BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Yang Terhormat (orang tua / pengasuh)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Yogyakarta mahasiswa Teknik Mesin angkatan Universitas. Muhammadiyah Yogyakarta merupakan salah satu kampus yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari orang terlibat di dalam tindakan membuat keputusan atau decision

BAB I PENDAHULUAN. Merokok masih menjadi kebiasaan banyak orang baik di negara. tinggi. Jumlah perokok di Indonesia sudah pada taraf yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP SEHAT DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA KARYAWAN DI YOGYAKARTA

BAB 1 : PENDAHULUAN. tempat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe, kendaraan

KUISIONER PENELITIAN GAMBARAN KARAKTERISTIK DAN SOSIAL BUDAYA KELUARGA DALAM HAL PERILAKU MEROKOK SISWA SMK SATRIA NUSANTARA BINJAI PADA TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. Global Adult Tobacco survey (GATS) pada tahun 2011 menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung.

BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan berbagai macam penyakit kanker dan penyakit kronis. Penyakit

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH IKLAN MEDIA LUAR RUANG TERHADAP PERILAKU MEROKOK SISWA DI SMA NEGERI 2 MEDAN TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di negara-negara berkembang. Direktorat Pengawasan Narkotika,

BAB I PENDAHULUAN. tambahan (Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, 2009). Masalah utama. yang menjadi semakin tinggi tiap tahunnya.

Kuesioner Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Merokok sudah menjadi masalah kompleks yang menyangkut aspek

I. PENDAHULUAN. bernama rokok ini. Bahkan oleh sebagian orang, rokok sudah menjadi. tempat kerja, sekolah maupun ditempat-tempat umum.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh yang sangat berarti terhadap kesehatan masyarakat. Menurut perkiraan

BAB 1 : PENDAHULUAN. kalangan masyarakat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe,

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SLTP DI KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku merokok dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ekstrinsik). Berdasarkan intrinsic-extrinsic model Curry et,al (1990) dalam

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat, karena banyakdari kaum laki-laki maupun perempuan, tua

BAB 1 : PENDAHULUAN. kehidupan anak sekolah mulai dari SMA, SMP dan bahkan sebagian anak SD sudah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. sehingga hal ini masih menjadi permasalahan dalam kesehatan (Haustein &

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II LITERATURE REVIEW. rokok merupakan kondisi tubuh apabila mengonsusmsi zat-zat yang pada

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Kebiasan merokok adalah pemandangan yang tidak. asing lagi untuk kita lihat. Menurut laporan WHO (2002),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Faktor-faktor yang Menyebabkan Merokok dan Kondisi Adiksi Perokok

BAB I PENDAHULUAN. Fawzani dan Triratnawati (2005), masalah rokok juga menjadi persoalan

BAB I PENDAHULUAN. yang baru dan asing lagi di masyarakat, baik itu laki-laki maupun perempuan, tua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain, bahkan merokok dapat menyebabkan kematian. Laporan dari World

I. PENDAHULUAN. dapat ditemui pada kalangan remaja (Fatimah, 2006). kimia yang akan menimbulkan berbagi penyakit (Partodiharjo, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Lampiran 1. Nama : Umur : Jenis Kelamin : Lingkari jawaban yang sesuai!

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah rokok pada hakekatnya sekarang sudah menjadi masalah nasional,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung CO (Carbon monoksida) yang mengurai kadar oksigen dalam

BAB VI HASIL PENELITIAN. analisis univariat dilakukan untuk menjelaskan karakteristik masing masing

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, Indonesia menghadapi tantangan dalam meyelesaikan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada remaja biasanya disebabkan dari beberapa faktor

BAB 1 : PENDAHULUAN. karena membunuh 6 juta orang setiap tahunnya (1). Sekitar 21% dari populasi dunia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. a. Perokok aktif adalah orang yang memang sudah merokok.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. baru kemudian individu menyadari tentang sesuatu yang dinamakan. ada dalam diri individu yang bersangkutan ( Sunaryo, 2004 ).

BAB I PENDAHULUAN. koroner, stroke, kanker, penyakit paru kronik dan diabetes militus yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai penyakit atau gangguan kesehatan salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Rokok sudah dikenal manusia sejak tahun sebelum Masehi. Sejak

BAB 1 PENDAHULUAN. dampak buruk bagi perokok itu sendiri maupun orang-orang sekitarnya.

SATUAN ACARA PENYULUHAN BAHAYA MEROKOK

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan silent disease yang menjadi

IDENTITAS RESPONDEN. Jenis kelamin : Laki-laki. Perempuan. Bersama Orangtua. Status Tempat Tinggal: Kost. Bersama Saudara/teman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rista Mardian,2013

I. PENDAHULUAN. Rokok merupakan salah satu produk yang cukup unik (terutama cara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Stres pada Wanita Karir (Guru) yang dialami individu atau organisme agar dapat beradaptasi atau menyesuaikan

BAB IV PENUTUP. Disertasi ini merupakan studi tentang pengaruh perilaku merokok terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tembakau pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh bangsa Belanda

PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP KECEMASAN SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. Merokok dapat mengganggu kesehatan bagi tubuh, karena banyak. sudah tercantum dalam bungkus rokok. Merokok juga yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Efek rokok: Bgmn rokok mempengaruhi penampilan dan kehidupan anda

BAB I PENDAHULUAN. Bahaya merokok terhadap remaja yang utama adalah terhadap fisiknya.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. dapat dicegah dan diobati, ditandai oleh hambatan aliran udara yang tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jurusan kesehatan juga tidak terlepas dari perilaku rokok, sebanyak 66,6%

Gambaran Perilaku Merokok pada masyarakat di Kabupaten Purwakarta: Suatu Kajian Literatur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

#### SELAMAT MENGERJAKAN ####

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua

Lepas Dari Jerat Rokok

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Mahasiswa Teknik Mesin angkatan Universitas Muhammadiyah

PERILAKU SEHAT DAN PROMOSI KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1,3 milyar. Dari jumlah ini, sekitar 80% nya berada di negara-negara dengan

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya terjadi di negara-negara berkembang. Sekitar 5 juta orang mati

BAB I PENDAHULUAN. namun juga dapat menimbulkan kematian (Kementrian Kesehatan. Republik Indonesia, 2011). World Health Organization (WHO)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERILAKU SEHAT DAN PROMOSI KESEHATAN

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indian di Amerika untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Merokok adalah suatu kegiatan atau aktivitas membakar rokok lalu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. asma di dunia membuat berbagai badan kesehatan internasional. baik, maka akan terjadi peningkatan kasus asma dimasa akan datang.

4. Dampaknya dan cara penanggulangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. merasakan hal yang demikian terutama pada saat menginjak masa remaja yaitu. usia tahun (Pathmanathan V dan Surya H, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB 1 : PENDAHULUAN. Perilaku merokok merupakan suatu hal yang fenomenal. Hal ini ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Alasan merokok Pertama kali seorang remaja ingin mencoba untuk merokok dikarenakan di pengaruhi oleh beberapa hal yaitu, ingin coba-coba, pengaruh dari teman dan agar dihargai oleh teman-teman, lebih percaya diri, penghilang stress, serta kurangnya pengetahuan bahaya perilaku merokok bagi kesehatan (Yusnia, 2015) Awal mula seseorang yang ingin mencoba untuk mengonsumsi rokok khususnya pada remaja yang baru pertama kali mencoba rokok awalnya mereka kurang dapat menikmati rokok pertamanya mereka dikarenakan pada pertama kali merokok membuat perokok merasa pahit di mulut, mual, pusing dan batuk, namun karena dorongan sosial maka perilaku tersebut menetap. Perasaan mual dan pusing disebabkan karena tubuh memerlukan penyesuian terhadap zat-zat yang terkandung dalam rokok yang tidak diterima tubuh, namun lama kelamaan menjadi terbiasa dan teradaptasi setelah mengalami beberapa kali percobaan merokok, unsur-unsur yang terkandung dalam rokok seperti nikotin dan karbonmonoksida dapat membuat orang menjadi ketagihan dan ingin merokok lebih banyak lagi (Yusnia, 2015) 9

10 2. Berhenti merokok dan motivasi Pada zaman moderenisasi ini masih banyak sekali kita jumpai di kalangan remaja khusunya mahasiswa di kampus sering sekali mengkonsumsi rokok tanpa memikirkan efek dari rokok tersebut yang mengakibatkan tingginya prevaensi merokok pada remaja yang akan meningkatkan angka kematian premature dan penyakit kronis, oleh karena itu perilaku merokok harus dihentikan. Menurut penelitian Heikkinen (2010), mengatakan bahwa di firlandia sebagian besar perokok memandang rokok bukanlah hal yang berbahaya dan mengancam jiwannya, menurut Heikkinen ada berapa faktor penghambat remaja untuk berhenti merokok antara lain, kemauan dari diri sendiri, kecanduan, khawatir dengan gejala-gejala withdrawal atau penarikan rokok, kurangnnya dukungan dari orang terdekat seperti keluarga atau teman (Joshi, et al., 2010). Secara psikologis, seorang perokok yang sudah terbiasa sering mengambil batang rokok dan korek api dari dalam sakunya, ketika perokok tersebut meninggalkan kebiasaan itu maka perokok tersebut akan merasa ada sesuatu yang hilang dalam hidupnya, Dengan demikian perokok akan semakin sulit meninggalkan kebiasaan merokoknya, oleh karena itu keberhasilan berhenti merokok dapat diprediksi melalui faktor frekuensi merokok ( Kemas, 2012). Hasil dari penelitian (Kemas, 2012) juga mengatkan bahwa ketika para perokok berusaha mengurangi atau mencoba berhenti merokok, maka kadar nikotin dalam tubuh akan

11 berkurang dan mengakibatkan gejala yang disebut gejala stop nikotin, baik secara fisik maupun mental. Gejala-gejala tersebut antara lain pusing, mulut kering, cemas, gelisah, sulit tidur, tidak sabaran atau mudah marah, sulit berkonsentrasi dan berat badan meningkat, Gejala stop nikotin ini berlangsung ± 2 minggu, Jadi bila perokok tidak mampu berjuang melawan gejala tersebut maka dapat menyebabkan orang tersebut akan kembali merokok untuk mengembalikan kadar nikotin dalam tubuhnya. Penelitian Kumboyo, (2015) mengemukakan bahwa persepsi terhadap manfaat berhenti merokok merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi motivasi berhenti merokok. Rendahnya persepsi seseorang terhadap manfaat berhenti merokok dapat menjadi salah satu faktor penghambat motivasi berhenti merokok. Menurut pernyataan dari salah satu responden dalam penelitian Rizanna, (2013) reponden mengatakan bahwa ayahnya cenderung membolehkan anaknya untuk merokok dari pada memakai ganja, di karenakan di lingkungan remaja kampung kebanyakan menghisap ganja, dari sinilah presepsi ayah tersebut lebih memilih anaknya untuk merokok dari pada memakai ganja. Motivasi menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah dorongan dari dalam diri sendiri baik secara sadar maupun tidak sadar untuk melakukan tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi berhenti merokok merupakan keinginan dari dalam dirinya sendiri untuk berhenti merokok (Alief, 2015).

12 Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi berhenti merokok seseorang antara lain adalah pengetahuan orang tersebut terhadap bahaya merokok, dengan demikian individu yang tadinya merokok dengan adanya pengetahuan akan bahaya mengonsumsi rokok individu tersebut akan sedikit demi sedikit mengurangi aktivitas merokoknya, namun hal tersebut harus di sertai dengan motivasi yang kuat untuk melaksanakan, selain pengetahuan, keuangan juga menjadi salah satu faktor penyebab seseorang termotivasi untuk berhenti merokok. Niat dan kemauan merupakan komponen motivasi yang mendasari perilaku seseorang (Choi, 2013). Sumber motivasi seseorang terdiri dari dua, yakni internal dan eksternal. Motif seseorang dapat dikonseptualisasikan sebagai suatu kebutuhan. Kebutuhan seseorang biasanya dilihat sebagai sumber motivasi internal yang diyakini dapat mengaktivasi dan menggerakan perilaku seseorang. Kebutuhan disini biasanya kerap kali dikaitkan dengan kebutuhan fisiologis seperti makan, minum, sosial, dan psikologis. Berbeda dengan pernyataan dari pemuka teori kebutuhan bahwa sumber motivasi eksternal berasal dari tujuan pencapaian dan lingkungan. Motivasi dapat teraktivasi apabila adanya orientasi pencapaian objektif atau pencapaian hubungan sosial (Petri, 2012). Menurut penelitian Rizanna, (2013) motivasi lain yang dapat mendorong mahasiswa untuk berhenti merokok adalah faktor keuangan, 6 dari 31 mahasiswa menyatakan alasan finansial sebagai motivasi mereka

13 meninggalkan rokok, mereka mengakui menghabiskan uang dengan memberi rokok dapat menggurangi anggaran keuangan mereka untuk kebutuhan harian lainnya seperti makan, transportasi dan buku. Selain faktor di atas terdapat faktor yang lain yang dianggap dapat memotivasi seseorang untuk berhenti merokok yaitu kesehatan, semakin lama orang merokok maka kesehatannya akan terganggu sehingga orang tersebut akan semakin mudah untuk berhenti merokok, perilaku merokok dalam kurun waktu lebih dari satu tahun akan timbul gejala pengriputan kulit, batuk, sesak nafas, stamina yang menurun dan peredaran darah tidak lancar, bila gejala tersebut sudah tampak pada perokok, maka perokok akan berusaha keras untuk berhenti merokok, karena bila orang tersebut masih merokok maka resiko terjadi penyakit kanker paru-paru dan penyakit jantung akang semakin cepat, oleh karena itu perokok akan lebih mudah untuk menghentikan kebiasan menghisap rokok sehingga berhasil (KESMAS, 2012) Faktor motivasi lain yang dapat menyebabkan remaja berhenti merokok, yaitu keyakinan dari diri perokok itu sendiri bahwa mantan perokok akan memiliki prognosis yang lebih baik dibanding mereka yang masih merokok. Selain itu, keinginan untuk merasakan manfaat langsung dari berhenti merokok seperti napas menjadi lebih segar, gigi yang kuning menjadi lebih putih, bau rokok pada baju dan rambut hilang, jari dan kuku kuning hilang, merasakan makanan menjadi lebih enak, kemampuan penciuman menjadi lebih baik, dan tidak mengalami kesulitan bernapas

14 ketika melakukan aktivitas yang berat bisa menjadi salah satu faktor motivasi yang lain. Berkurangnya risiko kanker paru-paru atau kanker yang lain, gagal jantung, stroke, dan penyakit paru-paru kronis juga bisa menjadi motivator remaja untuk berhenti merokok (American Cancer Society, 2014). 3. Pengaruh self-help group terhadap motivasi berhenti merokok Banyak penawaran untuk berhenti merokok datang dari perkembangan teknologi. Berhenti merokok dilaksanakan dengan berbagai metode, yaitu farmakoterapi, informasi non-sosial, dan dukungan suportif interpersonal. Dukungan suportif interpersonal disini adalah Self-Help Group. Self-Help Group adalah kumpulan dua orang atau lebih yang datang bersama untuk membuat kesepakatan saling berbagi masalah yang mereka hadapi, kadang disebut juga kelompok pemberi semangat. (Steward, 2011). Kelompok kelompok swadaya yang di dasarkan pada premis bahwa sekelompok individu yang berbagai perilaku kemudian mereka dapat mengidentifikasi berbagai masalah kolektif kemudian dapat saling mendukung dan mengendalikan atau menghilangkan perilaku tersebut (Knight, 2006). Dalam diskusi self-help group setiap anggota dapat mengeluar pendapat, saran, dan masukan yang dapat mendukung anggota lainnya (Humprey, 2004). Sefl-help Group memiliki beberapa karakteristik yang membedakan kelompok ini dengan kelompok yang lain. Karakteristik utama di kelompok ini adalah pada tujuannya, yaitu perubahan individual dan

15 bagaimana proses perubahan tersebut menimbulkan aksi untuk menolong diri mereka sendiri (Rahman & Hakikur, 2006). Self-help group merupakan kelompok saling membantu (mutual-aid group) yang bersifat nonprofit dimana para anggota memiliki kontrol akan sumber-sumber informasi dan kebijakan dalam memberikan dukungan. Kegiatan dalam kelompok ini adalah berbagi pengalaman yang sama, memberikan kekuatan dan harapan. Fungsi utama self-help group, yaitu memberikan dukungan sosial, pendidikan, advokasi, mendapatkan informasi, bagaimana mengatasi (cope) masalah, mendapatkan bantuan materi jika dibutuhkan, dan merasa dibutuhkan (Asfrod & LeCroy, 2009; O brien, 2013). Kembali lagi pada teori motivasi, perubahan perilaku individu harus diikuti dengan niat, semangat, dan keinginan yang kuat. Keberhasilan self help group sangat di tentukan dengan motivasi yang dimiliki oleh partisipan sehingga proporsi droup-out dapat terminimalisir (Ashfrod & Lecroy, 2009; Zastrow, 2008). Self-help group dapat menjadi sumber dukungan social yang signifikan. anggota pada kelompok ini dapat menuangkan isi hatinya dan anggota lain memvalidasi perasaannya. Orang-orang dengan stigma social akan cenderung memilih tipe dukungan social ini karena kontrol yang mereka miliki terkait presentasi diri mereka. Anggota yang mengikuti kelompok ini cenderung lebih terbuka dan tidak terisolasi karena dukungan yang di berikan oleh anggota lain dapat meningkatkan aksi sosial mereka ( Geoffey & Ephross, 2005)

16 Kelompok swabantu memiliki kualitas yang lebih positif karena kelompok ini berkaitan dengan hubungan social. Tercapainya tujuan yang diinginkan dalam self-help group ditentukan oleh dinamika kelompok itu sendiri. Jika komponen utama dalam self-help group yaitu kekuatan hubungan interpersonal dan semua anggota kurang, maka tujuan kelompok tersebut tidak akan tercapai. Sebaliknya jika hubungan interpersonal dan masing-masing anggota erat merasa saling memiliki dan saling mendukung maka tujuan kelompok tersebut akan tercapai. Penelitian yang dilakukan oleh Park, et al. (2012) menyebutkan keefektifan beberapa intervensi pengontrolan tembakau yang dapat dilakukan dalam rentang waktu 50 menit sampai dengan 1,5 jam setiap sesinya dalam 4-8 minggu. Kesimpualan dari penelitian ini bahwa dukungan social sangat dibutuhkan dan merupakan faktor penentu dari kesuksesan usaha berhenti merokok (Brockman, et al., 2014)

17 B. Kerangka Konsep Self-help group Perilaku Merokok Motivasi Berhenti merokok Faktor yang mempengaruhi perilaku merokok : - Pengetahuan - Pengaruh keluarga - Pengaruh teman - budaya Faktor yang mempengaruhi motivasi berhenti merokok : - Keyakinn diri - Status kesehatan - Keinginan untuk merasakan manfaat berhenti merokok Keterangan : Diteliti ---------------- : Tidak diteliti

18 C. Hipotesis Ha : Ada dapat pengaruh self-help group terhadap motivasi berhenti merokok pada mahasiswa Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta angkatan 2015.