7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja 1. Pengertian Remaja atau adolescence berasal dari bahasa latin adolescence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolescence berasal dari bahasa inggris mempunyai arti cukup luas meliputi kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Sedangkan menurut WHO, disebut remaja apabila usia anak sudah mencapai usia 10-18 tahun (Proverawati & Misaroh, 2009) Menurut Efendi (2009) pengertian remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Seseorang bisa disebut remaja apabila usia anak sudah mencapai usia 10-18 tahun. Pada periode ini berbagai perubahan terjadi dimulai dengan timbulnya perubahan yang ditandai dengan perubahan fisik, perilaku kognitif, biologis, dan emosi. Menurut Proverawati & Misaroh (2009) pengertian masa remaja adalah suatu tahap antara masa anak-anak menuju masa dewasa, pertumbuhan dan perkembangan pada masa remaja sangat cepat baik fisik maupun psikologis. Perkembangan yang cepat ini berlangsung pada usia mulai 11-16 tahun pada laki-laki dan pada perempuan usia mulai 10-15 tahun. Salah satu ciri masa pubertas adalah mulai terjadinya menstruasi pada perempuan. 2. Menurut Bobak (2004) masa remaja dibagi dalam 3 tahap yaitu : a. Remaja tahap awal (usia 10-14 tahun) Seorang remaja pada tahap ini hanya memiliki pemahaman yang kurang terhadap perubahan dirinya. Perubahan yang terjadi pada masa ini sangat cepat, Pada masa initugas perkembangannya 7
8 lebih dipengaruhi oleh perubahan fisik dan mentalyang cepat, yaitu adaptasi dan penerimaan keadaan tubuh yang berubah. b. Remaja tahap menengah (usia 15-16 tahun) Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan teman-teman, karena teman-teman sebaya menggantikan kedudukan orangua. Pada masa ini remaja secara fisik menjadi percayadiri dan mendapatkan kebebasan dari orang tua, memperluaspergaulan dengan teman sebaya, mulai menjalin persahabatan dan ketertarikan dengan lawan jenis. c. Remaja tahap akhir (usia 17-21 tahun) Masa menuju masa periode dewasa, memahami dirinya dengan lebih baik. Seorang individu yang mencapai kematangan fisik,emosi dan kesadaran akan keadaan sosialnya, memiliki identitas personal dalam relasinya dengan orang lain, mengetahui peran sosial, sistem nilai, dan tujuan dalam hidupnya. 3. Menurut Hurlock (1980) p erubahan-perubahan yang terjadi pada usia remaja yaitu: a. Perubahan Fisik 1) Perubahan eksternal a) Tinggi badan, Anak perempuan rata-rata mencapai tinggi maksimal pada usia 17-18 tahun sedang anak laki-laki antara usia 19-20 tahun. b) Berat badan, perubahan berat badan mengikuti jadwal yang sama dengan perubahan tinggi badan. c) Proporsi tubuh, berbagai anggota tubuh mencapai perbandingan yang seimbang. d) Organ seks, organ seks perempuan dan laki-laki mencapai ukuran yang matang tetapi fungsi belum maksimal sampai beberapa tahun kemudian, sedangkan ciri seks sekunder mencapai tingkat perkembangan matang pada akhir masa remaja.
9 2) Perubahan Internal a) Sistem pencernaan, perut menjadi lebih panjang, usus bertambah panjang dan bertambah besar, otot perut dan dinding usus bertambah tebal dan lebih kuat, ukuran hati bertambaha besar dan kerongkongan bertambah panjang. b) Sistem peredaran darah, jantung bertambah besar dengan pesat, pada usia remaja akhir berat jantung dan kerongkongan bertambah panjang. c) Sistem pernafasan, Kapasitas paru anak wanita matang pada usia 17 tahun sedangkan laki-laki beberapa tahun kemudian. d) Sistem Endokrin, kelenjar seks berkembang pesat meskipun belum mencapai ukuran matang. e) Jaringan tubuh, perkembangan rangka berhenti pada usia 18 tahun, jaringan lain terus berkembang terutama jaringan otot. 3) Perubahan Emosi Emosi pada remaja sama dengan anak-anak bedanya terletak pada rangsangan dan derajat yang menimbulkan emosi. Emosi yang umum yang dimiliki oleh remaja antara lain : amarah, takut, cemburu, ingin tahu, irihati, gembira, sedih, kasih sayang. Remaja yang memiliki kematangan emosi yang memberikan reaksi emosional yang stabil tidak berubah-ubah dari suasana hati kesuasana hati yang lain. 4) PerubahanSosial Salah satu tugas perkembangan masa remaja yang tersulit adalah berhubungan dengan penyesuaian sosial, hal tersebut dikarenakan oleh kuatnya pengaruh kelompok sebaya disebabkan remaja lebih banyak diluar rumah bersama teman sebaya sebagai kelompok.
10 4. Perkembangan seksual remaja menurut Efendi (2009) Perubahandalam bentuk dan ciri-ciri fisik berhubungan erat dengan mulainya pubertas. Aktivitas kelenjar pituitary pada masa ini berakibat dalam sekresi hormon yang meningkat dengan efek fisiologis yang tersebar luas. Hormon pertumbuhan memproduksi dorongan pertumbuhan yang cepat, yang membawa tubuh mendekati tinggi dan berat dewasanya dalam rentang waktu sekitar 2 tahun. Dorongan pertumbuhan terjadi lebih awal pada wanita daripada pria, juga menandakan bahwa wanita lebih dahulu matang secara seksual daripada pria. Pencapaian kematangan seksual ditandai dengan datangnya menstruasi (pada wanita) atau produksi semen yang biasanya timbul dalam bentuk mimpi basah (pada pria). Datangnya menstruasi dan mimpi basah pertama tidak sama pada setiap orang. Usia yang menandakan mentruasi pertama kali (menarche) pada wanita adalah 8 atau 9 tahun namun, pada umunya sekitar 12 tahun. Menstruasi terjadi karena sel telur yang diproduksi ovarium tidak dibuahi oleh sel sperma dalam uterus. Sel telur tersebut menempel pada dinding uterus dan membentuk lapisan yang banyak mengandung pembuluh darah, yang biasanya tejadi antara 3 sampai 7 hari. Jarak antara siklus haid dengan siklus berikutnya tidak sama pada setiap wanita, adakalanya 21 hari atau bisa juga 35 hari. Perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas memicu munculnya dorongan seksual. Pemuasan dorongan seksual masih dipersulit dengan banyaknya tabu sosial. Dan juga kurangnya pengetahuan yang benar tentang seksualitas. Perubahan fisik remaja juga mengalami perubahan emosional dan psikososial. Tugas psikososial remaja adalah untuk tumbuh dari orang yang bergantung menjadi orang yang tidak bergantung. Yang identitasnya memungkinkan orang tersebut untuk berhubungan dengan orang lain dalam gaya dewasa. Perubahan emosional menimbulkan problem emosional yang bervariasi antara
11 remaja yang satu dengan remaja yang lain. Perubahan emosional tersebut tercermin dalam sikap dan tingkah laku. Sedangkan, perkembangan kepribadian pada masa ini dipengaruhi tidak saja oleh orang tua dan lingkungan keluarga, tetapi juga oleh lingkungan sekolah maupun teman-teman pergaulan di luar sekolah. B. Menstruasi 1. Pengertian Menstruasi adalah bagian dari proses yang terjadi secara reguler yang mempersiapkan tubuh wanita setiap bulannya untuk kehamilan. Siklus menstruasi ini melibatkan beberapa tahapan yang dikendalikan oleh interaksi hormon yang dikeluarkan oleh hipotalamus, kelenjar di bawah otak depan, dan indung telur (Maulana, 2010). Menstruasi atau haid adalah proses keluarnya darah dari uterus, yang terjadi karena luruhnya lapisan dinding rahim disertai pelepasan endometrium, menstruasi terjadi pada setiap wanita setiap bulanya. Lama menstruasi biasanya antara 3-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah sedikit-sedikit, dan ada yang sampai 7-8 hari. Pada setiap wanita biasanya lama haid itu tetap (Prawirohardjo, 2006). 2. Fase-fase menstruasi Mekanisme terjadinya perdarahan menstruasi terjadi dalam satu siklus terdiri dari 4 fase menurut Proverawati, & Misaroh (2009) antara lain : a. Fase Folikuler / proliferasi (hari ke-5 sampai hari ke-14) Pada masa ini adalah masa paling subur bagi wanita. Dimulai dari hari pertama sampai sebelum kadar LH meningkat dan terjadi pelepasan sel telur. Pada proses pertumbuhan folikel didalam ovarium, pada pertengahan fase folikuler kadar FSH meningkat sehingga merangsang pertumbuhan sekitar 330 folikel yang masing-masing mengandung sel telur. Tetapi hanya 1
12 folikel yang terus tumbuh dan yang lainya hancur.pada suatu siklus sebagian endometrium dilepaskan sebagai respon terhadap penurunan kadar hormon esterogen dan progesteron. Endometrium terdiri dari 3 lapisan, Lapisan atas dan tengah dilepaskan, sedangkan lapisan dasarnya tetap dipertahankan untuk menghasilkan sel-sel baru agar kembali membentuk kedua lapisan yang telah dilepaskan. b. Fase Luteal / fase sekresi / fase premenstruasi (hari ke-14 sampai hari ke-28) Pada fase ini masa ovarium bekerja membentuk korpus luteum dari sisa-sisa folikel-folikel degraaf yang sudah mengeluarkan sel telur pada saat terjadinya proses ovulasi. Pada fase ini hormon progesteron meningkat dan kadar hormon FSH, esterogen, dan LH menurun. Keadaan ini dimanfaatkan lapisan endometrium untuk mempersiapkan dinding rahim jika terjadi kehamilan, digunakan untuk menghambat masuknya sperma ke dalam uterus dan proses meluruhnya dinding rahim yang prosesnya akan terjadi pada akhir fase. c. Fase menstruasi (hari ke-28 sampai hari ke-2 atau 3) Pada fase ini masa terjadinya proses peluruhan dari lapisan endometrium uteri disertai pengeluaran darah, terjadi kembali peningkatan kadar dan aktivitas hormon FSH & esterogen yang disebabkan tidak adanya hormon LH. Keadaan ini berpengaruh karena produksinya di hentikan oleh peningkatan hormon progesteron secara berlebihan. Hal ini mengakibatkan perubahan-perubahan hygiene pada daerah dinding di daerah vagina dan uterus menimbulkan keputihan. d. Fase regenerasi / pasca menstruasi (hari ke-1 sampai hari ke-5) Pada fase ini terjadi proses pembentukan kembali lapisan endometrium uteri, Ovarium juga kembali mulai membentuk folikel-folikel yang terkandung di dalamnya melalui pengaruh
13 hormon FSH dan esterogen yang sebelumnya sudah dihasilkan kembali di dalam ovarium. 3. Siklus menstruasi Masa siklus haid normal berjenjang mulai dari 2 hingga 6 hari, dengan rata-rata 4 hari lamanya. Siklus ini umumnya berakhir dengan haid (datang bulan) setiap 21 hingga 35 hari, dengan kehilangan darah rata-rata 40ml setiap haid (Maulana, 2010). Panjang siklus haid adalah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid berikutnya. Hari mulainya pedarahan dinamakan hari pertama siklus. Karena jam mulainya haid tidak diperhitungkan dan tepatnya waktu keluar haid dari ostium uteri eksternum tidak dapat diketahui, maka panjang siklus mengandung kesalahan kurang lebih 1 hari. Panjang siklus haid yang normal atau dianggap sebagai siklus haid yang umum ialah 28 hari, tetapi variasinya cukup luas, bukan saja antara beberapa wanita tetapi pada wanita yang sama. Juga pada kakak beradik bahkan saudara kembar, siklusnya tidak terlalu sama. Jadi, sebenarnya panjang siklus haid dipengaruhi oleh usia seseorang. Rata-rata panjang siklus haid pada gadis usia 12 tahun ialah 25,1 hari, pada wanita usia 43 tahun 27,1 hari, dan pada wanita usia 55 tahun 51,9 hari. Panjang siklus haid 28 hari itu tidak sering dijumpai (Prawirohardjo, 2006). C. Dismenore 1. Pengertian Dismenore (dysmenorrhea) berasal dari bahasa yunani. Kata dys yaitu sulit, nyeri, tidak normal. Meno yaitu bulan dan orrhea yaitu aliran, sehingga dari arti kata tersebut dismenore adalah keadaan tidak normal yang terjadi pada saat menstruasi yang dapat mengganggu aktivitas dan memerlukan pengobatan
14 yang ditandai dengan rasa nyeri atau rasa sakit pada daerah perut sampai ke panggul (Judha, Sudarti, & Fauziah, 2012). Dismenore merupakan keadaan tidak normal yang terjadi pada saat menstruasi yang dapat mengganggu aktivitas, nyeri di daerah perut sampai ke panggul akibat produksi zat prostaglandin yang meningkat dan kontraksi otot rahim yang kuat, prostaglandin diproduksi oleh lapisan dalam rahim. Sebelum menstruasi zat ini meningkat dan pada sebelum dan saat seseorang mengalami menstruasi kadar prostaglandin menurun. Proses ini dapat menjelaskan mengapa nyeri berkurang setelah hari pertama menstruasi (proverawati & Misaroh, 2009). 2. Klasifikasi dismenore Menurut jenisnya, dismenore terdiri dari: a. Dismenore primer (esensial, intrinsic, idiopatik) adalah nyeri menstruasi tanpa kelainan organ reproduksi (tanpa kelainan ginekologi). Dismenore primer biasanya terjadi dalam 6-12 bulan pertama setelah haid pertama, segera setelah siklus ovulasi teratur ditentukan. Rasa nyeri dari bagian perut menjalar kedaerah pinggang dan paha, terkadang disertai dengan mual dan muntah, diare, sakit kepala dan emosi labil. Terapi yang dibutuhkan psikoterapi, analgetik hormonal. b. Dismenore sekunder (ekstrinsik, acquired) adalah nyeri menstruasi yang terjadi karena kelainan ginekologik, misalnya endometriosis. Terjadi pada wanita yang sebelumnya tidak mengalami dismenore. Terapi yang dibutuhkan adalah causal yaitu mencari dan menghilangkan penyebabnya (Proverawati & Misaroh, 2009).
15 3. Faktor penyebab Faktor penyebab dismenore primer antara lan : Faktor penyebab dismenore menurut dr.dito Anugroho adalah sebagai berikut: Secara umum, nyeri haid muncul akibat kontraksi disritmik miometrium yang menampilkan satu gejala atau lebih, mulai dari nyeri yang ringan sampai berat di perut bagian bawah, bokong dan nyeri spasmodik di sisi medial paha. a. Penyebab dismenore primer 1) Faktor endokrin Rendahnya kadar progesteron pada akhir fase corpus luteum. Hormone progesteron menghambat atau mencegah kontraktilitas uterus sedangkan hormon estrogen merangsang kontratilitas uterus. Di sisi lain, endometrium dalam fase sekresi memproduksi prostaglandin F2 sehingga menyebabkan kontraksi otot-otot polos. Jika kadar prostaglandin yang berlebihan memasuki peredaran darah maka selain dismenore dapat juga dijumpai efek lainya seperti mual, muntah, diare, flushing (respons involunter (tak terkontrol) dari sistem saraf yang memicu pelebaran pembuluh kapiler kulit, dapat berupa warna kemerahan atau sensasi panas). Jelas bahwa peningkatan kadar progesteron memegang peranan penting paa timbulnya dismenore primer. 2) Kelainan organik Retrofleksia uterus /kelainan letak arah anatomis rahim, hipoplasia uterus (perkembangan rahim yang tidak lengkap), sumbatan jalan lahir, mioma submukosa bertangkai (tumor jinak yang terdiri dari jaringan otot), dan polip endometrium.
16 3) Faktor kejiwaan ( gangguan psikis) Yang dirasakan seperti rasa bersalah, ketakutan seksual, takut hamil, hilangnya tempat berteduh, konflik dengan masalah jenis kelaminya, dan imaturitas (belum mencapai kematangan). 4) Faktor konstitusi Seperti anemia dan penyakit menahun juga dapat mempengaruhi timbulnya dismenore. 5) Faktor alergi Penyebab alergi adalah toksin haid menurut riset, ada hubungan antara dismenore dengan urtikaria (biduran), migrain, dan asma. b. Penyebab dismenore sekunder Beberpa penyebab dismenore sekunder antara lain: 1) Alat kontrasepsi dalam Rahim (intrauterine contraceptive); 2) Adanya endometrium selain di Rahim (Adenomyosis); 3) tumor jinak rahim yang terdiri dari jaringan otot ( Uterine myoma), terutama (mioma submukosum) bentuk mioa uteri; 4) Tumor jinak di rahim ( Uterine polyps); 5) Adhesions (pelekatan);6) Stenosis atau striktur serviks, striktur kanalis servikalis, varikosis pelvik, dan adanya Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR); 7) Kista ovarium ( Ovarian cysts); 8) Sel telur terpelintir(ovarian torsion); 9) Tumor jinak otot Rahim (Uterine leiomyoma); 10) Gangguan atau sumbatan di panggul ( Pelvic congestion syndrome); 11)Penyakit radang panggul; 12) Tumor ovarium, polip endometrium; 13) Kelainan letak uterus seperti retrofleksi, hiperantefleksi, dan retrofleksi terfiksasi; 14) Faktorseperti takut tidak punya anak, konflik dengan pasangan, Gangguan libido; 15) Kerusakan lapisan otot dipanggul sehingga pergerakan serviks (leher rahim) meningkat abnormal.
17 Sindrom ini ditandai dengan nyeri perut bagian bawah yang akut, nyeri saat bersenggama, kelelahan yang sangat, nyeri panggul dan nyeri punggung. 4. Faktor resiko Menurut Smeltzer&Bare (2002), faktor resiko terjadinya dismenore primer adalah : a. Haid pertama pada usia lebih awal Menarche pada usia lebih awal menyebabkan alat-alat reproduksi belum berfungsi secara optimal dan belum siap mengalami perubahan-perubahan sehingga timbul nyeri ketika menstruasi. b. Belum pernah hamil dan melahirkan Perempuan yang hamil biasanya terjadi alergi yang berhubungan dengan saraf yang menyebabkan adrenalin mengalami penurunan, serta menyebabkan leher rahim melebar sehingga sensasi nyeri haid berkurang bahkan hilang. c. Lama menstruasi lebih dari normal (7 hari) Lama menstruasi lebih dari normal (7 hari), menstruasi menimbulkan adanya kontraksi uterus, terjadi lebih lama mengakibatkan uterus lebih sering berkontraksi, dan semakin banyak prostaglandin yang dikeluarkan. Produksi prostaglandin yang berlebihan menimbulkan rasa nyeri., sedangkan kontraksi uterus yang terus menerus menyebabkan suplai darah ke uterus terhenti dan terjadi dismenore. 5. Tanda dan gejala dismenore Tanda-tanda nyeri menstruasi ( dismenore) adalah nyeri pada perut bagian bawah didaerah umbilikus dan suprapubik perut. Hal ini biasanya juga sering dirasakan diperut bagian kanan dan kiri yang dapat menyebar ke paha, punggung bagian bawah sampai ketungkai. Nyeri atau kram yang dirasa akan hilang timbul atau
18 nyeri tumpul yang terus menerus ada. Nyeri biasanya mulai timbul sesaat sebelum atau selama menstruasi, serta mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam dan setelah 2 hari akan menghilang. Kadangkadang dismenore juga sering disertai oleh rasa sakit kepala, pusing, sembelit, diare, pingsan, kelelahan, sering berkemih, mual sampai terjadi muntah (Maulana, 2010). Gejala dismenore sering mulai segera setelah ovulasi dan dapat bertahan sampai akhir menstruasi. Hal ini karena dismenore sering dikaitkan dengan perubahan tingkat hormon dalam tubuh yang terjadi dengan ovulasi. Penggunaan jenis tertentu pil KB dapat mencegah gejala-gejala dismenore, karena pil KB menghentikan ovulasi. Nyeri haid primer, timbul sejak haid hari pertama dan akan pulih sendiri, dengan lebih stabilnya hormon tubuh atau perubahan posisi rahim setelah menikah atau melahirkan. Nyeri haid ini adalah normal, namun dapat berlebihan apabila dipengaruhi oleh faktor fisik dan psikis seperti stress, shock, penyempitan pembuluh darah, penyakit yang menahun, kurang darah, kondisi tubuh yang menurun, atau pengaruh hormon prostaglandine. Gejala ini tidak membahayakan kesehatan. Nyeri haid sekunder biasanya baru muncul kemudian, yaitu jika ada penyakit yang datang kemudian. Penyebabnya adalah kelainan atau penyakit seperti infeksi rahim, kista atau polip, tumor sekitar kandungan, atau bisa karena kelainan kedudukan rahim yang menetap. Ada juga yang disebut dengan endometriosis, yaitu kelainan letak lapisan dinding rahim yang menyebar keluar rahim, sehingga apabila menjelang menstruasi, pada saat lapisan dinding rahim menebal, akan dirasakan nyeri atau sakit yang luar biasa. Selain itu, endometriosis ini juga bisa mengganggu kesuburan (Mansjoer, 2001).
19 D. Cara mengatasi dismenore Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi dan menyembuhkan nyeri haid menurut ( Anurogo & Wulandari, 2011) secara tuntas. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan sendiri oleh penderita nyeri haid, tanpa memerlukan obat-obatan. Yaitu caranya adalah dengan memperhatikan pola dan siklus haidnya, lalu melakukan langkah-langkah antisipasi agar tidak mengalami nyeri haid. langkah ini biasanya dilakukan oleh mereka yang mengalami nyeri haid tetapi dalam kondisi tidak parah. Berikut adalah langkahlangkah pencegahanya: 1)Hindari stress, tidak usah terlalu bnyak pikiran, terutamapikirannegatif yang bisa menimbulkan kecemasankecemasan; 2) Atur pola makan yang teratur dengan asupan gizi yang cukup, memenuhi standar 4 sehat 5 sempurna; 3) Saat menjelang haid sebisa mungkin meghindari makanan yang cenderung asam dan pedas; 4) Istirahat yang cukup, menjaga kondisi agar tidak terlalu lelah dan tidak menguras energi secara berlebihan; 5) Tidur yang cukup 6-8 jam sehari sesuai dengan kebiasaan; 6) Lakukan olahraga secara teratur minimal 30 menit setiap hari. Olahraga yang dipilih tidak harus olahraga berat, olahraga yang dipilih olahraga ringan seperti jalanjalan santai selama 30 menit, jogging ringan, senam ringan, maupun bersepeda. Ol ahraga secara teratur dapat memperlancar aliran darah pada otot disekitar rahim sehingga akan meredakan rasa nyeri pada saat haid; 7) Lakukan peregangan ( sretching) antinyeri haid setidaknya 5-7 hari sebelum haid; 8) Menjelang haid, cobalah berendam dengan air hangat yang diberi garam berendamlah selama 10-15 menit dan rasakan kesegaran serta rileks di seluruh tubuh. Cara ini dapat membantu memperlancar peredaran darah dalam tubuh sehingga mencegah terjadinya nyeri haid; 9) Sebaiknya tidak mengonsumsi obat-obatan anti nyeri apabila semua cara pencegahan tersebut tidak mengatasi nyeri. Periksakan ke dokter untuk mengetahui penyebab nyeri haid yang berkepanjangan. Bisa jadi ada
20 kelainan rahim atau penyakit lainya; 10) Hindari minuman alkohol, rokok, kopi, ataupun cokelat karena akan memicu bertambahnya kadar estrogen; 11) Hindari makanan atau minuman dingin secara berlebihan misalnya es krim. Perbanyak makan buah-buahan, sayur makanan berkadar rendah lemak, konsumsi vitamin E, vitamin B6 dan minyak ikan untuk mengurangi peradangan; 12) Mendengarkan musik, membaca buku atau menonton film juga dapat membantu mengurangi rasa sakit. Sedangkan upaya penanganan Dismenore menurut Proverawati & Misaroh, 2009 yaitu: 1) Kompres dengan botol dingin atau hangat pada bagian yang terasa kram ( di perut atau pinggang bagian belakang); 2) Minumminuman hangat yang mengandung kalsium tinggi; 3) Menghindari minum-minuman yang beralkohol, kopi dan es krim; 4) Menggosok-gosok perut atau pinggang yang sakit; 5) Ambil posisi menungging sehingga rahim tergantung ke bawah; 6) Tarik nafas dalam-dalam secara perlahan untuk relaksasi; 7) Obat-obatan yang digunakan harus pada pengawasan dokter. Boleh minum analgetik (penghilang rasa sakit) yang banyak dijual di toko obat, asal dosisnya tidak lebih dari 3 kali sehari (Proverawati & Misaroh, 2009). E. Variabel penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu pengalaman mengatasi dismenore pada remaja putri. F. Pertanyaan penelitian Bagaimana pengalaman mengatasi dismenore pada remaja dalam mengatasi dismenore pada remaja putri di MA Darul Ulum Bulusari Sayung Demak.