan resiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut. 2) Kreditor (pemberi pinjaman) Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar saat jatuh tempo.

3) Pemasok dan kreditur usaha lainnya Pemasok dan kreditur usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar saat jatuh tempo. Kreditur usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek dibandingkan kreditur. 4) Shareholder s Para pemegang saham berkepentingan dengan informasi mengenai kemajuan perusahaan, pembagian keuntungan yang akan diperoleh, dan penambahan modal untuk business plan selanjutnya. 5) Pelanggan Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau tergantung perusahaan. 6) Pemerintah Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan arena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. 7) Karyawan Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas

perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jaga, manfaat pensiun dan kesempatan kerja. 8) Masyarakat Perusahaan mempengaruhi masyarakat dalam berbagai cara. Misalnya perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik. 2.2 Arus Kas 2.2.1. Pengertian Laporan Arus Kas Pengertian laporan arus kas menurut PSAK No.2 (2007: paragraf 9 dan 10) menjelaskan bahwa: Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasi menurut aktiviitas operasi, investasi dan pendanaan. Perusahaan menyajikan arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis perusahaan tersebut. Klasifikasi menurut aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara kas. Stice et al (2004: 319) menyatakan bahwa: Laporan arus kas (statement of cash flow) menjelaskan perubahan pada kas atau setara kas (cash equivalent) dalam periode tertentu. Setara kas adalah investasi jangka pendek yang amat likuid yang bisa segera ditukar dengan kas.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat dikemukakan bahwa laporan arus kas masuk dan arus kas keluar dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan yang dilakukan perusahaan dalam suatu periode tertentu. 2.2.2. Pelaporan Arus Kas Pelaporan arus kas memerlukan unsur-unsur perhitungan dan penyesuaian yang terdapat pada neraca dan laporan laba rugi yang mempengaruhi kas dan di dasarkan pada tiap-tiap tipe aktivitas. Pelaporan arus kas dari aktivitas operasi berbeda dengan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Terdapat dua metode untuk menghitung dan melaporkan kas bersih dari aktivitas operasi seperti yang di isyaratkan oleh PSAK No.2, yakni : 1) Metode Langsung (Direct Method), dan Metode langsung mengungkapkan kelompok dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto. Setiap pos (akun) neraca dan laporan laba rugi diperiksa kembali untuk mengetahui jumlah kas yang diterima atau dikeluarkan sehubungan dengan pos tertentu. 2) Metode Tidak Langsung (Indirect Method) Metode tidak langsung mengungkapkan penyesuaian laba atau rugi bersih pada laporan laba rugi dari pengaruh transaksi bukan kas, nilai akrual dan penangguhan (deferral) yang tidak mempengaruhi arus kas. Kedua metode tersebut menghasilkan jumlah yang sama, yaitu jumlah arus

kas bersih yang disediakan oleh arus kas operasi. Menurut Stice et al (2004:331) kedua metode tersebut memiliki kelebihan masing-masing. Kelebihan utama dari metode langsung adalah sangat mudah dipahami dan intuitif. Sementara kelebihan utama dari metode tidak langsung adalah metode ini menandai faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan antara laba bersih dan arus kas dari aktivitas operasi. 2.2.3. Tujuan dan Manfaat Laporan Arus kas Persyaratan Standart Akuntansi Keuangan No.2 (2007: paragraf 1 dan 3) menjelaskan tujuan dan manfaat laporan arus kas adalah: Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan yang lain, laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang. Simamora (2000: 489) mengemukakan bahwa laoporan arus kas berisi informasi dalam menilai bermacam-macam aspek dari posisi keuangan, yaitu : 1. kemampuan entitas untuk menghasilkan arus kas di masa depan, walaupun laporan arus kas melaporkan arus kas masa lalu, laporan ini akan berfaedah untuk menilai arus kas perusahaan dimasa yang akan datang, 2. kemampuan entitas untuk membagikan deviden dan memenuhi kewajibannya, 3. sebab-sebab perbedaan antara pendapatan bersih dan kas bersih yang disediakan (dipakai) oleh kegiatan operasi, dan

4. transaksi-transaksi pendanaan dan investasi kas selama periode tertentu Dengan demikian laporan arus kas membantu menunjukkan bagaimana melaporkan suatu laba rugi bersih dan tetap mengadakan pengeluaran modal serta membagikan deviden tunai. 2.2.4. Klasifikasi Laporan Arus Kas Menurut Stice et al (2004:319), dalam laporan arus kas, penerimaan dan pengeluaran arus kas diklasifikasikan menurut tiga kategori utama yakni : aktivitas operasi, aktivitas investasi dan pendanaan. 2.2.4.1. Arus kas dari aktivitas operasi Arus kas dari aktivitas operasi adalah akibat dari transaksi atau peristiwa yang efeknya ikut dipertimbangkan dalam penentuan laba rugi operasi (operating income). Karena itu, penerimaan kas dari penjualan barang atau jasa akan merupakan bagian terpenting dari arus kas masuk bagi perusahaan pada umumnya. Pos-pos yang berhubungan adalah laporan laba rugi, aktiva operasi lancar dan kewajiban operasi lancar. Munawir (2004:244) meyebutkan bahwa: Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi didefinisikan sebagai seluruh transaksi penerimaan kas yang berkaitan dengan biaya operasi, termasuk pembayaran kepada pemasok barang atau jasa, pembayaran upah, bunga dan pajak (arus kas yang diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapat perusahaan). Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau tugi bersih. Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan acuan yang menetukan apakah perusahaan dari kegiatan operasinya dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara

kemampuan operasi perusahaan, melakukan investasi baru dan membagikan deviden tunai tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Menurut PSAK No. 2 paragraf 13 (IAI : 2009) dinyatakan bahwa jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Informasi mengenai unsur tertentu arus kas historis bersama dengan informasi lain, berguna dalam memprediksi arus kas operasi masa depan. 2.2.4.2. Arus Kas dari aktivitas investasi Stice at al (2007:240) menjelaskan aktivitas utama dari aktivitas investasi: The primary investing activities are purchase and sale of land, buildings, equipment, and other assets not generallyheld for resale. In addition, investing activities include the purchase and sale of financial instruments not intended for trading purposes, as well as the making and collecting of loans. Arus kas dari aktivitas perlu diungkapkan secara terpisah karena arus kas ini mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan

arus kas masa depan. Arus kas yang bersal dari aktivitas investasi tidak diklasifikasikan sebagai arus kas dari aktivitas operasi karena secara tidak langsung berhubungan dengan usaha utama sebagai operasi berlanjut pada suatu perusahaan. Pos-pos yang berhubungan dengan aktiva tetap, investasi jangka panjang, dan aktiva jangka panjang lainnya. 2.2.4.3. Arus kas dari aktivitas pendanaan Arus kas dari aktivitas pendanaan adalah akibat dari transaksi atau peristiwa penerimaan kas dan pengeluaran kas kepada para pemegang saham atau pemilik yang disebut sebagai pendanaan ekuitas (equity financing), sedangkan penerimaan kas dan pengeluaran kas kepada para kreditor disebut sebagai pendanaan perlu diungkapkan secara terpisah karena menunjukkan komposisi modal dan pinjaman perusahaan dan berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemegang saham dan kreditor. Pos-pos yang berhubungan adalah kewajiban jangka panjang, saham dan deviden. 2.3. Laba Akuntansi Ukuran kinerja akuntansi perusahaan yaitu laba akuntansi dan total arus kas. Ahmed Belkaoui (2000:332) menyatakan bahwa laba akuntansi secara operasional didefinisikan sebagai perbedaan antara pendapatan yang direalisasikan yang berasal dari transaksi suatu periode dan berhubungan dengan biaya historis. Dalam metode historical cost (biaya historis) laba diukur berdasarkan selisih aktiva bersih awal dan akhir

periode yg masing-masing diukur dengan biaya historis sehingga hasil akan sama degan laba yg dihitung sebagai selisih pendapatan dan biaya. Menurut pengertian akuntansi konvensional dinyatakan bahwa laba akuntansi adalah perbedaan antara pendapatan yang dapat direalisir yang dihasilkan dari transaksi dalam suatu periode dengaqn biaya yg layak dibebankan (Muqodim 2005:111). Suwardjono (2005:455) mendefinisikan laba sebagai pendapatan dikurangi biaya merupakan pendefinisian secara struktural atau sintaktik karena laba tidak didefinisi secara terpisah dari pengertian pendapatan dan biaya. Pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah laba yang merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya secara akrual. SFAC No. 1 dalam Ataina (1999) menyatakan bahwa laporan laba rugi yang disusun berdasar basis akrual lebih akurat untuk menaksir prospek alirran kas dari pada laporan laba rugi yang disusun berdasar basis kas. Pengertian semacam ini akan memudahkan pengukuran dan pelaporan laba secara objektif. Perekayasa akuntansi mengharapkan bahwa laba semacam itu bermanfaat bagi para pemakai statemen keuangan khusus investor dan kreditor. Pendefinisian laba seperti ini jelas akan lbh bermakna sebagai pengukur kembali atas investasi (return on investment) daripada sekadar perubahan kas. Laba akuntansi terdapat berbagai komponen yaitu kombinasi beberapa komponen pokok seperti laba kotor laba usaha laba sebelum pajak dan laba sesudah pajak (Muqodim 2005:131). Sehingga dalam

menentukan besar laba akuntansi investor dapat melihat dari perhitungan laba setelah pajak. SFAC No. 1 dalam Belkaoui (2000:332) mengasumsikan bahwa laba akuntansi merupakan ukuran yang baik dari kinerja suatu perusahaan dan bahwa laba akuntansi dapat digunakan utk meramalkan arus kas masa depan. Penulis lain mengasumsikan bahwa laba akuntansi adalah relevan dengan cara yang biasa untuk model-model keputusan dari investor dan kreditor. Laba akuntansi degan berbagai interpretasi diharapkan dapat digunakan antara lain sebagai (Suwardjono 2005: 456). Indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembalian atas investasi (rate of retun on inuested capital). 1) pengukur prestasi atau kinerja badan usaha dan manajemen, 2) dasar penentuan besar pengenaan pajak, 3) alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomik suatu negara, 4) dasar penentuan dan penilaian kelayakan tarif dalam perusahaan public, 5) alat pengendalian terhadap debitor dalam kontrak utang, 6) dasar kompensasi dan pembagian bonus, 7) alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan, 8) dasar pembagian dividen. Dilihat secara mendalam laba akuntansi bukanlah definisi yang sesungguhnya dari laba melainkan hanya merupakan penjelasan mengenai cara untuk menghitung laba. Karakteristik dari pengertian laba akuntansi

semacam itu mengandung beberapa keunggulan. Beberapa keunggulan laba akuntansi yg dikemukakan oleh Muqodim (2005 : 114) adalah: a. terbukti teruji sepanjang sejarah bahwa laba akuntansi bermanfaat bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi, b. laba akuntansi telah diukur dan dilaporkan secara obyektif dapat diuji kebenaran sebab didasarkan pada transaksi nyata yang didukung oleh bukti, c. berdasarkan prinsip realisasi dalam mengakui pendapatan laba akuntansi memenuhi dasar konservatisme, d. laba akuntansi bermanfaat untuk tujuan pengendalian terutama berkaitan degan pertanggungjawaban manajemen. Menurut Febrianto dan Widiastuty (2005) dalam Ariani (2010), ketiga angka laba akuntansi yakni laba kotor, laba operasi dan laba bersih bermanfaat untuk pengukuran efisiensi dalam mengelola perusahaan. Investor dan kreditor yakin bahwa ukuran kinerja yang diutamakan dalam penilaiaan kinerja perusahaan adalah ukuran kinerja yang mampu menggambarkan kondisi dan prospek perusahaan di masa mendatang dengan lebih baik. Penilaian kinerja perusahaan ini didasarkan melalui informasi pada laporan laba rugi yang menyajikan informasi laba kotor, laba operasi dan laba bersih. 2.4. Gross Profit Margin

Gross profit margin mengukur seberapa banyak laba yang dapat dihasilkan dari penjualan atau pendapatan. Rasio yang rendah bisa disebabkan karena penjualan turun lebih besar dari turunnya ongkos, dan sebaliknya. Setiap perusahan berkepentingan terhadap profit margin yang tinggi. Untuk menghitung gross profit margin digunakan rumus sebagai berikut : Gross profit margin = Penjualan Bersih Harga Pokok Penjualan Penjualan Bersih x 100% Gross profit margin atau persentase gross profit margin, merupakan ukuran kinerja utama. Semua biaya lainnya harus dapat ditutup oleh gross profit margin ini, dan laba yang dihasilkan adalah saldo yang tersisa setelah biaya-biaya tersebut. Perusahaan harus menghasilkan gross profit margin yang cukup agar dapat menguntungkan. Gross profit margin harus cukup besar untuk mendanai pengeluaran penting yang mengarah ke masa depan seperti penelitian dan pengembangan, pemasaran dan iklan. Gross profit margin suatu industri berbeda dengan industri yang lain. Tergantung pada berbagai faktor seperti kompetisi, investasi modal dan besaran biaya yang harus ditutup oleh gross profit margin. 2.5. Prediksi Arus Kas Tujuan umum akuntansi adalah memberikan informasi yang dapat digunakan untuk memprediksi kejadian-kejadian bisnis. Adapaun kriteria nilai prediksi secara umum adalah suatu probabilitas hubungan antara kejadian ekonomi yang penting bagi pengambilan keputusan dan variabel

prediktor yang relevan dalam informasi akuntansi. Kecenderungan untuk meramalkan atau menduga suatu peristiwa secara lebih tepat khususnya dalam bidang ekonomi akan memberikan dasar yang lebih baik untuk perencanaan. Akan tetapi ada dua hal yang perlu di ingat, pertama adalah bahwa keberhasilan peramalan ini tidak selalu bermanfaat secara langsung bagi manajer/ pihak lainnya. Kedua adalah, perbedaan antara peristiwa eksternal diluar kendali dengan peristiwa internal yang dapat dikendalikan. Prediksi atau peramalan dapat digunakan untuk mengetahui keadaan usaha di masa mendatang. Peramalan dilakukan atas dasar data didapat dari periode lampau. Likuiditas perusahaan dapat diukur dengan beberapa alat, salah satu alat yang berguna adalah peramalan kas jangka pendek. Peramalan kas jangka pendek ini berguna bagi pemakai internal dan eksternal. Pengguna internal seperti manajer dan auditor, peramalan arus kas diperlukan untuk mengevaluasi aktivitas operasi perusahaan sekarang dan dimasa yang akan datang. Pemakai ekternal seperti kreditor, peramalan arus kas diguanakan untuk melihat kemampuan perusahaan membayar utang jangka pendek. Analisis keuangan lebih banyak menggunakan informasi yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran kas yang mencerminkan likuiditas dari informasi laba akuntansi. Prediksi arus kas masa depan merupakan informasi penting yang membantu pengambilan keputusan bagi pengguna laporan keuangan. As ad (2010) menyatakan bahwa

informasi arus kas juga memungkinkan para pemakai laporan keuangan mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan dari berbagai perusahaan dan mengunkapkan bahwa informasi arus kas mampu memberikan indikasi keberhasilan usaha yang rinci dan nyata sehingga penilaian kinerja yang didasarkan informasi tersebut menjadi lebih berarti. 2.6. Tinjauan Penelitian Dahulu Berikut disajikan tinjauan hasil penelitian terdahulu untuk mendukung kerangka penelitian. Tabel 2.1 Ringkasan penilitian terdahulu Nama Penelitian Varibel Penelitian Kesimpulan dan hasil Bandi dan Rahmawati (2005) Dahler dan Febrianto (2006) Independen: Arus kas aktivitas operasi, arus kas aktivitas pendanaan, arus kas aktivitas investasi, earnings Dependen: Arus kas masa depan Independen: arus kas operasi tahun berjalan dan laba bersih sebelum pospos luar biasa tahun berjalan Dependen: Arus kas dari aktivitas operasi perusahaan periode setelah tahun amatan. Baik earning dan komponen arus kas secara bersama-sama dapat digunakan untuk memprediksi arus kas masa depan. Arus kas operasi tahun berjalan memiliki kemampuan lebih baik dibandingkan dengan laba dalam memprediksi arus kas operasi masa yang akan datang. Ariani Independen: laba Laba kotor, laba operasi dan laba

(2010) kotor, laba operasi, laba bersih Dependen: Arus kas masa depan bersih secara simultan berpengaruh signifikan dalam memprediksi arus kas masa depan. Serta laba kotor memiliki kemampuan yang paling baik dalam memprediksi arus kas masa depan. Muchlis 2011 Setiawan (2010) Independen: arus kas aktivitas operasi, gross profit margin, laba bersih Dependen: Arus kas masa depan. Independen: perubahan laba, perubahan piutang, perubahan persediaan, perubahan biaya administrasi dan penjualan, perubahan gross profit margin, perubahan arus kas Dependenn: laba masa depan dan arus kas masa depan Arus kas aktivitas operasi, gross pfofit margin, dan laba bersih secara bersama-sama berpengaruh terhadap prediksi arus kas masa depan Perubahan laba secara parsial berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba 1 tahun ke depan namun tidak terhadap perubahan arus kas 1 tahun kedepan. Perubahan arus kas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba 1 tahun ke depan maupun perubahan arus kas 1 tahun ke depan pada taraf 10%. 2.7. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 2.7.1. Kerangka Konseptual Kerangka konseptual penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainya dari masalah yang ingin diteliti. Kerangka konsep ini gunanya untuk menghubungkan atau menjelaskan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang telah diketahui dalam suatu masalah sesuai dengan variabel yang diteliti.

Arus Kas Aktivitas Operasi (X 1 ) Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Sumber : Diolah penulis, 2013 Gross Profit Margin (X 2 ) Arus Kas Masa Depan (Y) Laba Bersih 1. Pengaruh (XArus 3 ) Kas Aktivitas Operasi terhadap Arus Kas Masa Depan Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan, umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih, dan merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasi perusahaan dapat menghasilkan kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar (Daniati dan Suhairi, 2006). Penyajian jumlah arus kas dari aktivitas operasi merupakan indikator yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan apakah arus kas yang dihasilkan cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi, serta melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber dari luar. Arus kas yang berasal dari aktivitas operasi berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta untuk menilai kebutuhan

operasional perusahaan. Arus kas dari aktivitas operasi merupakan prediktor dalam memprediksi arus kas masa depan (Bandi dan Rahmawati,2005). 2. Pengaruh Gross Profit Margin terhadap Arus Kas Masa Depan Gross profit margin, merupakan perbandingan antara laba kotor dengan penjualan bersih. Semua biaya harus dapat ditutup oleh gross profit margin ini, dan laba yang dihasilkan adalah saldo yang tersisa setelah biaya-biaya tersebut. Dalam penyusunan laporan laba rugi, laba kotor dilaporkan lebih awal dari dua angka laba lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa perhitungan laba kotor akan menyertakan lebih sedikit komponen pendapatan dan biaya dibandingkan dengan angka laba lainnya. Semakin detail perhitungan suatu angka laba, maka semakin banyak pilihan metode akuntansi yang disertakan sehingga semakin rendah kualitas laba (Ariani, 2010:35). Dengan demikian laba kotor akan memiliki pengaruh dalam prediksi arus kas masa depan. 3. Pengaruh Laba Bersih terhadap Arus Kas Masa Depan Informasi laba yang merupakan komponen dari laporan keuangan memiliki potensi yang sangat penting baik bagi pihak intern maupun ekstern. Penyajian informasi laba melalui laporan keuangan merupakan fokus kinerja perusahaan yang paling penting dibandingkan dengan pengukuran kinerja yang mendasarkan pada gambaran yang mendasarkan pada gambaran meningkatnya dan menurunnya modal bersih. Fokus kinerja tersebut mengukur keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai

tujuan operasi yang profitable. Informasi laba memainkan peranan yang signifikan dalam proses pengambilan keputusan oleh pengguna laporan keuangan yang diterbitkan. Informasi laba memiliki manfaat antara lain, menilai kinerja manajemen membantu mengestimasi kemampuan laba yang representative dalam jangka panjang, memprediksi laba dan manaksir resiko dalam investasi atau kredit (Setiawan, 2010:3). Keputusan tersebut, baik pihak intern maupun ekstern dianggap memerlukan informasi dari perusahaan tentang likuidasi dan solvensi, kemampuan menghasilkan laba, merupakan kemampuan mendatangkan aliran kas dan prestasi manajemen. Angka laba bersih adalah angka yang menunjukkan selisih antara seluruhpendapatan dari kegiatan operasi perusahaan maupun non operasi perusahaan. Laba bersih ini adalah laba yang menunjukkan bagian laba yang akan ditahan di dalam perusahaan dan yang akan dibagikan sebagai dividen, hasil laba tersebut, memiliki kandungan informasi tersendiri yang dapat digunakan untuk memprediksi laba dan juga aliran kas masa depan (Ariani,2010) 2.7.2 Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus diuji kebenarannya atas suatu penelitian yang dilakukan agar dapat mempermudah dalam menganalisis. Berdasarkan tujuan, landasan teori, serta kerangka pemikiran teoritis, maka hipotesis diajukan dalam penelitian ini adalah :