PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH BANK PENGGUNA JASA TRANSAKSI ELEKTRONIK ANJUNGAN TUNAI MANDIRI (ATM) DALAM PRAKTEK DI KABUPATEN BADUNG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. 1. Keabsahan dari transaksi perbankan secara elektronik adalah. Mendasarkan pada ketentuan Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum

Lisa Junia ( ) Kata Kunci: Transaksi Elektronik Perbankan, Tanggung Jawab Bank, dan Perlindungan Nasabah

LEMBAGA PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH BANK PENGGUNA AUTOMATED TELLER MACHINE (ATM)

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

I. PENDAHULUAN. perekonomian. Kebutuhan masyarakat yang tinggi terhadap sektor masyarakat

IMPLEMENTASI PERJANJIAN KREDIT YANG DIBUAT SECARA DI BAWAH TANGAN PADA BPR DI KECAMATAN KUTA UTARA KABUPATEN BADUNG

BAB I PENDAHULUAN. Perlindungan hukum..., Pramita Dyah Hapsari, FH UI, 2011.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecenderungan nasabah untuk melihat sebuah bank sebagai financial supermarket

BAB I PENGANTAR. sependapat dalam buku Bunga Rampai Hukum Ekonomi Dan Hukum

KLAUSULA BAKU PERJANJIAN KREDIT BANK RAKYAT INDONESIA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

Oleh: A.A.Ngurah Rai Suarjaya Di Putra Cokorde Dalem Dahana Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang cepat dan akurat. Tanpa informasi yang cepat dan akurat ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, perkembangan ekonomi berkembang sangat pesat.

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN DALAM TRANSAKSI ONLINE DI BALI

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. melayani masyarakat yang ingin menabungkan uangnya di bank, sedangkan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 1 /PBI/2014 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN JASA SISTEM PEMBAYARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DAFTAR ISI PETUNJUK PENGGUNAAN ATM LESTARI 1 GANTI PIN 3 CEK SALDO 7 PENARIKAN UANG 10 TRANSFER 16

BAB I PENDAHULUAN. Secara spesifik fungsi bank adalah sebagai agent of trust yang berarti dasar

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN YANG TIDAK MENGETAHUI TELAH MEMBELI BAJU BEKAS

BAB I. Pendahuluan. setiap negara. Bank merupakan lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi

BAB III KLAUSULA BAKU PADA PERJANJIAN KREDIT BANK. A. Klausula baku yang memberatkan nasabah pada perjanjian kredit

TATA CARA PEMBAYARAN BIAYA PENDIDIKAN MAHASISWA YAYASAN PENDIDIKAN TELKOM Menggunakan Student Payment Centre (SPC) Host to Host BNI melalui Channel

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan di bidang teknologi informasi dan komunikasi,

LAYANAN PURNA JUAL PRODUK ELEKTRONIK DENGAN GARANSI. Oleh Dian Pertiwi Ketut Sudiarta Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan dana kepada masyarakat serta memberikan jasa-jasa pelayanan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Klausula baku yang dipergunakan dalam praktek bisnis di masyarakat,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. diambil kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukanpada Bank

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Bank menurut pengertian umum dapat diartikan sebagai tempat untuk

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan, badan-badan usaha swasta, badan-badan usaha milik negara,

BAB I PENDAHULUAN. pesat, sehingga produk yang dihasilkan semakin berlimpah dan bervariasi.

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH PADA LEMBAGA PERBANKAN

BAB III TINJAUAN YURIDIS MENGENAI KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KARTU KREDIT BANK MANDIRI, CITIBANK DAN STANDARD CHARTERED BANK

PERJANJIAN BAKU DALAM HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Utama Surabaya sebagai objek laporan Tugas Akhir.

1.11. Nasabah adalah orang atau individu selaku peminjam Citibank Ready Credit.

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR BILA TERJADI INSIDER TRADING DALAM PASAR MODAL

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. setelah dikirim barang tersebut mengalami kerusakan. Kalimat yang biasanya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional merupakan upaya pembangunan secara

Oleh Anandita Sasni I Gst. Ayu Puspawati Ni Putu Purwanti Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK

BANK INDONESIA SEBAGAI MEDIATOR DALAM PENYELESAIAN SENGKETA ANTARA BANK DENGAN NASABAH MELALUI MEDIASI PERBANKAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Usulan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Pasal Ayat Batang Tubuh Penjelasan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini sering membutuhkan informasi yang cepat

Oleh : IWAN BAYU AJI NIM : C

BAB I PENDAHULUAN. di berbagai bidang, antara lain dalam kegiatan masyarakat khususnya di bidang

2017, No payment gateway) merupakan pemenuhan atas kebutuhan masyarakat dalam bertransaksi secara nontunai dengan menggunakan instrumen pembaya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang tidak pernah merasa puas terhadap kebutuhan sehari-harinya selalu

PRODUK-PRODUK BANK. Disusun Oleh : Tyas Krisnawati Anita Satriana Dewi Dina Martiningsih

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat kita terutama yang hidup di perkotaan atau kota-kota besar

UNISKA TABUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. pengaturan mengenai perekonomian untuk dapat dimanfaatkan bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH PENGGUNA KARTU KREDIT SEBAGAI KONSUMEN DI KABUPATEN GIANYAR

BAB XI TEKNOLOGI PERBANKAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/3/PBI/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENGGUNAAN RUPIAH DI WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

AKIBAT HUKUM BAGI DEBITUR YANG TELAH MENANDATANGANI PERJANJIAN STANDAR KREDIT PADA BPR TATA ANJUNG SARI DENPASAR

Automated Teller Machine

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kualitas yang beragam. Kondisi tersebut membuat pelanggan dihadapkan pada

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. munculnya Internethingga akhirnya tiba di suatu masa dimana penggunaan

BAB I. yang salah satu bentuknya berupa e-banking. 2 Dengan adanya fasilitas

TATA CARA PEMBAYARAN MAHASISWA/I INSTITUT MANAJEMEN TELKOM UNTUK PRODUK STUDENT PAYMENT CENTRE (SPC) BNI MELALUI TELLER, AUTOMATIC TELLER MACHINE

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 11/ 11 /PBI/2009 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU

ABSTRAK. Kata kunci : OJK, klasula baku, perjanjian kredit, perlindungan konsumen.

PENERAPAN PRINSIP MENGENAL NASABAH DALAM PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BANK BPR ARTHA RENGGANIS*

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN BARANG ELEKTRONIK REKONDISI

BAB IV UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK. A. Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Yang Mengalami

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH PENGGUNA ANJUNGAN TUNAI MANDIRI (ATM) DALAM SISTEM PERBANKAN DI INDONESIA

TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN DARI KLAUSULA EKSEMSI DALAM KONTRAK STANDAR PERJANJIAN SEWA BELI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. dengan pelaku usaha yang bergerak di keuangan. Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERLINDUNGAN HUKUM NASABAH PEMEGANG KARTU KREDIT TERHADAP ADANYA PERBUATAN MELAWAN HUKUM YANG DILAKUKAN OLEH DEBT COLLECTOR

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA ATAS PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL YANG MENGANDUNG BAHAN KIMIA OBAT

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

Kata Kunci : Pengalihan, Bilyet Giro, Perlindungan, Pihak Ketiga. vii UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pembantu Krian mahasiswa dapat memberikan kesimpulan dan saran kepada

PENINGKATAN PENGGUNAAN Mobile BankingSEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN JUMLAH NASABAH BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG SIDOARJO

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan dan perkembangan perekonomian pada umumnya dan

PEMBAHASAN KASUS SUMBER DANA BANK

BAB I PENDAHULUAN. dengan mengadopsi Teknologi Informasi terutama Internet. Internet telah

From Account Number as stated

PERLINDUNGAN KONSUMEN ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI, ANISAH SE.,MM.

Transkripsi:

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH BANK PENGGUNA JASA TRANSAKSI ELEKTRONIK ANJUNGAN TUNAI MANDIRI (ATM) DALAM PRAKTEK DI KABUPATEN BADUNG oleh Toni Setiawan Ni Ketut Supasti Darmawan Ni Putu Purwanti Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana Abstract Automated Taller Machine (ATM), is one of the banking products to facilitate customers in financial transaction. However, on the other hand the customer as an ATM product user, may experience losses due to damage of the ATM machine. Any utilization of product and services that offered by the bank, the customer have to follow all of the regulation that only determined by the bank. Therefore, this scription will explain about costumer protection as an ATM user, as well as the responsibility of the bank against losses suffered by the customer due to damage to the ATM machine. Key word: Automated Taller Machine, Transaction, Costumer Protection, Responsibility. Abstrak Anjungan Tunai Mandiri (ATM), merupakan salah satu produk perbankan yang dapat mempermudah nasabah dalam melakukan aktivitas transaksi keuangan. Akan tetapi disisi lain nasabah sebagai pengguna produk ATM, dapat mengalami kerugian akibat kerusakan mesin ATM. Setiap pemanfatan produk jasa yang ditawarkan oleh perbankan, nasabah wajib mematuhi dengan segala ketentuan yang hanya ditentukan oleh pihak bank. Oleh karena itu tulisan ini akan menjelasakan perlindungan nasabah sebagai pengguna ATM, serta tanggung jawab pihak bank terhadap kerugian yang diderita nasabah akibat kerusakan mesin ATM. Kata Kunci: Anjungan Tunai Mandiri, Transaksi, Perlindungan Nasabah, Tanggung Jawab. I. Pendahuluan Latar belakang Perbankan merupakan suatu lembaga keuangan yang dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam melakukan suatu kegiatan yang berkaitan dengan keuangan. Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor.7 Tahun 1992 Sebagaimana Telah Diubah Dengan Undang-Undang Nomor.10 tahun 1998 Tentang Perbankan. Secara umum kegiatan perbankan terbagai atas menghimpun dan menyalurkan dana dari masyarakat. ATM merupakan salah satu produk jasa perbankan yang memberikan kemudahan bagi nasabah dalam melakukan suatau transaksi keuangan. Salah satu kemudahan yang 1

diberikan bank melalui pelayanannya ATM adalah tidak perlunya nasabah untuk pergi ke bank dalam penarikan uang ataupun melakukan suatu transaksi transfer pemindahan uang yang ada pada rekening tabungan. Akan tetapi di sisi lain masih dapat dijumpai kelemahan dari ATM yang dapat merugikan nasabah saat terjadinya kerusakan pada mesin (Board ATM). Sebagai salah satu contoh kelemahan mesin ATM dapat dicontohkan berdasarkan pengalaman yang diderita Bapak Made Budi Sanjaya sebagai nasabah pengguna jasa mesin ATM di areal supermarket Supernova Kuta, pada pertengahan bulan Desember 2011. Beliau melakukan suatu Transaksi penarikan uang tunai melalui mesin ATM, akan tetapi uang tersebut tersangkut pada mesin dan tidak keluar namun saldo rekening sudah terkurangi sejumlah nominal uang yang ditarik. Menjelang beberapa waktu kemudian uang nasabah tersebut keluar saat nasabah lain melakukan penarikan uang tunai pada mesin yang sama. (wawancara, 2 Mei 2012) Nasabah sebagai konsumen wajib mendapat perlindungan hukum atas pemanfaatan produk jasa yang ditawarkan oleh bank. Perlindungan hukum merupakan suatu upaya dalam mempertahankan serta memelihara kepercayaan masyarakat luas khususnya nasabah. 1 Berdasarkan ketentuan Undang-undang Nomor. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, bahwasanya nasabah sebagai konsumen wajib mendapatkan pelayanan jasa yang nyaman, aman dan selamat dalam mengkonsumsi barang dan/ atau jasa. Akan tetapi dalam prakteknya masih kerap dijumpai pelaku usaha yang tidak beritikad baik kepada kosumennya yaitu dengan memanfaatkan kelemahan konsumennya, sehingga minimnya pengetahuan serta kesadaran masyarakat sebagai konsumen dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha demi meningkatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. 2 Adapun yang menjadi Tujuan dari penelitian makalah ini adalah untuk mengetahui perlindungan hukum nasabah serta tanggung jawab pihak bank terhadap nasabah yang mengalami kerugian dalam hal pemanfaatan produk ATM yang di sebabkan oleh kerusakan mesin ATM dalam praktek di Kabupaten Badung. 1 Hermnsyah,2011, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Edisi Revisi, Kencana, Jakarta, hal.146 2 Husni Syazali dan Heni Sri Imaniyati, 2000, Hukum Perlindungan Konsumen, Mandar Maju, Bandung, hal. 28 2

II. Isi Makalah 2.1. Metode Penelitian Metode dalam penelitian makalah hukum ini adalah yuridis empiris, yaitu meneliti fakta hukum dilapangan dengan teknik pengelolaan data yang dilakukan secara kualitatif, antara data primer dan data sekunder. Selanjutnya data yang dikulifikasikan serta dianalisa secara deskriptif kulitatif yaitu dengan menggambarkan secara jelas dan sistematis sehingga kemudian dapat diperoleh suatu kesimpulan yang dibahas. 2.2. Hasil dan Pembahasan Dunia teknologi serta informasi yang berkembang pesat dapat pula mendukung kemajuan pada dunia perbankan, khusunya dalam pemanfaatan sistem teknologi elektronik perbankan. Penggunaan ATM sebagai alat transaksi elektronik pada masa kini banyak mengalami peningkatan, akan tetapi pengguna tersebut hanya terbatas pada nasabah pemegang kartu sah dan yang memiliki akses serta rekening tabungan pada bank. 3 2.2.1.Perlindungan Hukum Nasabah Sebagai Pengguna Produk ATM Dalam Peraktek Di Kabupaten Badung. Penggunaan produk ATM pada umumnya dalam praktek di kabupaten Badung, didasarkan atas perjanjian yang dibuat melekat pada perjanjian pembukaan rekening tabungan nasabah dengan pihak bank. Perjanjian pembukaan rekening tabungan dibuat secara sepihak oleh bank yang dicetak dalam bentuk baku berupa formulir, sehingga nasabah hanya menyetujui atau tidak dari beberapa tawaran produk jasa yang diberikan oleh pihak bank, tanpa memberikan penjelasan mengenai hal-hal yang dapat merugikan nasabah. Perjanjian pembukaan rekening tabungan pada bank dalam prakteknya masih mencantumkan klausula baku pada formulir perjanjian yang menyatakan tunduknya nasabah kepada aturan yang berupa aturan baru, tambahan lanjutan, dan pengubahan lanjutan, yang akan diberitahukan bank. Sebagai contoh pada lembar formulir pembukaan rekening tabungan pada point: 3 Hermansyah, 2006, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Cetakan Ke-2, Kencana, Jakarta, hal.82. 3

2. Nasabah telah menerima, membaca, mengerti dan menyetujui ketentuan produk/ fasilitas yang dipilih. 3. Nasabah dengan ini mengikatkan diri kepada BCA untuk mematuhi segala ketentuan yang berlaku atas setiap penambahan fasilitas pelayanan dan pemberian kusa sebagaimana dimaksud dalam formulir ini. 4. Nasabah tunduk dan menyetujui ketentuan-ketentuan sebagaimana dimaksud dalam butir 2 dan 3 diatas berikut perubahanya dikemudian hari yang akan diberitahukan terlebih dahulu oleh BCA dalam bentuk dan melalui sarana apapun. (formulir perjanjian pembukaan rekening tabungan bank BCA). Perjanjian Pemanfaatan produk ATM dalam praktek masih mencantumkan klausula baku yang memuat larangan bagi pelaku usaha pada saat menawarkan barang dan/atau jasa yang ditujukan untuk diperdagangkan, berdasarkan Undang-Undang Perlindungan konsumen pasal 18 ayat (1) huruf g, yaitu bahwa tunduknya konsumen kepada peraturan yang berupa aturan baru, tambahan, lanjutan dan/atau pengubahan lanjutan yang dibuat sepihak oleh pelaku usaha dalam masa konsumen memanfaatkan jasa yang dibelinya. Dalam prakteknya, Undang-Undang Perlindungan konsumen pasal 18 ayat (1) huruf g, belum terimplementasikan secara baik, hal ini masih didapatkan suatu praktek perbankan dalam pencantuman klausula baku yang bertentangan dengan ketentuan Undang-Undang tersebut tanpa adanya suatu pengawasan dan sanksi yang tegas. 2.2.2. Tanggung Jawab Pihak Bank Terhadap Kerugian Nasabah Sebagai Pengguna ATM Dalam Peraktek Di Kabupaten Badung. Tanggung jawab pihak bank terhadap nasabah terkait kerugian dalam pemakaian produk ATM dalam peraktek perbankan di Kabupaten Badung, tidak tercantum secara jelas dalam suatu klausula perjanjian, sehingga dalam hal ini dapat membingungkan nasabah untuk mendapatkan kepastian nilai ganti rugi. Dalam hal kerugian yang diakibatkan produk ATM, Bentuk tanggung jawab dapat diberikan oleh bank adalah Pemberian suatu ganti rugi sejumlah uang yang tidak keluar saat penarikan tunai yang dilakukan nasabah dan akan di dikreditkan kembali ke rekening tabungan nasabah. Pihak bank memberikan ganti rugi kepada nasabah ketika Mesin ATM terbukti mengalami kerusakan. Pihak bank segera memeriksa suatu Board ATM Machine yang didalamnya terdapat suatu Censsor record yang berfungsi untuk merekam segala Sesutu aktifitas nasabah terhadap mesin ATM. Hasil perekaman Censsor record dapat membuktikan bahwa benar mesin ATM mengalami 4

kerusakan sehingga merugikan nasabah saat melakukan transaksi. Selain alat Censsor record terdapat pula kamera cctv di sudut bilik ATM yang berfungsi untuk melihat aktivitas nasabah didalam bilik ATM. Akan tetapi pembuktian pada contoh kerugian yang dialami nasabah pada latar belakang diatas, pihak bank lebih menekankan pembuktian pada alat Censsor record. Censsor record yang terdapat pada mesin ATM telah merekam bahwa uang nasabah sudah keluar, sehingga pihak bank tidak dapat memberikan ganti rugi kepada nasabah. III. Kesimpulan Perlindungan hukum nasabah sebagai konsumen pengguna produk ATM dalam praktek perbankan di Kabupaten Badung belum terimplementasikan secara baik, karena masih adanya suatu praktek pencantuman klausula baku dalam perjanjian yang bertentangan dengan Undang-Undang Perlindungan konsumen pasal 18 ayat (1) huruf g. Selain hal itu juga dalam perjanjian baku tersebut mengenai isi yang terkandung didalamnnya tidak mencantumkan mengenai kejelasan perlindungan hukum bagi nasabah tentang keamanan, kenyamanan serta keandalan dari produk mesin ATM itu sendiri. Sehingga tanggung jawab pihak bank mengenai kerugian nasabah akibat kerusakan mesin ATM tidak diatur secara jelas, akan tetapi tanggung jawab pihak bank terkait kerugian nasabah akibat kerusakan mesin ATM, sebatas ganti rugi yang diberikan Bank kepada nasabah yang terbukti mengalami kerugian waktu melakukan suatu transaksi. Daftar Pustaka Hermansyah,2006, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Cetakan Ke-2, Kencana,Jakarta.,2011, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Edisi Revisi, Kencana, Jakarta. Husni Syazali dan Heni Sri Imaniyati, 2000,Hukum Perlindungan Konsumen, Mandar Maju, Bandung. Undang-undangNomor.7 Tahun 1992 Sebagaimana Telah Diubah Dengan Undang-Undang No.10 Tahun 1998 Tentang Perbankan. Undang-undang Nomor.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen. 5