BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Penelitian Terdahulu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI PENUTUP. A. Simpulan

mempunyai fungsi vital keberlangsungan dalam kehidupan manusia, karena keduanya merupakan daya yang bisa mengapresiasi, merespon, berfikir, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mampu menentramkan kehidupan manusia terlebih dalam hal kerohanian.

Filsafat Ilmu dalam Perspektif Studi Islam Oleh: Maman Suratman

BAB IV ANALISA. masyarakat Jemur Wonosari yang beragama Islam meyakini bahwa al-qur an

BAB I PENDAHULUAN. Bintang, hlm Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, cet-17; Jakarta, PT Bulan

BAB I PENDAHULUAN. Erni Purnamasari, 2015 PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

BAB IV ANALISA PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM MENURUT ABDUL MALIK FADJAR. A. Analisis Pendidikan Islam Menurut Abdul Malik Fadjar

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia mempunyai dokumentasi sastra lama yang. berkualitas setara dengan hasil sastra peradaban lain. Semua sastra daerah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2016 NEO- SUFISME NURCHOLISH MADJID. (Menyegarkan Kembali Pemikiran dan Kehidupan Tasawuf) Muhamad Nur, M.S.I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di era modernisasi telah merambah ke seluruh. penjuru dunia. Hal ini membuat manusia terlena dengan kemegahan dan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi pada diri seseorang yang meliputi tiga aspek

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

Oleh. Salamun Rohman Nudin, S.Kom., M.Kom Etika Profesi/ Teknik Informatika Untag Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. Zemool, (Solo: CV. Pustaka Mantiq, 1991), hlm. 64. Nasional. 1 Mahmud Ahmad Sayyed, Mendidik Generasi Qur any, Terj. S. A.

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA MORAL SISWA SMP NEGERI 1 KANDEMAN BATANG

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Syarif Hidayatullah (STAIN Jember,

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB IV ANALISIS KONSEP PENDIDIKAN AL-MAWARDI. Kekuatan dalam hal ini terlihat pada penekanannya pada eksistensi ilmu itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku. Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang direncanakan. diluncurkan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Ia mustahil dapat hidup sendirian saja. Seseorang yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Allah. Manusia. Bagan 1.1 Allāh sebagai sumber ilmu pengetahuan

BAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab

BAB I PENDAHULUAN. sebagai upaya untuk menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode merupakan cara kerja dalam memahami objek yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Landasan Sosial Normatif dan Filosofis Akhlak Manusia

BAB I PENDAHULUAN. tulisan ditemukan sekalipun, berbicara tetap lebih banyak digunakan.

Membahas Kitab Tafsir

Bab I Pendahuluan. Dorongan beragama bagi manusia merupakan tuntutan yang tidak dapat dihindari.

HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT, MANUSIA, DAN PENDIDIKAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

BAB I PENDAHULUAN. persesuaian dengan perkataan khalq yang berarti kejadian, serta erat hubunganya

EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. pemikiran si peneliti karena menentukan penetapan variabel. Berdasarkan Kamus Besar

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Islam. Akhlak dapat merubah kepribadian muslim menjadi orang yang

BAB V PENUTUP. Dari rangkaian pembahasan yang telah dipaparkan di atas,

BAB I PENDAHULUAN. pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan

KAYA TAPI ZUHUD. Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag. (Dosen PKn dan Hukum FIS UNY)

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide,

BAB I PENDAHULUAN. dari luapan emosional. Karya sastra tidak menyuguhkan ilmu pengetahuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. sikap yang buruk berupa ungkapan vulgar serta mudah tersulut emosi, sehingga

BAB V PERBANDINGAN PENAFSIRAN HAMKA DAN QURAISH SHIHAB TENTANG ETIKA KOMUNIKASI ANAK TERHADAP ORANG TUA

TEORI BELAJAR KLASIK Oleh : Habibi FKIP Universitas Wiraraja Sumenep

BAB I PENDAHULUAN. dijelaskan secara jelas pada uraian berikutnya.

Lihat Musa, M. Yusuf. 1988: 131, Ya qub, Hamzah. 1988:11, Marzuki, M.Ag. Dr. 2009

PANCASILA sebagai SISTEM ETIKA. Modul ke: 09TEKNIK. Fakultas. Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi Arsitektur

MATERI KULIAH ETIKA BISNIS. Pokok Bahasan: Pancasila sebagai Landasan Etika Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Sebaik-baik pakaian adalah pakaian takwa. (Q.S. Al- A raf/7: 26). 2

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan manusia yakni al-qur'an dan al-hadits yang di dalamnya

BAB I PENGERTIAN FILSAFAT INDONESIA PRA MODERN

ILMU TAUHID. Disusun Guna Memenuhi Tugas. Mata Kuliah : Ilmu Tauhid. Dosen Pengampu : Dr. Syafi i M.Ag

UNIVERSITI TEKNOLOGI MALAYSIA STATUS DAN TANGGUNGJAWAB MANUSIA

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN IMAM AL- GHAZALI DAN SYED MUHAMMAD NAQUIB AL ATTAS

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan anak-anak supaya memiliki visi dan masa depan sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. dapat dibaca dalam peningglan-peninggalan yang berupa tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam, Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2009, hal.

BERSETUBUH SEBAGAI HAK SUAMI DALAM PERKAWINAN MENURUT IMAM MUHAMMAD BIN IDRIS AL SYAFI I

TOLERANSI BERAGAMA MENURUT PEMIKIRAN NURCHOLISH MADJID

BAB I PENDAHULUAN. akan tercapai, karena dengan demikian peradaban dunia yang tinggi dan

BAB V PENUTUP. Setelah penulis mengulas tentang hubungan antara karakteristik ulul albab

Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUHAN. untuk mengenal Allah swt dan melakukan ajaran-nya. Dengan kata lain,

BAB I PENDAHULUHAN. detail yang berbeda. Nilai berasal dari bahasa latin, dari kata value

ETIKA DAN MORAL dalam Pembelajaran

ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN REKONSTRUKSIONALISME DALAM TINJAUAN ONTOLOGIS, EPISTEMOLIGIS, DAN AKSIOLOGIS

BAB I PENDAHULUAN. Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat), AR-Russ Media, Yogjakarta, hlm.26.

BOOK REVIEW SAINS: BAGIAN DARI AGAMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kondisi dimana orang terhindar dari suatu gangguan jiwa. Namun, pribadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Qiqi Yuliati Zakiyah dan A. Rusdiana mengutip pendapat John Dewey yang. sekitar (Qiqi Yuliati Zakiyah & A. Rusdiana, 2014: 86).

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Di era modern ini, begitu pentingnya nilai dalam menjaga keharmonisan

ANALISIS KRITIS KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA MENURUT PROF. DR. ZAKIAH DARADJAT DALAM BUKU PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA DAN SEKOLAH SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. spiritual, dan etika di berbagai aspek kehidupan sosial masyarakat. Berbicara soal mistik,

BAB I PENDAHULUAN. dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka

BAB I PENDAHULUAN. mengarungi kehidupan untuk menuju perjalanan ke akhirat. bukan hanya produk akhir namun juga kualitas jiwa yang berproses.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Restu Nur Karimah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. pada kedewasaan fisik belaka, akan tetapi dapat dipahami kedewasaan psikis. 1

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana dipahami bahwa para remaja berkembang secara integral,

A. Latar Belakang Masalah

KONSEP MENUTUP AURAT DALAM AL-QUR AN SURAT AL-NŪR AYAT DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan adalah sebaik-baik sesuatu yang disukai, sepenting-penting

BAB I PENDAHULUAN. 1 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2000), hlm.40

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. Sastra dalam keutuhan bentuknya menyentuh seluruh kehidupan. manusia. Karya sastra dalam bentuknya memuat berbagai aspek dimensi

Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah

BAB I PENDAHULUAN. ibu dan anak. Dalam suatu keluarga, arus kehidupan ditentukan oleh orang

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Penelitian Terdahulu Pembahasan masalah nilai etika dalam kaitannya dengan naskah ADK menjadi topik penting yang selalu dibicarakan, karena masalah ini menyangkut falsafah akal manusia yang berdampak dalam kehidupan sesuai kaidah agama. Permasalahan ini sangat penting sehingga banyak pula penelitian yang telah dilakukan, dari banyaknya penelitian tersebut penulis hanya menyebutkan beberapa penelitian. Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Wahdini (2015) Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga dengan judul penelitian Peran Akal terhadap Tindakan Manusia dalam Pemikiran Imam Al Ghazali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Imam Al Ghazali mengungkapkan akal di sini bukanlah suatu ego dari dalam diri seseorang. Namun, akal merupakan simbol penamaan dari empat unsur dalam mendapatkan sebuah pengetahuan dan keimanan yang akan mewujudkan tindakan kebenaran dan kebaikan. Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Hal ini bisa diwujudkan dengan sebuah tindakan yang baik dan benar. Namun terkadang yang menjadi masalah adalah perbedaan cara bagaimana mewujudkan kebaikan dengan sebuah tindakan yang benar, sehingga terkadang bisa menimbulkan kesalahpahaman makna dari sebuah tindakan. Selain hal tadi suatu kebaikan itu bisa menjadi ketidakbenaran jika tidak tepat atau tidak sesuai dengan situasi, kondisi dan tempat tertentu. Untuk menyeragamkan bentuk daripada tindakan yang benar maka dibutuhkan 10

11 adanya sebuah norma-norma yang universal (rahmatan lil alamin) untuk bisa menyelaraskan antara kebaikan dengan kebenaran, yaitu norma-norma agama yang sesuai dengan syarak. Dalam ranah tindakan ini Imam Al Ghazali membuat sebuah etika religius yang menempatkan akal sebagai alat pemberi informasi baik dari Allah Swt. terhadap iradah manusia sebelum mewujudkan tindakan. Dalam penelitian tersebut, penulis menggunakan pendekatan filosofis dan termasuk penelitian kepustakaan (library research). Pendekatan filosofis di sini digunakan untuk mengeksplorasi pemikiran Imam Al Ghazali tentang akal dan peran daripada akal di dalam terwujudnya sebuah tindakan yang baik, benar dan terpuji. Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan dapat disimpulkan bahwa apabila seseorang berpaling dari informasi baik dari akal dan lebih memilih informasi dari dorongan badan (syahwat), maka dirinya telah keluar dari kodrat kemanusiaannya karena telah menghilangkan akalnya sehingga tindakannya didasari dengan syahwatnya yang akan menimbulkan tindakan yang tidak baik. Jika demikian tidak ada bedanya dengan perilaku binatang atau telah turun pangkat dari kodrat jiwa rasional kepada jiwa sensitif dan dirinya telah gagal sebagai wakil Tuhan di bumi (khalifatullah fil ardhi). Seperti di zaman yang kian modern dan semakin kompleks ini dimana peluang-peluang untuk mendapatkan kebahagiaan materi semakin sempit maka akan mudah sekali menimbulkan tindakan jahat sebagai jalan pintasnya. Di sinilah seseorang harus berpegang teguh terhadap akalnya dalam setiap tindakannya. Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Khambali Fitriyanto (2015) Fakultas Ushuluddin UIN Walisongo Semarang dengan judul penelitian Peran Akal menurut Muhammad Abduh dalam Kitab Tafsir Al Manar. Hasil penelitian

12 menyebutkan bahwa peran akal menurut Muhammad Abduh terbagi menjadi enam bagian, antara lain sebagai berikut. Pertama, akal dapat mengetahui Tuhan dan sebahagian sifatnya. Kedua, akal dapat mengetahui kewajiban terhadap Tuhan. Ketiga, akal dapat mengetahui baik dan jahat. Keempat, akal dapat mengetahui kewajiban berbuat baik dan meninggalkan perbuatan jahat. Kelima, akal dapat mengetahui hidup akhirat. Keenam, akal dapat mengetahui hukum. Muhammad Abduh juga menjelaskan tentang konsep akal dalam menafsirkan Al Quran yaitu dengan menggunakan beberapa metode yang diimplementasikan berdasarkan akal, bahwa memandang surat Al Quran adalah satu kesatuan yang utuh, kandungan Al Quran bersifat umum dan berlaku sepanjang masa, Al Quran sumber utama pembentukan hukum, menentang dan memberantas taklid (kepercayaan kepada suatu pendapat ahli hukum yang sudah-sudah tanpa mengathui dasar atau alasannya; peniruan, menggunakan metode kritis dan ilmiah dalam membahas istimbath hukum, penggunaan otoritas akal dalam menafsirkan Al Quran, tidak merinci persoalan yang mubham, menolak gaya tafsir bi al- Ma tsur, dan memahami Al Quran dengan konteks kehidupan sosial. Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Khafidi (2013) Program Pascasarjana IAIN Walisongo Semarang dalam judul penelitian Peran Akal dan Qalb dalam Pendidikan Akhlak sebuah studi pemikiran Al Ghazali. Penelitian tersebut bertujuan untuk menginterpretasikan konsepsi Al Ghazali tentang potensi akal dan qalb perannya terhadap pendidikan akhlak. Dalam rangka mencari tujuan tersebut peneliti mengumpulkan dan memadukan beberapa data yang sudah terkumpul berdasarkan proses penggambaran, pemaparan dan hasil interpretasi pemikiran Al Ghazali kemudian dianalisis dengan metode deskriptif analisis,

13 dengan pendekatan filosofis sehingga menghasilkan wacana yang kaya dan reflektif yang sangat perlu untuk mengisi khazanah wacana intelektual. Hasil penelitian menyebutkan bahwa Al Ghazali memadang akal dan qalb dari dua tinjauan yaitu fisik dan psikis, yang keduanya mempunyai wilayah sendiri-sendiri dalam aktualisasinya. Proses kerja akal lebih mengedepankan sisi realita empiris dan mengetahui secara terbatas. Dalam hal ini bukan berarti Al Ghazali menganggap remeh akal yang berupa fisik, karena di satu sisi akal fisik juga berperan menangkap dunia fenomena alam. sedangkan qalb berperan mengetahui hal-hal yang bersifat abstrak dan metafisik. Al Ghazali lebih menitik beratkan perhatiannya pada sisi pasikisnya atau ruhaniyahnya karena menurutnya keberadaan ruhaniyyah menjadi bagian paling vital dalam merubah dan membangun tatanan perilaku manusia. Hal ini karena ketika kedua potensi tersebut hanya dipandang dari aspek fisiknya saja merupakan permasalahan yang terkait erat dengan dunia medis dan mudah untuk diobati. Al Ghazali juga memposisikan kedua potensi tersebut pada tempat yang tinggi dalam perannya membentuk perilaku yang baik. Peranan akal sebagai yang merancang dan menentukan sedangkan hati sebagai pemutus apakah akan dilakukan atau tidak. Al Ghazali berpendapat bahwa puncak kesempurnaan manusia ialah seimbangnya peran akal dan hati dalam membina ruh manusia. Jadi sasaran inti dari pendidikan adalah kesempurnaan akhlak manusia dengan cara membina ruhnya, sedangkan komponen pendukung sempurnanya insan ialah keseimbangan antara daya pikir (akal) dan daya rasa (qalb). Al Ghazali memberikan tamsil dengan menjelaskan orang yang menggunakan akalnya yang berlebih-lebihan tentu akan akal-akalan, sedang yang 'menganggurkannya' akan bodoh. Artinya,

14 harus seimbang dalam aktualisasinya. Jadi pendidikan dikatakan sukses membidik sasaran sekiranya mampu mencetak manusia yang berakhlak Al Karimah akal dan qalb kedua merupakan kemampuan dari dalam yang berperan dalam ranah humanistik, baik yang berupa daya kognisi, persepsi, dan lainnya dalam upaya membentuk tatanan akhlak yang baik, menjadi penting untuk diperhatikan adalah terbentuknya tatanan akhlak yang baik didasari dengan adanya empat daya yang dimiliki oleh manusia, yaitu kekuatan akal atau ilmu, kekuatan ghadhab, kekuatan syahwat, dan kekuatan adil. Keempat kekuatan tersebut akan memunculkan esensi yang berupa hikmah, syaja ah, iffah dan adl. Kekuatan adillah yang mempunyai peran untuk mentralisir semua daya tersebut yang nantinya akan memunculkan perilaku yang baik. Akhlak yang dipaparkan oleh Al Ghazali pada dasarnya lebih terarah pada sisi ruhaniyah, meskipun ada dua esensi yang secara lafdhiyahnya berbeda, yaitu khalqu (lahir) dan khuluq (batin) namun pada tataran teoretis dan praktis keduanya tidak bisa bekerja sendiri-sendiri. Pembahasan yang menarik dari teks ADK yaitu berisi tentang tingkatan akal yang dapat diketahui dari ukuran akal dari berapa panjang jengkal panjangnya, semakin panjang ukuran jengkal akal semakin memilki nilai etika yang baik terhadap sesama makhluk ataupun kepada Allah; keutamaan orang yang memilki akal dihapadan Allah; kemuliaan dan kelebihan orang yang memilki akal dan ilmu, sehingga dapat mempengaruhi baik buruknya perilaku manusia. Isi teks ADK dikaitkan dengan unsur-unsur nilai etika yang dapat memberi relevansi terhadap kehidupan manusia.

15 B. Landasan Teori 1. Konsep Etika Ahmad Amin menjelaskan bahwa etika adalah suatu pengetahuan yang menjelaskan arti baik dan buruk, yang menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh seseorang kepada orang lain, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat. Sedangkan objek kajian etika sebagaimana dikatakan oleh Ahmad Amin, adalah segala perbuatan yang timbul dari orang yang melakukan dengan ikhtiar dan sengaja, dan ia mengetahui waktu melakukannya apa yang ia perbuat. Inilah yang dapat kita beri hukum baik dan buruk, demikian juga segala perbuatan yang timbul tiada dengan kehendak, tetapi dapat diikhtiarkan penjagaan sewaktu sadar (Haris, 2010: 34-35). Abdul Haris (2010:35) menjelaskan bahwa etika pada umumnya hanya dilihat dari sisi nilai baik-buruk, karena nilai baik itu dianggap pasti benar dan nilai buruk dianggap pasti salah, hal ini semakin jelas jika dikaitkan dengan etika religius, apa saja yang diperintahkan oleh Tuhan dianggap benar dan baik, sedangkan yang dilarang-nya dianggap buruk dan salah. Hamka menyebut etika dengan istilah akhlak atau ilmu budi pekerti. Istilah etika oleh Hamka terkadang disamakan juga degan istilah budi, sebagaimana dia mengatakan, Filsafat mengatakan bahwasannya timbangan buruk dan baik adalah budi (etika). (Haris, 2010:49) Hamka juga memadankan istilah etika dengan istilah ilmu budi pekerti, budi, ilmu budi, akhlak dan ilmu akhlak. Ilmu budi pekerti adalah sebuah pengetahuan yang membahas masalah tabiat dan perbuatan manusia dari sisi baik

16 dan buruk. Ilmu budi adalah pengetahuan yang menyelidiki tentang karakter dan tabiat, tidak menyangkut perbuatan. Budi adalah ilmu budi atau etika, karena istilah etika sendiri dalam bahasa secara umum kadang dipergunakan sebagai padanan kata budi, budi pekerti, dan lain sebagainya. Sedangkan akhlak dan ilmu akhlak adalah pengetahuan yang membahas masalah laku perbutan baik buruk dari manusia (Haris, 2010: 50-51) Hamka membagi etika menjadi beberapa unsur, yaitu sebagai berikut. 1. Etika Hamka a. Etika dan Padanannya b. Adab c. Tauhid sebagai Sumber Moral d. Etika (Akhlak) dalam Struktur Ajaran Islam 2. Manusia Menurut Hamka a. Hakikat Manusia b. Potensi dan Daya Jiwa Manusia 3. Kebebasan dan Tanggung Jawab 4. Hak dan Kewajiban 5. Baik dan Buruk 6. Keutamaan Moral a. Etika Keutamaan b. Macam-macam Keutamaan 7. Kebahagiaan

17 2. Kerangka Pikir Teks Akal dan Kelebihannya Suntingan Teks Akal dan Kelebihannya Kajian Etika Teks Akal dan Kelebihannya 1. Inventarisasi Naskah 2. Deskripsi Naskah 3. Kritik Teks 4. Suntingan 5. Daftar Kata Sukar Mengetahui unsurunsur etika yang terkandung dalam tingakatan ilmu di dalam teks ADK, serta memberi relevansi terhadap kehidupan manusia. Menyajikan suntingan yang baik dan benar, serta mendeskripsikan tentang nilai-nilai etika apa saja yang terkandung dalam teks Akal dan Kelebihannya. Kerangka pikir merupakan gambaran atau garis besar langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian.

18 Teks yang dijadikan objek penelitian adalah teks Akal dan Kelebihannya. Langkah awal yang harus dilakukan adalah menyunting teks ADK, dengan adanya penyuntingan diharapkan dapat menghasilkan suntingan yang baik dan benar, baik dalam artian mudah dibaca karena sudah ditransliterasi dari huruf Arab Melayu ke dalam huruf Latin, benar dalam artian sudah dibenarkan dari kesalahan-kesalahan kecil dalam penyajiannya sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Setelah dilakukan penyuntingan, langkah kedua yaitu menganalisis isi teks dengan berlandaskan nilai-nilai etika yang terkandung di dalamnya.