Perencanaan Ulang Jembatan Lemah Ireng II pada Jalan Tol Semarang-Bawen Menggunakan Jembatan Busur Rangka Baja

dokumen-dokumen yang mirip
Perencanaan Modifikasi Rangka Busur Baja pada Jembatan Pemali disertai Damper sebagai Longitudinal Stopper

OLEH : ANDREANUS DEVA C.B DOSEN PEMBIMBING : DJOKO UNTUNG, Ir, Dr DJOKO IRAWAN, Ir, MS

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN BANTAR III BANTUL-KULON PROGO (PROV. D. I. YOGYAKARTA) DENGAN BUSUR RANGKA BAJA MENGGUNAKAN BATANG TARIK

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN JUANDA DENGAN METODE BUSUR RANGKA BAJA DI KOTA DEPOK

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN MALO-KALITIDU DENGAN SYSTEM BUSUR BOX BAJA DI KABUPATEN BOJONEGORO M. ZAINUDDIN

PERENCANAAN JEMBATAN MALANGSARI MENGGUNAKAN STRUKTUR JEMBATAN BUSUR RANGKA TIPE THROUGH - ARCH. : Faizal Oky Setyawan

PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN BANGILTAK DESA KEDUNG RINGIN KECAMATAN BEJI KABUPATEN PASURUAN DENGAN BUSUR RANGKA BAJA

Nama : Mohammad Zahid Alim Al Hasyimi NRP : Dosen Konsultasi : Ir. Djoko Irawan, MS. Dr. Ir. Djoko Untung. Tugas Akhir

TUGAS AKHIR RC

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN KALI BAMBANG DI KAB. BLITAR KAB. MALANG MENGGUNAKAN BUSUR RANGKA BAJA

disusun oleh : MOCHAMAD RIDWAN ( ) Dosen pembimbing : 1. Ir. IBNU PUDJI RAHARDJO,MS 2. Dr. RIDHO BAYUAJI,ST.MT

PERANCANGAN JEMBATAN KATUNGAU KALIMANTAN BARAT

DESAIN JEMBATAN BARU PENGGANTI JEMBATAN KUTAI KARTANEGARA DENGAN SISTEM BUSUR

TUBAGUS KAMALUDIN DOSEN PEMBIMBING : Prof. Tavio, ST., MT., Ph.D. Dr. Ir. Hidayat Soegihardjo, M.S.

ABSTRAK. Oleh : Wahyu Rifai Dosen Pembimbing : Sapto Budi Wasono, ST, MT

PERENCANAAN JEMBATAN BUSUR MENGGUNAKAN DINDING PENUH PADA SUNGAI BRANTAS KOTA KEDIRI. Oleh : GALIH AGENG DWIATMAJA

Modifikasi Perencanaan Struktur Jembatan Kasiman Bojonegoro Dengan Busur Rangka Baja

KAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU

PERENCANAAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN RANGKA BAJA MUSI VI KOTA PALEMBANG SUMATERA SELATAN. Laporan Tugas Akhir. Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1

Modifikasi Jembatan Lemah Ireng-1 Ruas Tol Semarang-Bawen dengan Girder Pratekan Menerus Parsial

MODIFIKASI PERANCANGAN JEMBATAN TRISULA MENGGUNAKAN BUSUR RANGKA BAJA DENGAN DILENGKAPI DAMPER PADA ZONA GEMPA 4

PERENCANAAN BANGUNAN ATAS JEMBATAN LENGKUNG RANGKA BAJA KRUENG SAKUI KECAMATAN SUNGAI MAS KABUPATEN ACEH BARAT

PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER

Modifikasi Jembatan Buol Sulawesi Tengah Menggunakan Jembatan Busur Menerus Rangka Baja

STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( )

PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

LANDASAN TEORI. Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-7 1

TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG STRUKTUR JEMBATAN MERR II-C DENGAN MENGGUNAKAN BALOK PRATEKAN MENERUS (STATIS TAK TENTU)

KONTROL ULANG PENULANGAN JEMBATAN PRESTRESSED KOMPLANG II NUSUKAN KOTA SURAKARTA

DESAIN STRUKTUR JEMBATAN RANGKA BAJA BENTANG 80 METER BERDASARKAN RSNI T ABSTRAK

DESAIN DAN METODE KONSTRUKSI JEMBATAN BENTANG 60 METER MENGGUNAKAN BETON BERTULANG DENGAN SISTIM PENYOKONG

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN

BAB II LANDASAN TEORI

PERENCANAAN ULANG GEDUNG PERKULIAHAN POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK

STUDY PEMODELAN STRUKTUR SUBMERGED FLOATING TUNNEL

Modifikasi Jembatan Sembayat Baru II Menggunakan Sistem Jembatan Busur Rangka Baja

Analisis Konstruksi Jembatan Busur Rangka Baja Tipe A-half Through Arch. Bayzoni 1) Eddy Purwanto 1) Yumna Cici Olyvia 2)

PERENCANAAN JEMBATAN COMPOSITE GIRDER YABANDA JAYAPURA, PAPUA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA SATU. Oleh : RIVANDI OKBERTUS ANGRIANTO NPM :

PERANCANGAN STRUKTUR JEMBATAN RANDUSONGO DI KABUPATEN SLEMAN, PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

DESAIN DAN METODE KONSTRUKSI JEMBATAN BENTANG 60 METER MENGGUNAKAN BETON BERTULANG DENGAN SISTIM PENYOKONG

BAB V PENULANGAN ELEMEN VERTIKAL DAN HORIZONTAL

STANDAR JEMBATAN DAN SNI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN

OPTIMASI TEKNIK STRUKTUR ATAS JEMBATAN BETON BERTULANG (STUDI KASUS: JEMBATAN DI KABUPATEN PEGUNUNGAN ARFAK)

Oleh : MUHAMMAD AMITABH PATTISIA ( )

Analisis Konstruksi Jembatan Busur Rangka Baja Tipe A-half Through Arch. Yumna Cici Olyvia 1) Bayzoni 2) Eddy Purwanto 3)

Disusun Oleh : Anis Massaroh NPM

ANAAN TR. Jembatan sistem rangka pelengkung dipilih dalam studi ini dengan. pertimbangan bentang Sungai Musi sebesar ±350 meter. Penggunaan struktur

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah dengan analisis studi kasus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain : Struktur jembatan atas merupakan bagian bagian jembatan yang

OPTIMALISASI DESAIN JEMBATAN LENGKUNG (ARCH BRIDGE) TERHADAP BERAT DAN LENDUTAN

Modifikasi Perencanaan Struktur Gedung Tower C Apartemen Aspen Admiralty Jakarta Selatan Dengan Menggunakan Baja Beton Komposit

Analisa penampang komposit terhadap geser. φvn = 602,6 kn 302,98 kn (ok) Interaksi geser dan lentur

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan dan kemajuan suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya dilakukan penelitian untuk menemukan bahan-bahan baru atau

TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN GAYAM KABUPATEN BLITAR DENGAN BOX GIRDER PRESTRESSED SEGMENTAL SISTEM KANTILEVER

MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA DENGAN BALOK KOMPOSIT PADA GEDUNG PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

Jembatan Komposit dan Penghubung Geser (Composite Bridge and Shear Connector)

PERBANDINGAN STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN STRUKTUR BAJA DARI ELEMEN BALOK KOLOM DITINJAU DARI SEGI BIAYA PADA BANGUNAN RUMAH TOKO 3 LANTAI

PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA JEMBATAN LINGKAR UNAND,PADANG

3.3. BATASAN MASALAH 3.4. TAHAPAN PELAKSANAAN Tahap Permodelan Komputer

PERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN LENGKUNG RANGKA BAJA DUA TUMPUAN BENTANG 120 METER Razi Faisal 1 ) Bambang Soewarto 2 ) M.

Kajian Pengaruh Panjang Back Span pada Jembatan Busur Tiga Bentang

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Untuk mempermudah perancangan Tugas Akhir, maka dibuat suatu alur

BAB III METODOLOGI DESAIN

STRUKTUR JEMBATAN BAJA KOMPOSIT

PRESENTASI TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI D III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010

Arah X Tabel Analisa Δs akibat gempa arah x Lantai drift Δs drift Δs Syarat hx tiap tingkat antar tingkat Drift Ke (m) (cm) (cm) (cm)

PERHITUNGAN STRUKTUR GEDUNG SANTIKA HOTEL BEKASI DENGAN METODE SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM)

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN

PERANCANGAN ALTERNATIF STRUKTUR JEMBATAN KALIBATA DENGAN MENGGUNAKAN RANGKA BAJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain seperti

PERANCANGAN MODIFIKASI DENGAN MENGGUNAKAN. Oleh : Sulistiyo NRP Dosen Pembimbing : Ir. Iman Wimbadi, MS

Modifikasi Perencanaan Gedung Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja Jakarta Dengan Metode Pracetak

Modifikasi Perencanaan Struktur Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Kota Probolinggo Dengan Metode Sistem Rangka Gedung

PERENCANAAN PETRA SQUARE APARTEMENT AND SHOPPING ARCADE SURABAYA MENGGUNAKAN HEXAGONAL CASTELLATED BEAM NON-KOMPOSIT

ANALISA PERHITUNGAN DAN RESIKO MANAGEMENT STRUKTUR ATAS JEMBATAN RANGKA BENTANG 40 METER PADA JEMBATAN BUNGKUK PALARAN

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA-BETON

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA BERATURAN TAHAN GEMPA BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450

TUGAS AKHIR RC OLEH : ADE SHOLEH H. ( )

PERANCANGAN JEMBATAN WOTGALEH BANTUL YOGYAKARTA. Laporan Tugas Akhir. Atma Jaya Yogyakarta. Oleh : HENDRIK TH N N F RODRIQUEZ NPM :

BAB II PERATURAN PERENCANAAN

TONNY RIZKYA NUR S ( ) DOSEN PEMBIMBING :

MODIFIKASI JEMBATAN BUOL SULAWESI TENGAH MENGGUNAKAN CONTINUOUS STEEL TRUSS ARCH

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG SEKOLAH SMP SMU MARINA SEMARANG

Alternatif Perencanaan Gedung 3 Lantai pada Tanah Lunak dengan dan Tanpa Pondasi Dalam

OPTIMASI BERAT STRUKTUR RANGKA BATANG PADA JEMBATAN BAJA TERHADAP VARIASI BENTANG. Heavy Optimation Of Truss At Steel Bridge To Length Variation

BAB V PERHITUNGAN KONSTRUKSI

MODIFIKASIN PERANCANGAN GEDUNG APARTEMEN THE PAKUBUWONO HOUSE DENGAN BALOK PRATEKAN

PERENCANAAN ULANG JEMBATAN RANGKA BAJA Jl. Ir. SUTAMI JURUG DENGAN PEMBEBANAN MENURUT RSNI T

Modifikasi Perencanaan Gedung Office Block Pemerintahan Kota Batu Menggunakan Struktur Komposit Baja Beton

Disusun Oleh : ZAINUL ARIFIN

BAB V PEMBAHASAN. terjadinya distribusi gaya. Biasanya untuk alasan efisiensi waktu dan efektifitas

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-232 Perencanaan Ulang Jembatan Lemah Ireng II pada Jalan Tol Semarang-Bawen Menggunakan Jembatan Busur Rangka Baja Prasetyo Nur Hakikie dan Endah Wahyuni Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: endah@ce.its.ac.id Abstrak Jembatan Lemah Ireng II terletak pada STA 21+912 ~ STA 22+410 jalan tol Semarang-Bawen. Jenis jembatan Multi Span Continuous I-Girder dengan panjang bentang 298,15 dan lebar 2x12 m. Pada struktur bawah jembatan terdapat enam pilar dan dua abutmen. Perencanaan ulang dilakukan dengan menggunakan jembatan busur rangka baja menerus dengan lebar 12 m dan tinggi busur 20 m. Desain jembatan busur menerus terbagi menjadi dua bagian yaitu, bentang tengah 100 m dan dua bentang tepi 50 m.perencanaan bangunan atas jembatan Lemah Ireng II menghitung antara lain, struktur lantai kendaraan, struktur baja ikatan angin, struktur baja rangka utama, struktur sambungan, dan desain perletakan. Dalam perencanaan ini harus memenuhi peraturan terbaru, antara lain SNI 1725:2016, RRSNI T-03-2005, SNI 2833:2008, SNI 2847:2013 serta peraturan lain yang berkaitan dengan perencanaan jembatan baja. Perencanaan rangka utama menggunakan kombinasi KUAT 1 (SNI 1725:2016), sedangkan perencanaan ikatan angin menggunakan kombinasi KUAT 3 (SNI 1725:2016). Perencanaan bangunan bawahpada tugas akhir ini menghitung struktur abutment, struktur pilar, dan pondasi bored pile. Abutment dan pilar menggunakan struktur beton bertulang sesuai dengan SNI 2847:2013. Hasil dari analisa struktur diperoleh: tebal pelat lantai kendaraan 20 cm, dimensi ikatan angin terbesar CHS 267,4x7, dimensi struktur rangka utama terbesar BOX 600x600x25, dimensi struktur rangka diagonal terbesar BOX 400x400x25, dimensi portal akhir BOX 600x600x25, diameter kabel penggantung 45 mm, perletakan menggunaan tipe POT bearing. Pondasi yang digunakan berupa pondasi bored pile dengan jumlah tiang pada abutment sebanyak 21 buah dan jumlah tiang pada pilar sebanyak 60 buah. Kata Kunci Lemah Ireng, jembatan busur rangka baja, jembatan busur menerus, POT bearing, bored pile. T I. PENDAHULUAN RANSPORTASI adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh manusia atau mesin [1]. Menurut data Badan Pusat Statistik (2016) pada tahun 2014 jumlah kendaraan bermotor telah mencapai lebih dari seratus sepuluh juta kendaraan. Hal ini harus diimbangi dengan infrastruktur transportasi darat yang memadai dari segi kelayakan dan jumlahnya. Infrastruktur dalam hal ini dapat berupa jalan, jembatan, rambu lalu lintas, dan lain-lain. Jalan tol merupakan salah satu infrastruktur yang ditargetkan akan dibangun sepanjang 1.000 kilometer dan selesei sebelum tahun 2019 [2]. Tujuan dari jalan tol adalah untuk mempersingkat jarak dan waktu tempuh kendaraan. Hal ini membuat jalan tol harus dibangun melintasi rintangan seperti sungai, jalan, perlintasan kereta api, dan lain-lain. Untuk menghindari rintangan tersebut dibutuhkan suatu sistem simpangan berupa jembatan atau terowongan. Jembatan memiliki variasi bentuk desain, material, dan fungsi yang bermacam-macam. Sapanjang jalan tol seringkali terdapat lebih dari satu jembatan yang dibangun. Salah satu jembatan yang terdapat pada jalan tol adalah Jembatan Lemah Ireng II, terletak pada Jalan Tol Semarang-Bawen STA 21+912 sampai STA 22+410.Jembatan Lemah Ireng II menggunakan tipe Multi Span Countinuous I-Girder dengan panjang bentang 298,15 m. Jembatan ini menopang jalan 4 lajur 2 arah dengan lebar 2 x 12 m. Struktur bawah menggunakan 6 buah kolom pier dan 2 buah abutment dengan jarak antar kolom pierantara 41 m 44 m. Kolom pier memiliki tinggi 8 m 33 m dengan kedalaman bor pile antara 31 m 35 m. Struktur bawah Jembatan Lemah Ireng II memiliki banyak komponen dengan dimensi yang masif. Hal ini menjadi pertimbangan utama dalam memunculkan desain baru Jembatan Lemah Ireng II menggunakan Busur Rangka Baja. Adapun pemberian bentuk busur itu sendiri dimaksudkan untuk mengurangi momen pada jembatan sehingga penggunaan bahan menjadi lebih efisien dibandingkan gelagar parallel. Pada perencanaannya, jembatan ini terdiri dari 2 bentang jembatan yang terletak berjajar dengan lebar masing-masing 12 m. Pada middle span dengan panjang bentang 200 m digunakan Jembatan Busur Rangka Baja. Untuk side span dengan panjang bentang masing-masing 50 m digunakan Jembatan Rangka Baja yang dibangun menerus menyatu dengan middle span. Desain ini memiliki 3 buah kolom pier dan 1 buah abutment. Dengan dibuatnya desain baru pada konstruksi Jembatan Lemah Ireng II ini diharapkan mampu menjadi solusi dalam merancang sebuah jembatan yang kuat secara struktural. Pemilihan sistem busur ini bertujuan agar kebutuhan material menjadi lebih efisien. Desain Jembatan Lemah Ireng II diharapkan mampu memberikan nilai lebih dalam segi estetika dan kesan monumental.

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-233 II. METODOLOGI Profil WF [5] dan Siku BJ41 [4] - Mutu baut sambungan menggunakan ASTM A325 untuk sambungan baut antar profil; [6] - Mutu las yang digunakan adalah E70xx. [6] 2. Memperkirakan tebal pelat lantai kendaraan Pelat lantai yang berfungsi sebagai jalan kendaraan pada jembatan harus mempunyai tebal minimum ts, dengan ketebalan 20 cm. [7] 3. Menentukan Dimensi Busur - Tinggi Busur Syarat : 1 6 ff LL Gambar 2. Tinggi Busur - Tinggi Tampang Busur Tinggi tampang busur rangka batang dengan batang tarik dapat menggunakan syarat sebagai berikut : Syarat : 1 40 tt LL 1 20 - Lebar Jembatan Lebar jembatan dapat menggunakan syarat sebagai berikut : Gambar 1. Diagram Alir Adapun keterangan dari bagan metodologi di atas adalah sebagai berikut : A. Pengumpulan Data dan Studi literatur Pengumpulan data yang dilakukan meliputi peninjauan elevasi dan stationing dari jembatan eksisting, serta peninjauan kekuatan tanah di lokasi jembatan eksisting. Data umum yang perencanaan jembatan baru, antara lain : - Lokasi : STA 21+912 ~ STA 22+410 Jalan Tol Semarang-Bawen - Jenis : Continuous Steel Arch Bridge - Bentang : 200 m (50 m + 100 m + 50 m) - Lebar : 12 m - Tinggi : 20 m - Material : Baja Melakukan studi literatur dengan berpedoman beberapa standar peraturan sebagai bahan pustaka dalam pengerjaan tugas akhir, antara lain : a. Bridges Management System (BMS) 1992 b. SNI 1725:2016 c. SNI 2847:2013 d. RSNI T-03-2005 e. SNI 2833:2008 B. Preliminary Design 1. Penentuan mutu bahan yang digunakan: - Mutu Beton Pelat (f c) = 40 MPa. - Mutu Beton Pilar (f c) = 40 MPa. - Mutu Beton Abutment (f c) = 40 MPa. - Mutu Baja Tulangan (fy) = 390 dan 410 MPa - Struktur utama (fy) : Profil Box BJ55 [3] Profil Circullar Hollow BJ55 [4] Syarat : bb LL 1 20 4. Pembebanan [8] Pembebanan yang bekerja pada struktur jembatan terdiri dari beban mati (berat sendiri dan beban mati tambahan), beban hidup, beban angin dan beban gempa. C. Permodelan dan Analisa Struktur Utama dengan Program SAP2000 Tugas Akhir ini memodelkan Jembatan Lemah Ireng II dengan menggunakan progam bantu SAP2000. Pemodelan 2 Dimensi untuk mendapatkan garis pengaruh pada jembatan dan pemodelan 3 Dimensi untuk mendapatkan profil yang digunakan sesuai kombinasi pembebanan SNI 1725-2016 [8]. Gambar 3. Pemodelan Jembatan 3D dengan SAP2000

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-234 Gambar 4. Pemodelan Jembatan 2D dengan SAP2000 untuk Mencari Garis Pengaruh D. Perencanaan Struktur Atas Pelat lantai kendaraan direncanakan dengan panjang 5m dan lebar 1,5 m menggunakan beton bertulang. Tebal beton bertulang 20 cm dengan lapisan perkerasan aspal setebal 6 cm. Pelat lantai kendaraan menumpu langsung pada gelagar memanjang dan melintang yang didesain menggunakan material dari JFE Steel Coorporation [5] untuk profil WF dengan mutu baja ASTM A36 (fu = 410 Mpa dan fy = 250 Mpa). Profil untuk gelagar memanjang berupa WF 450x300x11x18 dan untuk gelagar melintang berupa WF 950x425x28,4x51,1. Profil ikatan angin pada rangka busur ataupun pada lantai kendaraan menggunakan profil circular hollow sesuai dengan Buku Tabel Profil Baja [4]. Profil yang digunakan antara lain : Ikatan Angin Atas : Circular Hollow 267,4 x 7 Ikatan Angin Silang : Circular Hollow 216,3 x 8 Ikatan Angin Bawah : Circular Hollow 216,3 x 7 Profil rangka utama menggunakan produk dari PT. Gunung Garuda [3]. Bagian jembatan terditi dari tiga segmen untuk mempermudah dalam pemilihan profil. Profil yang digunakan setiap segmen antara lain : Gambar 5. Pembagian Segmen Jembatan SEGMEN 1 SEGMEN 2 SEGMEN 3 Tabel 1. Rekapitulasi Profil Rangka Utama Busur Atas Busur Bawah Batang Diagonal Batang Tarik Busur Atas Busur Bawah Batang Diagonal Batang Tarik Rangka Atas Rangka Bawah Batang Diagonal Batang 40,39,44,43,46.48 Perencanaan kabel penggantung menggunakan kabel dan fitting dari perusahaan PFEIFER-Zugglieder [9] tipe PV-195 dengan diameter strand 45 mm dan breaking load sebesar 1930 kn. Perletakaan yang digunakan mengguanakan POT Bearing dari perusahaan VSL dengan tipe PL 560/400 (free), PU 3900/2800 (guided), PL 1700/1200 (free), PU 3100/2200 (guided), PF 3900/2800 (fixed). E. Kontrol Gaya Dalam 1. Kontrol Kapasitas Tarik Batas kekuatan [6] N u NN nn Nilai N n diambil sebagai nilai terendah dari beberapa persamaan dibawah ini : Kontrol leleh : N u tt ff yy AA gg tt = 0.75 Kontrol putus : N u tt ff uu AA ee tt = 0.75 Luas Penampang Efektif : A e = A x 1 xx LL BOX 600x600x25 BOX 250x250x16 BOX 600x600x25 BOX 350x350x16 BOX 350x350x16 BOX 400x400x25 Dimana : N u : Gaya Tarik aksial terfaktor (N) ff yy : Tegangan leleh (MPa) ff uu : Tegangan tarik putus (MPa) A g : Luas penampang bruto (mm 2 ) A e : Luas penampang efektif (mm 2 ) x : eksentrisitas sambungan (mm) 2. Kontrol Kapasitas Tekan Batas kekuatan [6] NN uu φφ nn NN nn φφ nn = 0.85 Kekuatan tekan nominal NN nn = 0.66 λλ cc 2 AAAAAAAA untuk λλ cc 1,5 NN nn = (0,88) λλ cc 2 AAAAAAAA untuk λλ cc 1,5 λλ cc = LL kk rrrr ffff EE Lk = K c x L Dimana : N n : Kuat tekan nominal komponen (N) K c : Faktor panjang tekuk untuk komponen struktur λλ cc : Kelangsingan Komponen Struktur Tekan F. Perhitungan Sambungan Sambungan yang digunakan pada Tugas Akhir ini adalah sambungan baut tipe friksi dan sambungan las - Kuat geser nominal [6] : (Vn) = 1.13 x µ x m x Tb x π Kuat rencana : V d = Vn Dimana : μμ : Koefisien geser (permukaan bersih = 0,35) m : jumlah bidang geser Tb : gaya Tarik minimum baut : 0.75 π : 1,00 untuk lubang standar Tabel 2. Gaya Tarik Baut Minimum Diameter nominal baut (mm) Gaya tarik minimum (kn) 16 95 20 145 24 210 30 335 36 490 Jumlah Baut (n) : VVVV VV dd Jarak antar Baut : Syarat : 2.5d b S 15t p Jarak Baut ke Tepi : Syarat : 1.5d b S1 (4t p + 100) Kontrol Las : 1cccc llllll RRRR = Ø. tttt. 0,6. FFFF70xxxx Panjang las minimum = PPPP RRRR

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-235 Gambar 6. Sambungan titik simpul A5 Gambar 10. Sambungan titik simpul B10 Gambar 7. Sambungan titik simpul A5 (perspektif) Gambar 11. Sambungan titik simpul B10 (perspektif) G. Perencanaan Abutment Direncanakan bored pile dengan diameter 1,2 m dengan kedalaman 20 m. Dengan SF=3 maka didapatkan P ijin 1 Tiang = 394,11 ton. Daya dukung tiang harus dikoreksi sesuai dengan persamaan Converse-Labare [10] : CC ee = 1 aaaaaa tan SS 1 SS xx ( 2 1 1 ) 90 mm nn Gambar 8. Sambungan titik simpul C10 Dengan faktor koreksi sebesar 0,67 maka didapatkan P ijin grrup = 266,34 ton. Gambar 9. Sambungan titik simpul C10 (perspektif) Gambar 12. Desain Abutment Pembebanan pada abutment sesuai dengan SNI 1725-2016 [6]. Berikut hasil kombinasi dan konfigurasi tiang yang dipakai,

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-236 Tabel 3. Gaya Luar Abutment Beban Gaya Tak Terfaktor (ton) Momen (tonm) Lengan (m) V Hy Hx My Mx KUAT 1 2104,23-267,568-113,551 555,7246 KUAT 3 1720,036-287,818 810,2244 526,9746 EKSTREM 1 1784,068-873,936 37,28708-4764,42 1473,237 Pembebanan pada pilar sesuai dengan SNI 1725-2016 [6]. Berikut hasil kombinasi dan konfigurasi tiang yang dipakai, Tabel 4. Gaya Luar Pilar Beban Gaya Tak Terfaktor (ton) Momen (tonm) Lengan (m) V Hy Hx My Mx KUAT 1 10342,44 20,25 175,4134 648 KUAT 3 8990,207 58,33226 1411,06 0 EKSTREM 1 9215,58 2887,062 2293,334 37444,35 36696,23 Gambar 13. Konfigurasi Tiang Abutment PPPP = PP MMMM. yy mmmmmm MMMM. xx mmmmmm + nn yy 2 + xx 2 [10] PPPP = 209,349 tttttt < PP iiiiiiii gggggggg = 266,34 tttttt OOOO Perencanaan penulangan utama menggunakan program bantu SpColumn dan didapatkan tulangan abutment 546-D30 dengan rasio 1,6%. Gambar 16. Konfigurasi Tiang Pilar PPPP = PP MMMM. yy mmmmmm MMMM. xx mmmmmm + nn yy 2 + xx 2 [10] PPPP = 413,63 tttttt < PP iiiiiiii gggggggg = 455,203 tttttt OOOO Perencanaan penulangan utama menggunakan program bantu SpColumn dan didapatkan tulangan pilar 1080-D32 dengan rasio 2,23%. Gambar 14. Ilustrasi Tulangan Utama Abutment H. Perencanaan Pilar Direncanakan bored pile dengan diameter 1,2 m dengan kedalaman 35 m. Dengan SF=3 maka didapatkan P ijin 1 Tiang = 721,14 ton. Daya dukung tiang harus dikoreksi sesuai dengan persamaan Converse-Labare [10] : CC ee = 1 aaaaaa tan SS 1 SS xx ( 2 1 90 mm 1 nn ) Dengan faktor koreksi sebesar 0,63 maka didapatkan P ijin grrup = 455,203 ton. Gambar 17. Ilustrasi Tulangan Utama Pilar III. KESIMPULAN 1. Perencanaan pelat lantai kendaraan merupakan pelat beton 40 MPa dengan ketebalan 20 cm dan dilapisi aspal dengan ketebalan 6 cm. 2. Hasil perencanaan gelagar dan ikatan angin didapatkan : Gelagar Memanjang : WF 450x300x11x18 Gelagar Melintang : WF 950x425x28,4x51,1 Ikatan Angin Atas : Circular Hollow 267,4 x 7 Ikatan Angin Silang : Circular Hollow 216,3 x 8 Ikatan Angin Bawah : Circular Hollow 216,3 x 7 3. Profil rangka utama menggunakan brosur PT. Gunung Garuda yang memiliki mutu BJ55 sesuai RSNI T-03-2005. Seluruh profil yang digunakan dalam rangka jembatan adalah profil BOX. Gambar 15. Desain Pilar

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-237 4. Kabel penggantung yang dipakai adalah kabel strand dari perusahaan PFEIFER-Zugglieder. Tipe kabel adalah PV 195 dengan diameter 45mm. 5. Perletakan yang digunakan adalah perletakan jenis POT bearing produk dari VSL. 6. Desain abutmen dengan tinggi 8,5 m, lebar 13 m, dan tebal 2 m dengan 21 tiang diameter 1,2 m sedalam 20 m. 7. Desain pilar dengan tinggi 32 m, lebar 13 m, dan tebal 3 m dengan 60 tiang diameter 1,2 m sedalam 35 m. DAFTAR PUSTAKA [1] Rianty, Non, Sep. 2015. Pengertian Transportasi, < http://www.sridianti.com/pengertian-transportasi.html> [2] Infonawacita, 2016. Skema dan Target Pembangunan Jalan Tol yang Dirancang Pemerintah, < http://www.infonawacita.com/skema-dan-target-pembangunan-jalantol-dirancang-pemerintah/> [3] PT. Gunung Garuda, 2016. Angle (Hot Rolled). Bekasi. Gunung Garuda. [4] Gunawan. Rudy, 1987. Tabel Profil KONSTRUKSI BAJA. Yogyakarta. Penerbit Kanisius. [5] JFE Steel Corporation, 2011. Wide Flange Shapes. Jepang. JFE Steel Corporation. [6] Badan Standarisasi Nasional, 2005. Standar Perencanaan Struktur Baja untuk Jembatan (RSNI T-03:2005). Bandung Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga. [7] Badan Standardisasi Nasional. 1992. Bridge Management System (BMS) Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan. Jakarta. Badan Standardisasi Nasional. [8] Badan Standarisasi Nasional, 2016. Standar Pembebanan Untuk Jembatan (SNI 1725:2016). Bandung Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga. [9] PFEIFER-Zugglieder, 2015. PFEIFER Seilbau Cable Structure. Memmingen, Germany. PFEIFER-Zugglieder [10] Wahyudi, Herman, 2009. Daya Dukung Pondasi Dalam. Surabaya. ITS Press