BAB I PENDAHULUAN. didik dalam pertumbuhan jasmani maupun rohaninya untuk mencapai tingkat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui (learning to know), belajar berbuat (learning to do), belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. anak agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai cita-cita pendidik. 1

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

BAB I PENDAHULUAN. siswa sesuai dengan tujuan. Tujuan pembelajaran menurut Undang-Undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan pancasila dan Undang-undang dasar tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jenjang SD sampai SMP. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan formal

Berdasarkan pendapat diatas, menegaskan bahwa pendidikan sangat penting bagi setiap insan manusia. Pendidikan sangat erat kaitannya dengan guru dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Peserta didik yang mengikuti pendidikan masa kini akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dan mendapat perhatian besar dari pemerintah dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses interaksi yang baik didasari oleh

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

I. PENDAHULUAN. Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak perubahan.

pengetahuan dan teknologi perlu adanya pembaharuan dalam sistem pendidikan secara terarah dan terencana maka Undang-Undang Republik Indonesia No 20

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Sisdiknas Pasal 4 ayat 4 menyatakan bahwa Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN. secara optimal dan dapat mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang mutlak dibutuhkan oleh seluruh

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan orang-orang

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, memberi Dana Bantuan Operasional

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN. sifat konstruktif dalam hidup manusia. Karena itulah kita dituntut untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan sebagai kata kunci untuk menguak kemajuan bangsa. Tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat memperoleh ilmu pengetahuan serta keterampilan yang berguna untuk masa

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan di bidang pendidikan merupakan suatu upaya

I. PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU RI No. 20 Th. 2003)

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui

BAB I PENDAHULUAN. Kepribadiannya berlandaskan dengan nilai-nilai baik di dalam masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini dijelaskan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di negara Indonesia dilakukan dalam upaya meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 bahwa Tiap-tiap. perubahan yaitu memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Esa, berakhlak mulia, sehat Jasmani dan Rohani, berilmu, cakap, kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki. latihan bagi peranannya di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta, konsep dan prinsip saja, tetapi juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan berlangsung secara sistematis yang dilakukan oleh orangorang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan. Pendidikan juga diartikan sebagai bantuan yang diberikan dengan sengaja kepada peserta didik dalam pertumbuhan jasmani maupun rohaninya untuk mencapai tingkat kedewasaan (Munib, 2009:34). Pendidikan dapat diartikan sebagai kegiatan seseorang dalam membimbing dan memimpin anak menuju ke pertumbuhan dan perkembangan secara optimal agar dapat berdiri sendiri dan bertanggung jawab. Pengertian pendidikan secara luas adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, 1

2 cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003, Bab II Pasal 3). Dalam bidang ilmu pendidikan di jenjang sekolah dasar ada banyak mata pelajaran yang harus dipahami dan dikuasai oleh peserta didik. Beberapa mata pelajaran yang harus dikuasai adalah matematika, bahasa Indonesia, pendidikan kewarganegaraan, ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan sosial. Dari sekian banyak bidang ilmu yang diajarkan ada saja penyebab terjadinya ketidakseimbangan dalam penguasaan materi yang di sampaikan oleh tenga pendidik atau guru. Sebagian besar siswa hanya tertarik pada salah satu bidang mata pelajaran yang menurutnya mudah, hal ini menyebabkan siswa kurang menguasai dan tertarik pada mata pelajaran lain yang dirasa sulit. Hal ini membutuhkan alternatif pembelajaran yang lebih menyenangkan, yang dapat menjadikan siswa bersemangat untuk belajar, salah satunya dengan mengggunakan media pembelajaran. Dalam kurikulum 2013, pola pembelajran tidak lagi terpusat pada guru tetapi berpusat pada siswa. Komunikasi yang terbangun juga harus bersifat interaktif dua arah, bukan satu arah. Pada siswa kelas awal, pembelajaran matematika memerlukan ide-ide kreatif dari guru untuk memancing keaktifan siswa. Banyak siswa mengalami kesulitan pada operasi hitung penjumlahan ataupun pengurangan. Belum semua guru mengaplikasikan ide untuk membuat media pembelajaran yang dapat menunjang pembelajaran. Selain itu siswa terkadang memahami teori belajar

3 hanya beberapa waktu, tanpa media pembelajaran yang menarik pembelajaran matematika khususnya pengurangan bersusun akan terasa membosankan. Hasil observasi dan wawancara dengan guru di kelas 2-A SDN Mergosono 1 Malang pada tanggal 3 Agustus 2015, siswa mulai mengenal pengurangan bersusun ratusan, melalui kegiatan pembelajaran pada Sub tema Bermain di Lingkungan Rumah Pembelajaran 3 mereka masih merasa kesulitan. Pada pembelajaran tematik menggunakan sistem penilaian pengetahuan atau KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) secara nasional yang telah disepakati, yaitu 66-70. Permasalahan yang muncul dan terlihat dalam kegiatan pembelajaran yaitu: a. Hasil belajar siswa pada materi pengurangan masih belum sesuai dengan harapan. Hal ini disebabkan siswa belum benar-benar menguasai pembelajaran, karena kurangnya penjelasan dari guru dan tidak adanya alat peraga untuk mempermudah siswa memahami materi pengurangan. Jadi hasil belajar yang di dapat pada mata pelajaran matematika belum sesuai dengan KKM yang disepakati yaitu 71, dari KKM yang disepakati tersebut ada 57% dari jumlah siswa 33, yang masih belum memenuhi KKM. b. Penyampaian materi oleh guru berpacu pada buku tematik, dan teori, seperti mengajarkan pengurangan bilangan ratusan dengan menerangkan menghitung susun. Guru tidak menggunakan media pembelajaran untuk alat bantu pemahaman materi. c. Siswa belum terkondisikan dengan baik karena merasa materi kurang menarik, beberapa siswa masih ada yang bermain pada saat pelajaran

4 disampaikan dan saat diberi soal latihan tentang operasi hitung, belum mampu menyelesaikan dengan tepat. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: (1) Siswa kurang tertarik dengan penjelasan teori yang diberikan. (2) Tidak ada media yang digunakan dalam penyampaian materi pengurangan angka ratusan. (3) Konsentrasi siswa pada pembelajaran kurang, mereka mudah terpengaruh dengan hal di luar pelajaran yang lebih menarik. Media Papan Hitung merupakan penggabungan antara suatu alat dengan aktivitas belajar. Alat yang yang dimaksudkan adalah media pembelajaran menggunakan papan flanel, menurut Sukirman (2012:107) papan flanel termasuk salah satu media pembelajaran dua dimensi, yang dibuat dari kain flanel yang ditempelkan pada sebuah triplek atau papan, kemudian membuat guntingan-guntingan flanel atau kertas rempelas yang di letakkan di bagian belakang gambar. Aktivitas belajar yang dimaksudkan adalah berhitung, menurut Nurkhasanah dan Didik Turminto (2007:243), berhitung adalah mengerjakan hitungan (menjumlahkan, mengurangi, dan sebagainya). Media Papan Hitung dapat mempermudah dalam mengoperasikan pengurangan bersusun dengan teknik meminjam, siswa dapat menempel dan melepas kartu angka untuk menghitung susun bilangan ratusan. Selain itu media papn hitung mudah dibuat dan dibawa. Adapun judul penelitian yang akan dilakukan yaitu Peningkatan Hasil Belajar Pengurangan Bersusun dengan Menggunakan Media Papan Hitung Siswa Kelas 2-A SDN Mergosono 1 Malang.

5 1.2 Rumusan Masalah Uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan tentang penggunaan Media Papan Hitung pada Pengurangan Bersusun sebagai Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas 2-A SDN Mergosono 1 Malang, yaitu: 1.2.1 Bagaimana penerapan pembelajaran dengan Media Papan Hitung pada Materi Pengurangan sebagai Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas 2-A SDN Mergosono 1 Malang? 1.2.2 Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa setelah penggunaan Media Papan Hitung pada Materi Pengurangan Siswa Kelas 2-A SDN Mergosono 1 Malang? 1.3 Tujuan Penelitian Fokus permasalahan yang ada, tujuan penulisan adalah untuk : 1.3.1 Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran pada sub Materi Pengurangan dengan menggunakan media papan hitung pada siswa kelas 2-A SDN Mergosono 1 Malang. 1.3.1 Menjelaskan peningkatan hasil belajar siswa pada Materi Pengurangan dengan menggunakan media papan hitung pada siswa kelas 2-A SDN Mergosono 1 Malang. 1.4 Hipotesis Tindakan Berdasarkan penelitian yang berjudul Penggunaan Media Papan Hitung pada Materi Pengurangan Bersusun sebagai Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas 2-A SDN Mergosono 1 Malang. Dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

6 Jika menggunakan media papan hitung sebagai media pembelajran maka dapat meningkatkan hasil belajar Pengurangan Siswa Kelas 2-A SDN Mergosono 1 Malang. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara praktis maupun manfaat secara teoritis. Adapun manfaat Praktis ditujukan bagi siswa dan guru, yaitu: 1.5.1 Siswa kelas 2-A SDN Mergosono 1 Malang. 1.5.1.1 Mendapatkan pengalaman belajar yang lebih menyenangkan dan mudah dipahami dengan menggunakan media papan hitung. 1.5.1.2 Meningkatkan keterampilan memecahkan masalah yang berkaitan dengan upan sehari-hari. 1.5.2 Guru kelas 2-A SDN Mergosono 1 Malang. 1.5.2.1 Guru sebagai pembimbing di kelas dapat secara langsung mengetahui penggunaan media pembelajran papan hitung dan mengetahui kelebihan dan kekurangan yang ada pada media. 1.5.2.2 Guru dapat mengembangkan media Papan Hitung sebgai alat bantu berhitung untuk kegiatan belajar mengajar di tema yang lain. 1.5.3 Manfaat secara teoritis ditujukan bagi peneliti, yaitu: 1.5.3.1 Manfaat bagi peneliti adalah peneliti mendapat pengetahuan yang baru dan mengetahui secara langsung keadaan di kelas yang sesungguhnya terutama pada materi pengurangan bersusun pada sub tema Bermain di Lingkungan Rumah Pembelajaran 3.

7 1.5.3.2 Memberikan solusi alternatif sebagai upaya peningkatan hasil belajar siswa kelas 2 pada materi pengurangan bersusun. 1.6 Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas 2-A SDN Mergosono 1 Malang yang berjumlah 33 siswa, 15 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada semester ganjil tahun ajaran 2015-2016 antara bulan Oktober-Nopember. Pemilihan lokasi penelitian ini didasarkan atas kebutuhan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah dasar dalam rangka untuk mencapai prestasi belajar siswa yang lebih baik lagi. Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum 2013 atau pembelajaran tematik, tema yang peneliti gunakan adalah tema 2 (Bermain di Lingkunganku) subtema I (Bermain di Lingkungan Rumahku) pada pembelajaran 3 terdapat muatan (Bahasa Indonesia, Matematika dan SBDP). Penelitian ini di fokuskan pada muatan pembelajaran Matematika, karena KKM pada Matematika belum tercapai sesuai ketentuan syarat. Adapun kompetensi dasar dalam penelitian Matematika ini adalah sebagai berikut : 3.3 Mengenal kesamaan dua ekspresi menggunakan benda konkret, simbol atau penjumlahan/pengurangan bilangan hingga satu angka, 4.5 Memecahkan masalah nyata secara efektif yang berkaitan dengan penjumlahan, pengurang, perkalian, pembagian, waktu, berat, panjang, berat benda dan uang, selanjutnya memeriksa kebenaran jawaban. Media yang digunakan dalam pembelajran pada penelitian ini adalah media Papan Hitung. Papan hitung adalah media untuk penjumlahan

8 menyimpan atau pengurangan meminjam. Dalam media papan hitung bilangan yang terdiri dari puluhan dapat dijabarkan sehingga memudahkan siswa untuk menghitung penjumlahan bersusun atau pengurangan bersususn. 1.7 Definisi Istilah atau Definisi Operasional Batasan istilah dlam penulisan penelitian ini yaitu: a. Hasil belajar sering disebut prestasi belajar. Kata prestasi berasal dari Belanda yaitu prestatie kemudian dalam bahasa Indonesia disebut prestasi yang artinya hasil usaha. Kata prestasi juga berarti kemampuan keterampilan, sikap seseorang dalam menyelesaikan sesuatu (Arif, 2003:46). Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil belajar tersebut terjadi terutama berkat evaluasi guru. Hasil belajar dapat berupa dampak pengajaran dan dampak pengiring. Kedua manfaat tersebut bermanfaat bagi guru dan siswa. (Hamalik, 2005:68). b. Pengurangan bersusun adalah penyelesaian operasi pengurangan dengan cara mengurangi satuan dengan satuan, puluhan dengan puluhan, dan ratusan dengan ratusan. Bila ada nilai anggota yang tidak dapat dukurangkan maka meminjam bilangan didepannya, yang nilainya sama dengan 10 dan bilangan yang telah dipinjam dikurangi dengan 1. Untuk mengurangkan bilangan, kita dapat gunakan cara bersusun panjang dan pendek. Heruman (2009:18) c. Sub tema Bermain di Lingkungan Keluargaku dalam penelitian ini pada pembelajaran 3 terdapat muatan Bahasa Indonesia, Matematika dan SBDP. Tematik terpadu (2014)

9 d. Media papan hitung adalah media grafis jenis papan flanel, media ini dibuat untuk mempermudah siswa kelas 2 dalam pengurangan bersususn bilangan ratusan. Media papan hitung jenis flanel sangat mudah dibuat oleh guru dan siswa, bahan yang digunkan mudah dicari dan harganya sangat murah.